Share

1928 Kuat Ya Kuat

Penulis: Sarjana
Serangan pedang tadi, tidak menggunakan jurus atau teknik tertentu.

Keduanya hanya bersaing dalam hal kekuatan.

Orang-orang yang cerdas bisa melihat dengan jelas, dalam serangan ini, Ardika yang unggul.

Paling tidak, dalam persaingan kekuatan, Sirilus kalah telak!

Inilah yang benar-benar mengejutkan.

Perlu diketahui bahwa kondisi tubuh fisik Sirilus sangat kuat, belum menunjukkan tanda-tanda melemah karena faktor usia.

Akan tetapi, Ardika malah bisa mengunggulinya. Hal ini benar-benar mengejutkan!

Saat ini, ekspresi Sirilus juga tampak sangat muram.

Akhirnya, dia sudah menyadari betapa kuatnya dan betapa menakutkannya kekuatan Ardika!

Benturan tadi menyebabkan dirinya mengalami luka dalam yang serius. Saat ini, dia merasakan organ dalamnya tengah bergejolak, kedua kakinya juga sedikit bergetar tanpa henti.

Sirilus sudah mengerti, tadi kalau orang lain bukan dirinya, maka saat ini pasti sudah menjadi mayat.

Setelah menarik napas dalam-dalam, Sirilus berkata dengan dingin dan gigi terkat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1929 Harap Bu Gina Menegakkan Keadilan

    Seolah-olah sudah menemukan penyelamatnya, Sirilus berkata dengan senang, "Terima kasih, Bu Gina ....""Pffttt!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, pedang dalam genggaman Ardika tiba-tiba terbang, langsung menembus dada Sirilus, menyebabkan pria itu seperti terpaku di depan pintu."Uh ... uh ...."Sirilus berteriak dengan menyedihkan. Dia menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya. "Kamu ... berani-beraninya kamu membunuhku?!"Dia sama sekali tidak menyangka, Gina saja sudah maju dan memohon untuknya, tetapi Ardika tetap menyerangnya tanpa ragu."Sudah kubilang, sejak Keluarga Halim menyusun jebakan untuk membunuhku, seharusnya kalian sudah mempersiapkan mental kalian untuk menghadapi serangan balik dariku.""Hari ini, biarpun Vanya sendiri yang datang, juga nggak akan bisa menyelamatkanmu."Ardika melangkah maju tanpa ekspresi."Nggak!""Bu Gina, selamatkan aku!"Sambil muntah darah, Sirilus terus memohon tanpa henti.Namun, permohonannya itu tidak membuahkan hasil.Ardika me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1930 Tiga Cangkir Teh Sebagai Permintaan Maaf

    "Eh, Ardika ... kamu!"Anggota kantor pusat Organisasi Snakei lainnya terkejut sekaligus marah.Mereka tidak menyangka Ardika bahkan berani menyerang mereka.Perlu diketahui sebelumnya saat bertemu dengan mereka, Sirilus juga bersikap sopan pada mereka.Sementara itu, tanpa banyak bicara, Ardika langsung melayangkan tamparan. Bisa-bisanya perlakuan Ardika terhadap mereka dan terhadap orang-orang Keluarga Halim itu, tidak ada bedanya.Bagaimana mungkin perlakuan seperti ini bisa diterima oleh anggota kantor pusat Organisasi Snakei yang pada dasarnya sudah arogan dan bangga pada diri sendiri itu?"Harap Bu Gina turun tangan untuk mengendalikan bocah itu!""Dia sudah bertindak semena-mena, harus diberi pelajaran dan peringatan!"Satu per satu dari mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah Gina, berharap Gina turun tangan."Cukup!"Saat ini, Gina yang sedari tadi tidak bersuara, tiba-tiba memasang ekspresi muram dan menegur dengan marah. "Dasar sekelompok pecundang! Biasanya, kalian sela

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1931 Penghalang

    Ardika melontarkan pertanyaan beruntun, makin lama, suaranya berubah menjadi makin dingin.Begitu ucapan ini keluar dari mulut Ardika, ekspresi anggota kantor pusat Organisasi Snakei di sekeliling tempat itu langsung berubah drastis. Mereka menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya.Sebenarnya apa latar belakang Ardika?Tidak hanya memanggil nama Ratu Ular secara langsung, bahkan menuntut sebuah penjelasan dari Ratu Ular."Pak Ardika, kamu bilang Keluarga Halim bersekongkol dengan orang Negara Jepara, apakah ini benar?"Gina mengajukan pertanyaan itu dengan suara dalam.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Tadi malam, orang yang mencoba untuk membunuhku di rumah duka Kota Banyuli adalah seorang ninja Negara Jepara. Aku merebut mayatnya dari tangan Valtino."Gina mengerutkan keningnya. Setelah merenung sejenak, dia berkata, "Pak Ardika, kalau ucapanmu ini memang benar, sebagai bagian dari Organisasi Snakei, Sirilus bersekongkol dengan kekuatan Negara Jepara, memang pantas mati!""Set

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1932 Mengadakan Pesta Perayaan Terlebih Dulu

    "Hati-hati di jalan, Pak Ardika."Gina bangkit, mengantar Ardika sampai ke pintu secara pribadi sebelum menghentikan langkah kakinya."Eh?! Mengapa si Ardika itu sudah keluar secepat ini?!""Bu Gina nggak mengambil tindakan?"Di luar halaman, melihat Ardika yang tiba-tiba melenggang keluar, orang-orang Keluarga Halim yang baru saja merangkak bangkit itu pun terkejut bukan main.Tepat pada saat ini, sekelompok anggota kantor pusat Organisasi Snakei menerjang keluar dan mengepung orang-orang ini."Bu Gina memerintahkan, mulai hari ini seluruh anggota Keluarga Halim nggak diizinkan untuk meninggalkan Vila Bistani.""Setelah kasus yang melibatkan Keluarga Halim selesai diselidiki, tunggu saja hukuman kalian!"...Setelah kembali ke Kota Banyuli, kematian Sirilus dan keluarganya tidak tersebar.Pertama, pihak Organisasi Snakei masih perlu menyelidiki kasus Keluarga Halim bersekongkol dengan orang luar secara menyeluruh. Kalau informasi ini dibiarkan menyebar, bisa memicu kewaspadaan.Kedua,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1933 Sarang Burung Berkualitas Bagus

    Jadwal pindah ke ibu kota provinsi sudah dimajukan. Ardika juga berencana untuk memindahkan sebagian bisnis Grup Susanto Raya ke ibu kota provinsi untuk memudahkannya.Bagaimanapun juga, dia harus pergi melakukan pembersihan Organisasi Snakei, juga membutuhkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.Terutama Jesika. Asisten yang satu ini selalu bisa mengatur segala sesuatunya dengan baik. Dia tidak perlu khawatir.Sudah terbiasa mengandalkan bantuan dari asisten satu ini, Ardika merasa sulit untuk berpisah darinya.Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jesika. Berbeda dari biasanya, panggilannya selalu terhubung dalam hitungan detik, kali ini setelah berdering cukup lama, Jesika baru menjawab panggilan teleponnya."Pak Ardika, apa ada yang perlu kukerjakan?"Berbeda dengan suaranya yang biasanya selalu terdengar dingin dan jelas, hari ini suara Jesika terdengar sedikit lemah.Sambil mengerutkan keningnya, Ardika bertanya, "Jesika, kamu sakit? Apa yang terjadi?""Hari ini ak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1934 Tiara Siantar

    Tanpa melirik dua orang itu sama sekali, Ardika langsung berjalan ke arah pintu."Ada apa ini?"Tepat pada saat ini, mendengar keributan di luar, seorang pemuda berjalan ke arah pintu. Melihat Ardika yang tiba-tiba muncul, dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Siapa kamu?""Aku mencari Jesika, siapa kamu?"Ardika juga mengamati pemuda di hadapannya ini. Mendengar nada bicara tidak ramah lawan bicaranya, dia juga langsung bertanya balik tanpa sungkan.Berusia sekitar tiga puluhan tahun, mengenakan pakaian mewah yang jelas adalah buat tangan, rambut disisir rapi, serta mengenakan kacamata gagang emas. Hanya dengan sekali pandang saja, sudah jelas pria ini adalah pria yang sukses dalam kariernya.Dengan penampilannya yang tampan dan memesona, pria ini juga bukan tipe pria yang kekurangan wanita."Pak Ardika, kamu sudah datang? Silakan masuk!"Saat ini, Jesika yang raut wajahnya tampak sedikit pucat muncul di belakang pemuda tersebut.Ardika mendapati setelah Jesika melihat dirinya, sor

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1935 Kerabat Luar Biasa

    "Ya, benar, Jesika. Apa pun yang ingin kamu makan, katakan saja. Dilan akan mengendarai mobil balapnya secara pribadi untuk membantumu membawa pulang makananmu!"Tiara juga sibuk membantu putranya. Saat berbicara, dia bahkan mengayunkan tangan gemuknya yang berhiaskan giok berwarna hijau itu.Menyaksikan pemandangan itu, Ardika merasa sedikit geli.Penampilan Tiara begitu "luar biasa", bagi yang tidak tahu mungkin akan mengira wanita itu hendak menghadiahkan rumah dan mobil mewah untuk Jesika.Pada saat bersamaan, dia juga bertanya-tanya dalam hati.Jelas-jelas latar keluarga Jesika juga lumayan. Walaupun dia tidak pernah mencari tahu dengan detail, tetapi menurut informasi yang dia peroleh dari Levin, dibandingkan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste, kekuatan Keluarga Siantar mungkin lebih kuat, tidak mungkin lebih lemah.Alhasil, tiba-tiba malah muncul kerabat "luar biasa" seperti ini, yang bersikap layaknya orang kaya baru.Bisa-bisanya wanita paruh baya itu berlagak hebat dengan m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1936 Restoran Siam

    Ternyata, Tiara mengira Jesika datang untuk bekerja di Kota Banyuli karena terlibat dalam konflik dengan keluarganya.Di ibu kota provinsi, boleh dibilang Keluarga Gunardi juga merupakan keluarga besar terpandang. Tentu saja dia tidak menganggap serius perusahaan di kota kecil seperti Kota Banyuli ini.Jadi, biarpun Ardika adalah seorang presdir, dia juga tetap meremehkan Ardika.Melihat ibunya sedang memberinya bantuan, Dilan langsung menepuk dadanya dan berkata, "Jesika, kamu ingin bergabung ke perusahaan mana pun, katakan saja. Relasiku di ibu kota provinsi sangatlah luas!""Seperti Grup Susanto Raya tempatmu bekerja ini, namanya memang kedengaran cukup hebat, tapi terlepas dari seberapa hebat perusahaan ini, perkembangannya di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini juga terbatas.""Kamu benar-benar nggak perlu terus bertahan di perusahaan seperti itu ...."Saat ini, Dilan bukan hanya menjatuhkan Ardika secara terang-terangan, selesai berbicara, dia bahkan mengangkat alisnya seakan-a

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2079 Dua Orang Musuh

    Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sepertinya Ratu Ular juga nggak seperti yang kamu katakan sendiri, nggak memperhatikan hal-hal kecil. Kamu bahkan tahu Tina sudah datang ke ibu kota provinsi.""Kamu ingin meminjam tanganku lagi untuk membersihkan pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri di Organisasi Snakei?"Sebelumnya, untuk mencari masalah dengan Ardika, Pangeran Sego langsung memanggil orang-orang Organisasi Snakei.Melalui hal itu saja sudah terlihat jelas, pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri dalam Organisasi Snakei cabang Gotawa sudah sangat dalam. Tidak berlebihan kalau mengatakan sudah seperti pasir yang bertebaran.Jadi, hanya dengan sekali lihat saja, Ardika sudah bisa menebak perencanaan menguntungkan yang tengah disusun oleh Vanya.Vanya tidak keberatan tujuannya diketahui oleh Ardika. Tidak menyetujui, juga tidak menyangkal, dia berkata, "Kalau begitu, tergantung pada pemikiranmu sendiri. Kamu sudah merusak pernikahan politik antara Keluarga Bangsawan Sinatri dengan Keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2078 Hubungan Kepentingan yang Rumit

    Vanya tidak memperdebatkan hal ini, melainkan berkata, "Ardika yang Tak Terkalahkan, aku jujur saja padamu. Akar permasalahan ini adalah Keluarga Bangsawan Dienga Supham sudah bertindak terlalu jauh.""Kala itu, Thomas menjabat sebagai kapten Provinsi Denpapan, juga merupakan bagian dari perencanaan Keluarga Bangsawan Dienga Supham terhadap Gotawa. Nyonya Keluarga Bangsawan Dienga Supham yang satu itu sangat ambisius, dia selalu ingin memperluas pengaruh Keluarga Bangsawan Dienga hingga mencapai Gotawa.""Seperti kata pepatah, siapa yang akan membiarkan orang lain menguasai wilayah kekuasaan sendiri?""Siapa yang akan diam saja melihat Keluarga Bangsawan Dienga Supham menguasai wilayah kekuasaan sendiri di bawah pengawasan sendiri?"Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Maksudmu, otak di balik semua ini adalah Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo?"Keluarga Bangsawan Sinatri Sewo.Sebuah keluarga bangsawan besar yang pengaruhnya tersebar ke seluruh pelosok Gotawa.Di ujung telepon, Van

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2077 Tidak Akan Mempertimbangkan Siapa Pun

    Saat di medan perang, Thomas telah memberikan kontribusi yang besar. Di umurnya yang baru tiga puluhan tahun, dia sudah menjabat sebagai kapten tim tempur Provinsi Denpapan.Ditambah lagi dia memiliki latar belakang luar biasa, yaitu berasal dari Keluarga Bangsawan Dienga Supham. Boleh dibilang masa depannya sangat cerah.Dia pasti akan menjadi tokoh penopang Keluarga Bangsawan Dienga Supham di masa mendatang.Jadi, perkembangan Thomas tidak bisa dihalangi.Sekarang Thomas berhenti menjabat, tidak akan bisa menghancurkan masa depannya. Paling perkembangannya hanya akan berhenti untuk sementara waktu. Yah, paling lama tiga tahun, paling cepat satu atau setengah tahun.Namun, baik tiga tahun maupun satu atau setengah tahun, bagi seseorang yang melangkah selangkah demi selangkah dalam sebuah sistem, sangatlah penting.Begitu mengambil langkah lambat, maka ke depannya akan tetap lambat.Kemungkinan besar saat mencapai momen penting tertentu, karena tertunda satu atau setengah tahun ini, ti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2076 Thomas Berhenti Menjabat Sebagai Kapten

    "Jangan! Jangan menggunakan kekerasan!""Aku ikut dengan kalian! Aku ikut dengan kalian, oke?!"Hafa ketakutan bukan main. Menghadapi orang yang akan langsung main tangan dan tidak akan berbicara logika dengannya, dia tahu apa pun yang dikatakannya tidak ada gunanya.Tak lama kemudian, Hafa juga dibawa pergi dengan menyedihkan.Hingga sekarang, mereka bahkan masih belum tahu kesalahan apa yang telah mereka lakukan.Di sisi lain, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Wiandro, kejadian hari ini harus dirahasiakan dengan baik. Selanjutnya, aku akan berada di ibu kota provinsi untuk menangani beberapa hal. Aku nggak ingin diganggu."Wiandro mengangguk dengan cepat dan berkata, "Dewa Perang tenang saja, apa pun mengenai identitas Tuan, akan kusimpan sendiri. Aku nggak akan memberi tahu siapa pun!""Baiklah, aku nggak akan mengganggu kerja kalian lagi."Ardika mengangguk.Wiandro tahu Ardika sedang mengusirnya secara halus. Sebagai orang yang cukup peka, dia segera pamit dan pergi.Setel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2075 Orang Penting yang Dilindungi

    Secara naluriah, Wiandro menoleh ke sumber suara tersebut. Saat itu juga, pandangannya kembali gelap.Karena pemilik suara itu tidak lain adalah Ardika, yang baru selesai mengenakan pakaian dan keluar.'Apa? Pemuda ini adalah atasan lama Kapten Thomas?'"Dewa Perang!"Rafael dan Ginto langsung menegakkan tubuh mereka dan memberi hormat kepada Ardika. Sorot mata penuh kekaguman dan rasa hormat tampak jelas di mata mereka.Mereka adalah orang-orang kepercayaan Thomas. Terpengaruh oleh Thomas, dalam lubuk hati mereka, mereka sangat kagum pada Ardika.Para prajurit yang berada di sekeliling tempat itu juga mengangkat senjata mereka dengan serempak untuk menunjukkan hormat mereka terhadap Ardika. Sorot mata dengan semangat yang membara juga tampak jelas di mata mereka.Sosok legendaris kemiliteran yang satu ini, tentu saja dihormati oleh semua orang."Duar!"Bagaikan tersambar petir, kepala Wiandro seakan-akan diledakkan oleh sesuatu, pandangannya seolah-olah mulai berputar-putar.Dewa Pera

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2074 Brigadir Jenderal

    "Oh? Tapi aku sudah ada janji."Ardika mengerutkan keningnya, lalu tampak rileks kembali.Untungnya, saat dia mendapati Abbil memasukkan senjata api ke dalam bungkusannya, dia sudah melakukan pengaturan.Tepat pada saat ini, di luar stasiun, satu per satu mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju memasuki tempat tersebut.Setelah mobil-mobil berhenti di depan pintu stasiun, anggota-anggota tim tempur bersenjata lengkap yang duduk di mobil-mobil militer ini segera melompat turun, lalu memblokade pintu keluar stasiun.Tak lama kemudian, dua orang brigadir jenderal dengan empat bintang di pundak mereka segera berjalan dengan cepat, langsung menerjang ke area pemeriksaan.Saat dua orang ini muncul di hadapan semua orang, ekspresi Wiandro langsung berubah drastis. Dia tahu masalah ini sudah membesar.Tim tempur Provinsi Denpapan memiliki kedudukan setara dengan Kediaman Kodam.Kapten tim tempur Provinsi Denpapan memiliki kedudukan yang setara dengan Tuan Kodam.Sebagai wakil ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2073 Tentara Lama Berpengalaman

    "Tu ... Tuan, ada begitu banyak pecahan peluru meriam dalam tubuhmu, mengapa nggak dikeluarkan?"Wiandro benar-benar tercengang setelah menyaksikan hasil memindai itu. Setelah waktu berlalu cukup lama, dia baru tersadar kembali perlahan-lahan. Namun, dia masih tergagap saat berbicara.Di dalam tubuh atasannya lamanya saat dia berada di tim tempur, juga tersangkut dua pecahan peluru meriam. Saat mulai lanjut usia, hidup atasannya itu sangat sengsara, terutama saat cuaca dingin dan hujan. Rasa sakit yang dirasakannya sangatlah luar biasa.Namun, pecahan peluru meriam dalam tubuh Ardika jauh lebih banyak dibandingkan yang ada dalam tubuh tentara lama tersebut.Wiandro bahkan tidak tahu mengapa Ardika masih bisa bergerak dengan mudah di saat ada begitu banyak pecahan peluru meriam yang tersangkut dalam tubuhnya.Sambil mengenakan pakaiannya, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Dokter yang mengoperasiku mengatakan mereka sudah mengeluarkan pecahan peluru meriam yang bisa dikeluarkan. Adap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2072 Bekas Luka

    "Desak dia untuk mengeluarkan benda terlarang di tubuhnya sekali lagi! Kalau dia masih nggak menyerahkannya juga, lakukan penggeledahan secara paksa!"Wiandro mengeluarkan instruksi dengan suara dalam.Ketua itu berbalik, berjalan menghampiri Ardika. Berdiri berhadapan dengan Ardika, dia berkata, "Pak Wiandro, wakil ketua kantor polisi ibu kota provinsi sudah tiba, aku harap kamu bisa memikirkan konsekuensinya dengan jelas! Sekarang kami tekankan sekali lagi, serahkan benda terlarang di tubuhmu!""Nggak ada benda terlarang di tubuhku."Ardika mengucapkan satu kalimat itu dengan acuh tak acuh. Sepanjang proses ini berlangsung, ekspresinya tampak sangat tenang.Pemandangan itu membuat Wiandro meliriknya dengan sorot mata agak terkejut. Bagaimanapun juga, bisa bersikap setenang ini, hanya sifat tenangnya ini saja jarang ditemukan di antara pemuda-pemuda seumurannya."Minta rekan-rekan tim anti bom untuk melakukan penggeledahan! Ingat, berhati-hatilah!"Wiandro mengeluarkan instruksi denga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2071 Wakil Ketua Kantor Polisi Ibu Kota Provinsi

    "Angkat kedua tanganmu tinggi-tinggi melewati kepalamu, jangan melakukan pergerakan lainnya!"Ketua kelompok anggota kepolisian itu berteriak ke arah Ardika.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Maaf, aku pernah bergabung dengan militer. Aku nggak bisa melakukan gerakan menyerah seperti itu."Pernah bergabung dengan militer?Saat ini, di mata orang banyak, tingkat bahayanya Ardika langsung meningkat beberapa level."Kalau begitu, apa yang kamu sembunyikan di tubuhmu? Cepat keluarkan!"Ketua itu kembali berteriak.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak menyembunyikan apa pun ....""Nggak mungkin! Kalau kamu nggak menyembunyikan sesuatu, bagaimana mungkin alarm bahaya berbunyi tanpa sebab?!"Ketua itu berkata dengan nada bicara tajam, "Kamu berinisiatif menyerahkannya, atau berhasil kami temukan setelah kami menahanmu dan menggeledahmu, sifatnya berbeda. Kalau kamu berinisiatif menyerahkannya sendiri, hukuman yang kamu terima bisa jauh lebih ringan. Pikirkan baik-baik!"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status