Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1691 Tidak Ada Penawaran yang Ditolak

Share

Bab 1691 Tidak Ada Penawaran yang Ditolak

Penulis: Sarjana
Walaupun Ardika tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh komplotan Gileot, tetapi indranya yang tajam bisa merasakan mereka berniat jahat.

Selain itu, orang yang mereka targetkan adalah Luna.

Hal ini membuat sorot mata Ardika berubah menjadi agak dingin, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan beromong kosong lagi, langsung mulai saja."

Diam-diam, Gileot dan tiga orang rekannya tertawa dingin.

'Kamu sangat ingin mencelakai istrimu sendiri, ya? Oke, kami kabulkan keinginanmu.' pikir keempat preman tersebut.

Pelayan mengantarkan satu kotak minuman beralkohol ke dalam ruangan.

Sesi minum-minum resmi dimulai.

"Ardika, aku nggak perlu banyak beromong kosong tentang peraturan lagi, 'kan? Ayo, minum dulu satu ronde! Aku akan menuangkan untukmu!"

Gileot melangkah maju, lalu langsung menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Ardika.

Tanpa mengedipkan matanya sama sekali, Ardika langsung mengangkat gelasnya dan berkata, "Kalian adalah tamu, sebagai tuan rumah, aku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1692 Takut Terjadi Sesuatu Pada Kalian

    Sebaliknya, mata Gileot dan yang lainnya sudah memerah, wajah mereka lebih parah lagi, sudah seperti terbakar.Walaupun mereka juga sudah berpengalaman dalam hal minum-minum dan masih bisa bertahan saat ini, tetapi mereka benar-benar terkejut melihat kemampuan minum Ardika.Biarpun tidak mabuk, kalau sudah meneguk racun sebanyak itu, saat ini juga pasti sudah merasakan reaksi dalam tubuh.Namun, Ardika tampak baik-baik saja, seperti hanya meneguk air putih.Kalau bukan karena Ardika meminum minuman yang sama dengan mereka, mereka sudah mulai curiga apakah Ardika melakukan kecurangan dengan mengganti minuman keras menjadi air putih untuk diminum.Namun, saat ini sekotak minuman beralkohol itu juga sudah habis mereka minum."Ardika, bagaimana kalau kamu beristirahat sejenak? Kami akan menunggumu," kata Gileot sambil bertopang pada meja dengan telapak tangannya.Sebenarnya, dia sudah merasa sedikit tidak tahan. Namun, karena dirangsang oleh Ardika dan didorong oleh keinginan yang kuat unt

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1693 Aku Sendiri yang Menyuapimu

    Apa pun yang terjadi, mereka hanya bisa memaksakan diri untuk bertahan.Bagaimana kalau sebenarnya Ardika sendiri juga sudah tidak kuat lagi, melainkan hanya masih memaksakan diri untuk bertahan sekarang?Intinya, selama mereka memaksakan diri untuk bertahan, mereka pasti ada kesempatan."Pak Gileot, kalau kamu berbicara seperti itu, aku sudah tenang. Kalau begitu, ayo lanjut minum!"Ardika menuangkan segelas penuh minuman beralkohol itu ke dalam gelas Gileot."Ayo, aku bersulang untuk Pak Gileot!"Dengan diselimuti perasaan getir, Gileot buru-buru berkata, "Beristirahatlah sejenak. Ardika, kita nggak sedang mengejar waktu, apa nggak bisa minum pelan-pelan saja?"Dia merasakan lambungnya sudah bergejolak hebat. Dia takut begitu dia meneguk segelas ini, sekujur tubuhnya akan meledak. Jadi, dia ingin beristirahat sejenak sebelum lanjut lagi."Pak Gileot, kalau kamu sudah lelah, aku sendiri yang akan menyuapimu."Sambil tersenyum, Ardika mengangkat gelas itu, lalu mengulurkan satu lengann

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1694 Menyuruh Zilwar Datang

    Dua menit kemudian, Gileot dan tiga orang rekannya sudah diseret berlutut di hadapan Ardika.Saat ini, sekujur tubuh mereka terasa lemas. Kalau bukan karena rambut mereka dijambak, mereka bahkan tidak bisa berlutut dengan stabil."So ... Sobat ... Ardika ... kami bersalah ... jangan pukul lagi ...."Gileot memaksakan diri untuk membuka sebelah matanya yang sudah memar itu untuk melihat Ardika. Saat dia berbicara, kelopak matanya tampak melompat-lompat."Di mana letak kesalahan kalian?"Ardika sedang meminum sebotol yogurt untuk meredakan efek alkohol. Dia mengajukan satu pertanyaan itu tanpa ekspresi."Ka ... kami seharusnya nggak memprovokasi Bu Luna ... nggak bertanding minum-minum denganmu," kata Gileot dengan lemah.Ardika melirik Levin. Levin langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Gileot. "Kalau nggak mau mati, patuh sedikit. Katakan, siapa yang mengirim kalian kemari?!"Wajah Gileot sudah mati rasa, dia sama sekali tidak merasakan sakit lagi.Namun, ekspresi galak Levin teta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1695 Hukuman yang Setimpal

    "Ka ... kalau begitu, setelah kami melakukannya, apakah Tuan Ardika bisa mengantar kami keluar dari Kota Banyuli, ke sebuah tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kami?!"Gileot menatap Ardika dengan tatapan penuh permohonan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalian nggak berhak mengajukan permintaan."Dengan tindakan beberapa orang ini, dia tidak menghabisi mereka saja, sudah termasuk sangat berbesar hati."Baik, aku setuju, aku setuju ...."Gileot terduduk di lantai, ekspresinya tampak pucat pasi.Menyetujui permintaan Ardika, paling tidak mereka masih punya kesempatan untuk melarikan diri.Ardika beranjak bangkit, lalu melambaikan tangannya pada Levin dan berkata, "Kamu atur saja.""Oke!"Ardika langsung pergi, dia tidak berminat untuk menyaksikan pemandangan menjijikkan itu.Malam itu juga, Ardika menerima sebuah video dari Levin.Dia hanya melirik ekspresi kesakitan Zilwar di sampul video tersebut, lalu langsung menyimpan ponselnya. Dia bahkan tidak be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1696 Ternyata Ardika

    Jangankan beberapa hari lagi, dia bahkan tidak tahan membiarkan Gileot dan beberapa orang rekannya itu hidup selama dua puluh empat jam lagi.Anak buahnya itu buru-buru berkata, "Tentara Bayaran Lane juga berbisnis di Negara Nusantara. Salah satu dari rekan tentaraku bernama Charles. Belakangan ini dia berada di Provinsi Denpapan. Dia bahkan menghubungiku dan mengatakan setelah tugasnya selesai, akan datang mencariku untuk minum-minum bersama.""Kalau begitu, cepat hubungi dia!"Zilwar melontarkan satu kalimat itu dengan tidak sabar.Charles bukan hanya berada di Provinsi Denpapan, saat ini pria itu bahkan berada di Kota Banyuli.Jadi, setelah dihubungi oleh anak buah Zilwar, tidak butuh waktu lama bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama."Oke, minta anak buah mereka untuk menanyakan pada beberapa orang bajingan itu siapa yang memberi mereka instruksi sebelum menghabisi mereka."Zilwar masih telungkup di atas tempat tidur, ekspresinya tampak sangat muram.Saat ini, di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1697 Kantor Pusat Mengirim Anggota

    Harus Tisya akui, ucapan Charles sangat masuk akal.Namun, Ardika tidak berencana menargetkannya, dia malah tidak berencana untuk melepaskan pemuda itu.Selama ini, dia berpikir untuk menghabisi Ardika setiap saat.Dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, "Charles, bagaimana hasil diskusimu dengan petinggi Perusahaan Lane?"Setelah Chamir yang membawa anggota Organisasi Snakei untuk melakukan operasi penargetan Ardika gagal, Tisya hanya bisa menaruh harapannya pada Tentara Bayaran Lane.Dia terus meminta Charles untuk menghubungi mereka, berharap mereka mengirim anggota yang lebih kuat lagi untuk menghadapi Ardika."Nyonya, sebelumnya kantor pusat perusahaan terus membuat perhitungan mengenai kekuatan Ardika. Hari ini, aku baru mendapatkan jawaban dari mereka. Mereka sudah setuju untuk mengirim anggota yang lebih kuat kemari."Charles mengangguk, lalu berkata, "Tapi, seharusnya Nyonya juga tahu, kalau kantor pusat perusahaan mengirim anggota kemari, biayanya sangatlah tinggi."D

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1698 Memberimu Satu Hari untuk Mempertimbangkan

    "Zilwar!"Ekspresi Luna sedikit berubah.Tentu saja dia mengenal orang ini.Sebelumnya, orang ini pernah ditangkap oleh kantor polisi pusat Kota Banyuli selama beberapa waktu. Karena hal ini pula, Keluarga Mahasura terus memberi tekanan, memaksa Ardika untuk pergi ke kantor polisi pusat, meminta mereka untuk membebaskan Zilwar.Keluarga Mahasura bahkan mengundang Leon, pamannya, untuk menjadi membantu membicarakan hal ini.Hanya saja, sejak Zilwar dipulangkan dalam kondisi patah kaki, tidak ada lagi kabar mengenai Keluarga Mahasura di Kota Banyuli cukup lama.Bahkan Perusahaan Investasi Mahasura juga tidak menonjolkan diri lagi.Hari ini Zilwar datang mencarinya, pasti atas niat jahat.Namun, Luna sangat cerdas. Dia langsung menyadari sesuatu."Zilwar, kemarin kamu yang mengirim sekelompok orang Grup Fermoso itu, 'kan?"Luna menatap Zilwar dengan dingin dan berkata, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?""Sepertinya Kak Luna cukup cerdas. Kalau begitu, aku nggak perlu berbicara panj

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1699 Semena-Mena

    "Aku harap besok pada jam segini, aku sudah bisa melihat surat pengalihan saham yang sudah kamu tanda tangani.""Selain itu, saat bertemu denganku besok, ingat untuk membersihkan tubuhmu dengan lebih bersih lagi. Seharusnya kamu sudah mengerti maksudku.""Kalau nggak, biarpun sekarang suamimu sudah hebat dan punya latar belakang pemerintahan, aku juga tetap bisa menunjukkan pada kalian sekeluarga, apa yang disebut dengan neraka!"Zilwar melontarkan kata-kata ancaman dengan semena-mena.Dia mengira Luna tahu Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli. Karena itulah, dia secara khusus mengisyaratkan hal ini.Namun, Luna sama sekali tidak mengerti maksudnya, dia tidak menangkap makna tersirat dari ucapan Zilwar.Namun, sebagai keluarga kaya, Keluarga Mahasura juga berhak dan memiliki kekuatan untuk tidak menganggap serius Kediaman Wali Kota Banyuli."Sini, tunjukkan pada wanita ini."Saat ini, Zilwar menepuk tangannya."Plak ...."Begitu dia selesai berbicara, seorang pria asing yang dia b

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status