Begitu memikirkan hal tersebut, jantung Arini berdebar dengan kencang.Target Ardika adalah tiga keluarga besar!Tiga keluarga besar yang memiliki relasi luas dan kekuasaan luar biasa di Kota Banyuli!Biarpun Ardika adalah presdir Grup Sentosa Jaya, apa dia benar-benar memiliki kemampuan untuk menjatuhkan tiga keluarga besar?"Jangan mulutmu baik-baik."Ardika hanya melirik wanita itu dengan acuh tak acuh. Untuk sementara waktu ini, dia masih tidak ingin tiga keluarga besar tahu bahwa dia adalah Raka.Bagi tiga keluarga besar, nama Raka adalah sebuah ancaman besar bagi mereka dan bisa membuat tiga keluarga besar hidup dalam penderitaan.Karena itulah, dia bahkan meminta Draco untuk memasukkan identitas Raka.Semua dokumen-dokumen yang berhubungan dengan nama Raka sudah dipersiapkan dengan baik.Biarpun tiga keluarga besar melakukan penyelidikan, mereka juga tidak akan menemukan sesuatu yang janggal."Baik!"Sekujur tubuh Arini gemetaran, dia sudah memutuskan untuk merahasiakan hal itu
"Liander, kamu salah mengenal orang."Sebelum Jesika menyelesaikan kalimatnya, ucapannya sudah disela oleh Ardika."Aku adalah orang yang sangat serakah, menantu benalu yang menginginkan berapa pun yang ditawarkan. Bagaimana mungkin aku adalah presdir Grup Sentosa Jaya?"Selesai berbicara, Ardika langsung berbalik dan pergi.Dia tidak ingin Liander mengetahui identitasnya dan menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste.Jadi, dia lebih memilih membiarkan pria itu menganggapnya sebagai seorang menantu matrilokal. Dia malas menghadapi hal-hal yang tidak penting.Begitu mendengar Ardika bukan presdir itu, Liander merasa lega.Dia berkata kepada Jesika, "Jesika, kenapa kamu berhubungan dengan orang seperti itu? Kamu nggak tahu, pagi ini saat berada di Showroom Mobil Neptus, dengan mengandalkan fakta dia sudah menyelamatkan adikku, dia memintaku mengeluarkan uang sebesar puluhan triliun untuk membeli Showroom Mobil Neptus dan menyerahkan showroom kepadanya!""Adikmu? Rachel?"Wal
"Pindah rumah? Pindah ke mana?"Dua lansia itu terkejut.Livy juga menatap Ardika dengan tatapan bingung.Ardika mencubit pipi gadis kecil itu dengan lembut dan berkata, "Pindah ke vila lama yang disebut oleh Livy, vila yang bisa memelihara kura-kura kecil dan ikan mas kecil itu.""Wah! Terima kasih, Ayah! Ayah sangat baik!"Livy bersorak dengan senang, lalu mencium pipi Ardika.Selesai memilah-milah dan membereskan barang-barang mereka, mereka menumpangi dua buah mobil dan kembali ke vila nomor sembilan bersama-sama.Ardika meminta dua wanita itu untuk membawa ayah angkat, ibu angkat serta Livy yang tampak sangat senang itu memasuki vila terlebih dahulu, sedangkan Ardika sendiri membantu sopir Jesika memindahkan barang-barang.Tepat pada saat ini, beberapa mobil mewah melaju dan berhenti di depan vila.Kemudian, sekelompok orang keluar dari dalam mobil."Melia?"Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita cantik. Hanya dengan sekali pandang saja, Ardika sudah mengenalnya.W
Ekspresi Melia langsung berubah menjadi muram.Dia teringat pada saat Kelab Gloris dihancurkan, dia terduduk lemas di hadapan Ardika dan merasa sangat ketakutan.Namun, setelah kejadian itu berlalu, dia baru tahu sebenarnya enam orang yang menghancurkan Kelab Gloris miliknya adalah enam jenderal perang anak buah Romi.Kalau bukan karena keenam orang ini, hari itu Ardika tidak akan bisa keluar dari Kelab Gloris hidup-hidup.Jadi, Melia sama sekali tidak takut pada Ardika.Dia menggandeng lengan Daniel, lalu mencibir dan berkata, "Ardika, berapa banyak uang yang bisa kamu hasilkan dengan mengangkat-angkat barang seperti ini? Bagaimana kalau aku merekomendasikan sebuah pekerjaan untukmu? Bagaimana kalau menjadi pelayan di vila nomor sembilan?""Setiap hari, kamu mengepel lantai, membersihkan toilet dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Aku akan memberimu gaji dua puluh juta per bulan!"Sementara itu, Daniel yang sedang digandeng oleh wanita cantik juga langsung lupa diri.Dia langsung me
Pria itu mengatakan dia tidak bisa menuruti perintah Melia.Walaupun Mose mengucapkan kata-kata itu dengan sangat sopan, ekspresi Melia langsung berubah menjadi sangat muram."Nona Melia, Bank Napindo masih ada vila lain yang hendak dijual, dua di antaranya lebih mewah dibandingkan vila nomor sembilan.""Kalau Nona tertarik, aku bisa memberi diskon kepada Nona."Dengan mempertimbangkan harga diri Melia, Mose segera memberi saran.Namun, sarannya ini tetap tidak bisa meredam amarah Melia."Plak!"Tiba-tiba, dia mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan keras ke wajah Mose."Nona Melia, kamu ...."Sambil memegang wajahnya, Mose menatap wanita itu dengan tatapan terkejut.Dia sama sekali tidak menyangka Melia begitu arogan dan bertindak semena-mena seperti ini!Bagaimanapun juga, dia adalah Kepala Bank Napindo.Dia bukan tokoh tidak penting yang tidak memiliki kedudukan apa pun.Namun, tanpa banyak bicara, wanita itu malah langsung menamparnya."Eh, Mose, dengar baik-baik! Penguasa Ko
"Ternyata Raka adalah kamu?! Ba ... bagaimana mungkin?!"Melia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Sorot mata menunjukkan seolah-olah jiwanya sudah meninggalkan raganya.Bahkan, dia sedikit memercayai bahwa Ardika benar-benar adalah Raka.Sebelumnya tiga keluarga besar sudah menggunakan seribu satu macam cara untuk menyelidiki identitas Raka, tetapi tidak ada yang mereka peroleh dari hasil penyelidikan itu.Sosok Raka itu seolah-olah tidak terdeteksi.Jadi, tiga keluarga besar juga mencurigai bahwa mungkin saja Raka hanya sekadar nama samaran seseorang.Karena itulah, mereka menyelidiki relasi Delvin. Namun, mereka tetap tidak menemukan orang yang bernama Raka itu.Sebaliknya, hasil penyelidikan mereka menunjukkan pada zaman sekolah dulu, Delvin memiliki seorang teman baik.Orang itu tidak lain adalah Ardika.Namun, tiga keluarga besar tidak menghubungkan Ardika dengan Raka.Mereka selalu menganggap remeh menantu pecundang Keluarga Basagita itu.Biarpun Ardika adalah target yang in
"Ardika, apa kamu berencana meminta enam jenderal perang anak buah Romi itu untuk menahanku di sini?"Melia berkata dengan nada meremehkan, "Apa kamu sudah lupa siapa yang sedang berdiri di sampingku ini?"Dia tidak takut pada Ardika.Kalau pria itu berani memanggil enam jenderal perang ke sini lagi, hanya dengan satu perintah dari Daniel, maka mereka akan ditangkap!"Enam jenderal perang apa?"Daniel adalah anggota tim tempur, dia sangat sensitif dengan kata-kata seperti itu.Melia pun mulai memberi penjelasan kepada Daniel."Haha, di zaman sekarang ini, ternyata siapa saja berani menyebut dirinya sebagai jenderal perang!""Hanya bawahan Dewa Perang yang berhak disebut sebagai jenderal perang. Sebagai contohnya, Komandan Draco dari tim tempur Kota Banyuli adalah jenderal perang hebat sekaligus bawahan Dewa Perang!"Daniel melambaikan tangannya dan berkata dengan nada meremehkan, "Kalau orang-orang itu berani muncul, aku akan menggerakkan Korps Taring Harimau dan Pasukan Khusus Serigal
"Hahaha ...."Mendengar ucapan Ardika, Daniel dan Melia langsung tertawa terbahak-bahak.Mereka menertawai Ardika tidak tahu apa-apa.Mereka menertawai Ardika terlalu arogan."Ardika, kamu pikir kamu siapa? Berani sekali kamu mengatakan akan mengeluarkan seluruh anggota tim tempur Kota Banyuli! Kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!" kata Melia dengan nada mengejek.Jangankan Melia yang merupakan musuh bebuyutan Ardika, bahkan Arini dan Mose, serta Robin dan Selvi yang paling memercayai Ardika juga tidak memercayai ucapan pria itu.Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan suara kepada Draco."Eh, apa yang Bos kirimkan padaku ini?"Di pusat komando tim tempur Kota Banyuli, sekaligus kediaman Komandan.Tiba-tiba menerima pesan suara dari Ardika, Draco membuka pesan itu dengan sedikit kebingungan."Pak Daniel, kamu adalah ketua logistik, apa kamu juga ada wewenang untuk menggerakkan prajurit?""Walau aku nggak punya wewenang untuk mengg