"Pindah rumah? Pindah ke mana?"Dua lansia itu terkejut.Livy juga menatap Ardika dengan tatapan bingung.Ardika mencubit pipi gadis kecil itu dengan lembut dan berkata, "Pindah ke vila lama yang disebut oleh Livy, vila yang bisa memelihara kura-kura kecil dan ikan mas kecil itu.""Wah! Terima kasih, Ayah! Ayah sangat baik!"Livy bersorak dengan senang, lalu mencium pipi Ardika.Selesai memilah-milah dan membereskan barang-barang mereka, mereka menumpangi dua buah mobil dan kembali ke vila nomor sembilan bersama-sama.Ardika meminta dua wanita itu untuk membawa ayah angkat, ibu angkat serta Livy yang tampak sangat senang itu memasuki vila terlebih dahulu, sedangkan Ardika sendiri membantu sopir Jesika memindahkan barang-barang.Tepat pada saat ini, beberapa mobil mewah melaju dan berhenti di depan vila.Kemudian, sekelompok orang keluar dari dalam mobil."Melia?"Orang yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita cantik. Hanya dengan sekali pandang saja, Ardika sudah mengenalnya.W
Ekspresi Melia langsung berubah menjadi muram.Dia teringat pada saat Kelab Gloris dihancurkan, dia terduduk lemas di hadapan Ardika dan merasa sangat ketakutan.Namun, setelah kejadian itu berlalu, dia baru tahu sebenarnya enam orang yang menghancurkan Kelab Gloris miliknya adalah enam jenderal perang anak buah Romi.Kalau bukan karena keenam orang ini, hari itu Ardika tidak akan bisa keluar dari Kelab Gloris hidup-hidup.Jadi, Melia sama sekali tidak takut pada Ardika.Dia menggandeng lengan Daniel, lalu mencibir dan berkata, "Ardika, berapa banyak uang yang bisa kamu hasilkan dengan mengangkat-angkat barang seperti ini? Bagaimana kalau aku merekomendasikan sebuah pekerjaan untukmu? Bagaimana kalau menjadi pelayan di vila nomor sembilan?""Setiap hari, kamu mengepel lantai, membersihkan toilet dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Aku akan memberimu gaji dua puluh juta per bulan!"Sementara itu, Daniel yang sedang digandeng oleh wanita cantik juga langsung lupa diri.Dia langsung me
Pria itu mengatakan dia tidak bisa menuruti perintah Melia.Walaupun Mose mengucapkan kata-kata itu dengan sangat sopan, ekspresi Melia langsung berubah menjadi sangat muram."Nona Melia, Bank Napindo masih ada vila lain yang hendak dijual, dua di antaranya lebih mewah dibandingkan vila nomor sembilan.""Kalau Nona tertarik, aku bisa memberi diskon kepada Nona."Dengan mempertimbangkan harga diri Melia, Mose segera memberi saran.Namun, sarannya ini tetap tidak bisa meredam amarah Melia."Plak!"Tiba-tiba, dia mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan keras ke wajah Mose."Nona Melia, kamu ...."Sambil memegang wajahnya, Mose menatap wanita itu dengan tatapan terkejut.Dia sama sekali tidak menyangka Melia begitu arogan dan bertindak semena-mena seperti ini!Bagaimanapun juga, dia adalah Kepala Bank Napindo.Dia bukan tokoh tidak penting yang tidak memiliki kedudukan apa pun.Namun, tanpa banyak bicara, wanita itu malah langsung menamparnya."Eh, Mose, dengar baik-baik! Penguasa Ko
"Ternyata Raka adalah kamu?! Ba ... bagaimana mungkin?!"Melia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Sorot mata menunjukkan seolah-olah jiwanya sudah meninggalkan raganya.Bahkan, dia sedikit memercayai bahwa Ardika benar-benar adalah Raka.Sebelumnya tiga keluarga besar sudah menggunakan seribu satu macam cara untuk menyelidiki identitas Raka, tetapi tidak ada yang mereka peroleh dari hasil penyelidikan itu.Sosok Raka itu seolah-olah tidak terdeteksi.Jadi, tiga keluarga besar juga mencurigai bahwa mungkin saja Raka hanya sekadar nama samaran seseorang.Karena itulah, mereka menyelidiki relasi Delvin. Namun, mereka tetap tidak menemukan orang yang bernama Raka itu.Sebaliknya, hasil penyelidikan mereka menunjukkan pada zaman sekolah dulu, Delvin memiliki seorang teman baik.Orang itu tidak lain adalah Ardika.Namun, tiga keluarga besar tidak menghubungkan Ardika dengan Raka.Mereka selalu menganggap remeh menantu pecundang Keluarga Basagita itu.Biarpun Ardika adalah target yang in
"Ardika, apa kamu berencana meminta enam jenderal perang anak buah Romi itu untuk menahanku di sini?"Melia berkata dengan nada meremehkan, "Apa kamu sudah lupa siapa yang sedang berdiri di sampingku ini?"Dia tidak takut pada Ardika.Kalau pria itu berani memanggil enam jenderal perang ke sini lagi, hanya dengan satu perintah dari Daniel, maka mereka akan ditangkap!"Enam jenderal perang apa?"Daniel adalah anggota tim tempur, dia sangat sensitif dengan kata-kata seperti itu.Melia pun mulai memberi penjelasan kepada Daniel."Haha, di zaman sekarang ini, ternyata siapa saja berani menyebut dirinya sebagai jenderal perang!""Hanya bawahan Dewa Perang yang berhak disebut sebagai jenderal perang. Sebagai contohnya, Komandan Draco dari tim tempur Kota Banyuli adalah jenderal perang hebat sekaligus bawahan Dewa Perang!"Daniel melambaikan tangannya dan berkata dengan nada meremehkan, "Kalau orang-orang itu berani muncul, aku akan menggerakkan Korps Taring Harimau dan Pasukan Khusus Serigal
"Hahaha ...."Mendengar ucapan Ardika, Daniel dan Melia langsung tertawa terbahak-bahak.Mereka menertawai Ardika tidak tahu apa-apa.Mereka menertawai Ardika terlalu arogan."Ardika, kamu pikir kamu siapa? Berani sekali kamu mengatakan akan mengeluarkan seluruh anggota tim tempur Kota Banyuli! Kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!" kata Melia dengan nada mengejek.Jangankan Melia yang merupakan musuh bebuyutan Ardika, bahkan Arini dan Mose, serta Robin dan Selvi yang paling memercayai Ardika juga tidak memercayai ucapan pria itu.Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan suara kepada Draco."Eh, apa yang Bos kirimkan padaku ini?"Di pusat komando tim tempur Kota Banyuli, sekaligus kediaman Komandan.Tiba-tiba menerima pesan suara dari Ardika, Draco membuka pesan itu dengan sedikit kebingungan."Pak Daniel, kamu adalah ketua logistik, apa kamu juga ada wewenang untuk menggerakkan prajurit?""Walau aku nggak punya wewenang untuk mengg
"Kalau aku nggak tahu, apa lagi yang akan kamu lakukan, hah? Daniel, tunggu saja panggilan dari pengadilan tim tempur!"Setelah memelototi Daniel, Kenzo bergegas menghampiri Ardika.Dia memberi hormat militer, lalu berkata, "Lapor, Dewa Perang, aku adalah Kenzo, kapten logistik tim tempur Kota Banyuli!"Abdul dan Soni tahu Ardika tidak ingin mengekspos identitasnya, jadi sebelumnya mereka tidak pernah memanggilnya dengan panggilan itu.Namun, saat ini melihat tidak ada reaksi berlebihan dari Ardika, mereka juga segera menghampiri pria itu dan memberi hormat militer."Lapor, Dewa Perang, aku adalah Abdul, kapten Korps Taring Harimau Kota Banyuli!""Lapor, Dewa Perang, aku adalah Soni, ketua Pasukan Khusus Serigala Kota Banyuli!"Setelah ketiga orang itu memberi hormat dan memanggil Ardika dengan sebutan Dewa Perang, suasana di vila nomor sembilan langsung berubah menjadi sunyi senyap!Dewa perang adalah sebuah julukan di Negara Nusantara.Sebuah julukan yang diimpikan oleh seluruh anggo
Sambil meneteskan air mata dan mengakui kesalahannya, Daniel bersujud tanpa henti di hadapan Ardika.Pria yang tadinya masih sangat arogan itu, saat ini berlutut di hadapan Ardika dengan ekspresi menyedihkan. Dia tampak seperti seekor binatang yang memohon agar nyawanya diampuni oleh majikannya.Dia benar-benar terlihat lemah.Bahkan harga dirinya sebagai seorang anggota tim tempur sudah hilang tanpa meninggalkan jejak.Kalau dibandingkan dengan tindakan Daniel yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menindas orang lain tadi, Ardika lebih membenci tindakannya ini.Anggota tim tempur yang tak terhitung jumlahnya berada di tempat yang dingin, di tempat yang tandus untuk menjaga perbatasan negara.Selain itu, anggota tim tempur yang tak terhitung jumlahnya pula berada di medan perang untuk melindungi negara hingga tetes darah penghabisan.Di sisi lain, orang-orang seperti Daniel hanya seperti benalu. Mereka hanya tahu mengincar keuntungan dan mencoreng nama baik tim tempur."Keluarkan dia, l
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening
Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet
Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen
"Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak
Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in