"Ah, aku pikir sudah punya seorang kakak ipar tokoh besar, ternyata aku sudah berpikir banyak."Dengan perasaan kecewa berat, Handoko berjalan pergi.Melihat ekspresi adiknya, Luna merasa kesal sekaligus terhibur.Namun, detik berikutnya, dia kembali mengkhawatirkan Ardika.Dia hanya berharap sebelum Ardika sampai di tempat perjudian itu, Tina sudah selesai menangani masalah dengan Alvaro.Di sisi lain, Ardika, Darius dan Susi sudah tiba di luar sebuah hotel."Alvaro meminta kami untuk ke sini dan menemui manajer hotel."Darius menunjuk ke arah hotel tersebut, lalu melirik Ardika dan berkata, "Hei, menantu pecundang Keluarga Basagita, apa kamu benar-benar bisa menyelamatkan putraku?""Kalau sampai kata-kata kasar keluar dari mulutmu lagi, ajal pasti akan menjemput putramu di sini!" kata Ardika sambil melirik pria paruh baya itu dengan sorot mata dingin.Dalam sekejap, Darius dan istrinya langsung marah besar.Bagi mereka, Luna sekeluarga tidak lebih hanya alat pengambilan uang. Mereka
"Ardika, aku pikir orang yang kamu cari sehebat apa, ternyata seorang pecundang!""Berpura-pura ganas seperti itu hanya bisa menggertak orang biasa seperti kami, tapi nggak ada gunanya untuk menghadapi orang sekejam Alvaro."Begitu mendengar ucapan Romi, Darius dan istrinya mulai melontarkan sindiran pada Ardika.Tadi, mereka benar-benar ketakutan setengah mati karena aura menakutkan Romi, mereka bahkan sempat mengira pria itu benar-benar tokoh yang hebat.Namun, siapa sangka baru masuk beberapa menit saja, orang yang tadinya membuat orang ketakutan setengah mati itu malah sudah keluar dengan ekspresi menyedihkan seperti ini.Begitu mendengar ucapan sepasang pria dan wanita paruh baya itu, saking kesalnya Romi kembali melayangkan dua tamparan keras ke wajahnya sendiri.Dia tidak masalah dipermalukan seperti ini, tetapi sekarang Tuan Ardika juga ikut dipermalukan bersamanya.Dia benar-benar merasa sangat bersalah.Sambil tetap berlutut, dia berkata, "Tuan Ardika, aku akan segera memangg
Tina?Para tamu tampak kebingungan.Salah satu di antara mereka bertanya dengan ragu, "Maksud kamu Nona Tina dari Grup Lautan Berlian, putri angkat dari Tuan Alden?"Sontak saja ucapannya langsung membuat suasana menjadi gempar.Kebanyakan dari mereka sudah pernah mendengar tentang Alden dari Grup Lautan Berlian. Dulu, pria itu adalah raja preman Kota Banyuli.Setelah mengalami perubahan sistem internal, Grup Lautan Berlian tetap sangat mendominasi di Kota Banyuli."Benar, memang Nona Tina yang itu."Seto terkekeh dan berkata, "Wanita itu benar-benar nggak tahu diri. Dia terlalu menganggap hebat dirinya sendiri. Hanya dengan panggilan telepon, wanita itu meminta kami untuk mengembalikan mobil itu kepadanya, ditambah lagi dengan kedatangan Romi itu, kedua orang ini langsung membuat Bos marah besar dan menghancurkan mobil itu tanpa ragu."Suasana di tempat itu sangat gempar.Di mata Alvaro, Romi dan Grup Lautan Berlian bukan apa-apa, pria itu benar-benar sangat hebat!Kebanyakan orang di
"Pemuda ini sangat hebat, ya. Bahkan Seto, orang paling kuat di tempat perjudian ini juga bukan tandingannya dan berakhir mengenaskan di tangannya.""Benar, sebelumnya aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri beberapa pemuda lulusan seni bela diri disuruh bos mereka untuk membuat keributan di sini. Tapi, pada akhirnya mereka semua dilumpuhkan oleh Seto seorang diri!""Cih, memang apa gunanya dia pandai berkelahi? Apa kalian nggak dengar baru saja Bos Alvaro memerintahkan dua puluhan anak buahnya untuk membunuh pemuda itu? Mereka semua bersenjata lengkap, sedangkan pemuda itu harus menghadapi mereka dengan tangan kosong. Sepertinya hari ini nyawa pemuda itu akan melayang di sini!"Tepat pada saat tatapan semua orang tertuju pada Ardika dan sedang berdiskusi dengan satu sama lain, anak buah Alvaro yang berjumlah dua puluhan orang itu langsung mengeluarkan senjata mereka dan menerjang ke arah Ardika untuk membunuhnya.Sebagai bos mereka, biasanya Alvaro selalu bermurah hati pada merek
Para tamu di tempat perjudian itu menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang mati.Walaupun Ardika bisa mengalahkan dua puluhan anak buah Alvaro seorang diri dan melayangkan tamparan ke wajah Alvaro beberapa kali hingga pria itu terpental, membuat mereka semua tercengang, tetapi mereka tetap beranggapan hari ini Ardika pasti akan mati.Lebih baik memprovokasi Alden daripada memprovokasi Billy.Kata-kata ini sudah diwariskan secara turun temurun di Kota Banyuli bukan tak berdasar, melainkan fakta yang ada memang seperti itu. Kalau memprovokasi Billy, siap-siap saja nyawa melayang!Alvaro merangkak bangkit sekali lagi, menyeka darah di sudut bibirnya, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam dan berkata, "Setelah mendengar kata-kata mereka, seharusnya kamu sudah tahu pamanku sehebat apa, 'kan? Aku nggak peduli siapa kamu ....""Plak!"Dia sekali lagi ditampar dan terpental."Jangankan Billy, pamanmu, bahkan para dewa pun nggak akan bisa menghentikanku untuk memukulmu."Ardika sa
"Sayang, ada orang yang nggak membiarkanku pulang. Setelah aku membereskannya, aku akan segera pulang."Selesai berbicara, Ardika langsung memutuskan sambungan telepon."Ardika, Ardika ...."Luna meletakkan ponselnya dengan diselimuti perasaan cemas, lalu segera menelepon Tina."Luna, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak menyangka Alvaro bajingan itu berani menghancurkan mobilmu. Sekarang aku sedang membawa orang ke tempat perjudian. Jangan khawatir, aku pasti akan membalaskan dendammu ini!"Di ujung telepon, aura membunuh yang kuat terdengar dari nada bicara Tina.Sebelumnya, dia menelepon Alvaro dan meminta pria itu untuk mengembalikan mobil Luna.Tidak hanya mempermalukan dirinya dengan menghancurkan mobil Luna, Alvaro bahkan sengaja melakukan siaran langsung saat mobil kesayangan Luna itu dihancurkan.Jelas-jelas ini adalah bentuk provokasi!Dengan temperamen buruk Tina, tentu saja dia tidak tahan diprovokasi seperti ini.Tanpa banyak bicara lagi, dia langsung membawa anak buahnya
"Suami Luna? Oh! Ternyata dia adalah menantu Keluarga Basagita, idiot terkenal itu?!""Hentikan! Jangan berbicara sembarangan! Kalau mau cari mati, jangan melibatkan kami!""Apa yang perlu ditakutkan? Aku pikir dia seorang tokoh hebat, ternyata menantu idiot Keluarga Basagita. Memang dia berani melakukan apa pada kita?""Benar, dia sudah menyinggung Tuan Billy, sekarang nyawa dia sendiri saja sudah terancam!"Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat perjudian itu kembali heboh, sangat jelas bahwa kebanyakan dari orang-orang itu sudah pernah mendengar tentangnya.Para tamu di tempat perjudian itu menatap Ardika dengan tatapan penasaran.Menantu idiot Keluarga Basagita ini sudah sangat terkenal di Kota Banyuli.Pantas saja dia berani menghancurkan tempat perjudian milik keponakan Billy. Bukan karena identitasnya menakutkan sampai-sampai dia tidak takut menyinggung Billy, melainkan dia tidak tahu seberapa menakutkannya Billy!Di mata orang-orang ini, Ardika sudah seperti orang m
Sepuluh orang anak buah Tarno sudah tergeletak di lantai dan meringis kesakitan."Bagaimana mungkin bisa menjadi seperti ini?!"Ekspresi Tarno yang sebelumnya terlihat tenang langsung berubah drastis. Dia menatap Geri dan lima rekannya dengan tatapan terkejut.Sementara itu, Alvaro yang tadinya berniat untuk menyiksa Ardika juga tercengang.'Dasar enam orang sialan ini! Ternyata saat menjadi bawahanku dulu mereka menyembunyikan kemampuan mereka!' umpat Romi dalam hati. Dia sendiri juga membelalak kaget.Kalau sejak awal dia tahu Geri dan yang lainnya bahkan mampu melumpuhkan anak buah Billy, dia pasti sudah mengalahkan semua lawannya dan menyatukan dunia preman Kota Banyuli.Namun, dia hanya berani mengumpat dalam hati dan tidak berani mengatakannya secara langsung.Bagaimanapun juga, sekarang keenam orang itu sudah mengikuti Tuan Ardika. Dia tidak bisa menyuruh-nyuruh mereka sesuka hatinya lagi."Bawa mereka berdua ke sini."Akhirnya Ardika bangkit dari sofanya.Geri dan yang lainnya