Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 212 Kamu Pikir Kamu Siapa

Share

Bab 212 Kamu Pikir Kamu Siapa

Author: Sarjana
Para pelamar kerja yang hendak berjalan keluar menghentikan langkah mereka dengan ragu, lalu berbalik menghadap Luna.

"Oh, dia adalah Luna. Sebelumnya dia dituduh oleh temannya, tapi pada akhirnya dia terbukti nggak bersalah."

"Aku dengar bank-bank besar memutuskan pinjaman dengan Grup Agung Makmur untuk membalas dendam padanya. Saat itu, jelas-jelas Grup Agung Makmur sudah di ambang kehancuran, tapi dia masih bisa menyelamatkan Grup Agung Makmur. Kemampuan Luna dalam mengelola perusahaan nggak perlu diragukan lagi. Mari kita dengar apa yang akan dia bicarakan terlebih dahulu."

Karena reputasi baik Luna, walaupun amarah para pelamar kerja itu belum reda, tetapi mereka tidak terburu-buru untuk pergi lagi.

"Terima kasih, semuanya. Aku akan memberi kalian sebuah penjelasan yang memuaskan."

Melihat situasi sudah di dalam kendalinya, Luna baru mengalihkan pandangannya ke arah Karlos dan yang lainnya.

Dia bertanya dengan dingin, "Karlos, kalian memilih untuk mencampakkan Grup Agung Makmur sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
kakek monyet tuan basigata kontol nya kudu di sabet pake setrum
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 213 Tidak Terima

    Sebenarnya, anggota Keluarga Basagita juga bergegas kembali setelah mendengar Grup Agung Makmur menerima dana investasi sebesar lebih dari empat triliun.Sebelumnya, melihat Grup Agung Makmur sudah berada di ambang kehancuran, mereka buru-buru memutuskan hubungan dengan perusahaan dan segera menunjuk Luna sebagai manajer umum dan membiarkannya memikul semua beban seorang diri.Namun, setelah mendengar kabar Grup Agung Makmur berhasil melewati krisis dan memperoleh dana investasi besar, anggota Keluarga Basagita menyesali keputusan mereka.Terutama Yanto sekeluarga, mereka takut posisi Luna sebagai manajer umum di perusahaan tak tergoyahkan.Karena itulah, mereka segera memanggil Tuan Besar Basagita dan bergegas ke sini.Saat ini, setelah mendengar kata-kata provokatif dari Karlos, mereka langsung kesal sekaligus panik."Tuan Besar, cepat hentikan Luna. Dia ingin mengendalikan kita dan menguasai Grup Agung Makmur sepenuhnya!"Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Tua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 214 Apa Kalian Menyukai Penjara Prima Banyuli

    Begitu mendengar teriakan penuh amarah karyawan-karyawan itu, ekspresi Tuan Besar Basagita langsung berubah menjadi sangat masam.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Basagita lainnya.Kalau mereka tidak bersedia menerima Yanto, maka dia akan memilih orang untuk menggantikan putranya.Namun, sebelum dia sempat berbicara, Ardika langsung membantu pria tua itu menanyakan kandidat selanjutnya. "Kalau kalian nggak bersedia menerima Yanto sebagai manajer umum kalian, bagaimana kalau Wisnu?""Kami nggak terima!" teriak para karyawan dengan serempak.Ardika bertanya lagi, "Bagaimana kalau Wulan?""Kami nggak terima!""Bagaimana kalau Tito?"Tito adalah suami bibinya Luna."Kami nggak terima!""Kami nggak terima!""Kami nggak terima!"Ardika sudah menyebut nama semua anggota Keluarga Basagita satu per satu.Jawaban yang diperolehnya adalah "tidak terima"!Setiap kali para karyawan itu berteriak dengan keras, teriakan mereka seperti tamparan keras di wajah masing-masi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 215 Kontak Intim Pertama Kali

    Karlos dan beberapa orang lainnya langsung terjatuh lemas ke lantai.Sama seperti Aripin dan dua orang lainnya yang bekerja di lokasi konstruksi sebelumnya, dulu mereka semua adalah orang kepercayaan Yanto.Karena Yanto kurang berkemampuan dalam mengelola perusahaan dan tidak bisa mengawasi gerak-gerik mereka, maka mereka saling bekerja sama untuk menggelapkan uang perusahaan."Bu Luna, kami bersalah, tolong jangan tangkap kami. Bagaimanapun juga, kami adalah karyawan lama Grup Agung Makmur. Kami semua pernah memberi kontribusi pada perusahaan ini!"Karlos dan beberapa orang lainnya memeluk kaki anggota kepolisian dengan kuat, lalu mengalihkan pandangan ke arah Luna dan memohon belas kasihan wanita itu."Hah, kalian baru menyadari kesalahan kalian sekarang? Semuanya sudah terlambat."Begitu Ardika melambaikan tangannya, beberapa orang itu langsung dibawa pergi.Karena beberapa pemimpin mereka sudah ditangkap, karyawan-karyawan biasa yang ikut datang bersama mereka untuk membuat keribut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 216 Parasit

    "Ardika, kamu mau memelukku seperti ini sampai kapan?"Beberapa saat kemudian, Luna memutar matanya kepada Ardika dengan wajah dan telinga memerah.Tidak hanya memeluknya dengan erat, tangan Ardika juga mulai bergerak dengan liar."Walau memelukmu seumur hidupku, tetap nggak cukup bagiku, hehe ...."Akhirnya, Ardika melepaskan pelukannya. Dia menghirup aroma rambut istrinya, seolah enggan melepaskannya.Namun, dia juga tahu dia tidak boleh bertindak keterlaluan.Paling tidak hari ini dia dan Luna sudah melakukan kontak intim seperti ini untuk pertama kalinya. Ini adalah awal yang baik.Kemudian, Luna duduk di tempat duduknya dan mulai fokus mengerjakan pekerjaannya. Dari waktu ke waktu, dia memanggil para petinggi perusahaan yang baru dia promosikan untuk mendiskusikan tentang pekerjaan.Sekarang, dia sudah menduduki posisi manajer umum di Perusahaan Agung Makmur. Dia bertanggung jawab penuh atas semua urusan perusahaan. Karena itulah, dia menjadi jauh lebih sibuk dan lelah dibandingka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 217 Kecelakaan Medis

    Tentu saja Ardika tidak akan mematuhi perintah itu.Kilatan dingin melintas di matanya, dia ingin sekali turun tangan untuk memberi pelajaran pada pria di hadapannya ini.Namun, begitu pemikiran itu melintas dalam benaknya, detik berikutnya dia mengerutkan keningnya.Saat mengucapkan kata-kata itu Viktor begitu percaya diri, jelas-jelas ada yang tidak beres.Dia mengurungkan niatnya untuk memberi pelajaran pada pria itu dan bertanya dengan suara rendah, "Apa maksudmu?"Apa mungkin Luna sekeluarga berutang nyawa pada Keluarga Lasman?Viktor mendengus dingin dan berkata, "Hei, berhenti berpura-pura bodoh di hadapanku. Kalau kamu nggak berani memenggal lehermu, jangan berlagak hebat di hadapanku dan biarkan aku menjadi 'parasit' sesuka hatiku!"Selesai berbicara, dia mengeluarkan satu batang rokok lagi dan menyelipkannya ke mulutnya, lalu berbalik dan melenggang masuk ke dalam vila."Desi, buatkan aku teh, aku haus!"Suara lantang terdengar dari dalam vila, seolah-olah Vila Cakrawala adal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 218 Meminta Uang

    "Kak Susi bisa saja. Kita sudah berhubungan baik selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin kami nggak memberi tahu kalian?"Desi berkata sambil tersenyum, "Kami baru saja pindah ke sini selama beberapa hari, jadi masih belum selesai beres-beres. Aku berencana memberi tahu kalian dalam dua hari ini."Sebenarnya, saat pindah ke Vila Cakrawala, dia berencana untuk menyembunyikan hal ini dari mereka sekeluarga sebaik mungkin.Siapa sangka mereka sudah datang sendiri.Selain itu, mereka sengaja menunggu di depan kompleks vila mewah ini. Saat pulang dari pasar, kebetulan mereka bertemu dengannya.Susi Sudibya mendengus dengan kesal dan berkata, "Desi, kamu mau membohongi siapa? Sebelumnya, saat aku meneleponmu dan menanyakan apakah kamu sudah pindah rumah, kamu seolah-olah nggak berniat memberitahuku.""Kamu jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu nggak ingin kami tahu kamu sudah membeli vila mewah ini dan datang untuk meminta uang padamu, 'kan?""Mungkin kamu bisa bersembuny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 219 Dua Miliar Terakhir

    "Ardika, ya? Cepat keluar dari sini!" kata Viktor sambil menunjuk ke arah pintu.Dia memasang ekspresi arogan dan percaya diri, seolah-olah Vila Cakrawala adalah miliknya.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Vila ini adalah milikku! Kamu yang harus keluar dari sini!"Melihat Viktor dan orang tuanya mengotori dan membuat keadaan di dalam vila menjadi kacau balau, dari tadi kekesalan sudah menyelimuti hati Ardika.Sebelumnya, dia berpikir karena Luna sekeluarga berutang nyawa pada Keluarga Lasman, dia tidak terburu-buru mengusir mereka keluar.Namun, sekarang dia yang merupakan pemilik vila ini malah diusir keluar.Sungguh konyol!Viktor tertawa dingin dan berkata, "Hei, lelucon konyol apa yang kamu bicarakan? Kamu bilang vila ini milikmu? Kamu hanya seorang menantu yang mengandalkan istrimu, kamu nggak lebih hanya seorang pecundang!"Saat berbicara, sorot matanya berubah menjadi ganas. Sambil menggulung lengan bajunya ke atas, dia berjalan menghampiri Ardika."Masih ngga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 220 Mobil Juga Dirampas

    "Apa benar di dalam kartu bank ini ada dua miliar? Kamu nggak membohongi kami, 'kan?"Begitu mendengar ada uang sebesar dua miliar di dalam kartu bank itu, mata Viktor langsung berbinar.Dia langsung mengulurkan tangannya dan merampas kartu bank itu, lalu memasukkannya ke dalam sakunya. Setelah menyimpan kartu bank itu, dia langsung menanyakan kata sandi dengan terburu-buru.Luna yang membuat kartu bank itu, jadi kata sandinya adalah ulang tahunnya.Selain menyerahkan kartu bank itu, Desi juga memberi tahu Viktor kata sandinya.Setelah menerima kartu bank dan mengetahui kata sandinya, orang-orang Keluarga Lasman baru berdiri dan menepuk-nepuk debu serta kulit-kulit kuaci di pakaian mereka dan bersiap untuk pergi.Begitu melihat mereka sudah hendak pergi, Luna sekeluarga menghela napas lega.Tepat pada saat ini, Susi berkata, "Eh, salah satu dari kalian antar kami pulang. Kompleks ini sangat luas. Kalau jalan kaki, harus berjalan sangat jauh.""Ardika, antar Viktor dan orang tuanya pula

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2280 Pasti Palsu

    Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2279 Membiarkan Tuan Menunggu Lama

    "Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2278 Kamu Akan Malu Sendiri

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status