Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1274 Kelak Aku Adalah Anjingmu

Share

Bab 1274 Kelak Aku Adalah Anjingmu

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Krak!"

Dengan iringan suara teriakan Oscar yang sangat menyedihkan, satu lengan Oscar telah dipatahkan.

Sementara itu, baik Zendaya maupun anggota Organisasi Redim yang menyaksikan pemandangan itu gugup setengah mati.

Sungguh mengenaskan!

Seorang pengurus Organisasi Redim cabang Provinsi Denpapan, satu lengannya dipatahkan begitu saja tanpa berdaya untuk melakukan perlawanan.

Saat ini, akhirnya Zendaya dan yang lainnya sudah menyadari betapa menakutkannya Ardika!

Terutama Zendaya. Dia sudah menyesal.

Dia sudah menyesal karena telah memperlakukan Ardika seperti itu sebelumnya.

"Ahhhh ...."

Oscar kesakitan setengah mati, dia merasakan separuh jiwanya seolah sudah melayang.

Namun, melihat Levin mulai mengayunkan tongkat bisbol lagi, dia tetap merasa gugup setengah mati. Dia berteriak dengan suara terisak, "Kak Ardika, aku mohon ampuni aku!"

Selama kamu bersedia untuk melepaskanku, aku akan segera menginstruksikan anggotaku untuk mengunggah klarifikasi di internet, meminta maaf pada Nona
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gustina Warni
banyakin dong,sambungan ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1275 Dana Amal Diselewengkan

    Sekujur tubuh Zendaya gemetaran, dia sama sekali tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Dengan ekspresi pucat pasi, dia mengikuti Ardika masuk ke dalam kantor organisasi."Ckckck, sebuah kantor organisasi kemanusiaan tingkat kota saja, interior kantornya semewah ini."Ardika mengucapkan satu kalimat itu dengan nada mempermainkan, lalu berbalik dan duduk di sofa.Kemudian, dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"Zendaya sedang melepaskan pakaiannya, bahkan pakaian luarnya sudah dilepaskannya, hanya menyisakan bra berwarna putih, kulit putih mulus indahnya terekspos begitu saja.Harus akui bahwa wanita itu memang cukup menggoda.Pantas saja dia bisa menjadi penanggung jawab tertinggi Organisasi Redim di Kota Banyuli.Begitu mendengar ucapan Ardika, sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia mengangkat kepalanya, lalu menatap Ardika dengan tatapan sedih dan berkata, "Kak Ardika, kamu memanggilku masuk, bukankah karena menginginkanku?""Kak Ardika nggak per

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1276 Ibu Mertua Dipukul Orang

    Nada bicara Ardika terdengar sangat dingin, bahkan memberikan sensasi seperti tusukan hawa dingin ke dalam tulang.Bisa-bisanya Organisasi Redim menyelewengkan dana amal sebesar 600 miliar yang dikumpulkan oleh ratusan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk dijadikan sebagai dana amal atas nama Teodor.Dengan kata lain, Teodor sama sekali tidak menyumbangkan uang sepeser pun. Namun, berkat bantuan dari Organisasi Redim, dia malah menjadi seorang donatur dana amal sebesar dua triliun.Hal seperti ini sama saja dengan penipuan dana amal!Sementara itu, Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang jelas-jelas telah menyumbangkan dana sebesar 600 miliar, malah menjadi amukan masyarakat dan diboikot oleh masyarakat seluruh negeri!Bahkan sempat terlintas dalam benak Ardika untuk menampar Zendaya yang berada di hadapannya itu sampai mati!Namun, Ardika tidak bisa menyalahkan Zendaya sepenuhnya atas hal ini.Wanita itu hanyalah seorang penanggung jawab di kantor Organisasi Redim Kota Banyuli. Dia ti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1277 Kanadan Gosteo

    Saat Ardika sedang dalam perjalanan menuju ke Starindum, Luna sudah terlebih dahulu tiba di lokasi.Tak lama kemudian, dia menemukan Desi yang tampak bersedih di dalam sebuah toko kecil di luar Starindum."Luna, akhirnya kamu datang juga!""Huu ... huu .... Aku sudah dipukul oleh bajingan-bajingan itu, kamu harus menuntut keadilan untukku!"Begitu melihat putrinya, Desi yang sudah menangis sampai-sampai kedua matanya memerah dan membengkak, kembali memeluk putrinya sambil menangis."Sudah, sudah. Ibu, bukankah aku sudah berada di sini? Aku pasti akan menuntut keadilan untuk Ibu. Ibu jangan menangis lagi, katakan dulu padaku apa yang telah terjadi ...."Sambil memeluk Desi, Luna terus-menerus menghibur ibunya.Namun, Desi hanya menyeka air matanya. Mungkin karena hal itu memalukan baginya, dia tidak mengatakannya pada putrinya.Luna terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah Amanda, bibinya, yang menemani Desi berbelanja.Amanda berkata, "Begini, Luna. Aku dan ibumu datang berjalan-jalan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1278 Mencuri Barang

    Melihat ekspresi arogan staf toko itu, Luna benar-benar kesal setengah mati.Dia langsung melangkah maju dan berkata, "Kalau ibuku dan bibiku benar-benar sudah mencuri barang di toko kalian, seharusnya kalian lapor polisi, bukannya meminta petugas keamanan untuk mengusir orang, bahkan memukul pelanggan begitu saja! Apa-apaan tindakan kalian itu?!""Kalian harus memberi kami pertanggungjawaban atas kejadian tadi!"Nada bicara Luna sedingin es.Sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli dan presdir dari dua perusahaan, aura kuat yang terpancar dari tubuhnya, nada bicaranya yang tegas, serta wajah cantiknya yang menunjukkan wibawa secara natural itu langsung menarik perhatian banyak pelanggan di dalam toko.Bahkan, para pelanggan di luar toko juga segera berkerumun."Eh? Orang-orang Kanadan Gosteo memukul pelanggan? Benarkah?""Sepertinya benar adanya. Bukankah sebelumnya dengar-dengar ada orang yang terlibat dalam perselisihan dengan staf-staf di sini? Aku dengar-dengar ada orang yang m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1279 Menindas Pelanggan

    "Aku beri tahu kamu, suami Bu Ririn adalah manajer umum Starindum.""Kalau kalian berani membuat keributan lagi, kalian akan menanggung konsekuensinya!"Begitu Ririn muncul, saat itu juga para staf toko seolah-olah mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka. Satu per satu dari mereka segera mengadu pada Ririn."Huh! Berani-beraninya mereka datang membuat keributan di Kanadan Gosteo! Nyali mereka cukup besar, ya!"Dengan ekspresi muram, Ririn mendengus dingin. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan para staf toko untuk membuka jalan untuknya. Lalu, dia berjalan ke arah keramaian dengan sepatu hak tingginya dan aura yang mengintimidasi."Siapa yang membuat keributan di sini?"Staf toko itu langsung menunjuk Luna dan berkata, "Bu Ririn, wanita ini orangnya. Dua orang wanita tua yang membuat keributan itu sepertinya adalah ibunya dan bibinya."Ririn menatap Luna dengan tatapan dingin. Sorotan kecemburuan melintas di matanya.Dia juga tergolong cantik, juga memiliki aura seora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1280 Ketentuan yang Tidak Adil

    Luna sudah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun. Berbeda dengan dulu, kini dia tidak akan memikirkan segala sesuatu dengan positif lagi. Di dunia ini, ada banyak manusia-manusia licik.Staf-staf toko Kanadan Gosteo begitu arogan, menindas pelanggan sesuka hati mereka, hal ini pasti ada hubungannya dengan Ririn selaku manajer toko.Jangan lihat wanita itu sekarang tersenyum hangat, kemungkinan besar ada udang di balik batu.Luna tidak ingin menangani masalah ini secara tertutup.Begitu memasuki wilayah kekuasaan pihak lawan, segala sesuatu sudah sulit dijelaskan dengan kata-kata.Ririn tidak menyangka Luna akan langsung menolak. Kilatan amarah melintas di matanya dengan cepat, hanya sepersekian detik saja. Kemudian, dia tertawa canggung dan bertanya, "Oke, kalau begitu masalah diselesaikan di sini saja.""Bu Luna, menurutmu sebaiknya bagaimana penyelesaian masalah ini?"Luna berkata, "Sangat sederhana, semua pakaian palsu di antara pakaian-pakaian yang kami beli ingin kami

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1281 Diskriminasi

    Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Ririn, dia juga berbicara tanpa sungkan-sungkan.Boleh dibilang Luna juga merupakan tokoh hebat di Kota Banyuli.Karena mempertimbangkan hal itulah, sebelumnya dia ingin mengundang Luna ke dalam ruangannya untuk membicarakan penyelesaian masalah ini.Namun, Luna sendiri yang tidak tahu diri, bersikeras ingin menyelesaikan masalah ini di depan publik. Kalau begitu, bukan salahnya lagi.Luna memang seorang tokoh hebat, tetapi Ririn sendiri juga bukan rakyat biasa yang tidak punya latar belakang.Terlebih lagi, ada Kanadan Gosteo yang merupakan sebuah perusahaan berskala internasional sebagai pendukungnya. Di matanya, identitas Luna sama sekali bukan apa-apa.Luna berkata dengan suara dalam, "Bu Ririn, apa maksudmu?""Mengapa barang-barang yang dijual di Negara Nusantara nggak boleh dikembalikan? Apakah di tempat-tempat lain juga seperti itu?!"Ririn tersenyum dan berkata, "Nggak, hanya di Negara Nusantara saja seperti itu. Hal ini tercantum dalam ket

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1282 Gigi Diganti dengan Gigi

    Ekspresi Ririn langsung berubah menjadi dingin. Dia berkata dengan dingin sekaligus tegas, "Siapa kamu? Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu padaku!""Bu Ririn, ini adalah Ardika, suamiku. Memangnya identitasmu begitu terhormat? Mengapa suamiku nggak boleh berbicara seperti itu padamu?"Begitu melihat kedatangan Ardika, tidak tahu mengapa Luna langsung diselimuti kepercayaan diri. Dia langsung membalas ucapan Ririn tanpa sungkan."Ternyata suami Bu Luna, menantu benalu itu?"Ririn melirik Ardika, lalu berkata dengan ekspresi jijik, "Kenapa? Kamu juga datang membuat keributan seperti istrimu?""Aku beri tahu kamu, setelah produk kami meninggalkan toko kami, maka nggak bisa dikembalikan lagi. Ketentuan ini tercantum secara tertulis dari kantor pusat. Ibu mertuamu sudah menandatangani ketentuan itu.""Ingin mengembalikan barang? Buat saja keributan di kantor pusat sana!"Nada bicara mengejek terdengar jelas dalam ucapan Ririn.Kanadan Gosteo adalah perusahaan besar berskala interna

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1624 Lila Stile, Organisasi Dragone

    Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

DMCA.com Protection Status