Anggota Keluarga Basagita menatap Ardika dengan tatapan tajam, seolah-olah ingin mencabik-cabik pria itu.Kemarin Ardika mengusir mereka di depan umum, membuat mereka sangat malu. Jadi, mereka sangat membenci Ardika.Tanpa memedulikan orang-orang itu, Ardika berjalan menghampiri Luna dan bertanya, "Sayang, ada apa lagi? Kenapa mereka datang lagi?"Luna menceritakan tentang Showroom Mobil Neptus kepada Ardika.Setelah mendengar cerita istrinya, Ardika tertawa. Dia menatap anggota Keluarga Basagita dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Aku pikir masalah besar apa, ternyata hanya Showroom Mobil Neptus saja bisa membuat kalian ketakutan seperti itu.""Di saat seperti ini, kamu masih bisa membual! Pemilik Showroom Mobil Neptus adalah Billy sang raja preman, bahkan keluarga kaya kelas satu saja nggak berani menyinggungnya!""Kalau kamu ingin mati, mati saja sendiri, jangan melibatkan kami!"Mendengar ucapan Ardika, amarah anggota Keluarga Basagita langsung memuncak. Namun, mereka tidak bis
Showroom ini sudah berdiri selama belasan tahun dan belum pernah diperiksa oleh pihak berwajib.Hal itu bisa terjadi karena pemilik showroom di belakang layar adalah Billy.Sama seperti Alden, dia adalah salah satu dari dua orang raja preman yang ada di Kota Banyuli.Ada yang mengatakan, pada pagi hingga sore hari Kota Banyuli dikendalikan oleh tiga keluarga besar, sedangkan pada malam hari kota ini dikendalikan oleh dua raja preman itu.Jadi, biarpun sedang menghadapi anggota kepolisian, Tarno tetap berani bersikap begitu arogan."Apa kalian nggak dengar?! Siapa ketua kalian?! Suruh dia keluar dan temui aku!"Tarno meninggikan volume suaranya sekali lagi, ekspresinya tampak sangat arogan, seolah-olah para polisi yang sudah mengepung di depan pintu utama bukan apa-apa baginya."Aku orangnya."Tiba-tiba terdengar suara dalam dan dingin seseorang.Begitu mendengar suara yang sedikit familier itu, ekspresi Tarno sedikit berubah. Sesaat kemudian, Sigit, ketua kantor polisi pusat berjalan m
Begitu mendengar perintah Sigit, semua anggota kepolisian yang berada di belakangnya langsung menerjang ke dalam showroom.Menyaksikan pemandangan itu, ekspresi Tarno langsung berubah menjadi muram, tetapi dia juga tidak berdaya.Sangat jelas bahwa Sigit, pria dingin itu sama sekali tidak mempertimbangkan Billy.Dalam sekejap, semua anggota kepolisian kota langsung melakukan pemeriksaan di dalam showroom, lalu menangkap dua puluhan buronan, serta menemukan beberapa mobil hasil penyeludupan.Karena pemeriksaan besar-besaran ini, rahasia di balik Showroom Mobil Neptus tidak dapat disembunyikan lagi.Tak lama kemudian, departemen penegak hukum lainnya juga tiba di lokasi."Mulai hari ini Showroom Mobil Neptus berhenti beroperasi!""Tarno, manajer umum Showroom Mobil Neptus, ikut dengan kami untuk menjalani pemeriksaan ...."Melihat Tarno dibawa ke mobil polisi dan garis blokade ditempel di depan pintu masuk showroom dengan mata kepala mereka sendiri, Wisnu dan Wulan benar-benar tercengang
"Bagaimana menantu Keluarga Basagita itu memprovokasi Handi?" tanya Billy dengan penasaran.Sama seperti Melia, Handi dan Renaldi adalah generasi muda paling unggul tiga keluarga besar.Beberapa hari yang lalu, mereka bertiga yang bekerja sama untuk merebut Grup Susanto Raya, bahkan memaksa Tony dan Jenny untuk bunuh diri dengan melompat dari ketinggian.Namun, Renaldi sudah dihajar oleh Ardika sampai koma.Sementara itu, Melia baru menjadi pelayan di vila nomor sembilan satu jam yang lalu. Saat ini, tiga keluarga besar belum memperoleh informasi itu."Bukan memprovokasi Handi, melainkan memprovokasi Keluarga Santosa."Vincent berkata, "Menantu Keluarga Basagita itu sedang menyelidiki kasus ibu mertuanya dikeluarkan dari rumah sakit beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya, dia bahkan meminta Alvaro untuk menyelidiki Ganang. Kini, Grup Sentosa Jaya, Alden dan Ridwan sudah membentuk sebuah aliansi. Di saat seperti ini, seharusnya Keluarga Santosa nggak ingin terjadi hal yang nggak terduga.
