"Hehe, perwakilan Shiro sudah tiba. Ardika, sekarang kamu sudah nggak punya kesempatan untuk bernegosiasi denganku lagi.""Jangan salahkan aku! Kamu sendiri yang nggak menghargai kesempatan dengan baik!"Selesai berbicara, Elsen melambaikan tangannya pada anak buah di belakangnya dan berkata, "Suruh para pengunjung itu buka jalan, aku akan pergi menyambut kedatangan perwakilan Keluarga Sudibya."Setelah mendapat instruksi darinya, beberapa anak buah yang dibawanya kemari langsung mulai mengusir para pengunjung yang berada di sekitar tempat itu. Tanpa butuh waktu lama, sebuah area sudah dikosongkan."Pak Elsen, perwakilan Keluarga Sudibya sudah tiba."Tak lama kemudian, seorang anak buahnya yang keluar untuk melihat situasi segera melapor padanya.Elsen menganggukkan kepalanya, merapikan pakaiannya, lalu segera membawa semua anak buahnya keluar untuk menyambut kedatangan perwakilan Keluarga Sudibya itu. Tak lama kemudian, sekelompok orang tampak menaiki lift dan kedua belah pihak pun be
Orang yang berbicara tidak lain adalah Ardika.Begitu mendengar suara yang familier itu, secara naluriah tubuh Yobin bergetar sejenak, matanya makin melebar, menatap Ardika dengan tatapan terkejut seperti melihat hantu."Ar ... Ar ....""Ardika, dasar lancang!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba Elsen berteriak dengan marah, "Siapa yang mengizinkanmu berbicara seperti itu pada Yobin?! Tahukah kamu Yobin ini adalah perwakilan Pak Shiro?!"Saat ini, dia masih tidak menyadari situasinya.Dia mengira Yobin mengenal Luna. Karena itulah, Yobin bereaksi seperti itu.Menurut Elsen, itu adalah hal yang sangat wajar.Bahkan dia yang sudah bertemu dengan berbagai wanita cantik di Kota Gamiga, saat baru pertama kali melihat wanita secantik Luna, dia juga sedikit linglung, apalagi Yobin."Ardika, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrimu. Di hadapan Kak Yobin, kamu bahkan nggak berhak untuk bernapas. Siapa yang mengizinkanmu berbicara dengan nada seperti itu padanya?""Kalau kamu
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat itu hening seketika.Karena Yobin mewakili Shiro, jadi Ardika memukulnya dengan lebih keras lagi.Eh ... ini ....Menantu benalu itu bahkan tidak menganggap serius Shiro!Saat ini, baik Elsen maupun Ririn, menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat hantu.Mereka benar-benar tidak mengerti, dari mana keberanian seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika berasal? Berani-beraninya pria itu mengatakan menampar wajah Shiro?!Apakah dia tidak takut pembalasan dendam dari Keluarga Sudibya?Tepat pada saat ini, sorot mata dingin Ardika tertuju pada Elsen. Dia berkata dengan nada mengejek, "Pak Elsen, orang yang kamu undang kemari biasa-biasa saja."Wajah Elsen langsung berubah menjadi merah padam. Dia menoleh, menatap Yobin yang tergeletak di lantai itu dan berkata, "Yobin, cepat hubungi Pak Shiro! Berani-beraninya seorang menantu benalu mengatakan ingin menampar wajahnya! Aku nggak percaya Pak Shiro bisa terim
"Tu ... Tu ... Tuan Muda Kedua Keluarga Septio!"Yobin berseru dengan kaget.Dia bertugas sebagai anjing Yudin, yang mengikuti ke mana pun Yudin pergi. Dia sudah sering berinteraksi dengan generasi muda kalangan keluarga kaya terkemuka, tentu saja dia mengenal Levin, sosok yang sudah terkenal beda dari yang lain di kalangan keluarga kaya terkemuka.Jelas-jelas pemuda itu adalah seorang tuan muda keluarga terpandang, tetapi dia cenderung suka berinteraksi dengan para preman jalanan dan membuat keributan.Tentu saja sangat beda dari yang lain, bukan?"Tuan Muda Keluarga Septio? Keluarga Septio yang mana?"Melihat Yobin bereaksi seperti itu, jantung Elsen langsung berdegap kencang."Apa mungkin Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, Levin?"Raut wajah Ririn juga berubah drastis.Wanita yang satu ini adalah wanita matre, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana caranya menaikkan status dan kedudukannya. Jadi, dia paling suka mencari tahu informasi-informasi tentang keluarga kaya t
"Sampah yang hanya dilahirkan oleh selir sepertimu juga berani berlagak hebat di hadapan Kak Ardika! Siapa yang memberimu keberanian seperti itu?!""Cepat berlutut meminta maaf pada Kak Ardika! Lakukan apa pun yang dia perintahkan!""Kalau nggak, aku akan menghabisimu!"Setelah melayangkan beberapa tamparan beruntun pada Elsen lagi, Levin langsung menendang lekukan lutut pria itu, membuat pria itu berlutut."Kak Ardika, maafkan aku!"Elsen berlutut di bawah kaki Ardika, dia meneriakkan satu kalimat itu hampir dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Dia takut kalau dia menunda satu detik saja, Levin yang kejam itu benar-benar akan memukulnya sampai mati."Ckckck, kalau tahu akan berakhir seperti ini, untuk apa kamu melawanku tadi?"Ardika mengulurkan lengannya, menepuk-nepuk wajah Elsen yang sudah membengkak dengan perlahan. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Menurutmu, di antara kita berdua, sebenarnya siapa yang nggak tahu diri?""Aku!"Elsen mengucapkan satu kata itu dengan gigi t
Ardika tersenyum dan berkata, "Kakak Levin saja patuh padaku, apalagi dia."Luna mengerutkan keningnya.Tentu saja dia tidak percaya Liander patuh pada Ardika.Mungkin semalam setelah Liander tiba di Showroom Mobil Neptus, terjadi kejadian yang tak diketahuinya lagi."Oh ya, Ardika, bagaimana perbincanganmu dengan Oscar?"Saat dalam perjalanan pulang, Luna kembali menanyakan hal lainnya.Ardika tersenyum dan berkata, "Bukankah sudah kubilang padamu, sudah hampir selesai? Sayang, kamu tunggu kabar baik saja."Melihat Ardika begitu percaya diri, Luna merasa sedikit lega.Di sisi lain.Elsen segera mengambil dana sebesar 600 miliar dari rekening Kanadan Gosteo, lalu membawa anggota untuk mengosongkan toko secara pribadi. Setelah dia melakukan semua hal ini, Levin baru mengizinkannya pergi.Begitu Kanadan Gosteo pindah, merek baru segera bergabung. Tim renovasi langsung tiba di lokasi."Merek apa itu? Mengapa pergerakan mereka begitu cepat?"Di luar Starindum, sambil mengolesi obat di waja
Sementara itu, tim Teodor masih sibuk memilah-milah merek-merek besar tersebut.Merek besar biasa juga tidak berhak untuk bekerja sama dengan Teodor.Namun, berbeda halnya dengan Kanadan Gosteo. Merek yang satu ini selalu dikenal sebagai merek pakaian kelas tinggi. Kalau kedua belah pihak saling bekerja sama, juga bisa menaikkan standar Teodor sendiri.Karena kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak, diskusi mengenai kerja sama antara dua belah pihak berjalan dengan sangat mulus.Mereka pun segera menandatangani kontrak."Haha, 600 miliar akan sampai ke tanganku begitu saja. Itu baru bayaran penandatanganan kontrak, aku nggak pernah bermimpi suatu hari nanti, aku bisa menghasilkan uang semudah itu!"Di dalam sebuah ruangan mewah, Teodor melemparkan penanya, lalu tertawa dengan bangga.Karena bayaran penandatanganan kontrak Kanadan Gosteo ini sangat tinggi, Teodor datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak. Karena hal itu pula, dia sudah terlambat siaran langsung hari ini.
Selama dunia siaran berjalan, hingga saat ini, belum pernah ada seorang penyiar yang memiliki pengaruh semenakutkan itu.Ini ... adalah bentuk popularitas menakutkan dari seorang Teodor!"Halo semuanya, maaf aku datang sedikit terlambat. Aku baru mengetahui suatu hal yang mengesalkan ...."Duduk di depan kamera, Teodor langsung berbicara pada intinya. Dia memasang ekspresi sangat marah.Dalam sekejap, ekspresinya itu langsung menggelitik rasa penasaran para penonton.Kini, Teodor sudah menjadi selebritis internet berskala nasional, ada hal apa lagi yang bisa membuatnya semarah itu?Tidak membiarkan para penonton menunggu lama, Teodor langsung menarik Elsen menghadap kamera, lalu berkata, "Semuanya, ini adalah temanku, Pak Elsen, wakil presdir perusahaan cabang Kanadan Gosteo di Negara Nusantara.""Apakah kalian sudah melihat luka di wajahnya?""Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang memerintahkan orang untuk memukulnya! Ya, benar! Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang telah