"Bagus, Ardika! Lanjutkan saja berlagak hebat!""Semalam kalau bukan karena aku melakukan panggilan telepon untuk menyelesaikan masalah dengan Keluarga Septio, kamu pasti sudah dihabisi oleh Tuan Muda Levin.""Sekarang kamu masih saja nggak mengubah karaktermu! Berani-beraninya kamu bersikap nggak hormat pada Tuan Wali Kota! Kamu benar-benar cari mati!"Oscar menatap Ardika dengan lekat, lalu tertawa dingin dan berkata, "Aku sudah mengingat kata-katamu ini. Setelah Tuan Wali Kota datang nanti, aku akan memberitahunya hal ini.""Dia sendiri yang akan mengeluarkan perintah untuk menangkapmu dan memberimu pelajaran!"Saat ini, Oscar menatap Ardika dengan sorot mata seolah Ardika sudah mati."Oscar, sepertinya kamu sudah salah paham pada Wali Kota Banyuli."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Mau nggak mau, aku harus membantunya untuk meluruskan hal ini. Dia berbeda dengan orang-orang rendahan seperti kalian. Dia bukanlah tokoh hebat yang akan langsung menghabisi orang lain hanya karena
Melihat mobil rombongan Kediaman Wali Kota melaju dari kejauhan, sorot mata Oscar dan Zendaya tampak berbinar.Namun, begitu melihat Ardika yang masih berada di sana, mereka kembali mengerutkan kening mereka.Mereka benar-benar sangat ingin meminta Tuan Wali Kota mengeluarkan perintah untuk menangkap Ardika, lalu menembak mati pria itu.Namun, bagaimana kalau nanti pria itu mengucapkan kata-kata gila lagi dan menyinggung Tuan Wali Kota? Bukankah mereka yang akan rugi sendiri?"Ardika, kenapa kamu masih belum pergi juga? Apa kamu mau mati?!"Dengan memasang ekspresi dingin, Zendaya menegur Ardika, "Cepat pergi sejauh mungkin! Tuan Wali Kota sudah datang! Kalau kamu sampai bertemu dengannya, biarpun kamu punya seratus nyawa, kamu pasti nggak akan bisa lolos dari kematian!"Ardika tersenyum mempermainkan dan berkata, "Zendaya, karena kamu begitu ingin bertemu Tuan Wali Kota, kalau begitu aku akan pergi sekarang, nanti kamu jangan menyesal.""Huh! Kamu pikir kamu siapa?!"Zendaya mendengus
"Dasar bajingan! Kamu benar-benar cari mati!"Pria itu merangkak bangkit dari tanah, lalu berteriak dengan penuh amarah pada anak buahnya, "Kenapa kalian masih melamun saja di sana? Cepat serang! Habisi dia!"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, belasan orang preman itu langsung menerjang ke arah Ardika.Tepat pada saat ini, kebetulan mobil rombongan Kediaman Wali Kota berhenti sekitar sepuluh meter dari tempat itu.Hamdi turun dari mobil. Begitu menyaksikan pemandangan itu, dia langsung gugup setengah mati."Hentikan!"Dia berteriak dengan penuh amarah."Pak Hamdi?"Begitu menoleh ke sumber suara, Zendaya sangat terkejut."Hentikan."Oscar mengerutkan tangannya, melambaikan tangannya untuk berhenti menyerang Ardika terlebih dahulu. Kemudian, dia membawa Zendaya dan yang lainnya untuk melangkah maju."Pak Hamdi, aku adalah Oscar, penanggung jawab Organisasi Redim cabang Provinsi Denpapan."Oscar menyapa Hamdi dengan sopan.Melihat Ardika baik-baik saja, ekspresinya juga terlihat sangat
"Eh ... eh ... eh .... Bagaimana mungkin?!"Setelah waktu berlalu cukup lama, orang-orang itu masih tampak linglung.Ardika hanyalah seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrinya.Mengapa tiba-tiba saja dia bisa menjadi wali kota baru Kota Banyuli?!Apa tidak salah?Namun, saat ini Hamdi dan sekelompok anggota Kediaman Wali Kota berdiri dengan penuh hormat di hadapan Ardika.Realita sudah terpampang nyawa di hadapan mereka.Biarpun Ardika pandai berakting, dia juga tidak mungkin bisa mengundang penanggung jawab kedua Kota Banyuli untuk membuat pertunjukan bersamanya, bukan?Ardika adalah Wali Kota Banyuli?Ekspresi Oscar tampak muram sekaligus pucat, api amarah tampak jelas di matanya.Dia sudah memimpin anggota Organisasi Redim untuk melakukan persiapan sebaik mungkin. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, dia bahkan secara khusus meminta anggota organisasi untuk berlatih etika penyambutan bersamanya.Alhasil, dia malah mendapati orang yang ingin dijilatnya a
