Share

Bab 1283 Penguasa

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat Ririn sedang berbicara, panggilan teleponnya sudah terhubung.

"Firdaus, ada orang yang datang membuat keributan di tokoku, bahkan memukul orangku! Cepat panggil petugas keamanan kemari! Aku mau menampar bajingan itu sampai mati!"

Selesai berbicara, tanpa menunggu tanggapan dari orang di ujung telepon, Ririn langsung memutuskan sambungan teleponnya.

"Eh, bajingan, aku sudah memanggil orang kemari!"

"Kamu bukannya lihat dulu wilayah kekuasaan siapa ini! Berani-beraninya kamu berlagak hebat di hadapanku! Hari ini aku akan memberimu pelajaran, agar kamu tahu diri!"

Saat ini, dua orang staf toko yang sebelumnya ditampar oleh Ardika juga memelototi Ardika dengan penuh kebencian sambil menutupi wajah mereka.

"Eh, Ardika, apa kamu tahu siapa yang dihubungi oleh Bu Ririn? Suaminya! Manajer umum Starindum!"

"Kalian bukan hanya sudah membuat keributan di toko Kanadan Gosteo, bahkan memukul orang! Hari ini, kalau kamu dan istrimu memberikan kompensasi sampai bangkrut dan nggak punya apa-apa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1284 Manajer Umum Starindum

    "Apa bosmu tahu kamu begitu arogan?"Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Elsy."Manajer umum Starindum bernama Firdaus, ya? Sepertinya istrinya sangat arogan, kata wanita itu dia memanggil suaminya untuk memerintahkan petugas keamanan untuk menampar wajahku hingga rusak.""Aku nggak tahu apakah Firdaus juga bermaksud seperti itu, kamu lihat dan tangani saja sendiri."Selesai berbicara, Ardika langsung memutuskan panggilan teleponnya.Dia membeli Starindum sebagai hadiah untuk Livy, ini adalah pertama kalinya dia mendatangi tempat ini setelah membelinya.Baru beberapa hari berlalu, manajer umum yang baru saja menjabat sudah menjadi penguasa di sini, bahkan mengizinkan merek yang menindas pelanggan seperti Kanadan Gosteo untuk berbisnis di sini.Ardika sedang memikirkan untuk mengganti manajer umum tempat ini.Namun, bagi Ririn, Ardika hanya sedang berlagak hebat dengan melakukan panggilan telepon itu."Hehe, kamu hanyalah seorang pria yang bisa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1285 Bos Kecil

    "Hmm, benar."Firdaus menganggukkan kepalanya, lalu melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian! Hajar dulu bocah ini sampai babak belur."Setelah mendengar perintah dari Firdaus, ketua petugas keamanan segera membawa beberapa orang maju. "Sobat, sejak Starindum dibeli oleh bos kami, semua orang tahu nggak boleh membuat keributan di Starindum.""Jadi, paling nggak sebelum hari ini, nggak ada yang berani datang membuat keributan. Kamu adalah orang yang pertama. Akhirnya, keberadaanku sebagai ketua petugas keamanan sudah bisa sedikit berguna."Ketiga petugas keamanan itu menatap Ardika dengan tatapan tajam. Sambil berbicara, dia berjalan ke arah Ardika.Ardika berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Apa kamu yakin mau menyerangku? Aku harap kamu jangan menyesal nanti.""Pfffttt!"Ririn langsung tertawa dan berkata dengan nada meremehkan, "Seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri, mengapa begitu pandai berakting? Apakah kamu ingin membuatku ketawa setengah mati?!""Bocah,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1286 Ayah Angkat

    Bahkan Ririn pernah membayangkan setelah putranya tumbuh dewasa dan menikahi Livy, jangankan Starindum, bahkan perusahaan Elsy akan menjadi milik keluarga mereka."Aku nggak mau main! Paman, Bibi, kalian telah menindas ayah angkatku! Kalian adalah orang jahat!"Siapa sangka, Livy yang sebelumnya selalu bersikap sopan, kali ini malah memalingkan wajahnya dan berbicara dengan nada marah."Menindas ayah angkatmu? Ayah angkatmu adalah?"Firdaus dan Ririn tertegun sejenak, tidak menyadari siapa ayah angkat yang dimaksud oleh bocah perempuan itu."Ayah!"Tepat pada saat ini, Livy meninggalkan mereka begitu saja, lalu berlari-lari kecil dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Ardika."Muah!"Setelah Ardika menggendongnya, bocah perempuan itu langsung memeluk leher Ardika dengan erat dan mencium wajahnya.Dalam lubuk hati bocah perempuan itu, tentu saja dia bisa membedakan dengan jelas siapa yang lebih dekat dengannya."Eh ... ini ...."Ekspresi Firdaus dan Ririn langsung berubah drastis. Mer

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1287 Tidak Boleh Masuk ke Starindum Lagi Selamanya

    Melihat Firdaus yang berlutut di bawah kaki Ardika seperti seekor anjing, sekujur tubuh Ririn sampai gemetaran saking kesalnya.Namun, mengingat situasi yang mereka hadapi saat ini, kalau tidak tunduk, suaminya bahkan akan kehilangan pekerjaan. Jadi, dia tidak punya pilihan lain selain menelan sendiri kekesalannya.Ririn menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah maju dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Ardika, aku juga meminta maaf pada Tuan, Bu Luna, serta dua tetua kalian.""Hentikan omong kosongmu. Aku nggak ingin mendengar kata-kata yang nggak ada artinya itu. Cepat urus pengembalian barang."Ardika yang sedang menggendong Livy, tidak melirik wanita itu sama sekali.Kalau bukan karena Livy berada di sini dan tidak ingin memberikan pengaruh buruk pada anak kecil, dia pasti akan langsung menginstruksikan para petugas keamanan untuk menampar wajah wanita itu hingga rusak.Bagaimanapun juga, tadi wanita itu benar-benar arogan di hadapannya, bahkan berani mengatakan akan menampar wajahn

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1288 Memberi Kompensasi Sebesar Dua Ratus Miliar

    Seolah-olah menemukan sosok penyelamatnya, Ririn menggenggam lengan Elsen dengan erat, seakan-akan tidak ingin melepaskan lengan pria itu lagi."Pak Elsen, kebetulan sekali kamu datang.""Dengan mengandalkan identitasnya sebagai bos Starindum, Ardika mau menyegel toko kita, bahkan memukuli staf kita. Kamu harus menuntut keadilan untuk kami!"Ririn berkata sambil terisak. Ekspresi menyedihkannya itu membuat Elsen merasa simpati padanya.Mengingat betapa memesona dan liarnya wanita itu saat di ranjang, api amarah dalam hati Elsen makin bergejolak. Dia melemparkan sorot mata dingin ke arah Ardika."Bos Starindum? Memangnya dia sudah sangat hebat?!""Sebagai merek pakaian mewah terkenal berskala internasional, Kanadan Gosteo memiliki jumlah toko yang nggak terhitung jumlahnya di Negara Nusantara. Kala itu, saat kami menguji coba pasar di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, bos Starindum yang memohon pada kami untuk membuka toko di sini.""Aku dengar-dengar bos Starindum sudah ganti oran

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1289 Apakah Aku Seperti Seorang Pria

    Ardika mengibaskan tangannya dengan santai, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana rasanya?""Apakah sekarang kamu sudah merasa aku seperti seorang pria?"Ririn tertegun cukup lama sebelum berteriak dengan suara melengking, "Ahhhh! Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukulku! Aku akan menghabisimu!"Wanita itu benar-benar sudah menggila setelah mendengar kata-kata Ardika.Dia tidak menyangka Ardika masih berani memukulnya tepat di hadapan Elsen.Terlebih lagi, pukulan pria itu sangat keras dan kejam.Pria itu telah mempermalukannya tepat di hadapan begitu banyak orang!Sementara itu, saat ini raut wajah Elsen yang berdiri di belakang juga sudah berubah menjadi sangat muram. Dia berkata dengan gigi terkatup rapat, "Anak muda, nyalimu benar-benar besar, ya! Berani-beraninya kamu memukul orang tepat di hadapanku!"Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Elsen, 'kan? Kalau kamu terus berlagak hebat di hadapanku, aku juga akan membuatmu merasakan sensasi tamparanku."Saat berbicara, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1290 Shiro

    "Aku juga nggak takut memberi tahu Bu Luna. Walau Kanadan Gosteo baru mulai memasuki pasar Provinsi Denpapan dan fondasi kami belum kokoh, paling nggak kami sudah memiliki sedikit relasi.""Contohnya saja, Asosiasi Dagang Polam bekerja sama dalam banyak proyek dengan kami.""Apa Bu Luna yakin ingin melawan kami?"Kalau dibandingkan dengan Ririn, Elsen masih terbilang jujur. Dia mengakui secara terang-terangan bahwa fondasi Kanadan Gosteo di Provinsi Denpapan masih belum kokoh.Namun, dia bisa langsung menyebut Asosiasi Dagang Polam dengan santai, asosiasi tersebut adalah sebuah keberadaan yang luar biasa.Kepercayaan diri yang tiada taranya mengiringi kejujurannya.Dengan memasang ekspresi serius, Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam nggak ada hubungannya denganku. Pak Elsen nggak perlu membawa-bawa mereka untuk menekanku.""Lagi pula, kalau sebagai konsumen, kami hanya ingin menuntut keadilan dengan normal saja dianggap sebagai bentuk permusuhan dan perlawanan.""Maka, Pak Elsen diper

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1291 Menambah Persyaratan

    "Mengapa? Bu Luna, apakah kamu sudah mulai takut?"Melihat perubahan ekspresi Luna, Elsen pun tertawa dan berkata, "Kalau pada akhirnya kamu merasa takut juga, mengapa tadi kamu malah melawanku?""Begini saja, selagi perwakilan Shiro belum datang, selama kamu meminta suamimu untuk berlutut meminta maaf di hadapanku.""Selain itu, juga memberi kompensasi sebesar 200 miliar atas kerugian Kanadan Gosteo, serta menyerahkan properti Starindum ini padaku, masalah ini akan kubiarkan berlalu begitu saja.""Kalau persyaratanku ini nggak disetujui, hehe.""Setelah perwakilan Shiro datang nanti, sulit untuk dikatakan apa yang akan terjadi.""Bagaimanapun juga, meminta orang Keluarga Sudibya untuk datang secara pribadi, maka tentu saja permasalahan nggak bisa diselesaikan hanya dengan berlutut meminta maaf dan memberikan kompensasi sebesar 200 miliar saja."Elsen melontarkan kata-kata tersebut pada Luna dengan nada bicara arogan. Dia bahkan tidak melirik Ardika sama sekali.Di matanya, pengambil k

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1624 Lila Stile, Organisasi Dragone

    Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1623 Felda Lukito

    Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1622 Keputusan Chamir

    "Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1621 Organisasi Lelang Sentral

    "Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

DMCA.com Protection Status