Luna mengedipkan matanya pada Ardika, mengisyaratkan suaminya untuk tidak berbicara sembarangan. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Halo, Pak Gileot, aku Luna. Beberapa orang ini adalah petinggi Grup Hatari. Orang di sampingku ini adalah suamiku, Ardika."Mendengar ucapannya, ekspresi Gileot dan tiga orang lainnya mengalami sedikit perubahan.Walaupun mereka baru pertama kali bertemu Ardika, tetapi ada aura menakutkan yang secara otomatis terpancar dari tubuh pria itu.Gileot segera bereaksi. Ekspresinya berubah menjadi normal kembali. Dia berkata dengan berpura-pura tidak senang, "Bu Luna, kamu nggak bilang suamimu akan datang, bukankah seperti ini kurang baik?""Kami hanya mendiskusikan bisnis seperti biasa, kamu membawa suamimu datang seperti mewaspadai kami saja."Mereka ingin mengusir Ardika. Kalau tidak, dengan adanya pria itu di dekat mereka, perasaan takut akan senantiasa menghantui mereka.Yah, biarpun sekarang mereka bekerja untuk Zilwar dan sama sekali tidak perlu begitu
Secara logika, permintaan Grup Fermoso juga tidak berlebihan.Bagaimanapun juga, dalam hal membangun dan mengelola sekolah swasta, Grup Fermoso memang lebih profesional. Di seluruh provinsi, sudah tidak bisa ditemukan perusahaan yang lebih profesional dan berpengalaman dibandingkan perusahaan mereka.Namun, ada satu masalah.Permintaan dari pihak Grup Fermoso cukup besar, permintaan mereka dalam hal persentase saham sudah melampaui perkiraan Luna.Jadi, selama negosiasi sedang berlangsung, Luna berusaha keras untuk tawar-menawar.Para petinggi Grup Hatari juga ikut bergabung untuk membantu Luna. Kedua belah pihak berdebat selama beberapa saat, tetapi Gileot dan yang lainnya tetap enggan mengalah.Walaupun berdebat sampai wajah dan telinga memerah, tetapi saat ini Luna malah makin memercayai Gileot dan yang lainnya. Adapun mengenai apa yang menjadi kecurigaan Ardika tadi, juga sudah dilupakannya.Kedua belah pihak berdebat dengan sengit seperti ini, itu artinya memang memiliki ketulusan
Intinya, baik Luna maupun para petinggi Grup Hatari, merasa Ardika sudah terlalu gegabah.Sangat jelas Gileot dan yang lainnya sudah melakukan persiapan matang, sedangkan mereka tidak ada persiapan sama sekali.Bagaimana mungkin mereka bisa menang?Tindakan gegabah Ardika ini, akan membuat Grup Hatari mengalami kerugian puluhan miliar hingga ratusan miliar.Sementara itu, melihat Luna bermaksud untuk menghentikan Ardika, Gileot segera buka suara. "Bu Luna, Ardika sudah setuju. Kalian adalah suami istri, bukankah seharusnya ucapannya mewakili maksudmu?""Atau mungkin Tuan Ardika nggak berhak mengambil keputusan?"Nada bicara menyindir mewarnai ucapan Gileot.Dia sudah mengetahui data diri Luna dari Zilwar, dia juga sudah tahu Ardika adalah seorang menantu benalu.Karena itulah, dia sengaja menggunakan cara seperti ini untuk merangsang Luna.Samar-samar, kilatan amarah terlihat di mata Luna. Saat dia hendak berbicara, Ardika tiba-tiba berkata, "Tentu saja aku bisa mengambil keputusan. Be
Walaupun Ardika tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh komplotan Gileot, tetapi indranya yang tajam bisa merasakan mereka berniat jahat.Selain itu, orang yang mereka targetkan adalah Luna.Hal ini membuat sorot mata Ardika berubah menjadi agak dingin, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan beromong kosong lagi, langsung mulai saja."Diam-diam, Gileot dan tiga orang rekannya tertawa dingin.'Kamu sangat ingin mencelakai istrimu sendiri, ya? Oke, kami kabulkan keinginanmu.' pikir keempat preman tersebut.Pelayan mengantarkan satu kotak minuman beralkohol ke dalam ruangan.Sesi minum-minum resmi dimulai."Ardika, aku nggak perlu banyak beromong kosong tentang peraturan lagi, 'kan? Ayo, minum dulu satu ronde! Aku akan menuangkan untukmu!"Gileot melangkah maju, lalu langsung menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Ardika.Tanpa mengedipkan matanya sama sekali, Ardika langsung mengangkat gelasnya dan berkata, "Kalian adalah tamu, sebagai tuan rumah, aku
