Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1690 Mengalahkan Kalian Semua Sendirian

Share

Bab 1690 Mengalahkan Kalian Semua Sendirian

Author: Sarjana
Intinya, baik Luna maupun para petinggi Grup Hatari, merasa Ardika sudah terlalu gegabah.

Sangat jelas Gileot dan yang lainnya sudah melakukan persiapan matang, sedangkan mereka tidak ada persiapan sama sekali.

Bagaimana mungkin mereka bisa menang?

Tindakan gegabah Ardika ini, akan membuat Grup Hatari mengalami kerugian puluhan miliar hingga ratusan miliar.

Sementara itu, melihat Luna bermaksud untuk menghentikan Ardika, Gileot segera buka suara. "Bu Luna, Ardika sudah setuju. Kalian adalah suami istri, bukankah seharusnya ucapannya mewakili maksudmu?"

"Atau mungkin Tuan Ardika nggak berhak mengambil keputusan?"

Nada bicara menyindir mewarnai ucapan Gileot.

Dia sudah mengetahui data diri Luna dari Zilwar, dia juga sudah tahu Ardika adalah seorang menantu benalu.

Karena itulah, dia sengaja menggunakan cara seperti ini untuk merangsang Luna.

Samar-samar, kilatan amarah terlihat di mata Luna. Saat dia hendak berbicara, Ardika tiba-tiba berkata, "Tentu saja aku bisa mengambil keputusan. Be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1691 Tidak Ada Penawaran yang Ditolak

    Walaupun Ardika tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh komplotan Gileot, tetapi indranya yang tajam bisa merasakan mereka berniat jahat.Selain itu, orang yang mereka targetkan adalah Luna.Hal ini membuat sorot mata Ardika berubah menjadi agak dingin, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan beromong kosong lagi, langsung mulai saja."Diam-diam, Gileot dan tiga orang rekannya tertawa dingin.'Kamu sangat ingin mencelakai istrimu sendiri, ya? Oke, kami kabulkan keinginanmu.' pikir keempat preman tersebut.Pelayan mengantarkan satu kotak minuman beralkohol ke dalam ruangan.Sesi minum-minum resmi dimulai."Ardika, aku nggak perlu banyak beromong kosong tentang peraturan lagi, 'kan? Ayo, minum dulu satu ronde! Aku akan menuangkan untukmu!"Gileot melangkah maju, lalu langsung menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Ardika.Tanpa mengedipkan matanya sama sekali, Ardika langsung mengangkat gelasnya dan berkata, "Kalian adalah tamu, sebagai tuan rumah, aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1692 Takut Terjadi Sesuatu Pada Kalian

    Sebaliknya, mata Gileot dan yang lainnya sudah memerah, wajah mereka lebih parah lagi, sudah seperti terbakar.Walaupun mereka juga sudah berpengalaman dalam hal minum-minum dan masih bisa bertahan saat ini, tetapi mereka benar-benar terkejut melihat kemampuan minum Ardika.Biarpun tidak mabuk, kalau sudah meneguk racun sebanyak itu, saat ini juga pasti sudah merasakan reaksi dalam tubuh.Namun, Ardika tampak baik-baik saja, seperti hanya meneguk air putih.Kalau bukan karena Ardika meminum minuman yang sama dengan mereka, mereka sudah mulai curiga apakah Ardika melakukan kecurangan dengan mengganti minuman keras menjadi air putih untuk diminum.Namun, saat ini sekotak minuman beralkohol itu juga sudah habis mereka minum."Ardika, bagaimana kalau kamu beristirahat sejenak? Kami akan menunggumu," kata Gileot sambil bertopang pada meja dengan telapak tangannya.Sebenarnya, dia sudah merasa sedikit tidak tahan. Namun, karena dirangsang oleh Ardika dan didorong oleh keinginan yang kuat unt

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1693 Aku Sendiri yang Menyuapimu

    Apa pun yang terjadi, mereka hanya bisa memaksakan diri untuk bertahan.Bagaimana kalau sebenarnya Ardika sendiri juga sudah tidak kuat lagi, melainkan hanya masih memaksakan diri untuk bertahan sekarang?Intinya, selama mereka memaksakan diri untuk bertahan, mereka pasti ada kesempatan."Pak Gileot, kalau kamu berbicara seperti itu, aku sudah tenang. Kalau begitu, ayo lanjut minum!"Ardika menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Gileot."Ayo, aku bersulang untuk Pak Gileot!"Dengan diselimuti perasaan getir, Gileot buru-buru berkata, "Beristirahatlah sejenak. Ardika, kita nggak sedang mengejar waktu, apa nggak bisa minum pelan-pelan saja?"Dia merasakan lambungnya sudah bergejolak hebat. Dia takut begitu dia meneguk segelas ini, sekujur tubuhnya akan meledak. Jadi, dia ingin beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi."Pak Gileot, kalau kamu sudah lelah, aku sendiri yang akan menyuapimu."Sambil tersenyum, Ardika mengangkat gelas itu, lalu mengulurkan satu lengann

