Namun, di mata Ruth dan yang lainnya, pertunjukan Valtino ini adalah gambaran lain.Saat ini, ekspresi Ruth sudah berubah menjadi sangat ganas.Sementara itu, beberapa orang kepercayaan yang mengikutinya kemari, juga memelototi Ardika dengan niat membunuh yang kuat.Si Ardika ini benar-benar cari mati!Keluarga Halim sudah berkuasa di ibu kota provinsi selama bertahun-tahun. Dari dulu, hanya mereka yang menindas orang lain, sekarang satu-satunya generasi muda Keluarga Halim malah ditindas oleh orang lain!Kalau si Ardika ini tidak dihabisi, bagaimana Keluarga Halim bisa bertahan di dunia preman ibu kota provinsi kelak? Bagaimana mereka bisa memerintah para anak buah mereka lagi?"Nona Ruth, serang saja!""Si Ardika ini benar-benar arogan, kita harus membuatnya membayar harganya!""Berani memprovokasi Keluarga Halim, bagaimana cara matinya pun benar-benar nggak diketahui!""Dia sudah melakukan tindak kejahatan di bawah pengawasan murid Yang Mulia! Biarpun dia dihabisi, murid Yang Mulia
"Eh, Ardika, apa lagi yang kamu tunggu? Cepat berlutut!""Bisa-bisanya kamu nggak sadar diri, memangnya kamu pikir kamu siapa? Siapa yang memberimu keberanian untuk melawan Keluarga Halim?""Benar-benar nggak tahu diri ...."Saat ini, orang-orang Keluarga Halim lainnya juga ikut melontarkan ejekan terhadap Ardika, ekspresi mempermainkan menghiasi wajah mereka.Saat ini, bagi mereka, Ardika sudah dalam kendali mereka, tidak akan bisa melarikan diri.Karena itulah, mereka mempermalukan Ardika sepuas hati mereka, menginjak-injak harga diri dan martabat pria itu!Ruth juga menyunggingkan seulas senyum dingin penuh kemenangan. "Eh, bajingan kecil, ini adalah harga yang harus kamu bayar karena berani menyentuh Valtino!""Di kehidupan selanjutnya, kamu harus ingat baik-baik, jangan menyinggung orang nggak bisa kamu singgung!""Oh? Kehidupan selanjutnya?"Ardika tertawa dan berkata, "Ruth, apa ini adalah karakter asli Keluarga Halim? Membiarkan keponakanmu merengek, berguling-guling di tanah d
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
"Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe
"Eh, Ardika, apa lagi yang kamu tunggu? Cepat berlutut!""Bisa-bisanya kamu nggak sadar diri, memangnya kamu pikir kamu siapa? Siapa yang memberimu keberanian untuk melawan Keluarga Halim?""Benar-benar nggak tahu diri ...."Saat ini, orang-orang Keluarga Halim lainnya juga ikut melontarkan ejekan terhadap Ardika, ekspresi mempermainkan menghiasi wajah mereka.Saat ini, bagi mereka, Ardika sudah dalam kendali mereka, tidak akan bisa melarikan diri.Karena itulah, mereka mempermalukan Ardika sepuas hati mereka, menginjak-injak harga diri dan martabat pria itu!Ruth juga menyunggingkan seulas senyum dingin penuh kemenangan. "Eh, bajingan kecil, ini adalah harga yang harus kamu bayar karena berani menyentuh Valtino!""Di kehidupan selanjutnya, kamu harus ingat baik-baik, jangan menyinggung orang nggak bisa kamu singgung!""Oh? Kehidupan selanjutnya?"Ardika tertawa dan berkata, "Ruth, apa ini adalah karakter asli Keluarga Halim? Membiarkan keponakanmu merengek, berguling-guling di tanah d
Namun, di mata Ruth dan yang lainnya, pertunjukan Valtino ini adalah gambaran lain.Saat ini, ekspresi Ruth sudah berubah menjadi sangat ganas.Sementara itu, beberapa orang kepercayaan yang mengikutinya kemari, juga memelototi Ardika dengan niat membunuh yang kuat.Si Ardika ini benar-benar cari mati!Keluarga Halim sudah berkuasa di ibu kota provinsi selama bertahun-tahun. Dari dulu, hanya mereka yang menindas orang lain, sekarang satu-satunya generasi muda Keluarga Halim malah ditindas oleh orang lain!Kalau si Ardika ini tidak dihabisi, bagaimana Keluarga Halim bisa bertahan di dunia preman ibu kota provinsi kelak? Bagaimana mereka bisa memerintah para anak buah mereka lagi?"Nona Ruth, serang saja!""Si Ardika ini benar-benar arogan, kita harus membuatnya membayar harganya!""Berani memprovokasi Keluarga Halim, bagaimana cara matinya pun benar-benar nggak diketahui!""Dia sudah melakukan tindak kejahatan di bawah pengawasan murid Yang Mulia! Biarpun dia dihabisi, murid Yang Mulia
Valtino juga tahu jelas, kali ini Sirilus, ayahnya bisa terlebih dahulu bertemu dengan Gina, murid langsung Ratu Ular, mendahului Ardika, juga berkat relasi bibinya yang satu ini.Mendengar teriakan minta tolong Valtino, ekspresi Ruth langsung berubah drastis. Dia menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalannya dengan kedua tangannya, bergegas menerjang ke kerumunan.Setelah melihat Valtino yang tampak menyedihkan dengan kepala berdarah itu, ekspresi Ruth langsung berubah menjadi sangat muram."Valtino, apa yang terjadi padamu?""Siapa yang memukulimu hingga seperti ini?""Berani-beraninya orang itu memukuli anggota Keluarga Halim!"Dengan emosi meledak-ledak, Ruth langsung berteriak dengan marah.Di generasi muda Keluarga Halim, Valtino satu-satunya penerus keluarga mereka.Karena itulah, biasanya Ruth juga sangat menyayangi dan memanjakan keponakannya ini. Apa pun yang keponakannya inginkan, selalu dia berikan. Sekarang melihat keponakannya dipukuli seperti ini, bagaimana mungkin
"Eh, Valtino sialan, kalau kamu adalah seorang pria sejati, jangan memainkan permainan seperti ini!" teriak Levin sambil menggertakkan giginya. Saking emosinya, dia bahkan sampai mengentakkan kakinya.Dia sama sekali tidak menyangka putra seorang ketua cabang Organisasi Snakei Provinsi Denpapan, bisa memainkan permainan rendahan seperti ini.Namun, Valtino mengabaikan kata-kata Levin begitu saja, aktingnya kian menjadi-jadi.Saking emosinya, Levin ingin maju untuk menarik Valtino. Saat ini, Ardika malah berkata dengan tenang, "Levin, biarkan saja dia melanjutkan aktingnya.""Dia adalah putra Sirilus, ketua cabang Provinsi Denpapan. Biasanya, bayar pun, pertunjukan dia berguling-guling di tanah seperti ini nggak akan bisa kita saksikan.""Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini, kita nikmati saja."Ardika menatap Valtino yang berbaring di tanah itu dengan ekspresi penuh minat, sorot mata main-main dan mengejek terlihat di matanya, seakan-akan dia benar-benar sedang menyaksikan sebuah p
Saat ini, Valtino ingin langsung memberi perintah, meminta orang-orangnya menyerang Ardika, memotong Ardika hingga hancur berkeping-keping!Namun, pada akhirnya dia tetap menekan gejolak emosinya, memilih untuk tidak bertindak gegabah.Murid Ratu Ular berada di dalam sana.Lagi pula, dia juga tahu jelas Ardika memang dipanggil kemari oleh Gina. Kalau Ardika benar-benar langsung dihabisi, bukankah sama saja dengan mempermalukan Gina?Kecuali ....Saat ini, Levin kembali melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Valtino dengan marah dan berkata, "Eh, Valtino, apa kamu nggak mengerti bahasa manusia?""Anjing cerdas nggak menghalangi jalan! Kalau kamu nggak minggir juga, satu kakimu lagi akan dipatahkan!"Sebagai Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, tentu saja dia tidak akan takut pada Valtino.Ingin bekerja untuk Ardika, dia tidak bisa bersikap layaknya pengecut dalam situasi genting.Biarpun saat ini pihak Valtino menang jumlah, tetapi dia tetap harus menunjukkan aura yang seh
Sementara itu, di sekeliling tempat tersebut, masih ada banyak pria dan wanita muda. Seharusnya mereka semua adalah bawahan Sirilus.Bagian pinggang orang-orang ini tampak mengembang, mereka juga menatap Ardika dengan sorot mata jahat."Tuan Muda Valtino, Ardika sudah datang!"Saat ini, ada orang yang memelototi Ardika sejenak, lalu menoleh dan berteriak dengan pelan ke arah belakang kerumunan tersebut.Seiring dengan roda bergesekan dengan permukaan tanah, seseorang berjalan keluar dari belakang kerumunan dengan mendorong sebuah kursi roda.Orang yang duduk di kursi roda itu tidak lain adalah Valtino, yang tadi malam kakinya dipatahkan oleh Ardika.Saat ini, kaki Valtino diperban dengan cukup tebal, ekspresinya juga tampak agak suram.Namun, sorot mata yang ditujukan pada Ardika dipenuhi dengan kebencian, api amarah seolah-olah akan menyembur keluar dari matanya!Valtino melirik Levin, lalu pada akhirnya pandangannya tertuju pada Ardika. Dia berkata dengan dingin, "Ardika, aku benar-b
Inilah alasan mengapa sebelumnya Levin merasa kurang baik mereka pergi ke Vila Bistani hanya berdua saja.Bagaimanapun juga, terlepas dari seberapa kuat Ardika, dia juga hanya seorang diri saja.Apalagi Levin sendiri. Kemampuan berkelahinya hanya sekelas preman-preman biasa. Dalam situasi genting, mungkin saja dia masih membutuhkan Ardika untuk melindunginya.Dia tidak lebih dari sekadar beban.Selain itu, menurut informasi yang diperolehnya, kali ini Sirilus telah membawa banyak anggota dari cabang Provinsi Denpapan.Ditambah lagi Gina juga merupakan seorang ahli bela diri luar biasa.Kalau wanita itu memutuskan untuk menyerang, mungkin saja Ardika dalam bahaya.Karena itulah, Levin bertanya sekali lagi, "Kak Ardika, perlukah aku memanggil beberapa orang kemari dengan membawa senjata api?""Nggak perlu."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Menyerangku, ya? Kalau begitu, aku hanya perlu memastikan mereka nggak punya kesempatan untuk melakukannya."Memu
"Meminta maaf?"Ardika melirik Levin sekilas dan berkata, "Levin, kamu sudah ikut denganku sudah lumayan lama, 'kan?""Apa kamu masih belum mengerti aku orang seperti apa?""Maaf, Kak Ardika, aku ...."Levin tergagap.Awalnya dia kira Ardika bergegas pergi ke Gunung Amona secara pribadi karena berniat untuk tunduk pada Keluarga Halim, berencana untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.Namun, ucapan Ardika saat ini sudah membuatnya mengerti satu hal.Tunduk? Menyelesaikan masalah secara baik-baik?Hal seperti ini sama sekali tidak ada dalam kamus Ardika.Ardika sama sekali tidak berencana untuk tunduk dan menyelesaikan masalah secara baik-baik, dia ingin menuntut pertanggungjawaban dari Sirilus!Kalau Sirilus tidak bisa membuat Ardika puas, maka dengan gaya bertindak Ardika, dia tidak keberatan untuk membuat masalah besar!Dewa Perang memang adalah Dewa Perang.Baik di tim tempur maupun di luar tim tempur, dia tetap mengintimidasi, tidak ada yang bisa menghalanginya!Saat ini, Levi
Sangat jelas Levin sedang mengkhawatirkan Ardika.Bagaimanapun juga, kali ini berbeda dengan kejadian yang melibatkan Chamir sebelumnya. Tidak ada Vanya sang Ratu Ular yang mendukung Ardika lagi.Selain itu, informasi internal Organisasi Snakei juga sudah beredar keluar.Vanya sang Ratu Ular mengeluarkan perintah, siapa pun di antara orang-orang Organisasi Snakei yang bisa membunuh Ardika, orang itulah yang akan menjadi ketua cabang Gotawa.Dengan adanya perintah ini, sangat jelas Sirilus tidak akan mempertimbangkan apa pun lagi saat menyerang Ardika.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Oh? Kalau begitu, Sirilus ini cukup membela putranya, ya? Dia adalah seorang ketua cabang Provinsi Denpapan, putranya hanya dihajar saja, dia sudah membawa orang-orang kemari secara terang-terangan.""Pantas saja Gina memintaku pergi ke Vila Bistani.""Ayo, antar aku ke sana sekarang."Levin tertegun sejenak, lalu berkata, "Kak Ardika, hanya kita berdua?""Kamu ingin membawa berapa banyak orang lagi?"