Sebaliknya, mata Gileot dan yang lainnya sudah memerah, wajah mereka lebih parah lagi, sudah seperti terbakar.Walaupun mereka juga sudah berpengalaman dalam hal minum-minum dan masih bisa bertahan saat ini, tetapi mereka benar-benar terkejut melihat kemampuan minum Ardika.Biarpun tidak mabuk, kalau sudah meneguk racun sebanyak itu, saat ini juga pasti sudah merasakan reaksi dalam tubuh.Namun, Ardika tampak baik-baik saja, seperti hanya meneguk air putih.Kalau bukan karena Ardika meminum minuman yang sama dengan mereka, mereka sudah mulai curiga apakah Ardika melakukan kecurangan dengan mengganti minuman keras menjadi air putih untuk diminum.Namun, saat ini sekotak minuman beralkohol itu juga sudah habis mereka minum."Ardika, bagaimana kalau kamu beristirahat sejenak? Kami akan menunggumu," kata Gileot sambil bertopang pada meja dengan telapak tangannya.Sebenarnya, dia sudah merasa sedikit tidak tahan. Namun, karena dirangsang oleh Ardika dan didorong oleh keinginan yang kuat unt
Apa pun yang terjadi, mereka hanya bisa memaksakan diri untuk bertahan.Bagaimana kalau sebenarnya Ardika sendiri juga sudah tidak kuat lagi, melainkan hanya masih memaksakan diri untuk bertahan sekarang?Intinya, selama mereka memaksakan diri untuk bertahan, mereka pasti ada kesempatan."Pak Gileot, kalau kamu berbicara seperti itu, aku sudah tenang. Kalau begitu, ayo lanjut minum!"Ardika menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Gileot."Ayo, aku bersulang untuk Pak Gileot!"Dengan diselimuti perasaan getir, Gileot buru-buru berkata, "Beristirahatlah sejenak. Ardika, kita nggak sedang mengejar waktu, apa nggak bisa minum pelan-pelan saja?"Dia merasakan lambungnya sudah bergejolak hebat. Dia takut begitu dia meneguk segelas ini, sekujur tubuhnya akan meledak. Jadi, dia ingin beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi."Pak Gileot, kalau kamu sudah lelah, aku sendiri yang akan menyuapimu."Sambil tersenyum, Ardika mengangkat gelas itu, lalu mengulurkan satu lengann
Dua menit kemudian, Gileot dan tiga orang rekannya sudah diseret berlutut di hadapan Ardika.Saat ini, sekujur tubuh mereka terasa lemas. Kalau bukan karena rambut mereka dijambak, mereka bahkan tidak bisa berlutut dengan stabil."So ... Sobat ... Ardika ... kami bersalah ... jangan pukul lagi ...."Gileot memaksakan diri untuk membuka sebelah matanya yang sudah memar itu untuk melihat Ardika. Saat dia berbicara, kelopak matanya tampak melompat-lompat."Di mana letak kesalahan kalian?"Ardika sedang meminum sebotol yogurt untuk meredakan efek alkohol. Dia mengajukan satu pertanyaan itu tanpa ekspresi."Ka ... kami seharusnya nggak memprovokasi Bu Luna ... nggak bertanding minum-minum denganmu," kata Gileot dengan lemah.Ardika melirik Levin. Levin langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Gileot. "Kalau nggak mau mati, patuh sedikit. Katakan, siapa yang mengirim kalian kemari?!"Wajah Gileot sudah mati rasa, dia sama sekali tidak merasakan sakit lagi.Namun, ekspresi galak Levin teta
"Ka ... kalau begitu, setelah kami melakukannya, apakah Tuan Ardika bisa mengantar kami keluar dari Kota Banyuli, ke sebuah tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kami?!"Gileot menatap Ardika dengan tatapan penuh permohonan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalian nggak berhak mengajukan permintaan."Dengan tindakan beberapa orang ini, dia tidak menghabisi mereka saja, sudah termasuk sangat berbesar hati."Baik, aku setuju, aku setuju ...."Gileot terduduk di lantai, ekspresinya tampak pucat pasi.Menyetujui permintaan Ardika, paling tidak mereka masih punya kesempatan untuk melarikan diri.Ardika beranjak bangkit, lalu melambaikan tangannya pada Levin dan berkata, "Kamu atur saja.""Oke!"Ardika langsung pergi, dia tidak berminat untuk menyaksikan pemandangan menjijikkan itu.Malam itu juga, Ardika menerima sebuah video dari Levin.Dia hanya melirik ekspresi kesakitan Zilwar di sampul video tersebut, lalu langsung menyimpan ponselnya. Dia bahkan tidak be
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter
"Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr
"Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P
"Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan