Para petinggi perusahaan benar-benar sudah panik. Saking paniknya, mereka terus membujuk Luna seperti sama sekali tidak berpikir lagi.Luna menarik napas dalam-dalam, lalu mengalihkan pandangannya ke arah para petugas keamanan dan bertanya, "Apa dua orang pria asing tadi benar-benar adalah tentara bayaran?""Ya, Bu Luna. Mereka pasti sudah berpengalaman membunuh orang di medan perang. Aura membunuh yang kuat seperti itu sama sekali nggak bisa disembunyikan!""Karena orang-orang itu berani muncul di Negara Nusantara dan mengeluarkan senjata api, itu artinya mereka benar-benar semena-mena, nggak ada lagi hal yang nggak berani mereka lakukan."Seorang petugas keamanan menjawab pertanyaan Luna dengan ekspresi serius.Mendengar ucapannya, para petinggi perusahaan menjadi makin panik, bahkan ada beberapa orang yang berpikir untuk menyerahkan surat pengunduran diri saat itu juga.Kini, sangat jelas Grup Hatari telah ditargetkan oleh Keluarga Mahasura. Mereka bahkan sudah mengundang tentara ba
Sambil merokok, Zilwar berkata sambil tersenyum, "Luna, dilihat oleh banyak orang di jalanan seperti ini, nggak baik, 'kan? Bagaimana kalau kita bicarakan di dalam saja?"Dia membawa orang-orangnya untuk menghalangi jalan Luna di depan pintu, karena takut sudah ada jebakan di dalam Menara Sahid.Bagaimanapun juga, dia juga tidak berani jamin Luna tidak berani melakukan perlawanan.Walaupun kemarin dia sudah menggertak wanita ini dengan sedemikian rupanya, dia juga tahu dengan jelas baik Luna maupun Ardika, pasangan ini sudah terkenal keras kepala.Namun, kalau dia masuk bersama Luna, dia sama sekali tidak perlu khawatir lagi.Dengan adanya wanita ini sebagai sanderanya, biarpun Ardika bernyali besar, juga tidak akan berani bertindak gegabah."Oke."Luna memaksakan diri untuk tetap tenang, dia menganggukkan kepalanya.Dia sendiri sudah jatuh ke tangan Zilwar, mau tidak mau dia harus setuju.Orang-orangnya Zilwar mengepung Luna, sedangkan petugas keamanan Grup Hatari mengepung rombongan
Grup Hatari.Selain Grup Susanto Raya, perusahaan inilah perusahaan paling terkenal di Kota Banyuli.Saat membelinya saja, Ardika sudah mengeluarkan sepuluh triliun.Setelah dikembangkan selama beberapa waktu ini, total aset perusahaan sudah mengalami peningkatan.Selain bagian Luna yang diwakilkan oleh Keluarga Septio, hanya saham di bawah nama Luna saja, nilainya sudah lebih dari dua triliun.Sekarang Zilwar malah ingin membelinya dengan dua ratus ribu.Bukankah sama saja dengan membuat lelucon?"Zilwar, kamu sama sekali nggak punya ketulusan untuk mendiskusikan bisnis.""Kamu ingin membeli sahamku dengan dua ratus ribu, apa bedanya dengan merampok?""Apa kamu benar-benar mengira aku nggak berani lapor polisi?!"Luna berbicara dengan dingin, wajahnya sudah sedikit memerah saking kesalnya.Adapun mengenai Zilwar menyuruhnya untuk melayani pria itu di hotel, dia menganggap kata-kata itu sebagai angin lalu.Apa pun tanggapan yang dia berikan mengenai hal tersebut, hanya akan merugikan d
"Nona Luna, apa kamu sudah mengerti?" kata anak buah Zilwar sambil tersenyum palsu.Nada bicara sedingin es itu membuat semua orang gugup setengah mati.Luna juga merinding mendengarnya.Kalau keluarganya jatuh ke tangan bajingan seperti Zilwar, akan berakhir seperti apa ....Dia bahkan tidak berani membayangkannya!""Bu Luna, bagaimana kalau kamu tanda tangani saja? Lagi pula, kamu juga yang bertanggung jawab atas operasional sehari-hari perusahaan. Biarpun Tuan Muda Zilwar menjadi pemegang saham, penghasilanmu juga nggak akan rendah kalau kamu bekerja untuknya.""Ya, benar. Tuan Muda Zilwar adalah anggota keluarga kaya, seharusnya dia juga nggak akan merugikan bawahannya.""Nggak ada seorang pun yang bisa menghadapi konsekuensi menyulut amarah Tuan Muda Zilwar."Beberapa orang petinggi perusahaan juga mulai membujuk Luna.Namun, baik secara sadar maupun tidak sadar, orang-orang ini mengabaikan satu hal. Zilwar tidak hanya menginginkan saham Luna, tetapi juga meminta Luna untuk menema
Ekspresi ganas Zilwar membuat tubuh Luna sedikit gemetaran saking ketakutannya.Ardika menekan bahu istrinya dengan lembut sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Zilwar. Dia mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin, "Anggota Keluarga Mahasura?""Aku nggak pernah melihatmu."Sebelum Ardika meninggalkan Kediaman Keluarga Mahasura, Zilwar masih belum dewasa, juga sering tidak pulang rumah.Bertahun-tahun sudah berlalu, tentu saja dia tidak mengenali pria itu lagi.Walaupun sebelumnya dia menginstruksikan orang untuk memberi Zilwar pelajaran di dalam pusat penahanan, juga meminta Harrison, konsul Negara Enggrim untuk mematahkan kedua kaki pria itu.Namun, dia belum bertemu Zilwar secara langsung."Sialan! Kamu bahkan nggak tahu siapa aku?!"Saking emosinya, Zilwar hampir muntah darah. Ekspresinya berubah menjadi ganas, dia berteriak dengan keras.Dia sudah dicelakai oleh Ardika hingga sedemikian rupanya, tetapi Ardika malah tidak mengenalinya.Baginya, perasaan ini jauh lebih tida
Saat ini, niat membunuh yang kuat benar-benar sudah menyelimuti hati Ardika.Kalau bukan karena takut begitu terjadi ledakan senjata api, dalam situasi yang kacau, akan mengakibatkan korban luka dan korban tewas berjatuhan, Ardika pasti sudah menyerang."Tuan Muda, Tuan Muda baik-baik saja, 'kan?"Anak buah Zilwar segera memapah Zilwar berdiri dengan panik."Minggir!"Zilwar langsung menepis tangan anak buahnya. Setelah menggoyang-goyangkan kepalanya yang terasa pusing, akhirnya dia tersadar kembali.Dia berbalik, memelototi Ardika dengan tatapan tajam. Sambil mengusap-usap wajahnya, dia berkata, "Ardika, berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!""Eh, pecundang, dulu saat kamu bersama Keluarga Mahasura, kamu sangat patuh. Hingga pada akhirnya, kamu diusir oleh kami dan menjadi gelandangan. Sekarang kamu malah berani memukulku!"Seluruh ruangan itu dipenuhi dengan suara teriakan penuh amarah Zilwar.Ardika tidak memedulikan senjata api yang mengarah padanya, dia berkata dengan ac
Ruang penerimaan tamu Grup Hatari.Zilwar menatap Ardika dengan sorot mata dingin. Saking emosinya, dia ingin membunuh Ardika saat itu juga.Di bawah bujukan anak buahnya, akhirnya dia tenang kembali."Eh, Ardika, kamu jangan kira kamu adalah penguasa di Kota Banyuli, bisa bertindak semena-mena!""Jujur saja, baik uang nggak seberapa yang dimiliki oleh beberapa perusahaanmu itu, maupun sedikit kekuasaan yang kamu miliki di Kediaman Wali Kota, sama sekali bukan apa-apa bagi Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.""Keluarga Mahasura bisa membuatmu kehilangan segala sesuatu yang kamu miliki ini dengan mudah!"Zilwar kembali memasang ekspresi arogan. Dia menatap Ardika dan Luna dengan tatapan acuh tak acuh dan berkata dengan dingin, "Kali ini, siapa pun nggak akan bisa menghentikan Keluarga Mahasura untuk mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli!""Kalau nggak mau mati, tanda tangani surat pengalihan saham ini, lalu bersihkan istrimu itu dan antarkan dia padaku.""Ingat, aku hanya memberi
"Aku mengerti, Sayang."Ardika mengangguk.Setelah duduk menemani Luna sejenak, melihat istrinya sudah mengumpulkan semangat untuk bekerja kembali, dia baru beranjak, meninggalkan ruangan Luna.Di luar ruangan, Ardika mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang."Bos ...."Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara Draco dari ujung telepon.Ardika berkata dengan dingin, "Kirim satu kelompok orang, habisi seluruh anggota Tentara Bayaran Lane yang berada di Kota Banyuli. Adapun mengenai Charles, biarkan dia tetap hidup untuk sementara waktu. Bagaimanapun juga, kita tetap harus menyisakan seorang penyampai informasi."Sebelumnya, dia sudah memberikan peringatan terakhir pada Charles.Dalam tiga hari, semua anggota Tentara Bayaran Lane yang berada di Negara Nusantara harus meninggalkan wilayah tanah air.Namun, mereka tidak menganggap serius ucapannya. Tidak hanya tetap tinggal di Kota Banyuli, sekarang mereka malah bersekongkol dengan Keluarga Mahasura.Sekarang Ardika sudah tidak terla
"Syuu!"Pedang panjang tersebut melesat membentuk kilatan cahaya berwarna perak di udara.Saat itu, niat membunuh yang tajam terpancar ke segala arah, membuat orang-orang merasakan seperti kembali ke medan perang zaman dahulu. Saking ketakutannya, ekspresi mereka mulai memucat. Mereka bahkan melangkah mundur beberapa langkah.Tepat pada saat pedang panjang tersebut mengarah ke Ardika, pedang pendek lainnya yang juga terselip di pinggang Kakoi, juga diam-diam telah keluar dari sarung. Sambil menggenggam pedang tersebut dengan erat, dia mengarahkan pedang ke arah dada dan perut Ardika melalui sudut yang aneh."Jurus Mematahkan Dada Yamano adalah jurus paling kuat dan mematikan Sekolah Bela Diri Yamano! Tuan Kakoi menggunakan jurus ini dengan sempurna!""Tuan Kakoi, bunuh orang Negara Nusantara itu!"Menyaksikan pemandangan itu, beberapa orang murid Kakoi itu berteriak dengan penuh semangat.Walaupun mereka tidak tahu mengapa sebelumnya Kakoi berlutut di hadapan Ardika, tetapi mereka tahu
"Kakoi, 'kan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku."Ardika melangkah maju satu langkah, menatap lawan bicaranya sambil tersenyum tipis.Di tengah tatapan tercengang semua orang, Kakoi bersujud. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. "Tuan salah paham, aku nggak ....""Salah paham?"Ardika menyelanya dengan dingin, "Kalau begitu, ninja Negara Jepara yang menargetkanku sebelumnya adalah murid kalian, 'kan?""Sekarang kamu mendatangi Negara Nusantara secara terang-terangan dengan membawa murid-muridmu.""Kalau bukan datang untuk membunuhku, mungkinkah kalian datang untuk berlibur? Atau semacam mengakui keluarga di sini, begitu?""Ah ... benar, benar, benar!"Kakoi bersujud lagi, lalu berkata tanpa memilah-milah kata-kata lagi, "Tuan, aku memang datang untuk mengakui keluarga. Aku mengakui Tuan sebagai Ayah.""Ayah yang terhormat, harap terima penghormatan dari putramu ini!"Melihat Kakoi yang kini bersikap sangat merendah seperti seekor anjing penjilat, memanggil Ardika dengan panggilan Ay
"Ngung!!!"Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, Kakoi langsung terguncang, pikirannya berubah menjadi kosong.Dewa Perang?Ternyata dia adalah Dewa Perang?!Dewa Perang yang menyebabkan pertumpahan darah di medan perang dan memukul mundur Aliansi Panca?Hingga sekarang, pertempuran di medan perang kala itu, masih menjadi sesuatu yang menghantui Kakoi.Kalau Kakoi ditanya siapa orang yang paling ditakutinya di Negara Nusantara.Tidak perlu diragukan lagi, jawabannya adalah Dewa Perang!"De ... De ... De ...."Lidah Kakoi seperti terkilir. Saking ketakutannya, dia sampai tidak bisa berbicara dengan jelas."Apa? Apa?"Ekspresi Ardika tampak tenang. Sambil tersenyum tipis, dia berkata, "Wirhan bilang kamu datang ke Negara Nusantara khusus untuk membunuhku?""Aku ...."Hanya satu kalimat saja, sudah membuat ekspresi Kakoi berubah menjadi pucat pasi. Bulir-bulir keringat dingin bercucuran dan membasahi punggungnya.Astaga!Dasar Jiglo sialan! Ternyata pria itu memintanya untuk membunuh
Ekspresi Wirhan berubah lagi dan lagi. Dia tidak bisa tidak menganggap serius Ardika, tetapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan sosok Yang Mulia yang satu ini."Ratu Ular, bukan aku yang memanggil Tuan Kakoi datang. Biarpun nggak ada aku, dia tetap akan datang untuk membunuh Ardika. Aku hanya memberitahunya lokasi Ardika.""Intinya, hari ini aku hanya ingin menginjak mati Ardika. Setelah hari ini, aku siap untuk menerima hukuman dari Ratu Ular!"Sambil menahan rasa sakit, Wirhan membungkukkan badannya. Dia bersikap sangat merendah.Walaupun demikian, dia tetap enggan mengalah, dia ingin melawan Ardika hingga tetes darah penghabisan.Sorot mata Vanya berubah menjadi dingin. Dia mendengus, lalu tidak berbicara lagi.Karena Wirhan yang cari mati sendiri, dia juga sudah malas untuk mengurus pria itu lagi."Setelah menunggu sekian lama, kenapa si rakun itu nggak datang juga?" tanya Ardika dengan malas. Dia sudah sedikit tidak sabar."Bajingan!""Berani-beraninya kamu menghina Guru! Kamu
"Apa yang kamu takutkan?"Tepat pada saat ini, Vanya tiba-tiba meliriknya sekilas.Hanko langsung merasa gugup setengah mati, seperti ada sebilah pisau yang ditempelkan di lehernya."Brak!"Hanko langsung berlutut dan bersujud di lantai, tidak berani bersuara.Dia tahu siapa orang yang dihubungi oleh Wirhan.Orang itu tidak lain adalah Kakoi, yang menyelinap masuk ke Negara Nusantara beberapa waktu yang lalu.Sebelumnya, Ardika telah membunuh Ruth, Sirilus, yang merupakan ketua cabang Organisasi Snakei Provinsi Denpapan dan putranya. Suami Ruth adalah Jiglo, wakil ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa.Demi membalaskan dendam istri dan keluarga istrinya, Jiglo diam-diam mengundang Kakoi, ninja yang luar biasa hebat dari Sekolah Bela Diri Yamano Negara Jepara ke Negara Nusantara.Sementara itu, Kakoi mendatangi Kota Banyuli dengan alasan dimintai bantuan oleh Bank Sakura untuk membalaskan dendam Shimizu.Karena itulah, selain beberapa orang saja, tidak ada yang tahu Jiglo yang mengundan
"Bagaimana kalau kita bernegosiasi sejenak, kamu minta orang yang ingin membunuhku itu untuk datang sekarang?"Ardika mendongak menatap Wirhan, mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum tipis.Wirhan mencibir dan berkata, "Kenapa? Apa kamu sudah takut? Ingin memohon pengampunan di hadapan orang itu?"Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengucapkan satu kata dengan santai. "Bodoh!""Kamu mengataiku apa?!"Wirhan langsung marah besar.Ardika malas untuk beromong kosong dengan pecundang itu. Dia langsung melangkah maju, lalu melayangkan satu tamparan hingga Wirhan terjatuh ke lantai."Krak ...."Detik berikutnya, Ardika langsung menginjak kaki Wirhan, hingga membuat tulang kaki pria itu patah."Ahh ...."Wirhan mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Saking kesakitannya, dia sampai berguling-guling di lantai.Mikues dan yang lainnya membelalak kaget, menatap Ardika dengan tercengang.Mereka tidak menyangka Ardika sebrutal itu. Dia langsung menginjak kaki Wirhan hingga patah begitu saja
"Ardika, aku dan Tuan Muda Wirhan sudah minta maaf padamu, jangan keterlaluan!"Mikues juga melontarkan kata-kata itu dengan ekspresi masam."Oh? Setelah kalian meminta maaf, sudah seharusnya aku langsung terima saja, begitu?"Ardika tertawa dingin dan berkata, "Kalau begitu, sekarang aku beri tahu kalian, aku nggak menerima permintaan maaf kalian.""Berlututlah dan meminta maaf terlebih dulu, baru dibicarakan bagaimana penyelesaian masalah hari ini.""Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir begitu saja. Hari ini kalian juga jangan harap bisa meninggalkan Grup Susanto Raya!"Mendengar ucapan ini, ekspresi Wirhan dan Mikues berubah menjadi masam.Meminta mereka untuk berlutut meminta maaf terlebih dulu, baru penyelesaian masalah ini akan dibicarakan. Sangat jelas kalau si Ardika itu ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras mereka.Bagaimana bisa ada orang licik yang begitu tidak tahu malu?Bahkan orang-orang yang hanya datang untuk menyaksikan pertunjukan, juga tidak bisa be
Sekujur tubuh Mikues gemetaran sejenak. Kemudian, dia berjalan menghampiri Vanya dengan hati-hati.Mikues menangkupkan tangannya pada Vanya, lalu berkata dengan gigi terkatup, "Ratu Ular, Ardika sudah berhenti menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tapi dia masih ingin menjadi penguasa Kota Banyuli. Dia juga yang memprovokasi Keluarga Bangsawan Basagita Suraba terlebih dulu, jadi wajar saja kalau aku menekan perusahaannya, bukan?"Dia tahu kalau sudah jatuh ke tangan Vanya, pasti sudah tidak bisa memperoleh keuntungan lagi. Namun, dia tidak ingin ditampar dengan ganas tepat di hadapan banyak orang seperti Wirhan."Plak!"Namun, detik berikutnya, tamparan Vanya tetap mendarat dengan keras tepat di wajahnya."Di satu sisi, kamu sedang memperebutkan posisi sebagai Wali Kota Banyuli, di sisi lain kamu malah menekan perusahaan lokal tanpa memedulikan kepentingan rakyat demi dendam pribadi. Tapi, bisa-bisanya kamu bilang ini wajar saja?""Plak!""Sebenarnya Ardika yang memprovokasi duluan, atau
"Ratu Ular!"Wirhan berusaha menahan perasaan terhina yang menyelimuti hatinya, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Keluarga Rewind Kota Gamiga adalah anggota inti kalangan keluarga kaya Kota Gamiga. Selama ini kalangan keluarga kaya Kota Gamiga adalah satu kesatuan ....""Plak!"Sebelum dia selesai berbicara, Gina mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan ke wajahnya lagi."Oh? Memangnya kenapa kalau kalian adalah satu kesatuan? Apa kalangan keluarga kaya Kota Gamiga ini memberontak?" Suara acuh tak acuh Vanya kembali terdengar.Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Wirhan langsung berubah drastis.Biarpun diberi delapan ratus nyali, dia juga tidak berani menerima tuduhan Vanya itu.Bahkan seluruh kalangan keluarga kaya Kota Gamiga juga tidak bisa menanggung tuduhan sebagai pemberontak."Nggak berani!"Wirhan segera melangkah mundur satu langkah. Sambil menutupi wajahnya, dia berkata dengan marah, "Ratu Ular, apa pantas kamu memukulku seperti ini hanya karena Grup Susa