Sambil meneteskan air mata dan mengakui kesalahannya, Daniel bersujud tanpa henti di hadapan Ardika.Pria yang tadinya masih sangat arogan itu, saat ini berlutut di hadapan Ardika dengan ekspresi menyedihkan. Dia tampak seperti seekor binatang yang memohon agar nyawanya diampuni oleh majikannya.Dia benar-benar terlihat lemah.Bahkan harga dirinya sebagai seorang anggota tim tempur sudah hilang tanpa meninggalkan jejak.Kalau dibandingkan dengan tindakan Daniel yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menindas orang lain tadi, Ardika lebih membenci tindakannya ini.Anggota tim tempur yang tak terhitung jumlahnya berada di tempat yang dingin, di tempat yang tandus untuk menjaga perbatasan negara.Selain itu, anggota tim tempur yang tak terhitung jumlahnya pula berada di medan perang untuk melindungi negara hingga tetes darah penghabisan.Di sisi lain, orang-orang seperti Daniel hanya seperti benalu. Mereka hanya tahu mengincar keuntungan dan mencoreng nama baik tim tempur."Keluarkan dia, l
Setelah mengetahui identitas Ardika, Melia sama sekali tidak berani membantah ucapan pria itu."Aku akan pergi mengepel sekarang juga!"Selesai berbicara, dia langsung berlari-lari kecil menuju ke dalam vila. Dalam sekejap, dia langsung mulai bekerja dengan giat.Ardika tidak memedulikan Melia lagi. Lagi pula, biarpun diberi seratus nyali, wanita itu tidak akan berani melarikan diri."Rahasiakan identitasku," kata Ardika dengan santai.Arini dan Mose tahu ucapan itu ditujukan kepada mereka berdua, mereka segera menganggukkan kepala mereka.Mereka memutuskan untuk menyimpan hal ini jauh dalam lubuk hati mereka dan tidak akan memberi tahu siapa pun.Sebenarnya, kalaupun mereka memberi tahu orang lain, orang yang mendengar ucapan mereka pasti akan menganggap otak mereka sudah bermasalah.Tidak ada seorang pun yang memercayai bahwa sosok Dewa Perang bersedia menjadi menantu keluarga kaya kelas dua seperti Keluarga Basagita dan rela menjadi bahan ejekan banyak orang.Kalau bukan menyaksikan
Begitu mendengar ucapan Tarno, Alvaro merasa sangat senang."Kak Tarno benar-benar hebat! Bagus, rencana ini bagus! Siapa suruh sebelumnya bocah itu berlagak hebat di hadapan kita! Kali ini, dia bahkan nggak akan bisa meneteskan air mata!""Hahaha ...."Melalui sambungan telepon, keduanya tertawa terbahak-bahak bersama.Sensasi dendam akan segera terbalaskan ini benar-benar sangat nikmat."Jesika, hubungi Sigit, minta dia kirim orang ke tempat perjudian Alvaro, lalu blokade tempat itu."Di sisi lain, setelah berpesan satu kalimat pada Jesika, Ardika melepaskan ponselnya.Dia tidak menganggap serius kata-kata provokatif Alvaro, bahkan malas untuk turun tangan sendiri.Jesika segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Sigit.Saat ini, Ardika menerima panggilan telepon dari Handoko."Kak Ardika, cepat pulang. Kakek datang mencari masalah kepada Kak Luna bersama Wisnu, Wulan dan yang lainnya!"Di ujung telepon, terdengar suara cemas Handoko. Selain itu, juga terdengar suara-suara keribu
Anggota Keluarga Basagita menatap Ardika dengan tatapan tajam, seolah-olah ingin mencabik-cabik pria itu.Kemarin Ardika mengusir mereka di depan umum, membuat mereka sangat malu. Jadi, mereka sangat membenci Ardika.Tanpa memedulikan orang-orang itu, Ardika berjalan menghampiri Luna dan bertanya, "Sayang, ada apa lagi? Kenapa mereka datang lagi?"Luna menceritakan tentang Showroom Mobil Neptus kepada Ardika.Setelah mendengar cerita istrinya, Ardika tertawa. Dia menatap anggota Keluarga Basagita dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Aku pikir masalah besar apa, ternyata hanya Showroom Mobil Neptus saja bisa membuat kalian ketakutan seperti itu.""Di saat seperti ini, kamu masih bisa membual! Pemilik Showroom Mobil Neptus adalah Billy sang raja preman, bahkan keluarga kaya kelas satu saja nggak berani menyinggungnya!""Kalau kamu ingin mati, mati saja sendiri, jangan melibatkan kami!"Mendengar ucapan Ardika, amarah anggota Keluarga Basagita langsung memuncak. Namun, mereka tidak bis
Showroom ini sudah berdiri selama belasan tahun dan belum pernah diperiksa oleh pihak berwajib.Hal itu bisa terjadi karena pemilik showroom di belakang layar adalah Billy.Sama seperti Alden, dia adalah salah satu dari dua orang raja preman yang ada di Kota Banyuli.Ada yang mengatakan, pada pagi hingga sore hari Kota Banyuli dikendalikan oleh tiga keluarga besar, sedangkan pada malam hari kota ini dikendalikan oleh dua raja preman itu.Jadi, biarpun sedang menghadapi anggota kepolisian, Tarno tetap berani bersikap begitu arogan."Apa kalian nggak dengar?! Siapa ketua kalian?! Suruh dia keluar dan temui aku!"Tarno meninggikan volume suaranya sekali lagi, ekspresinya tampak sangat arogan, seolah-olah para polisi yang sudah mengepung di depan pintu utama bukan apa-apa baginya."Aku orangnya."Tiba-tiba terdengar suara dalam dan dingin seseorang.Begitu mendengar suara yang sedikit familier itu, ekspresi Tarno sedikit berubah. Sesaat kemudian, Sigit, ketua kantor polisi pusat berjalan m
Begitu mendengar perintah Sigit, semua anggota kepolisian yang berada di belakangnya langsung menerjang ke dalam showroom.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Tarno langsung berubah menjadi muram, tetapi dia juga tidak berdaya.Sangat jelas bahwa Sigit, pria dingin itu sama sekali tidak mempertimbangkan Billy.Dalam sekejap, semua anggota kepolisian kota langsung melakukan pemeriksaan di dalam showroom, lalu menangkap dua puluhan buronan, serta menemukan beberapa mobil hasil penyeludupan.Karena pemeriksaan besar-besaran ini, rahasia di balik Showroom Mobil Neptus tidak dapat disembunyikan lagi.Tak lama kemudian, departemen penegak hukum lainnya juga tiba di lokasi."Mulai hari ini Showroom Mobil Neptus berhenti beroperasi!""Tarno, manajer umum Showroom Mobil Neptus, ikut dengan kami untuk menjalani pemeriksaan ...."Melihat Tarno dibawa ke mobil polisi dan garis blokade ditempel di depan pintu masuk showroom dengan mata kepala mereka sendiri, Wisnu dan Wulan benar-benar tercengang
"Bagaimana menantu Keluarga Basagita itu memprovokasi Handi?" tanya Billy dengan penasaran.Sama seperti Melia, Handi dan Renaldi adalah generasi muda paling unggul tiga keluarga besar.Beberapa hari yang lalu, mereka bertiga yang bekerja sama untuk merebut Grup Susanto Raya, bahkan memaksa Tony dan Jenny untuk bunuh diri dengan melompat dari ketinggian.Namun, Renaldi sudah dihajar oleh Ardika sampai koma.Sementara itu, Melia baru menjadi pelayan di vila nomor sembilan satu jam yang lalu. Saat ini, tiga keluarga besar belum memperoleh informasi itu."Bukan memprovokasi Handi, melainkan memprovokasi Keluarga Santosa."Vincent berkata, "Menantu Keluarga Basagita itu sedang menyelidiki kasus ibu mertuanya dikeluarkan dari rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya, dia bahkan meminta Alvaro untuk menyelidiki Ganang. Kini, Grup Sentosa Jaya, Alden dan Ridwan sudah membentuk sebuah aliansi. Di saat seperti ini, seharusnya Keluarga Santosa nggak ingin terjadi hal yang nggak terduga.
Kemudian, David menceritakan sebuah informasi yang baru saja diperolehnya."Mungkin kalian masih nggak tahu informasi ini. Setahuku, Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian sudah resmi membentuk sebuah aliansi. Lawan tiga kekuatan besar ini adalah tiga keluarga besar dan Billy.""Hari ini, bukan hanya showroom yang sudah diblokade, tempat perjudian milik Alvaro, keponakan Billy juga sudah diblokade. Ini adalah bentuk pernyataan perang dari Aliansi Maju Bersama terhadap tiga keluarga besar, sama sekali nggak ada hubungannya dengan Ardika."Hanya dalam kurun waktu dua jam, pihak luar sudah mengarang sebuah nama untuk tiga kekuatan besar yang baru saja membentuk aliansi.Aliansi Maju Bersama adalah sebuah aliansi yang terdiri dari Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian.Intinya, saat ini semua orang beranggapan bahwa tiga kekuatan besar ini sudah membentuk sebuah aliansi untuk melawan tiga keluarga besar dan Billy.Bahkan tiga keluarga be