Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1695 Hukuman yang Setimpal

Share

Bab 1695 Hukuman yang Setimpal

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-12-12 18:00:00
"Ka ... kalau begitu, setelah kami melakukannya, apakah Tuan Ardika bisa mengantar kami keluar dari Kota Banyuli, ke sebuah tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kami?!"

Gileot menatap Ardika dengan tatapan penuh permohonan.

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalian nggak berhak mengajukan permintaan."

Dengan tindakan beberapa orang ini, dia tidak menghabisi mereka saja, sudah termasuk sangat berbesar hati.

"Baik, aku setuju, aku setuju ...."

Gileot terduduk di lantai, ekspresinya tampak pucat pasi.

Menyetujui permintaan Ardika, paling tidak mereka masih punya kesempatan untuk melarikan diri.

Ardika beranjak bangkit, lalu melambaikan tangannya pada Levin dan berkata, "Kamu atur saja."

"Oke!"

Ardika langsung pergi, dia tidak berminat untuk menyaksikan pemandangan menjijikkan itu.

Malam itu juga, Ardika menerima sebuah video dari Levin.

Dia hanya melirik ekspresi kesakitan Zilwar di sampul video tersebut, lalu langsung menyimpan ponselnya. Dia bahkan tidak be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1696 Ternyata Ardika

    Jangankan beberapa hari lagi, dia bahkan tidak tahan membiarkan Gileot dan beberapa orang rekannya itu hidup selama dua puluh empat jam lagi.Anak buahnya itu buru-buru berkata, "Tentara Bayaran Lane juga berbisnis di Negara Nusantara. Salah satu dari rekan tentaraku bernama Charles. Belakangan ini dia berada di Provinsi Denpapan. Dia bahkan menghubungiku dan mengatakan setelah tugasnya selesai, akan datang mencariku untuk minum-minum bersama.""Kalau begitu, cepat hubungi dia!"Zilwar melontarkan satu kalimat itu dengan tidak sabar.Charles bukan hanya berada di Provinsi Denpapan, saat ini pria itu bahkan berada di Kota Banyuli.Jadi, setelah dihubungi oleh anak buah Zilwar, tidak butuh waktu lama bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bersama."Oke, minta anak buah mereka untuk menanyakan pada beberapa orang bajingan itu siapa yang memberi mereka instruksi sebelum menghabisi mereka."Zilwar masih telungkup di atas tempat tidur, ekspresinya tampak sangat muram.Saat ini, di

    Last Updated : 2024-12-12
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1697 Kantor Pusat Mengirim Anggota

    Harus Tisya akui, ucapan Charles sangat masuk akal.Namun, Ardika tidak berencana menargetkannya, dia malah tidak berencana untuk melepaskan pemuda itu.Selama ini, dia berpikir untuk menghabisi Ardika setiap saat.Dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, "Charles, bagaimana hasil diskusimu dengan petinggi Perusahaan Lane?"Setelah Chamir yang membawa anggota Organisasi Snakei untuk melakukan operasi penargetan Ardika gagal, Tisya hanya bisa menaruh harapannya pada Tentara Bayaran Lane.Dia terus meminta Charles untuk menghubungi mereka, berharap mereka mengirim anggota yang lebih kuat lagi untuk menghadapi Ardika."Nyonya, sebelumnya kantor pusat perusahaan terus membuat perhitungan mengenai kekuatan Ardika. Hari ini, aku baru mendapatkan jawaban dari mereka. Mereka sudah setuju untuk mengirim anggota yang lebih kuat kemari."Charles mengangguk, lalu berkata, "Tapi, seharusnya Nyonya juga tahu, kalau kantor pusat perusahaan mengirim anggota kemari, biayanya sangatlah tinggi."D

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1698 Memberimu Satu Hari untuk Mempertimbangkan

    "Zilwar!"Ekspresi Luna sedikit berubah.Tentu saja dia mengenal orang ini.Sebelumnya, orang ini pernah ditangkap oleh kantor polisi pusat Kota Banyuli selama beberapa waktu. Karena hal ini pula, Keluarga Mahasura terus memberi tekanan, memaksa Ardika untuk pergi ke kantor polisi pusat, meminta mereka untuk membebaskan Zilwar.Keluarga Mahasura bahkan mengundang Leon, pamannya, untuk menjadi membantu membicarakan hal ini.Hanya saja, sejak Zilwar dipulangkan dalam kondisi patah kaki, tidak ada lagi kabar mengenai Keluarga Mahasura di Kota Banyuli cukup lama.Bahkan Perusahaan Investasi Mahasura juga tidak menonjolkan diri lagi.Hari ini Zilwar datang mencarinya, pasti atas niat jahat.Namun, Luna sangat cerdas. Dia langsung menyadari sesuatu."Zilwar, kemarin kamu yang mengirim sekelompok orang Grup Fermoso itu, 'kan?"Luna menatap Zilwar dengan dingin dan berkata, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?""Sepertinya Kak Luna cukup cerdas. Kalau begitu, aku nggak perlu berbicara panj

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1699 Semena-Mena

    "Aku harap besok pada jam segini, aku sudah bisa melihat surat pengalihan saham yang sudah kamu tanda tangani.""Selain itu, saat bertemu denganku besok, ingat untuk membersihkan tubuhmu dengan lebih bersih lagi. Seharusnya kamu sudah mengerti maksudku.""Kalau nggak, biarpun sekarang suamimu sudah hebat dan punya latar belakang pemerintahan, aku juga tetap bisa menunjukkan pada kalian sekeluarga, apa yang disebut dengan neraka!"Zilwar melontarkan kata-kata ancaman dengan semena-mena.Dia mengira Luna tahu Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli. Karena itulah, dia secara khusus mengisyaratkan hal ini.Namun, Luna sama sekali tidak mengerti maksudnya, dia tidak menangkap makna tersirat dari ucapan Zilwar.Namun, sebagai keluarga kaya, Keluarga Mahasura juga berhak dan memiliki kekuatan untuk tidak menganggap serius Kediaman Wali Kota Banyuli."Sini, tunjukkan pada wanita ini."Saat ini, Zilwar menepuk tangannya."Plak ...."Begitu dia selesai berbicara, seorang pria asing yang dia b

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1700 Menghalangi Jalan

    Para petinggi perusahaan benar-benar sudah panik. Saking paniknya, mereka terus membujuk Luna seperti sama sekali tidak berpikir lagi.Luna menarik napas dalam-dalam, lalu mengalihkan pandangannya ke arah para petugas keamanan dan bertanya, "Apa dua orang pria asing tadi benar-benar adalah tentara bayaran?""Ya, Bu Luna. Mereka pasti sudah berpengalaman membunuh orang di medan perang. Aura membunuh yang kuat seperti itu sama sekali nggak bisa disembunyikan!""Karena orang-orang itu berani muncul di Negara Nusantara dan mengeluarkan senjata api, itu artinya mereka benar-benar semena-mena, nggak ada lagi hal yang nggak berani mereka lakukan."Seorang petugas keamanan menjawab pertanyaan Luna dengan ekspresi serius.Mendengar ucapannya, para petinggi perusahaan menjadi makin panik, bahkan ada beberapa orang yang berpikir untuk menyerahkan surat pengunduran diri saat itu juga.Kini, sangat jelas Grup Hatari telah ditargetkan oleh Keluarga Mahasura. Mereka bahkan sudah mengundang tentara ba

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1701 Membeli Saham dengan Dua Ratus Ribu

    Sambil merokok, Zilwar berkata sambil tersenyum, "Luna, dilihat oleh banyak orang di jalanan seperti ini, nggak baik, 'kan? Bagaimana kalau kita bicarakan di dalam saja?"Dia membawa orang-orangnya untuk menghalangi jalan Luna di depan pintu, karena takut sudah ada jebakan di dalam Menara Sahid.Bagaimanapun juga, dia juga tidak berani jamin Luna tidak berani melakukan perlawanan.Walaupun kemarin dia sudah menggertak wanita ini dengan sedemikian rupanya, dia juga tahu dengan jelas baik Luna maupun Ardika, pasangan ini sudah terkenal keras kepala.Namun, kalau dia masuk bersama Luna, dia sama sekali tidak perlu khawatir lagi.Dengan adanya wanita ini sebagai sanderanya, biarpun Ardika bernyali besar, juga tidak akan berani bertindak gegabah."Oke."Luna memaksakan diri untuk tetap tenang, dia menganggukkan kepalanya.Dia sendiri sudah jatuh ke tangan Zilwar, mau tidak mau dia harus setuju.Orang-orangnya Zilwar mengepung Luna, sedangkan petugas keamanan Grup Hatari mengepung rombongan

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1702 Kesabaran Ada Batasnya

    Grup Hatari.Selain Grup Susanto Raya, perusahaan inilah perusahaan paling terkenal di Kota Banyuli.Saat membelinya saja, Ardika sudah mengeluarkan sepuluh triliun.Setelah dikembangkan selama beberapa waktu ini, total aset perusahaan sudah mengalami peningkatan.Selain bagian Luna yang diwakilkan oleh Keluarga Septio, hanya saham di bawah nama Luna saja, nilainya sudah lebih dari dua triliun.Sekarang Zilwar malah ingin membelinya dengan dua ratus ribu.Bukankah sama saja dengan membuat lelucon?"Zilwar, kamu sama sekali nggak punya ketulusan untuk mendiskusikan bisnis.""Kamu ingin membeli sahamku dengan dua ratus ribu, apa bedanya dengan merampok?""Apa kamu benar-benar mengira aku nggak berani lapor polisi?!"Luna berbicara dengan dingin, wajahnya sudah sedikit memerah saking kesalnya.Adapun mengenai Zilwar menyuruhnya untuk melayani pria itu di hotel, dia menganggap kata-kata itu sebagai angin lalu.Apa pun tanggapan yang dia berikan mengenai hal tersebut, hanya akan merugikan d

    Last Updated : 2024-12-13
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1703 Tidak Ada Seorang Pun yang Bisa Merebutnya

    "Nona Luna, apa kamu sudah mengerti?" kata anak buah Zilwar sambil tersenyum palsu.Nada bicara sedingin es itu membuat semua orang gugup setengah mati.Luna juga merinding mendengarnya.Kalau keluarganya jatuh ke tangan bajingan seperti Zilwar, akan berakhir seperti apa ....Dia bahkan tidak berani membayangkannya!""Bu Luna, bagaimana kalau kamu tanda tangani saja? Lagi pula, kamu juga yang bertanggung jawab atas operasional sehari-hari perusahaan. Biarpun Tuan Muda Zilwar menjadi pemegang saham, penghasilanmu juga nggak akan rendah kalau kamu bekerja untuknya.""Ya, benar. Tuan Muda Zilwar adalah anggota keluarga kaya, seharusnya dia juga nggak akan merugikan bawahannya.""Nggak ada seorang pun yang bisa menghadapi konsekuensi menyulut amarah Tuan Muda Zilwar."Beberapa orang petinggi perusahaan juga mulai membujuk Luna.Namun, baik secara sadar maupun tidak sadar, orang-orang ini mengabaikan satu hal. Zilwar tidak hanya menginginkan saham Luna, tetapi juga meminta Luna untuk menema

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1754 Tiano Lagi

    "Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1753 Kita Juga Memanggil Orang

    "Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1752 Kamu Hanya Bisa Mengakhiri Hidupmu

    Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1751 Saatnya Perhitungan

    Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1750 Membuat Sensasi

    Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1749 Meninggalkan Pasar Negara Nusantara

    "Seharusnya Tuan Ardika juga tahu, bukan Negara Enggrim saja yang melakukan hal seperti ini ...."Harrison mengamati ekspresi Ardika dengan hati-hati, mencoba untuk membela diri.Ardika tertawa dingin dan berkata, "Tapi Andrew meminta mereka untuk mematahkan lengan dan kakiku, lalu menghabisiku.""Karena mereka adalah anggota luar departemen luar negeri Negara Enggrim, kalau begitu bukankah aku boleh menganggap hal ini sebagai bentuk provokasi Negara Enggrim terhadapku?"Begitu mendengar ucapan Ardika, saking ketakutannya Harrison segera bersujud tanpa henti di hadapan Ardika."Tuan Ardika, Tuan salah paham! Negara Enggrim sama sekali nggak bermaksud seperti itu! Tuan nggak perlu ragu, negara kami nggak mungkin bermaksud seperti itu!""Pasti ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk merusak hubungan antara kita, kami sama sekali nggak bermaksud nggak hormat pada Tuan!"Semua orang di dalam ruangan tersebut menyaksikan pemandangan ini dengan tercengang.Sebenarnya siapa Ardika? Bisa-b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1748 Coba Kamu Jelaskan

    Harrison mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Andrew, saat itu juga dia melihat Ardika.Ekspresinya langsung berubah drastis, sekujur tubuhnya mulai gemetaran.Walaupun dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi hal ini, tetapi begitu mendengar Andrew mengatakan ingin menghabisi Ardika, perasaan ketakutan langsung menyelimuti hatinya."Diam!"Harrison melangkah maju satu langkah, melayangkan satu tendangan ke dada Andrew.Andrew berteriak kesakitan. Saking kesakitannya, tubuhnya meringkuk, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi."Brak ...."Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, Harrison berlutut di lantai."Tuan Ardika, aku sudah datang dalam sepuluh menit! Silakan beri instruksi!"Kemudian, dalam posisi bersujud, Harrison merangkak menghampiri Ardika, lalu mengucapkan kalimat itu dengan sangat merendah.Menyaksikan pemandangan itu, semua orang langsung tersentak.Selain Luna yang sudah pernah menyaksikan adegan yang sama, saat ini bahkan Felda yang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1747 Kedatangan Harrison

    Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung memutuskan panggilan telepon.Orang-orang lainnya tidak bisa mendengar suara Harrison di ujung telepon sana, mereka tidak tahu bagaimana sikap sang Konsul Jenderal terhadap Ardika.Mereka hanya mendengar Ardika mengucapkan beberapa patah kata dengan santai, lalu langsung memutuskan panggilan telepon begitu saja. Terlebih lagi, jelas-jelas Ardika memerintahkan Harrison untuk kemari, tentu saja hal ini membuat mereka semua tercengang.Memerintahkan Konsul Jenderal Negara Enggrim yang bertugas di Provinsi Denpapan untuk kemari?Apa mereka salah dengar?Atau bocah ini benar-benar sudah gila?Andrew memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, berani-beraninya kamu memerintahkan Pak Harrison untuk kemari! Tamat sudah riwayatmu!""Apa kamu tahu sebelum dia menjadi seorang konsul, dulu dia adalah salah seorang prajurit yang paling terkenal di Negara Enggrim?""Berani-beraninya kamu menghinanya seperti itu! Dia p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1746 Kemari

    Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak

DMCA.com Protection Status