Melihat ekspresi enggan Oscar seperti sedang menahan amarah, Ardika tertawa."Jadi, kalau kamu bersedia meminta maaf, aku harus berbesar hati berpura-pura menganggap nggak ada yang terjadi sebelumnya dan memaafkanmu, begitu?""Oscar, ini adalah arogansimu?"Saat berbicara, tiba-tiba saja Ardika mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah Oscar, sampai-sampai tubuh pria itu terpental."Bam!"Oscar terjatuh membentur tanah dengan keras, wajahnya juga langsung membengkak.Tidak menyangka Ardika akan memukuli Oscar begitu saja, semua orang termasuk Zendaya ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuh mereka gemetaran. Mereka menatap Ardika dengan sorot mata ketakutan.Namun, Hamdi bahkan sama sekali tidak mengedipkan matanya dan berkata dengan dingin, "Eh, Oscar, kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu berlagak hebat di hadapan Tuan Wali Kota!""Ar ... dika!"Setelah telungkup di tanah selama beberapa saat, Oscar baru berteriak dengan gigi terkatup, lalu menutupi wajahnya
Begitu mendengar ucapan Zendaya, Oscar juga segera menoleh ke arah pandang Zendaya.Dia melihat sekelompok anak muda yang berpakaian seperti preman, mengendarai sepeda motor bergaya preman kemari.Sekelompok preman itu telah memberikan kesan yang mendalam, bahkan tak terlupakan bagi Oscar dan Zendaya. Begitu melihat sekelompok orang itu, mereka langsung merinding, bahwan jiwa mereka seperti terguncang.Pemimpin sekelompok orang itu adalah Levin. Dia membonceng seorang wanita."Haha! Ardika, kamu sudah pasti akan mati!"Oscar mentertawakan Ardika. Kemudian, dia segera melangkah maju, lalu membantu Levin turun dari motor."Tuan Muda Levin, hati-hati, jangan sampai terjatuh ....""Anjing, apa maksudmu?"Tindakan Oscar membuat Levin tercengang.Ekspresi ganas di wajahnya juga mereda."Tuan Muda Levin, kemarin aku sudah menyinggung Tuan Muda dan belum sempat meminta maaf pada Tuan Muda, hal seperti ini sudah seharusnya kulakukan."Oscar menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat, lalu berk
Dalam situasi krisis seperti itu, Oscar terpaksa menyebut Organisasi Redim sekali lagi.Menurutnya, mungkin Levin datang mencari perhitungan padanya hanya untuk melampiaskan kekesalan tadi. Namun, Tuan Muda Keluarga Septio itu pasti akan mempertimbangkan pengaruh Organisasi Redim dan tidak akan bertindak keterlaluan.Namun, detik berikutnya, Oscar menyadari dirinya sudah salah.Dia sudah salah besar!"Bam ...."Levin mengangkat kakinya dan menendang dagu Oscar dengan keras."Organisasi Redim?""Memangnya Organisasi Redim itu apaan?! Siapa yang memberitahumu semalam Organisasi Redim telah menyelamatkanmu?!""Semalam, kalau bukan karena Kak Ardika menyelamatkan kalian, orang-orang yang hanya bisa berlagak hebat saja, kalian semua nggak akan bisa meninggalkan Showroom Mobil Neptus!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di hadapan Kak Ardika! Aku akan menghabisimu!"Selesai berbicara, dia kembali menghujani Oscar dengan tinju dan tendangan."Ahhh ...."Sambil berguling-gul
"Krak!"Dengan iringan suara teriakan Oscar yang sangat menyedihkan, satu lengan Oscar telah dipatahkan.Sementara itu, baik Zendaya maupun anggota Organisasi Redim yang menyaksikan pemandangan itu gugup setengah mati.Sungguh mengenaskan!Seorang pengurus Organisasi Redim cabang Provinsi Denpapan, satu lengannya dipatahkan begitu saja tanpa berdaya untuk melakukan perlawanan.Saat ini, akhirnya Zendaya dan yang lainnya sudah menyadari betapa menakutkannya Ardika!Terutama Zendaya. Dia sudah menyesal.Dia sudah menyesal karena telah memperlakukan Ardika seperti itu sebelumnya."Ahhhh ...."Oscar kesakitan setengah mati, dia merasakan separuh jiwanya seolah sudah melayang.Namun, melihat Levin mulai mengayunkan tongkat bisbol lagi, dia tetap merasa gugup setengah mati. Dia berteriak dengan suara terisak, "Kak Ardika, aku mohon ampuni aku!"Selama kamu bersedia untuk melepaskanku, aku akan segera menginstruksikan anggotaku untuk mengunggah klarifikasi di internet, meminta maaf pada Nona
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk