Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 213 Tidak Terima

Share

Bab 213 Tidak Terima

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-11 18:00:01
Sebenarnya, anggota Keluarga Basagita juga bergegas kembali setelah mendengar Grup Agung Makmur menerima dana investasi sebesar lebih dari empat triliun.

Sebelumnya, melihat Grup Agung Makmur sudah berada di ambang kehancuran, mereka buru-buru memutuskan hubungan dengan perusahaan dan segera menunjuk Luna sebagai manajer umum dan membiarkannya memikul semua beban seorang diri.

Namun, setelah mendengar kabar Grup Agung Makmur berhasil melewati krisis dan memperoleh dana investasi besar, anggota Keluarga Basagita menyesali keputusan mereka.

Terutama Yanto sekeluarga, mereka takut posisi Luna sebagai manajer umum di perusahaan tak tergoyahkan.

Karena itulah, mereka segera memanggil Tuan Besar Basagita dan bergegas ke sini.

Saat ini, setelah mendengar kata-kata provokatif dari Karlos, mereka langsung kesal sekaligus panik.

"Tuan Besar, cepat hentikan Luna. Dia ingin mengendalikan kita dan menguasai Grup Agung Makmur sepenuhnya!"

Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Tua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Made Partana
mulai ribet lagi, masih saja tuan besar basagita bisa sewenang wenang, mana peran ardika untuk menghambat tuan basagita? naik turun ceritanya trll tajam, jadi bosan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 214 Apa Kalian Menyukai Penjara Prima Banyuli

    Begitu mendengar teriakan penuh amarah karyawan-karyawan itu, ekspresi Tuan Besar Basagita langsung berubah menjadi sangat masam.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Basagita lainnya.Kalau mereka tidak bersedia menerima Yanto, maka dia akan memilih orang untuk menggantikan putranya.Namun, sebelum dia sempat berbicara, Ardika langsung membantu pria tua itu menanyakan kandidat selanjutnya. "Kalau kalian nggak bersedia menerima Yanto sebagai manajer umum kalian, bagaimana kalau Wisnu?""Kami nggak terima!" teriak para karyawan dengan serempak.Ardika bertanya lagi, "Bagaimana kalau Wulan?""Kami nggak terima!""Bagaimana kalau Tito?"Tito adalah suami bibinya Luna."Kami nggak terima!""Kami nggak terima!""Kami nggak terima!"Ardika sudah menyebut nama semua anggota Keluarga Basagita satu per satu.Jawaban yang diperolehnya adalah "tidak terima"!Setiap kali para karyawan itu berteriak dengan keras, teriakan mereka seperti tamparan keras di wajah masing-masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 215 Kontak Intim Pertama Kali

    Karlos dan beberapa orang lainnya langsung terjatuh lemas ke lantai.Sama seperti Aripin dan dua orang lainnya yang bekerja di lokasi konstruksi sebelumnya, dulu mereka semua adalah orang kepercayaan Yanto.Karena Yanto kurang berkemampuan dalam mengelola perusahaan dan tidak bisa mengawasi gerak-gerik mereka, maka mereka saling bekerja sama untuk menggelapkan uang perusahaan."Bu Luna, kami bersalah, tolong jangan tangkap kami. Bagaimanapun juga, kami adalah karyawan lama Grup Agung Makmur. Kami semua pernah memberi kontribusi pada perusahaan ini!"Karlos dan beberapa orang lainnya memeluk kaki anggota kepolisian dengan kuat, lalu mengalihkan pandangan ke arah Luna dan memohon belas kasihan wanita itu."Hah, kalian baru menyadari kesalahan kalian sekarang? Semuanya sudah terlambat."Begitu Ardika melambaikan tangannya, beberapa orang itu langsung dibawa pergi.Karena beberapa pemimpin mereka sudah ditangkap, karyawan-karyawan biasa yang ikut datang bersama mereka untuk membuat keribut

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 216 Parasit

    "Ardika, kamu mau memelukku seperti ini sampai kapan?"Beberapa saat kemudian, Luna memutar matanya kepada Ardika dengan wajah dan telinga memerah.Tidak hanya memeluknya dengan erat, tangan Ardika juga mulai bergerak dengan liar."Walau memelukmu seumur hidupku, tetap nggak cukup bagiku, hehe ...."Akhirnya, Ardika melepaskan pelukannya. Dia menghirup aroma rambut istrinya, seolah enggan melepaskannya.Namun, dia juga tahu dia tidak boleh bertindak keterlaluan.Paling tidak hari ini dia dan Luna sudah melakukan kontak intim seperti ini untuk pertama kalinya. Ini adalah awal yang baik.Kemudian, Luna duduk di tempat duduknya dan mulai fokus mengerjakan pekerjaannya. Dari waktu ke waktu, dia memanggil para petinggi perusahaan yang baru dia promosikan untuk mendiskusikan tentang pekerjaan.Sekarang, dia sudah menduduki posisi manajer umum di Perusahaan Agung Makmur. Dia bertanggung jawab penuh atas semua urusan perusahaan. Karena itulah, dia menjadi jauh lebih sibuk dan lelah dibandingka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 217 Kecelakaan Medis

    Tentu saja Ardika tidak akan mematuhi perintah itu.Kilatan dingin melintas di matanya, dia ingin sekali turun tangan untuk memberi pelajaran pada pria di hadapannya ini.Namun, begitu pemikiran itu melintas dalam benaknya, detik berikutnya dia mengerutkan keningnya.Saat mengucapkan kata-kata itu Viktor begitu percaya diri, jelas-jelas ada yang tidak beres.Dia mengurungkan niatnya untuk memberi pelajaran pada pria itu dan bertanya dengan suara rendah, "Apa maksudmu?"Apa mungkin Luna sekeluarga berutang nyawa pada Keluarga Lasman?Viktor mendengus dingin dan berkata, "Hei, berhenti berpura-pura bodoh di hadapanku. Kalau kamu nggak berani memenggal lehermu, jangan berlagak hebat di hadapanku dan biarkan aku menjadi 'parasit' sesuka hatiku!"Selesai berbicara, dia mengeluarkan satu batang rokok lagi dan menyelipkannya ke mulutnya, lalu berbalik dan melenggang masuk ke dalam vila."Desi, buatkan aku teh, aku haus!"Suara lantang terdengar dari dalam vila, seolah-olah Vila Cakrawala adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 218 Meminta Uang

    "Kak Susi bisa saja. Kita sudah berhubungan baik selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin kami nggak memberi tahu kalian?"Desi berkata sambil tersenyum, "Kami baru saja pindah ke sini selama beberapa hari, jadi masih belum selesai beres-beres. Aku berencana memberi tahu kalian dalam dua hari ini."Sebenarnya, saat pindah ke Vila Cakrawala, dia berencana untuk menyembunyikan hal ini dari mereka sekeluarga sebaik mungkin.Siapa sangka mereka sudah datang sendiri.Selain itu, mereka sengaja menunggu di depan kompleks vila mewah ini. Saat pulang dari pasar, kebetulan mereka bertemu dengannya.Susi Sudibya mendengus dengan kesal dan berkata, "Desi, kamu mau membohongi siapa? Sebelumnya, saat aku meneleponmu dan menanyakan apakah kamu sudah pindah rumah, kamu seolah-olah nggak berniat memberitahuku.""Kamu jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu nggak ingin kami tahu kamu sudah membeli vila mewah ini dan datang untuk meminta uang padamu, 'kan?""Mungkin kamu bisa bersembuny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 219 Dua Miliar Terakhir

    "Ardika, ya? Cepat keluar dari sini!" kata Viktor sambil menunjuk ke arah pintu.Dia memasang ekspresi arogan dan percaya diri, seolah-olah Vila Cakrawala adalah miliknya.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Vila ini adalah milikku! Kamu yang harus keluar dari sini!"Melihat Viktor dan orang tuanya mengotori dan membuat keadaan di dalam vila menjadi kacau balau, dari tadi kekesalan sudah menyelimuti hati Ardika.Sebelumnya, dia berpikir karena Luna sekeluarga berutang nyawa pada Keluarga Lasman, dia tidak terburu-buru mengusir mereka keluar.Namun, sekarang dia yang merupakan pemilik vila ini malah diusir keluar.Sungguh konyol!Viktor tertawa dingin dan berkata, "Hei, lelucon konyol apa yang kamu bicarakan? Kamu bilang vila ini milikmu? Kamu hanya seorang menantu yang mengandalkan istrimu, kamu nggak lebih hanya seorang pecundang!"Saat berbicara, sorot matanya berubah menjadi ganas. Sambil menggulung lengan bajunya ke atas, dia berjalan menghampiri Ardika."Masih ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 220 Mobil Juga Dirampas

    "Apa benar di dalam kartu bank ini ada dua miliar? Kamu nggak membohongi kami, 'kan?"Begitu mendengar ada uang sebesar dua miliar di dalam kartu bank itu, mata Viktor langsung berbinar.Dia langsung mengulurkan tangannya dan merampas kartu bank itu, lalu memasukkannya ke dalam sakunya. Setelah menyimpan kartu bank itu, dia langsung menanyakan kata sandi dengan terburu-buru.Luna yang membuat kartu bank itu, jadi kata sandinya adalah ulang tahunnya.Selain menyerahkan kartu bank itu, Desi juga memberi tahu Viktor kata sandinya.Setelah menerima kartu bank dan mengetahui kata sandinya, orang-orang Keluarga Lasman baru berdiri dan menepuk-nepuk debu serta kulit-kulit kuaci di pakaian mereka dan bersiap untuk pergi.Begitu melihat mereka sudah hendak pergi, Luna sekeluarga menghela napas lega.Tepat pada saat ini, Susi berkata, "Eh, salah satu dari kalian antar kami pulang. Kompleks ini sangat luas. Kalau jalan kaki, harus berjalan sangat jauh.""Ardika, antar Viktor dan orang tuanya pula

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 221 Satu Keluarga yang Tidak Tahu Diri

    "Kak Susi, apa yang terjadi? Sejak kapan aku mencelakai Viktor?" tanya Desi dengan bingung. Luna, Ardika dan yang lainnya juga sama sekali tidak mengerti apa yang telah yang terjadi.Sore tadi satu keluarga ini baru membawa pergi uang sebesar dua miliar. Selain itu, mereka juga merampas satu-satunya mobil milik keluarga Luna yang merupakan hasil jerih payah Luna.Hanya dalam sekejap mata saja, mereka datang lagi dan menyalahkan keluarga Luna telah mencelakai Viktor.Benar-benar aneh.Susi menunjuk Desi dan berkata dengan marah, "Semua ini salahmu. Kalau bukan karena kamu memberi Viktor uang sebesar dua miliar, bagaimana mungkin dia pergi ke tempat perjudian?!""Selain kalah judi dan menghabiskan uang dua miliar itu, dia juga berutang empat miliar kepada Bos Alvaro. Sekarang Viktor dan mobilnya ditahan di sana, mereka meminta kami untuk membawa uang tebusan!"Begitu mendengar ucapan Desi, Luna sekeluarga saling melempar pandangan.Bukankah Viktor mengatakan berniat untuk berbisnis sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1807 Davinko

    "Tuan Ardika, orang-orang Tridon mengatakan setelah acara pemakaman besok, mereka akan menggali kubur Tuan Delvin, menjadikan tempat itu sebagai makam Yomde!"Desta mengucapkan kata-kata itu dengan hati-hati, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi keningnya.Karena tiba-tiba saja suhu di dalam ruangan menurun secara signifikan, suasana menjadi tegang, membuat orang merasa kesulitan untuk bernapas.Orang-orang lainnya menggigil ketakutan, tidak berani berbicara.Mereka tahu saat ini amarah Ardika benar-benar sudah tersulut.Semua orang tahu Ardika dan Delvin adalah sahabat yang memiliki hubungan baik layaknya saudara.Kala itu, demi membalaskan dendam Delvin, Ardika menghancurkan tiga keluarga besar yang telah mengacaukan Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Sekarang Tridon malah ingin menggali makam Delvin untuk dijadikan sebagai makam muridnya?Pasti akan terjadi pertarungan hidup dan mati!Namun, tak lama kemudian, Ardika tenang kembali. Dia melambaikan tangannya dan berkata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1806 Vila Pelarum

    "Tuan Ardika, Tridon adalah orang Galea, dia sama sekali nggak memedulikan hidup dan mati rakyat Negara Nusantara.""Kalau dia menggila dan melakukan pembunuhan besar-besaran, penduduk Kota Banyuli benar-benar akan menghadapi ajal!"Dengan dipimpin oleh Desta, Zaki dan Baron, semua orang menatap Ardika dengan tatapan cemas sambil menyampaikan kekhawatiran mereka.Melihat puluhan ribu orang anggota dunia preman memasuki Kota Banyuli, tentu saja mereka yang paling khawatir.Kekuatan sebesar itu bisa meluluhlantakkan Kota Banyuli yang awalnya tenang dan terstruktur.Kalau begitu, pada akhirnya yang mengalami kerugian paling besar adalah mereka yang memiliki aset dan bisnis besar di kota ini.Ardika mengerutkan keningnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Desta dan dua orang lainnya. "Kalian juga sudah ditemui? Apa kata mereka?""Mereka menyampaikan pesan dari Tridon.""Katanya, kalau tiga keluarga kami nggak ingin hancur dan dihabisi hingga nggak ada satu pun yang tersisa, seluruh kel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1805 Tempat dengan Fengsui Bagus

    "Tapi aku tahu alasannya.""Karena kamu ini nggak berperikemanusiaan, kamu hanya diliputi aura membunuh yang kuat.""Orang sepertimu terlahir sebagai alat untuk membunuh, terlahir untuk medan perang.""Sebelumnya aku terus menekanmu, nggak membiarkanmu menyerang, karena tempat itu adalah Galea. Aku tahu begitu kamu beraksi, para penduduk akan menghadapi situasi yang sangat sulit.""Tapi kali ini di Negara Nusantara. Aku mau kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu dan melakukan pembunuhan besar-besaran.""Siapa pun yang berani menghalangimu, habisi saja semuanya."Tridon melontarkan kata-kata itu tanpa adanya gejolak emosi apa pun.Seakan-akan hal-hal seperti ini sangat normal, seperti makan dan minum saja.Namun, makin dia tampak tenang, maka makin menakutkan.Mendengar sang majikan, Pandu yang bertugas melayani di samping, langsung merasakan kaki dan tangannya dingin saking ketakutannya.Walaupun dia sudah bekerja untuk Tridon selama bertahun-tahun, tetapi kebanyakan dia hanya bertanggun

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1804 Sudah Datang Jangan Harap Bisa Pergi Lagi

    Tridon juga tidak bodoh.Secara tidak langsung, dia membiarkan orang-orang Keluarga Dougli dari berbagai wilayah ini untuk bertindak demikian.Setelah Ardika dihabisi, itulah saatnya pembagian keuntungan besar tersebut.Saat itu tiba, tentu saja proyek kota baru Sungai Banyuli harus dijadikan sebagai imbalan.Jadi, para anggota Keluarga Dougli yang berkutat dalam dunia politik dari berbagai wilayah Negara Nusantara datang ke Provinsi Denpapan juga bukan hanya untuk memberikan tekanan kepada Helios, agar dia melepaskan Ardika.Mereka juga ingin mendukung orang-orang sendiri untuk menjadi Wali Kota Banyuli.Sambil menggunakan kekuatan di dunia pemerintahan untuk menekan pihak pemerintahan, mereka juga menggerakkan kekuatan dunia preman untuk menakut-nakuti berbagai perusahaan besar."Hanya sebuah proyek kota baru Sungai Banyuli saja bisa menarik begitu banyaknya 'binatang buas', berawal dari Haron, sekarang Tridon. Kalau 'binatang-binatang buas' yang memimpin ini nggak dihabisi semuanya,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1803 Semua Datang Demi Keuntungan

    Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1802 Menggerakkan Seluruh Anggota

    Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1801 Berkumpul di Kota Banyuli

    "Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1800 Wali Kota Baru

    "Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1799 Tanda-Tanda Badai Akan Menerjang

    Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej

DMCA.com Protection Status