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1694 Menyuruh Zilwar Datang

    Dua menit kemudian, Gileot dan tiga orang rekannya sudah diseret berlutut di hadapan Ardika.Saat ini, sekujur tubuh mereka terasa lemas. Kalau bukan karena rambut mereka dijambak, mereka bahkan tidak bisa berlutut dengan stabil."So ... Sobat ... Ardika ... kami bersalah ... jangan pukul lagi ...."Gileot memaksakan diri untuk membuka sebelah matanya yang sudah memar itu untuk melihat Ardika. Saat dia berbicara, kelopak matanya tampak melompat-lompat."Di mana letak kesalahan kalian?"Ardika sedang meminum sebotol yogurt untuk meredakan efek alkohol. Dia mengajukan satu pertanyaan itu tanpa ekspresi."Ka ... kami seharusnya nggak memprovokasi Bu Luna ... nggak bertanding minum-minum denganmu," kata Gileot dengan lemah.Ardika melirik Levin. Levin langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Gileot. "Kalau nggak mau mati, patuh sedikit. Katakan, siapa yang mengirim kalian kemari?!"Wajah Gileot sudah mati rasa, dia sama sekali tidak merasakan sakit lagi.Namun, ekspresi galak Levin teta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1695 Hukuman yang Setimpal

    "Ka ... kalau begitu, setelah kami melakukannya, apakah Tuan Ardika bisa mengantar kami keluar dari Kota Banyuli, ke sebuah tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kami?!"Gileot menatap Ardika dengan tatapan penuh permohonan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalian nggak berhak mengajukan permintaan."Dengan tindakan beberapa orang ini, dia tidak menghabisi mereka saja, sudah termasuk sangat berbesar hati."Baik, aku setuju, aku setuju ...."Gileot terduduk di lantai, ekspresinya tampak pucat pasi.Menyetujui permintaan Ardika, paling tidak mereka masih punya kesempatan untuk melarikan diri.Ardika beranjak bangkit, lalu melambaikan tangannya pada Levin dan berkata, "Kamu atur saja.""Oke!"Ardika langsung pergi, dia tidak berminat untuk menyaksikan pemandangan menjijikkan itu.Malam itu juga, Ardika menerima sebuah video dari Levin.Dia hanya melirik ekspresi kesakitan Zilwar di sampul video tersebut, lalu langsung menyimpan ponselnya. Dia bahkan tidak be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1696 Ternyata Ardika

    Jangankan beberapa hari lagi, dia bahkan tidak tahan membiarkan Gileot dan beberapa orang rekannya itu hidup selama dua puluh empat jam lagi.Anak buahnya itu buru-buru berkata, "Tentara Bayaran Lane juga berbisnis di Negara Nusantara. Salah satu dari rekan tentaraku bernama Charles. Belakangan ini dia berada di Provinsi Denpapan. Dia bahkan menghubungiku dan mengatakan setelah tugasnya selesai, akan datang mencariku untuk minum-minum bersama.""Kalau begitu, cepat hubungi dia!"Zilwar melontarkan satu kalimat itu dengan tidak sabar.Charles bukan hanya berada di Provinsi Denpapan, saat ini pria itu bahkan berada di Kota Banyuli.Jadi, setelah dihubungi oleh anak buah Zilwar, tidak butuh waktu lama bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama."Oke, minta anak buah mereka untuk menanyakan pada beberapa orang bajingan itu siapa yang memberi mereka instruksi sebelum menghabisi mereka."Zilwar masih telungkup di atas tempat tidur, ekspresinya tampak sangat muram.Saat ini, di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1697 Kantor Pusat Mengirim Anggota

    Harus Tisya akui, ucapan Charles sangat masuk akal.Namun, Ardika tidak berencana menargetkannya, dia malah tidak berencana untuk melepaskan pemuda itu.Selama ini, dia berpikir untuk menghabisi Ardika setiap saat.Dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, "Charles, bagaimana hasil diskusimu dengan petinggi Perusahaan Lane?"Setelah Chamir yang membawa anggota Organisasi Snakei untuk melakukan operasi penargetan Ardika gagal, Tisya hanya bisa menaruh harapannya pada Tentara Bayaran Lane.Dia terus meminta Charles untuk menghubungi mereka, berharap mereka mengirim anggota yang lebih kuat lagi untuk menghadapi Ardika."Nyonya, sebelumnya kantor pusat perusahaan terus membuat perhitungan mengenai kekuatan Ardika. Hari ini, aku baru mendapatkan jawaban dari mereka. Mereka sudah setuju untuk mengirim anggota yang lebih kuat kemari."Charles mengangguk, lalu berkata, "Tapi, seharusnya Nyonya juga tahu, kalau kantor pusat perusahaan mengirim anggota kemari, biayanya sangatlah tinggi."D

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1698 Memberimu Satu Hari untuk Mempertimbangkan

    "Zilwar!"Ekspresi Luna sedikit berubah.Tentu saja dia mengenal orang ini.Sebelumnya, orang ini pernah ditangkap oleh kantor polisi pusat Kota Banyuli selama beberapa waktu. Karena hal ini pula, Keluarga Mahasura terus memberi tekanan, memaksa Ardika untuk pergi ke kantor polisi pusat, meminta mereka untuk membebaskan Zilwar.Keluarga Mahasura bahkan mengundang Leon, pamannya, untuk menjadi membantu membicarakan hal ini.Hanya saja, sejak Zilwar dipulangkan dalam kondisi patah kaki, tidak ada lagi kabar mengenai Keluarga Mahasura di Kota Banyuli cukup lama.Bahkan Perusahaan Investasi Mahasura juga tidak menonjolkan diri lagi.Hari ini Zilwar datang mencarinya, pasti atas niat jahat.Namun, Luna sangat cerdas. Dia langsung menyadari sesuatu."Zilwar, kemarin kamu yang mengirim sekelompok orang Grup Fermoso itu, 'kan?"Luna menatap Zilwar dengan dingin dan berkata, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?""Sepertinya Kak Luna cukup cerdas. Kalau begitu, aku nggak perlu berbicara panj

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status