"Kak Susi bisa saja. Kita sudah berhubungan baik selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin kami nggak memberi tahu kalian?"Desi berkata sambil tersenyum, "Kami baru saja pindah ke sini selama beberapa hari, jadi masih belum selesai beres-beres. Aku berencana memberi tahu kalian dalam dua hari ini."Sebenarnya, saat pindah ke Vila Cakrawala, dia berencana untuk menyembunyikan hal ini dari mereka sekeluarga sebaik mungkin.Siapa sangka mereka sudah datang sendiri.Selain itu, mereka sengaja menunggu di depan kompleks vila mewah ini. Saat pulang dari pasar, kebetulan mereka bertemu dengannya.Susi Sudibya mendengus dengan kesal dan berkata, "Desi, kamu mau membohongi siapa? Sebelumnya, saat aku meneleponmu dan menanyakan apakah kamu sudah pindah rumah, kamu seolah-olah nggak berniat memberitahuku.""Kamu jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu nggak ingin kami tahu kamu sudah membeli vila mewah ini dan datang untuk meminta uang padamu, 'kan?""Mungkin kamu bisa bersembuny
"Ardika, ya? Cepat keluar dari sini!" kata Viktor sambil menunjuk ke arah pintu.Dia memasang ekspresi arogan dan percaya diri, seolah-olah Vila Cakrawala adalah miliknya.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Vila ini adalah milikku! Kamu yang harus keluar dari sini!"Melihat Viktor dan orang tuanya mengotori dan membuat keadaan di dalam vila menjadi kacau balau, dari tadi kekesalan sudah menyelimuti hati Ardika.Sebelumnya, dia berpikir karena Luna sekeluarga berutang nyawa pada Keluarga Lasman, dia tidak terburu-buru mengusir mereka keluar.Namun, sekarang dia yang merupakan pemilik vila ini malah diusir keluar.Sungguh konyol!Viktor tertawa dingin dan berkata, "Hei, lelucon konyol apa yang kamu bicarakan? Kamu bilang vila ini milikmu? Kamu hanya seorang menantu yang mengandalkan istrimu, kamu nggak lebih hanya seorang pecundang!"Saat berbicara, sorot matanya berubah menjadi ganas. Sambil menggulung lengan bajunya ke atas, dia berjalan menghampiri Ardika."Masih ngga
"Apa benar di dalam kartu bank ini ada dua miliar? Kamu nggak membohongi kami, 'kan?"Begitu mendengar ada uang sebesar dua miliar di dalam kartu bank itu, mata Viktor langsung berbinar.Dia langsung mengulurkan tangannya dan merampas kartu bank itu, lalu memasukkannya ke dalam sakunya. Setelah menyimpan kartu bank itu, dia langsung menanyakan kata sandi dengan terburu-buru.Luna yang membuat kartu bank itu, jadi kata sandinya adalah ulang tahunnya.Selain menyerahkan kartu bank itu, Desi juga memberi tahu Viktor kata sandinya.Setelah menerima kartu bank dan mengetahui kata sandinya, orang-orang Keluarga Lasman baru berdiri dan menepuk-nepuk debu serta kulit-kulit kuaci di pakaian mereka dan bersiap untuk pergi.Begitu melihat mereka sudah hendak pergi, Luna sekeluarga menghela napas lega.Tepat pada saat ini, Susi berkata, "Eh, salah satu dari kalian antar kami pulang. Kompleks ini sangat luas. Kalau jalan kaki, harus berjalan sangat jauh.""Ardika, antar Viktor dan orang tuanya pula
"Kak Susi, apa yang terjadi? Sejak kapan aku mencelakai Viktor?" tanya Desi dengan bingung. Luna, Ardika dan yang lainnya juga sama sekali tidak mengerti apa yang telah yang terjadi.Sore tadi satu keluarga ini baru membawa pergi uang sebesar dua miliar. Selain itu, mereka juga merampas satu-satunya mobil milik keluarga Luna yang merupakan hasil jerih payah Luna.Hanya dalam sekejap mata saja, mereka datang lagi dan menyalahkan keluarga Luna telah mencelakai Viktor.Benar-benar aneh.Susi menunjuk Desi dan berkata dengan marah, "Semua ini salahmu. Kalau bukan karena kamu memberi Viktor uang sebesar dua miliar, bagaimana mungkin dia pergi ke tempat perjudian?!""Selain kalah judi dan menghabiskan uang dua miliar itu, dia juga berutang empat miliar kepada Bos Alvaro. Sekarang Viktor dan mobilnya ditahan di sana, mereka meminta kami untuk membawa uang tebusan!"Begitu mendengar ucapan Desi, Luna sekeluarga saling melempar pandangan.Bukankah Viktor mengatakan berniat untuk berbisnis sendi
"Apa kamu benar-benar bisa membawa putra kami pulang?" tanya Darius dan Susi sambil menatap Ardika dengan tatapan curiga.Dalam lubuk hati mereka, mereka benar-benar menganggap remeh menantu kawin masuk Keluarga Basagita ini.Bahkan, biarpun Viktor tidak memiliki latar belakang pendidikan yang bagus dan tidak memiliki pekerjaan, putra mereka juga tidak akan menjadi menantu kawin masuk keluarga mana pun.Ardika tidak menanggapi mereka berdua.Sebenarnya, karena mendengar Viktor ditahan beserta dengan mobil Luna, dia berniat untuk membawa mobil Luna pulang, jadi sekalian saja membawa Viktor pulang.Kalau tidak, dia juga tidak akan memedulikan hidup dan mati Viktor.Luna juga menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ardika, jangan sembarangan. Tempat perjudian bukan tempat biasa. Mereka pasti sudah memelihara banyak petarung. Tempat itu terlalu berbahaya, aku nggak tenang kamu pergi ke sana."Dia tetap mengeluarkan ponselnya, bersikeras ingin menelepon Tina.Begitu mendengar ucapan istrinya,
Tokoh hebat dunia pemerintah dan raja dunia preman, hanya dengan mendengar sebutan kedua sebutan ini saja, bisa membuat orang merasakan sensasi yang sangat berbeda.Setelah mendengar Alvaro adalah keponakan Billy sang raja preman, perasaan gugup langsung menyelimuti hati Luna.Dia sudah menyesali keputusannya. Seharusnya dia tidak membiarkan Ardika pergi ke tempat perjudian Alvaro itu.Orang seperti Alvaro bukanlah orang yang bisa mereka provokasi!"Handoko, cepat telepon Ardika, suruh dia kembali sekarang juga! Jangan pergi ke tempat perjudian itu lagi!"Begitu menerima informasi dari sahabatnya, Luna segera meminta Handoko untuk menelepon Ardika.Handoko dari tadi hanya berdiri di samping kakaknya, jadi dia sudah mendengar pembicaraan antara Luna dengan Tina dengan sangat jelas.Walaupun dalam beberapa hari ini dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri kemampuan Ardika dan dalam lubuk hatinya kakak iparnya itu adalah seorang tokoh hebat yang serbabisa, tetapi begitu melihat eks
"Ah, aku pikir sudah punya seorang kakak ipar tokoh besar, ternyata aku sudah berpikir banyak."Dengan perasaan kecewa berat, Handoko berjalan pergi.Melihat ekspresi adiknya, Luna merasa kesal sekaligus terhibur.Namun, detik berikutnya, dia kembali mengkhawatirkan Ardika.Dia hanya berharap sebelum Ardika sampai di tempat perjudian itu, Tina sudah selesai menangani masalah dengan Alvaro.Di sisi lain, Ardika, Darius dan Susi sudah tiba di luar sebuah hotel."Alvaro meminta kami untuk ke sini dan menemui manajer hotel."Darius menunjuk ke arah hotel tersebut, lalu melirik Ardika dan berkata, "Hei, menantu pecundang Keluarga Basagita, apa kamu benar-benar bisa menyelamatkan putraku?""Kalau sampai kata-kata kasar keluar dari mulutmu lagi, ajal pasti akan menjemput putramu di sini!" kata Ardika sambil melirik pria paruh baya itu dengan sorot mata dingin.Dalam sekejap, Darius dan istrinya langsung marah besar.Bagi mereka, Luna sekeluarga tidak lebih hanya alat pengambilan uang. Mereka
"Ardika, aku pikir orang yang kamu cari sehebat apa, ternyata seorang pecundang!""Berpura-pura ganas seperti itu hanya bisa menggertak orang biasa seperti kami, tapi nggak ada gunanya untuk menghadapi orang sekejam Alvaro."Begitu mendengar ucapan Romi, Darius dan istrinya mulai melontarkan sindiran pada Ardika.Tadi, mereka benar-benar ketakutan setengah mati karena aura menakutkan Romi, mereka bahkan sempat mengira pria itu benar-benar tokoh yang hebat.Namun, siapa sangka baru masuk beberapa menit saja, orang yang tadinya membuat orang ketakutan setengah mati itu malah sudah keluar dengan ekspresi menyedihkan seperti ini.Begitu mendengar ucapan sepasang pria dan wanita paruh baya itu, saking kesalnya Romi kembali melayangkan dua tamparan keras ke wajahnya sendiri.Dia tidak masalah dipermalukan seperti ini, tetapi sekarang Tuan Ardika juga ikut dipermalukan bersamanya.Dia benar-benar merasa sangat bersalah.Sambil tetap berlutut, dia berkata, "Tuan Ardika, aku akan segera memangg
"Tuan Ardika, orang-orang Tridon mengatakan setelah acara pemakaman besok, mereka akan menggali kubur Tuan Delvin, menjadikan tempat itu sebagai makam Yomde!"Desta mengucapkan kata-kata itu dengan hati-hati, bulir-bulir keringat dingin bercucuran membasahi keningnya.Karena tiba-tiba saja suhu di dalam ruangan menurun secara signifikan, suasana menjadi tegang, membuat orang merasa kesulitan untuk bernapas.Orang-orang lainnya menggigil ketakutan, tidak berani berbicara.Mereka tahu saat ini amarah Ardika benar-benar sudah tersulut.Semua orang tahu Ardika dan Delvin adalah sahabat yang memiliki hubungan baik layaknya saudara.Kala itu, demi membalaskan dendam Delvin, Ardika menghancurkan tiga keluarga besar yang telah mengacaukan Kota Banyuli selama bertahun-tahun.Sekarang Tridon malah ingin menggali makam Delvin untuk dijadikan sebagai makam muridnya?Pasti akan terjadi pertarungan hidup dan mati!Namun, tak lama kemudian, Ardika tenang kembali. Dia melambaikan tangannya dan berkata
"Tuan Ardika, Tridon adalah orang Galea, dia sama sekali nggak memedulikan hidup dan mati rakyat Negara Nusantara.""Kalau dia menggila dan melakukan pembunuhan besar-besaran, penduduk Kota Banyuli benar-benar akan menghadapi ajal!"Dengan dipimpin oleh Desta, Zaki dan Baron, semua orang menatap Ardika dengan tatapan cemas sambil menyampaikan kekhawatiran mereka.Melihat puluhan ribu orang anggota dunia preman memasuki Kota Banyuli, tentu saja mereka yang paling khawatir.Kekuatan sebesar itu bisa meluluhlantakkan Kota Banyuli yang awalnya tenang dan terstruktur.Kalau begitu, pada akhirnya yang mengalami kerugian paling besar adalah mereka yang memiliki aset dan bisnis besar di kota ini.Ardika mengerutkan keningnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Desta dan dua orang lainnya. "Kalian juga sudah ditemui? Apa kata mereka?""Mereka menyampaikan pesan dari Tridon.""Katanya, kalau tiga keluarga kami nggak ingin hancur dan dihabisi hingga nggak ada satu pun yang tersisa, seluruh kel
"Tapi aku tahu alasannya.""Karena kamu ini nggak berperikemanusiaan, kamu hanya diliputi aura membunuh yang kuat.""Orang sepertimu terlahir sebagai alat untuk membunuh, terlahir untuk medan perang.""Sebelumnya aku terus menekanmu, nggak membiarkanmu menyerang, karena tempat itu adalah Galea. Aku tahu begitu kamu beraksi, para penduduk akan menghadapi situasi yang sangat sulit.""Tapi kali ini di Negara Nusantara. Aku mau kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu dan melakukan pembunuhan besar-besaran.""Siapa pun yang berani menghalangimu, habisi saja semuanya."Tridon melontarkan kata-kata itu tanpa adanya gejolak emosi apa pun.Seakan-akan hal-hal seperti ini sangat normal, seperti makan dan minum saja.Namun, makin dia tampak tenang, maka makin menakutkan.Mendengar sang majikan, Pandu yang bertugas melayani di samping, langsung merasakan kaki dan tangannya dingin saking ketakutannya.Walaupun dia sudah bekerja untuk Tridon selama bertahun-tahun, tetapi kebanyakan dia hanya bertanggun
Tridon juga tidak bodoh.Secara tidak langsung, dia membiarkan orang-orang Keluarga Dougli dari berbagai wilayah ini untuk bertindak demikian.Setelah Ardika dihabisi, itulah saatnya pembagian keuntungan besar tersebut.Saat itu tiba, tentu saja proyek kota baru Sungai Banyuli harus dijadikan sebagai imbalan.Jadi, para anggota Keluarga Dougli yang berkutat dalam dunia politik dari berbagai wilayah Negara Nusantara datang ke Provinsi Denpapan juga bukan hanya untuk memberikan tekanan kepada Helios, agar dia melepaskan Ardika.Mereka juga ingin mendukung orang-orang sendiri untuk menjadi Wali Kota Banyuli.Sambil menggunakan kekuatan di dunia pemerintahan untuk menekan pihak pemerintahan, mereka juga menggerakkan kekuatan dunia preman untuk menakut-nakuti berbagai perusahaan besar."Hanya sebuah proyek kota baru Sungai Banyuli saja bisa menarik begitu banyaknya 'binatang buas', berawal dari Haron, sekarang Tridon. Kalau 'binatang-binatang buas' yang memimpin ini nggak dihabisi semuanya,
Seiring dengan ribuan hingga puluhan ribu orang yang dibawa oleh Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane dari berbagai wilayah di Negara Nusantara berkumpul.Seluruh Provinsi Denpapan pun terguncang.Dalam sekejap, Kota Banyuli yang menjadi titik kumpul semua orang itu, menjadi pusat perhatian banyak orang.Banyak pasang mata yang tertuju pada tempat tersebut.Orang-orang mulai berdiskusi satu sama lain.Dengar-dengar, Keluarga Dougli dan Tentara Bayaran Lane bahkan menggerakkan relasinya di dunia politik, memberi tekanan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan pada saat bersamaan, agar Helios tidak melindungi Ardika.Karena berdasarkan peninjuan dari kejadian-kejadian sebelumnya, Ardika tampaknya memiliki hubungan yang baik dengan Kodam Helios.Paling tidak, tanpa persetujuan dari Helios, Ardika tidak akan bisa menjabat sebagai wali kota sementara....Kota Banyuli.Kediaman Wali Kota."Tuan Ardika, apa Tuan benar-benar ingin turun dari jabatan? Sekarang adalah momen-momen Kota Banyuli
Saat ini, semua orang di tempat itu, termasuk Abraham gugup setengah mati.Masalah ini sudah sepenuhnya membesar.Mereka bisa membayangkan bagaimana hal ini akan berakhir.Di hari acara perpisahan Ardika diselenggarakan, mungkin selain staf-staf Kediaman Wali Kota, tidak akan ada tamu undangan yang hadir.Sementara itu, pada saat bersamaan, lautan manusia akan tampak di acara pemakaman Yomde.Ini bukan hanya bentuk pembalasan dari Tridon, juga merupakan "ajang unjuk gigi" Keluarga Dougli Galea sebelum memasuki Negara Nusantara."Cari sebuah tempat dengan fengsui bagus di Kota Banyuli, Yomde akan dimakamkan di sana."Tridon melambaikan tangannya."Baik!"Pandu menyeka keringat dinginnya, lalu menjawab dengan penuh hormat....Kalangan Provinsi Denpapan hanya sebesar itu.Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, informasi mengenai Tridon bersiap untuk menyerang sudah tersebar di seluruh Provinsi Denpapan.Dalam sekejap, Kota Banyuli menjadi pusat perhatian berbagai pihak yang kuat di selu
"Tuan Tridon, tiga hari lagi, Ardika akan turun dari jabatannya sebagai wali kota secara resmi dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh Kediaman Wali Kota Banyuli untuknya.""Semua tokoh hebat di Kota Banyuli sudah menerima undangan."Abraham menyampaikan informasi terbaru ini sambil tersenyum.Mereka sedang pusing bagaimana caranya untuk mencopot Ardika dari jabatannya. Tanpa adanya identitas sebagai wali kota, mereka tidak perlu mengkhawatirkan pembalasan dari pihak pemerintahan Negara Nusantara kalau mereka menghabisi pria itu.Siapa sangka, Ardika tiba-tiba saja akan berhenti menjadi seorang wali kota.Ibarat seseorang yang sedang mengantuk, diberi bantal, tentu saja ini adalah hal yang sangat baik bagi mereka.Tridon mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa bocah bajingan itu tiba-tiba ingin berhenti menjadi wali kota?"Secara logika, saat ini proyek kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, biarpun Ardika tidak menginginkan prestasi luar biasa dalam pemerintahan ini,
"Bocah dari Keluarga Septio Provinsi Aste juga terlibat?""Dengar-dengar, diam-diam Keluarga Septio memegang saham Grup Hatari. Istri Ardika hanya bekerja untuk mereka. Sekarang kelihatannya dukungan Keluarga Septio terhadap Ardika sangatlah besar.""Pantas saja bocah itu bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli."Tridon tertawa dingin. Melalui ucapannya, terdengar jelas dia tidak terlalu menganggap serius Keluarga Septio Provinsi Aste.Mungkin Keluarga Mahasura akan takut pada keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste, karena fondasi kedua keluarga ini ada pada Negara Nusantara.Keluarga Septio berbisnis di Provinsi Denpapan, Keluarga Mahasura juga punya bisnis besar di Provinsi Aste.Bagi pihak yang berani memanfaatkan hal-hal ini untuk menundukkan pihak lain, maka harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan balasannya.Jadi, sering kali dua keluarga kaya seperti ini tidak berani langsung bermusuhan. Kalau tidak, hal itu akan merugikan lawan, juga merugikan diri sendi
Tridon berdiri di tempat, menatap tiga buah peti mati itu tanpa ekspresi. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hanya saja, sesekali wajahnya tampak berkedut, menunjukkan gejolak emosi dalam hatinya saat ini.Walaupun tanpa peti mati, tetapi dia sudah menyadari sesuatu dan mempersiapkan mentalnya.Tepat pada saat ini, Abraham, Kepala Keluarga Mahasura membawa orang kemari, menangkupkan tangannya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Tridon, aku turut berduka cita."Orang-orang Keluarga Mahasura yang mengantarkan tiga buah peti mati ini kembali dari Kota Banyuli.Karena itulah, Abraham sudah tahu apa yang dialami oleh putranya, Zilwar. Dia juga tahu tindakan Yugo dan Yomde setelah tiba di Kota Banyuli, akibat hasutan dari Zilwar.Tidak ingin Tridon salah paham dan menaruh dendam pada Keluarga Mahasura.Abraham hanya bisa menahan kesedihannya, membawa orang-orang mengantarkan peti mati itu ke Vila Harmon."Buka!"Tanpa memedulikan Abraham, setelah situasi hening menyesakkan sej