Nada bicara Ardika terdengar sangat dingin, bahkan memberikan sensasi seperti tusukan hawa dingin ke dalam tulang.Bisa-bisanya Organisasi Redim menyelewengkan dana amal sebesar 600 miliar yang dikumpulkan oleh ratusan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk dijadikan sebagai dana amal atas nama Teodor.Dengan kata lain, Teodor sama sekali tidak menyumbangkan uang sepeser pun. Namun, berkat bantuan dari Organisasi Redim, dia malah menjadi seorang donatur dana amal sebesar dua triliun.Hal seperti ini sama saja dengan penipuan dana amal!Sementara itu, Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang jelas-jelas telah menyumbangkan dana sebesar 600 miliar, malah menjadi amukan masyarakat dan diboikot oleh masyarakat seluruh negeri!Bahkan sempat terlintas dalam benak Ardika untuk menampar Zendaya yang berada di hadapannya itu sampai mati!Namun, Ardika tidak bisa menyalahkan Zendaya sepenuhnya atas hal ini.Wanita itu hanyalah seorang penanggung jawab di kantor Organisasi Redim Kota Banyuli. Dia ti
Saat Ardika sedang dalam perjalanan menuju ke Starindum, Luna sudah terlebih dahulu tiba di lokasi.Tak lama kemudian, dia menemukan Desi yang tampak bersedih di dalam sebuah toko kecil di luar Starindum."Luna, akhirnya kamu datang juga!""Huu ... huu .... Aku sudah dipukul oleh bajingan-bajingan itu, kamu harus menuntut keadilan untukku!"Begitu melihat putrinya, Desi yang sudah menangis sampai-sampai kedua matanya memerah dan membengkak, kembali memeluk putrinya sambil menangis."Sudah, sudah. Ibu, bukankah aku sudah berada di sini? Aku pasti akan menuntut keadilan untuk Ibu. Ibu jangan menangis lagi, katakan dulu padaku apa yang telah terjadi ...."Sambil memeluk Desi, Luna terus-menerus menghibur ibunya.Namun, Desi hanya menyeka air matanya. Mungkin karena hal itu memalukan baginya, dia tidak mengatakannya pada putrinya.Luna terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah Amanda, bibinya, yang menemani Desi berbelanja.Amanda berkata, "Begini, Luna. Aku dan ibumu datang berjalan-jalan
Melihat ekspresi arogan staf toko itu, Luna benar-benar kesal setengah mati.Dia langsung melangkah maju dan berkata, "Kalau ibuku dan bibiku benar-benar sudah mencuri barang di toko kalian, seharusnya kalian lapor polisi, bukannya meminta petugas keamanan untuk mengusir orang, bahkan memukul pelanggan begitu saja! Apa-apaan tindakan kalian itu?!""Kalian harus memberi kami pertanggungjawaban atas kejadian tadi!"Nada bicara Luna sedingin es.Sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli dan presdir dari dua perusahaan, aura kuat yang terpancar dari tubuhnya, nada bicaranya yang tegas, serta wajah cantiknya yang menunjukkan wibawa secara natural itu langsung menarik perhatian banyak pelanggan di dalam toko.Bahkan, para pelanggan di luar toko juga segera berkerumun."Eh? Orang-orang Kanadan Gosteo memukul pelanggan? Benarkah?""Sepertinya benar adanya. Bukankah sebelumnya dengar-dengar ada orang yang terlibat dalam perselisihan dengan staf-staf di sini? Aku dengar-dengar ada orang yang m
"Aku beri tahu kamu, suami Bu Ririn adalah manajer umum Starindum.""Kalau kalian berani membuat keributan lagi, kalian akan menanggung konsekuensinya!"Begitu Ririn muncul, saat itu juga para staf toko seolah-olah mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka. Satu per satu dari mereka segera mengadu pada Ririn."Huh! Berani-beraninya mereka datang membuat keributan di Kanadan Gosteo! Nyali mereka cukup besar, ya!"Dengan ekspresi muram, Ririn mendengus dingin. Kemudian, dia melambaikan tangannya, mengisyaratkan para staf toko untuk membuka jalan untuknya. Lalu, dia berjalan ke arah keramaian dengan sepatu hak tingginya dan aura yang mengintimidasi."Siapa yang membuat keributan di sini?"Staf toko itu langsung menunjuk Luna dan berkata, "Bu Ririn, wanita ini orangnya. Dua orang wanita tua yang membuat keributan itu sepertinya adalah ibunya dan bibinya."Ririn menatap Luna dengan tatapan dingin. Sorotan kecemburuan melintas di matanya.Dia juga tergolong cantik, juga memiliki aura seora
Luna sudah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun. Berbeda dengan dulu, kini dia tidak akan memikirkan segala sesuatu dengan positif lagi. Di dunia ini, ada banyak manusia-manusia licik.Staf-staf toko Kanadan Gosteo begitu arogan, menindas pelanggan sesuka hati mereka, hal ini pasti ada hubungannya dengan Ririn selaku manajer toko.Jangan lihat wanita itu sekarang tersenyum hangat, kemungkinan besar ada udang di balik batu.Luna tidak ingin menangani masalah ini secara tertutup.Begitu memasuki wilayah kekuasaan pihak lawan, segala sesuatu sudah sulit dijelaskan dengan kata-kata.Ririn tidak menyangka Luna akan langsung menolak. Kilatan amarah melintas di matanya dengan cepat, hanya sepersekian detik saja. Kemudian, dia tertawa canggung dan bertanya, "Oke, kalau begitu masalah diselesaikan di sini saja.""Bu Luna, menurutmu sebaiknya bagaimana penyelesaian masalah ini?"Luna berkata, "Sangat sederhana, semua pakaian palsu di antara pakaian-pakaian yang kami beli ingin kami
Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Ririn, dia juga berbicara tanpa sungkan-sungkan.Boleh dibilang Luna juga merupakan tokoh hebat di Kota Banyuli.Karena mempertimbangkan hal itulah, sebelumnya dia ingin mengundang Luna ke dalam ruangannya untuk membicarakan penyelesaian masalah ini.Namun, Luna sendiri yang tidak tahu diri, bersikeras ingin menyelesaikan masalah ini di depan publik. Kalau begitu, bukan salahnya lagi.Luna memang seorang tokoh hebat, tetapi Ririn sendiri juga bukan rakyat biasa yang tidak punya latar belakang.Terlebih lagi, ada Kanadan Gosteo yang merupakan sebuah perusahaan berskala internasional sebagai pendukungnya. Di matanya, identitas Luna sama sekali bukan apa-apa.Luna berkata dengan suara dalam, "Bu Ririn, apa maksudmu?""Mengapa barang-barang yang dijual di Negara Nusantara nggak boleh dikembalikan? Apakah di tempat-tempat lain juga seperti itu?!"Ririn tersenyum dan berkata, "Nggak, hanya di Negara Nusantara saja seperti itu. Hal ini tercantum dalam ket
Ekspresi Ririn langsung berubah menjadi dingin. Dia berkata dengan dingin sekaligus tegas, "Siapa kamu? Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu padaku!""Bu Ririn, ini adalah Ardika, suamiku. Memangnya identitasmu begitu terhormat? Mengapa suamiku nggak boleh berbicara seperti itu padamu?"Begitu melihat kedatangan Ardika, tidak tahu mengapa Luna langsung diselimuti kepercayaan diri. Dia langsung membalas ucapan Ririn tanpa sungkan."Ternyata suami Bu Luna, menantu benalu itu?"Ririn melirik Ardika, lalu berkata dengan ekspresi jijik, "Kenapa? Kamu juga datang membuat keributan seperti istrimu?""Aku beri tahu kamu, setelah produk kami meninggalkan toko kami, maka nggak bisa dikembalikan lagi. Ketentuan ini tercantum secara tertulis dari kantor pusat. Ibu mertuamu sudah menandatangani ketentuan itu.""Ingin mengembalikan barang? Buat saja keributan di kantor pusat sana!"Nada bicara mengejek terdengar jelas dalam ucapan Ririn.Kanadan Gosteo adalah perusahaan besar berskala interna
Saat Ririn sedang berbicara, panggilan teleponnya sudah terhubung."Firdaus, ada orang yang datang membuat keributan di tokoku, bahkan memukul orangku! Cepat panggil petugas keamanan kemari! Aku mau menampar bajingan itu sampai mati!"Selesai berbicara, tanpa menunggu tanggapan dari orang di ujung telepon, Ririn langsung memutuskan sambungan teleponnya."Eh, bajingan, aku sudah memanggil orang kemari!""Kamu bukannya lihat dulu wilayah kekuasaan siapa ini! Berani-beraninya kamu berlagak hebat di hadapanku! Hari ini aku akan memberimu pelajaran, agar kamu tahu diri!"Saat ini, dua orang staf toko yang sebelumnya ditampar oleh Ardika juga memelototi Ardika dengan penuh kebencian sambil menutupi wajah mereka."Eh, Ardika, apa kamu tahu siapa yang dihubungi oleh Bu Ririn? Suaminya! Manajer umum Starindum!""Kalian bukan hanya sudah membuat keributan di toko Kanadan Gosteo, bahkan memukul orang! Hari ini, kalau kamu dan istrimu memberikan kompensasi sampai bangkrut dan nggak punya apa-apa,