"Nona Luna, apa kamu sudah mengerti?" kata anak buah Zilwar sambil tersenyum palsu.Nada bicara sedingin es itu membuat semua orang gugup setengah mati.Luna juga merinding mendengarnya.Kalau keluarganya jatuh ke tangan bajingan seperti Zilwar, akan berakhir seperti apa ....Dia bahkan tidak berani membayangkannya!""Bu Luna, bagaimana kalau kamu tanda tangani saja? Lagi pula, kamu juga yang bertanggung jawab atas operasional sehari-hari perusahaan. Biarpun Tuan Muda Zilwar menjadi pemegang saham, penghasilanmu juga nggak akan rendah kalau kamu bekerja untuknya.""Ya, benar. Tuan Muda Zilwar adalah anggota keluarga kaya, seharusnya dia juga nggak akan merugikan bawahannya.""Nggak ada seorang pun yang bisa menghadapi konsekuensi menyulut amarah Tuan Muda Zilwar."Beberapa orang petinggi perusahaan juga mulai membujuk Luna.Namun, baik secara sadar maupun tidak sadar, orang-orang ini mengabaikan satu hal. Zilwar tidak hanya menginginkan saham Luna, tetapi juga meminta Luna untuk menema
Ekspresi ganas Zilwar membuat tubuh Luna sedikit gemetaran saking ketakutannya.Ardika menekan bahu istrinya dengan lembut sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Zilwar. Dia mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin, "Anggota Keluarga Mahasura?""Aku nggak pernah melihatmu."Sebelum Ardika meninggalkan Kediaman Keluarga Mahasura, Zilwar masih belum dewasa, juga sering tidak pulang rumah.Bertahun-tahun sudah berlalu, tentu saja dia tidak mengenali pria itu lagi.Walaupun sebelumnya dia menginstruksikan orang untuk memberi Zilwar pelajaran di dalam pusat penahanan, juga meminta Harrison, konsul Negara Enggrim untuk mematahkan kedua kaki pria itu.Namun, dia belum bertemu Zilwar secara langsung."Sialan! Kamu bahkan nggak tahu siapa aku?!"Saking emosinya, Zilwar hampir muntah darah. Ekspresinya berubah menjadi ganas, dia berteriak dengan keras.Dia sudah dicelakai oleh Ardika hingga sedemikian rupanya, tetapi Ardika malah tidak mengenalinya.Baginya, perasaan ini jauh lebih tida
Saat ini, niat membunuh yang kuat benar-benar sudah menyelimuti hati Ardika.Kalau bukan karena takut begitu terjadi ledakan senjata api, dalam situasi yang kacau, akan mengakibatkan korban luka dan korban tewas berjatuhan, Ardika pasti sudah menyerang."Tuan Muda, Tuan Muda baik-baik saja, 'kan?"Anak buah Zilwar segera memapah Zilwar berdiri dengan panik."Minggir!"Zilwar langsung menepis tangan anak buahnya. Setelah menggoyang-goyangkan kepalanya yang terasa pusing, akhirnya dia tersadar kembali.Dia berbalik, memelototi Ardika dengan tatapan tajam. Sambil mengusap-usap wajahnya, dia berkata, "Ardika, berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!""Eh, pecundang, dulu saat kamu bersama Keluarga Mahasura, kamu sangat patuh. Hingga pada akhirnya, kamu diusir oleh kami dan menjadi gelandangan. Sekarang kamu malah berani memukulku!"Seluruh ruangan itu dipenuhi dengan suara teriakan penuh amarah Zilwar.Ardika tidak memedulikan senjata api yang mengarah padanya, dia berkata dengan ac
Ruang penerimaan tamu Grup Hatari.Zilwar menatap Ardika dengan sorot mata dingin. Saking emosinya, dia ingin membunuh Ardika saat itu juga.Di bawah bujukan anak buahnya, akhirnya dia tenang kembali."Eh, Ardika, kamu jangan kira kamu adalah penguasa di Kota Banyuli, bisa bertindak semena-mena!""Jujur saja, baik uang nggak seberapa yang dimiliki oleh beberapa perusahaanmu itu, maupun sedikit kekuasaan yang kamu miliki di Kediaman Wali Kota, sama sekali bukan apa-apa bagi Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.""Keluarga Mahasura bisa membuatmu kehilangan segala sesuatu yang kamu miliki ini dengan mudah!"Zilwar kembali memasang ekspresi arogan. Dia menatap Ardika dan Luna dengan tatapan acuh tak acuh dan berkata dengan dingin, "Kali ini, siapa pun nggak akan bisa menghentikan Keluarga Mahasura untuk mendapatkan proyek kota baru Sungai Banyuli!""Kalau nggak mau mati, tanda tangani surat pengalihan saham ini, lalu bersihkan istrimu itu dan antarkan dia padaku.""Ingat, aku hanya memberi
"Aku mengerti, Sayang."Ardika mengangguk.Setelah duduk menemani Luna sejenak, melihat istrinya sudah mengumpulkan semangat untuk bekerja kembali, dia baru beranjak, meninggalkan ruangan Luna.Di luar ruangan, Ardika mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang."Bos ...."Tanpa butuh waktu lama, terdengar suara Draco dari ujung telepon.Ardika berkata dengan dingin, "Kirim satu kelompok orang, habisi seluruh anggota Tentara Bayaran Lane yang berada di Kota Banyuli. Adapun mengenai Charles, biarkan dia tetap hidup untuk sementara waktu. Bagaimanapun juga, kita tetap harus menyisakan seorang penyampai informasi."Sebelumnya, dia sudah memberikan peringatan terakhir pada Charles.Dalam tiga hari, semua anggota Tentara Bayaran Lane yang berada di Negara Nusantara harus meninggalkan wilayah tanah air.Namun, mereka tidak menganggap serius ucapannya. Tidak hanya tetap tinggal di Kota Banyuli, sekarang mereka malah bersekongkol dengan Keluarga Mahasura.Sekarang Ardika sudah tidak terla
Selain itu, Charles sudah memutuskan uang sebesar seratus juta ini akan masuk ke kantong pribadinya.Jadi, dia tersenyum dan berkata, "Tapi, Tuan Muda Zilwar, tolong rahasiakan perbincangan kita hari ini, jangan membocorkannya pada orang luar.""Oke, nggak masalah ...."Zilwar hanya mengira Charles ingin mendapatkan komisi, dia pun menganggukkan kepalanya.Dua orang yang memiliki pemikiran jahat sendiri, tertawa bersama-sama dengan kompak."Dor! Dor!"Namun, setelah tawa mereka berdua berhenti, tiba-tiba terdengar suara seperti suara ledakan petasan."Suara apa itu?"Zilwar tertegun sejenak.Ekspresi Charles langsung berubah. "Suara tembakan?""Bam!"Pintu didobrak hingga terbuka dari luar. Anak buah Zilwar menerobos masuk dengan tergesa-gesa, menerjang ke lantai seperti seekor anjing jahat yang menerjang ke arah makanan."Tu ... Tuan Muda ... Caneil dan yang lainnya sudah dibunuh ... mereka ... semua sudah mati!"Caneil adalah salah satu anggota Tentara Bayaran Lane. Hari ini, dia dan
Walaupun pemikiran ini benar-benar di luar nalar, Charles sama sekali tidak percaya Ardika bisa melakukannya.Namun, setelah mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan yang tak terhitung jumlahnya, biarpun hanya tersisa satu kemungkinan yang sangat di luar nalar ini, dia juga tidak punya pilihan lain selain percaya."Aku harus segera meminta kantor pusat untuk mengirim orang kemari. Kalau nggak, aku juga akan mati di sini!"Charles segera menghubungi kantor pusat Perusahaan Lane dan menceritakan apa yang telah terjadi.Sementara itu, adapun mengenai pelaku pembunuhan semua anggota tentara bayaran yang dia bawa kemari, dia menyebut pelaku itu adalah Ardika tanpa ragu.Karena hanya dengan cara seperti ini, kantor pusat baru akan mengirim orang kemari secepatnya.Kalau bahkan siapa pelakunya saja masih belum diketahui, dengan berbagai pertimbangan, kantor pusat Perusahaan Lane pasti akan menghabiskan banyak waktu lagi untuk memprediksikan risiko yang akan mereka hadapi."Charles, petinggi peru
Kini, kekayaan Keluarga Dougli yang kelihatan dari luar saja, sudah mencapai puluhan miliar Euros.Kalau hanya punya uang saja, itu masih tak seberapa. Keluarga Dougli tidak ada bedanya dengan keluarga Negara Nusantara lainnya. Dari waktu ke waktu, selalu dipandang rendah oleh kalangan kelas atas setempat.Namun, hingga muncul seseorang dari Keluarga Dougli yang menjadi kepala instruktur kelompok militer asing dan menjadi tokoh yang hebat dan berpengaruh di Galea, situasi ini pun berubah.Keluarga Dougli tidak hanya masuk dalam kategori keluarga kaya, tetapi sudah dikategorikan sebagai keluarga bangsawan Galea.Orang yang membantu Keluarga Dougli mengalami perubahan signifikan ini adalah Tridon!Sejak kecil, Tridon sangat mencintai seni bela diri Negara Nusantara. Setelah dewasa, dia kembali ke Negara Nusantara, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berguru dengan ahli bela diri.Saat itulah, dia mengenal Haron. Mereka berdua berguru dengan guru yang sama, menjadi kakak dan adik sepe
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma
"Syuu!"Pedang panjang tersebut melesat membentuk kilatan cahaya berwarna perak di udara.Saat itu, niat membunuh yang tajam terpancar ke segala arah, membuat orang-orang merasakan seperti kembali ke medan perang zaman dahulu. Saking ketakutannya, ekspresi mereka mulai memucat. Mereka bahkan melangkah mundur beberapa langkah.Tepat pada saat pedang panjang tersebut mengarah ke Ardika, pedang pendek lainnya yang juga terselip di pinggang Kakoi, juga diam-diam telah keluar dari sarung. Sambil menggenggam pedang tersebut dengan erat, dia mengarahkan pedang ke arah dada dan perut Ardika melalui sudut yang aneh."Jurus Mematahkan Dada Yamano adalah jurus paling kuat dan mematikan Sekolah Bela Diri Yamano! Tuan Kakoi menggunakan jurus ini dengan sempurna!""Tuan Kakoi, bunuh orang Negara Nusantara itu!"Menyaksikan pemandangan itu, beberapa orang murid Kakoi itu berteriak dengan penuh semangat.Walaupun mereka tidak tahu mengapa sebelumnya Kakoi berlutut di hadapan Ardika, tetapi mereka tahu
"Kakoi, 'kan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku."Ardika melangkah maju satu langkah, menatap lawan bicaranya sambil tersenyum tipis.Di tengah tatapan tercengang semua orang, Kakoi bersujud. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. "Tuan salah paham, aku nggak ....""Salah paham?"Ardika menyelanya dengan dingin, "Kalau begitu, ninja Negara Jepara yang menargetkanku sebelumnya adalah murid kalian, 'kan?""Sekarang kamu mendatangi Negara Nusantara secara terang-terangan dengan membawa murid-muridmu.""Kalau bukan datang untuk membunuhku, mungkinkah kalian datang untuk berlibur? Atau semacam mengakui keluarga di sini, begitu?""Ah ... benar, benar, benar!"Kakoi bersujud lagi, lalu berkata tanpa memilah-milah kata-kata lagi, "Tuan, aku memang datang untuk mengakui keluarga. Aku mengakui Tuan sebagai Ayah.""Ayah yang terhormat, harap terima penghormatan dari putramu ini!"Melihat Kakoi yang kini bersikap sangat merendah seperti seekor anjing penjilat, memanggil Ardika dengan panggilan Ay
"Ngung!!!"Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, Kakoi langsung terguncang, pikirannya berubah menjadi kosong.Dewa Perang?Ternyata dia adalah Dewa Perang?!Dewa Perang yang menyebabkan pertumpahan darah di medan perang dan memukul mundur Aliansi Panca?Hingga sekarang, pertempuran di medan perang kala itu, masih menjadi sesuatu yang menghantui Kakoi.Kalau Kakoi ditanya siapa orang yang paling ditakutinya di Negara Nusantara.Tidak perlu diragukan lagi, jawabannya adalah Dewa Perang!"De ... De ... De ...."Lidah Kakoi seperti terkilir. Saking ketakutannya, dia sampai tidak bisa berbicara dengan jelas."Apa? Apa?"Ekspresi Ardika tampak tenang. Sambil tersenyum tipis, dia berkata, "Wirhan bilang kamu datang ke Negara Nusantara khusus untuk membunuhku?""Aku ...."Hanya satu kalimat saja, sudah membuat ekspresi Kakoi berubah menjadi pucat pasi. Bulir-bulir keringat dingin bercucuran dan membasahi punggungnya.Astaga!Dasar Jiglo sialan! Ternyata pria itu memintanya untuk membunuh
Ekspresi Wirhan berubah lagi dan lagi. Dia tidak bisa tidak menganggap serius Ardika, tetapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan sosok Yang Mulia yang satu ini."Ratu Ular, bukan aku yang memanggil Tuan Kakoi datang. Biarpun nggak ada aku, dia tetap akan datang untuk membunuh Ardika. Aku hanya memberitahunya lokasi Ardika.""Intinya, hari ini aku hanya ingin menginjak mati Ardika. Setelah hari ini, aku siap untuk menerima hukuman dari Ratu Ular!"Sambil menahan rasa sakit, Wirhan membungkukkan badannya. Dia bersikap sangat merendah.Walaupun demikian, dia tetap enggan mengalah, dia ingin melawan Ardika hingga tetes darah penghabisan.Sorot mata Vanya berubah menjadi dingin. Dia mendengus, lalu tidak berbicara lagi.Karena Wirhan yang cari mati sendiri, dia juga sudah malas untuk mengurus pria itu lagi."Setelah menunggu sekian lama, kenapa si rakun itu nggak datang juga?" tanya Ardika dengan malas. Dia sudah sedikit tidak sabar."Bajingan!""Berani-beraninya kamu menghina Guru! Kamu