Kemudian, David menceritakan sebuah informasi yang baru saja diperolehnya."Mungkin kalian masih nggak tahu informasi ini. Setahuku, Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian sudah resmi membentuk sebuah aliansi. Lawan tiga kekuatan besar ini adalah tiga keluarga besar dan Billy.""Hari ini, bukan hanya showroom yang sudah diblokade, tempat perjudian milik Alvaro, keponakan Billy juga sudah diblokade. Ini adalah bentuk pernyataan perang dari Aliansi Maju Bersama terhadap tiga keluarga besar, sama sekali nggak ada hubungannya dengan Ardika."Hanya dalam kurun waktu dua jam, pihak luar sudah mengarang sebuah nama untuk tiga kekuatan besar yang baru saja membentuk aliansi.Aliansi Maju Bersama adalah sebuah aliansi yang terdiri dari Grup Sentosa Jaya, kediaman wali kota, serta Grup Lautan Berlian.Intinya, saat ini semua orang beranggapan bahwa tiga kekuatan besar ini sudah membentuk sebuah aliansi untuk melawan tiga keluarga besar dan Billy.Bahkan tiga keluarga be
Bagi Ardika, solusi terbaik adalah menghabisi orang-orang yang sudah melakukan tindakan kejahatan berat itu.Mengurung mereka di dalam penjara hanya akan menyia-nyiakan makanan.Jesika langsung memahami maksud Ardika, dia segera menghubungi Sigit.Sementara itu, Ardika duduk di sana sambil memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak."Pak Ardika, kita sudah sampai di rumah Ganang."Tak lama kemudian, Jesika yang duduk di sampingnya memanggilnya dengan lembut.Ganang juga tinggal di sebuah vila yang bernilai sekitar 60 miliar.Dia adalah wakil direktur rumah sakit yang bertanggung jawab atas logistik dan pembelian, uang yang diseludupkannya cukup banyak.Begitu keluar dari mobil, Ardika langsung mengerutkan keningnya. Dia menghirup aroma tak sedap di udara.Namun, dia tidak peduli. Dia langsung melangkahkan kakinya dengan mantap ke dalam vila tersebut.Sementara itu, Jesika mengikutinya dari belakang.Di ruang tamu vila, ada banyak koper yang sudah tertata rapi. Sepertinya Ganang bere
Sekujur tubuh Ganang langsung gemetaran, tetapi kegembiraan menyelimuti hatinya.Adapun mengenai bagaimana Ardika bisa mengetahui keberadaan lima pembunuh bayaran ini tadi, dia sudah tidak memedulikannya lagi."Ardika, sudah kubilang kamu cari mati, tapi kamu nggak percaya!"Ganang menyilangkan lengannya di depan dada, lalu berkata kepada Ardika dengan ekspresi arogan, "Dasar bodoh! Apa kamu pikir hanya dengan sedikit keterampilan seni bela dirimu itu, kamu sudah hebat?! Berani-beraninya kamu datang dan mencari masalah di rumahku!"Sambil berbicara, dia menunjuk Jesika yang berdiri di belakang Ardika."Wanita ini adalah Luna, istrimu, 'kan? Hehe, kalau kamu membiarkanku meniduri istrimu, aku akan membiarkanmu mati lebih mudah!""Dasar cari mati!"Ekspresi Jesika langsung berubah drastis.Sementara itu, Ardika tiba-tiba mendongak. Sorot mata dinginnya membuat Ganang terkejut, bahkan lima pembunuh bayaran itu juga terkejut.Biarpun mereka sudah terbiasa membunuh orang, mereka juga tidak
"Eh, ada apa ini?!"Saking ketakutan, Ganang tergeletak di lantai dan gemetaran. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi.Sejak awal hingga akhir, Ardika dan Jesika hanya menyaksikan pemandangan itu dengan sorot mata tenang.Siapa sangka, sebenarnya dalang di balik pertarungan sengit dadakan ini adalah mereka.Mereka sudah mengatur semuanya, mulai dari memberikan kesempatan di waktu dan tempat yang tepat bagi dua puluhan buronan ini untuk melarikan diri, lalu secara kebetulan menerobos ke vila Ganang dan bertemu dengan beberapa pembunuh bayaran yang sudah berada di dalam vila.Orang-orang di kedua kubu ini adalah anak buah Billy, tetapi mereka tidak saling mengenal satu sama lain.Saat ini, para buronan yang sudah dalam situasi terdesak hanya ingin menangkap sandera agar bisa bernegosiasi dengan polisi.Jadi, bagi orang-orang yang tidak bisa dijadikan sandera, tentu saja akan mereka bunuh!Namun, para buronan terlalu menganggap remeh kemampuan empat pembunuh bayaran.Mer
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b
Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge
"Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t
Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m
Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi