Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat itu hening seketika.Karena Yobin mewakili Shiro, jadi Ardika memukulnya dengan lebih keras lagi.Eh ... ini ....Menantu benalu itu bahkan tidak menganggap serius Shiro!Saat ini, baik Elsen maupun Ririn, menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat hantu.Mereka benar-benar tidak mengerti, dari mana keberanian seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika berasal? Berani-beraninya pria itu mengatakan menampar wajah Shiro?!Apakah dia tidak takut pembalasan dendam dari Keluarga Sudibya?Tepat pada saat ini, sorot mata dingin Ardika tertuju pada Elsen. Dia berkata dengan nada mengejek, "Pak Elsen, orang yang kamu undang kemari biasa-biasa saja."Wajah Elsen langsung berubah menjadi merah padam. Dia menoleh, menatap Yobin yang tergeletak di lantai itu dan berkata, "Yobin, cepat hubungi Pak Shiro! Berani-beraninya seorang menantu benalu mengatakan ingin menampar wajahnya! Aku nggak percaya Pak Shiro bisa terim
"Tu ... Tu ... Tuan Muda Kedua Keluarga Septio!"Yobin berseru dengan kaget.Dia bertugas sebagai anjing Yudin, yang mengikuti ke mana pun Yudin pergi. Dia sudah sering berinteraksi dengan generasi muda kalangan keluarga kaya terkemuka, tentu saja dia mengenal Levin, sosok yang sudah terkenal beda dari yang lain di kalangan keluarga kaya terkemuka.Jelas-jelas pemuda itu adalah seorang tuan muda keluarga terpandang, tetapi dia cenderung suka berinteraksi dengan para preman jalanan dan membuat keributan.Tentu saja sangat beda dari yang lain, bukan?"Tuan Muda Keluarga Septio? Keluarga Septio yang mana?"Melihat Yobin bereaksi seperti itu, jantung Elsen langsung berdegap kencang."Apa mungkin Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, Levin?"Raut wajah Ririn juga berubah drastis.Wanita yang satu ini adalah wanita matre, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana caranya menaikkan status dan kedudukannya. Jadi, dia paling suka mencari tahu informasi-informasi tentang keluarga kaya t
"Sampah yang hanya dilahirkan oleh selir sepertimu juga berani berlagak hebat di hadapan Kak Ardika! Siapa yang memberimu keberanian seperti itu?!""Cepat berlutut meminta maaf pada Kak Ardika! Lakukan apa pun yang dia perintahkan!""Kalau nggak, aku akan menghabisimu!"Setelah melayangkan beberapa tamparan beruntun pada Elsen lagi, Levin langsung menendang lekukan lutut pria itu, membuat pria itu berlutut."Kak Ardika, maafkan aku!"Elsen berlutut di bawah kaki Ardika, dia meneriakkan satu kalimat itu hampir dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Dia takut kalau dia menunda satu detik saja, Levin yang kejam itu benar-benar akan memukulnya sampai mati."Ckckck, kalau tahu akan berakhir seperti ini, untuk apa kamu melawanku tadi?"Ardika mengulurkan lengannya, menepuk-nepuk wajah Elsen yang sudah membengkak dengan perlahan. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Menurutmu, di antara kita berdua, sebenarnya siapa yang nggak tahu diri?""Aku!"Elsen mengucapkan satu kata itu dengan gigi t
Ardika tersenyum dan berkata, "Kakak Levin saja patuh padaku, apalagi dia."Luna mengerutkan keningnya.Tentu saja dia tidak percaya Liander patuh pada Ardika.Mungkin semalam setelah Liander tiba di Showroom Mobil Neptus, terjadi kejadian yang tak diketahuinya lagi."Oh ya, Ardika, bagaimana perbincanganmu dengan Oscar?"Saat dalam perjalanan pulang, Luna kembali menanyakan hal lainnya.Ardika tersenyum dan berkata, "Bukankah sudah kubilang padamu, sudah hampir selesai? Sayang, kamu tunggu kabar baik saja."Melihat Ardika begitu percaya diri, Luna merasa sedikit lega.Di sisi lain.Elsen segera mengambil dana sebesar 600 miliar dari rekening Kanadan Gosteo, lalu membawa anggota untuk mengosongkan toko secara pribadi. Setelah dia melakukan semua hal ini, Levin baru mengizinkannya pergi.Begitu Kanadan Gosteo pindah, merek baru segera bergabung. Tim renovasi langsung tiba di lokasi."Merek apa itu? Mengapa pergerakan mereka begitu cepat?"Di luar Starindum, sambil mengolesi obat di waja
Sementara itu, tim Teodor masih sibuk memilah-milah merek-merek besar tersebut.Merek besar biasa juga tidak berhak untuk bekerja sama dengan Teodor.Namun, berbeda halnya dengan Kanadan Gosteo. Merek yang satu ini selalu dikenal sebagai merek pakaian kelas tinggi. Kalau kedua belah pihak saling bekerja sama, juga bisa menaikkan standar Teodor sendiri.Karena kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak, diskusi mengenai kerja sama antara dua belah pihak berjalan dengan sangat mulus.Mereka pun segera menandatangani kontrak."Haha, 600 miliar akan sampai ke tanganku begitu saja. Itu baru bayaran penandatanganan kontrak, aku nggak pernah bermimpi suatu hari nanti, aku bisa menghasilkan uang semudah itu!"Di dalam sebuah ruangan mewah, Teodor melemparkan penanya, lalu tertawa dengan bangga.Karena bayaran penandatanganan kontrak Kanadan Gosteo ini sangat tinggi, Teodor datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak. Karena hal itu pula, dia sudah terlambat siaran langsung hari ini.
Selama dunia siaran berjalan, hingga saat ini, belum pernah ada seorang penyiar yang memiliki pengaruh semenakutkan itu.Ini ... adalah bentuk popularitas menakutkan dari seorang Teodor!"Halo semuanya, maaf aku datang sedikit terlambat. Aku baru mengetahui suatu hal yang mengesalkan ...."Duduk di depan kamera, Teodor langsung berbicara pada intinya. Dia memasang ekspresi sangat marah.Dalam sekejap, ekspresinya itu langsung menggelitik rasa penasaran para penonton.Kini, Teodor sudah menjadi selebritis internet berskala nasional, ada hal apa lagi yang bisa membuatnya semarah itu?Tidak membiarkan para penonton menunggu lama, Teodor langsung menarik Elsen menghadap kamera, lalu berkata, "Semuanya, ini adalah temanku, Pak Elsen, wakil presdir perusahaan cabang Kanadan Gosteo di Negara Nusantara.""Apakah kalian sudah melihat luka di wajahnya?""Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang memerintahkan orang untuk memukulnya! Ya, benar! Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang telah
Menghadapi serangan dari Teodor, Hongkem yang awalnya sudah memang berada di ambang kebangkrutan mengalami situasi yang lebih buruk lagi.Tidak hanya diboikot oleh seluruh netizen di dalam negeri, toko-toko mereka juga menjadi sepi pengunjung.Di Starindum.Toko baru Hongkem sedang direnovasi, tiba-tiba saja ada sekelompok orang yang menyerbu."Hongkem apaan?! Saat menyumbangkan dana bantuan kepada Kota Banyuli yang tertimpa bencana, nggak ada nama kalian! Menggunakan cara licik untuk merebut toko Kanadan Gosteo, kalian malah sangat cepat!""Sialan! Mati saja sana!""Aku nggak akan membeli produk kalian selamanya!"Mendengar teriakan amarah orang-orang, juga makin banyaknya orang yang berkerumun di luar toko, ketua petugas keamanan baru Starindum segera membawa anggota untuk menertibkan massa."Starindum dan Hongkem sama saja liciknya!""Ayo pergi! Kelak kita juga jangan datang berbelanja di tempat ini lagi!"" ... "Para pengunjung yang sedang dikuasai oleh emosi langsung berbalik dan
Samar-samar, terdengar nada mengejek dalam nada bicara santai Jane.Beberapa hari ini, Ardika sudah menjadi target makian netizen seluruh negeri, bahkan Perusahaan Investasi Gilra juga ikut menjadi target ejekan para netizen.Wanita itu sudah kesal setengah mati. Sekarang, akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk mengejek Ardika.Ardika sama sekali tidak menganggap serius ejekan wanita itu, dia hanya tertawa pelan dan berkata, "Oh? Bu Jane, sudah begitu nggak sabar, ya? Oke, nggak lama lagi, aku pasti akan memuaskanmu.""Kamu! Ardika! Dasar bajingan!"Di ujung telepon, wajah Jane langsung memerah. Dia mengira Ardika sedang menggodanya."Mati saja kamu sana!"Jane memutuskan panggilan telepon dengan perasaan malu sekaligus marah."Ckckck, wanita yang satu ini benar-benar banyak drama."Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tahu Jane sudah salah memahami maksudnya.Namun, dia malas memedulikan apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Setelah masuk ke dalam
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d
Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b
Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di
Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar
Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk