Oscar benar-benar kesal setengah mati.Bisa-bisanya secara tidak langsung dia telah memberi penghormatan besar pada Ardika.Hal yang lebih membuatnya kesal lagi adalah, pecundang yang satu itu bukannya segera menghindar, malah menerima penghormatan darinya dengan tenang.'Dasar pecundang nggak tahu diri!''Menerima penghormatan besar dari kami?''Memangnya dia layak?!'Zendaya juga kesal setengah mati. Dia segera melangkah maju dengan sepatu hak tingginya, menghampiri Ardika."Ardika, apakah kamu tahu tempat apa ini?""Ini adalah kantor Organisasi Redim! Orang-orang yang tinggal di wilayah sini adalah orang-orang terhormat!""Apa kamu pikir menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri sepertimu layak berada di tempat ini?"Sambil menunjuk Ardika, Zendaya memasang ekspresi jijik.Oscar juga sudah tenang kembali, dia berkata dengan tajam dan tegas, "Ardika, aku nggak peduli apa tujuan kedatanganmu kemari, juga nggak ingin tahu. Intinya, sekarang aku nggak punya waktu untuk memedulik
"Bagus, Ardika! Lanjutkan saja berlagak hebat!""Semalam kalau bukan karena aku melakukan panggilan telepon untuk menyelesaikan masalah dengan Keluarga Septio, kamu pasti sudah dihabisi oleh Tuan Muda Levin.""Sekarang kamu masih saja nggak mengubah karaktermu! Berani-beraninya kamu bersikap nggak hormat pada Tuan Wali Kota! Kamu benar-benar cari mati!"Oscar menatap Ardika dengan lekat, lalu tertawa dingin dan berkata, "Aku sudah mengingat kata-katamu ini. Setelah Tuan Wali Kota datang nanti, aku akan memberitahunya hal ini.""Dia sendiri yang akan mengeluarkan perintah untuk menangkapmu dan memberimu pelajaran!"Saat ini, Oscar menatap Ardika dengan sorot mata seolah Ardika sudah mati."Oscar, sepertinya kamu sudah salah paham pada Wali Kota Banyuli."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Mau nggak mau, aku harus membantunya untuk meluruskan hal ini. Dia berbeda dengan orang-orang rendahan seperti kalian. Dia bukanlah tokoh hebat yang akan langsung menghabisi orang lain hanya karena
Melihat mobil rombongan Kediaman Wali Kota melaju dari kejauhan, sorot mata Oscar dan Zendaya tampak berbinar.Namun, begitu melihat Ardika yang masih berada di sana, mereka kembali mengerutkan kening mereka.Mereka benar-benar sangat ingin meminta Tuan Wali Kota mengeluarkan perintah untuk menangkap Ardika, lalu menembak mati pria itu.Namun, bagaimana kalau nanti pria itu mengucapkan kata-kata gila lagi dan menyinggung Tuan Wali Kota? Bukankah mereka yang akan rugi sendiri?"Ardika, kenapa kamu masih belum pergi juga? Apa kamu mau mati?!"Dengan memasang ekspresi dingin, Zendaya menegur Ardika, "Cepat pergi sejauh mungkin! Tuan Wali Kota sudah datang! Kalau kamu sampai bertemu dengannya, biarpun kamu punya seratus nyawa, kamu pasti nggak akan bisa lolos dari kematian!"Ardika tersenyum mempermainkan dan berkata, "Zendaya, karena kamu begitu ingin bertemu Tuan Wali Kota, kalau begitu aku akan pergi sekarang, nanti kamu jangan menyesal.""Huh! Kamu pikir kamu siapa?!"Zendaya mendengus
"Dasar bajingan! Kamu benar-benar cari mati!"Pria itu merangkak bangkit dari tanah, lalu berteriak dengan penuh amarah pada anak buahnya, "Kenapa kalian masih melamun saja di sana? Cepat serang! Habisi dia!"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, belasan orang preman itu langsung menerjang ke arah Ardika.Tepat pada saat ini, kebetulan mobil rombongan Kediaman Wali Kota berhenti sekitar sepuluh meter dari tempat itu.Hamdi turun dari mobil. Begitu menyaksikan pemandangan itu, dia langsung gugup setengah mati."Hentikan!"Dia berteriak dengan penuh amarah."Pak Hamdi?"Begitu menoleh ke sumber suara, Zendaya sangat terkejut."Hentikan."Oscar mengerutkan tangannya, melambaikan tangannya untuk berhenti menyerang Ardika terlebih dahulu. Kemudian, dia membawa Zendaya dan yang lainnya untuk melangkah maju."Pak Hamdi, aku adalah Oscar, penanggung jawab Organisasi Redim cabang Provinsi Denpapan."Oscar menyapa Hamdi dengan sopan.Melihat Ardika baik-baik saja, ekspresinya juga terlihat sangat
"Eh ... eh ... eh .... Bagaimana mungkin?!"Setelah waktu berlalu cukup lama, orang-orang itu masih tampak linglung.Ardika hanyalah seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrinya.Mengapa tiba-tiba saja dia bisa menjadi wali kota baru Kota Banyuli?!Apa tidak salah?Namun, saat ini Hamdi dan sekelompok anggota Kediaman Wali Kota berdiri dengan penuh hormat di hadapan Ardika.Realita sudah terpampang nyawa di hadapan mereka.Biarpun Ardika pandai berakting, dia juga tidak mungkin bisa mengundang penanggung jawab kedua Kota Banyuli untuk membuat pertunjukan bersamanya, bukan?Ardika adalah Wali Kota Banyuli?Ekspresi Oscar tampak muram sekaligus pucat, api amarah tampak jelas di matanya.Dia sudah memimpin anggota Organisasi Redim untuk melakukan persiapan sebaik mungkin. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, dia bahkan secara khusus meminta anggota organisasi untuk berlatih etika penyambutan bersamanya.Alhasil, dia malah mendapati orang yang ingin dijilatnya a
Melihat ekspresi enggan Oscar seperti sedang menahan amarah, Ardika tertawa."Jadi, kalau kamu bersedia meminta maaf, aku harus berbesar hati berpura-pura menganggap nggak ada yang terjadi sebelumnya dan memaafkanmu, begitu?""Oscar, ini adalah arogansimu?"Saat berbicara, tiba-tiba saja Ardika mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah Oscar, sampai-sampai tubuh pria itu terpental."Bam!"Oscar terjatuh membentur tanah dengan keras, wajahnya juga langsung membengkak.Tidak menyangka Ardika akan memukuli Oscar begitu saja, semua orang termasuk Zendaya ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuh mereka gemetaran. Mereka menatap Ardika dengan sorot mata ketakutan.Namun, Hamdi bahkan sama sekali tidak mengedipkan matanya dan berkata dengan dingin, "Eh, Oscar, kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu berlagak hebat di hadapan Tuan Wali Kota!""Ar ... dika!"Setelah telungkup di tanah selama beberapa saat, Oscar baru berteriak dengan gigi terkatup, lalu menutupi wajahnya
Begitu mendengar ucapan Zendaya, Oscar juga segera menoleh ke arah pandang Zendaya.Dia melihat sekelompok anak muda yang berpakaian seperti preman, mengendarai sepeda motor bergaya preman kemari.Sekelompok preman itu telah memberikan kesan yang mendalam, bahkan tak terlupakan bagi Oscar dan Zendaya. Begitu melihat sekelompok orang itu, mereka langsung merinding, bahwan jiwa mereka seperti terguncang.Pemimpin sekelompok orang itu adalah Levin. Dia membonceng seorang wanita."Haha! Ardika, kamu sudah pasti akan mati!"Oscar mentertawakan Ardika. Kemudian, dia segera melangkah maju, lalu membantu Levin turun dari motor."Tuan Muda Levin, hati-hati, jangan sampai terjatuh ....""Anjing, apa maksudmu?"Tindakan Oscar membuat Levin tercengang.Ekspresi ganas di wajahnya juga mereda."Tuan Muda Levin, kemarin aku sudah menyinggung Tuan Muda dan belum sempat meminta maaf pada Tuan Muda, hal seperti ini sudah seharusnya kulakukan."Oscar menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat, lalu berk
Dalam situasi krisis seperti itu, Oscar terpaksa menyebut Organisasi Redim sekali lagi.Menurutnya, mungkin Levin datang mencari perhitungan padanya hanya untuk melampiaskan kekesalan tadi. Namun, Tuan Muda Keluarga Septio itu pasti akan mempertimbangkan pengaruh Organisasi Redim dan tidak akan bertindak keterlaluan.Namun, detik berikutnya, Oscar menyadari dirinya sudah salah.Dia sudah salah besar!"Bam ...."Levin mengangkat kakinya dan menendang dagu Oscar dengan keras."Organisasi Redim?""Memangnya Organisasi Redim itu apaan?! Siapa yang memberitahumu semalam Organisasi Redim telah menyelamatkanmu?!""Semalam, kalau bukan karena Kak Ardika menyelamatkan kalian, orang-orang yang hanya bisa berlagak hebat saja, kalian semua nggak akan bisa meninggalkan Showroom Mobil Neptus!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di hadapan Kak Ardika! Aku akan menghabisimu!"Selesai berbicara, dia kembali menghujani Oscar dengan tinju dan tendangan."Ahhh ...."Sambil berguling-gul