Ardika mengibaskan tangannya dengan santai, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Bagaimana rasanya?""Apakah sekarang kamu sudah merasa aku seperti seorang pria?"Ririn tertegun cukup lama sebelum berteriak dengan suara melengking, "Ahhhh! Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memukulku! Aku akan menghabisimu!"Wanita itu benar-benar sudah menggila setelah mendengar kata-kata Ardika.Dia tidak menyangka Ardika masih berani memukulnya tepat di hadapan Elsen.Terlebih lagi, pukulan pria itu sangat keras dan kejam.Pria itu telah mempermalukannya tepat di hadapan begitu banyak orang!Sementara itu, saat ini raut wajah Elsen yang berdiri di belakang juga sudah berubah menjadi sangat muram. Dia berkata dengan gigi terkatup rapat, "Anak muda, nyalimu benar-benar besar, ya! Berani-beraninya kamu memukul orang tepat di hadapanku!"Ardika tersenyum dan berkata, "Pak Elsen, 'kan? Kalau kamu terus berlagak hebat di hadapanku, aku juga akan membuatmu merasakan sensasi tamparanku."Saat berbicara, t
"Aku juga nggak takut memberi tahu Bu Luna. Walau Kanadan Gosteo baru mulai memasuki pasar Provinsi Denpapan dan fondasi kami belum kokoh, paling nggak kami sudah memiliki sedikit relasi.""Contohnya saja, Asosiasi Dagang Polam bekerja sama dalam banyak proyek dengan kami.""Apa Bu Luna yakin ingin melawan kami?"Kalau dibandingkan dengan Ririn, Elsen masih terbilang jujur. Dia mengakui secara terang-terangan bahwa fondasi Kanadan Gosteo di Provinsi Denpapan masih belum kokoh.Namun, dia bisa langsung menyebut Asosiasi Dagang Polam dengan santai, asosiasi tersebut adalah sebuah keberadaan yang luar biasa.Kepercayaan diri yang tiada taranya mengiringi kejujurannya.Dengan memasang ekspresi serius, Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam nggak ada hubungannya denganku. Pak Elsen nggak perlu membawa-bawa mereka untuk menekanku.""Lagi pula, kalau sebagai konsumen, kami hanya ingin menuntut keadilan dengan normal saja dianggap sebagai bentuk permusuhan dan perlawanan.""Maka, Pak Elsen diper
"Mengapa? Bu Luna, apakah kamu sudah mulai takut?"Melihat perubahan ekspresi Luna, Elsen pun tertawa dan berkata, "Kalau pada akhirnya kamu merasa takut juga, mengapa tadi kamu malah melawanku?""Begini saja, selagi perwakilan Shiro belum datang, selama kamu meminta suamimu untuk berlutut meminta maaf di hadapanku.""Selain itu, juga memberi kompensasi sebesar 200 miliar atas kerugian Kanadan Gosteo, serta menyerahkan properti Starindum ini padaku, masalah ini akan kubiarkan berlalu begitu saja.""Kalau persyaratanku ini nggak disetujui, hehe.""Setelah perwakilan Shiro datang nanti, sulit untuk dikatakan apa yang akan terjadi.""Bagaimanapun juga, meminta orang Keluarga Sudibya untuk datang secara pribadi, maka tentu saja permasalahan nggak bisa diselesaikan hanya dengan berlutut meminta maaf dan memberikan kompensasi sebesar 200 miliar saja."Elsen melontarkan kata-kata tersebut pada Luna dengan nada bicara arogan. Dia bahkan tidak melirik Ardika sama sekali.Di matanya, pengambil k
"Hehe, perwakilan Shiro sudah tiba. Ardika, sekarang kamu sudah nggak punya kesempatan untuk bernegosiasi denganku lagi.""Jangan salahkan aku! Kamu sendiri yang nggak menghargai kesempatan dengan baik!"Selesai berbicara, Elsen melambaikan tangannya pada anak buah di belakangnya dan berkata, "Suruh para pengunjung itu buka jalan, aku akan pergi menyambut kedatangan perwakilan Keluarga Sudibya."Setelah mendapat instruksi darinya, beberapa anak buah yang dibawanya kemari langsung mulai mengusir para pengunjung yang berada di sekitar tempat itu. Tanpa butuh waktu lama, sebuah area sudah dikosongkan."Pak Elsen, perwakilan Keluarga Sudibya sudah tiba."Tak lama kemudian, seorang anak buahnya yang keluar untuk melihat situasi segera melapor padanya.Elsen menganggukkan kepalanya, merapikan pakaiannya, lalu segera membawa semua anak buahnya keluar untuk menyambut kedatangan perwakilan Keluarga Sudibya itu. Tak lama kemudian, sekelompok orang tampak menaiki lift dan kedua belah pihak pun be
Orang yang berbicara tidak lain adalah Ardika.Begitu mendengar suara yang familier itu, secara naluriah tubuh Yobin bergetar sejenak, matanya makin melebar, menatap Ardika dengan tatapan terkejut seperti melihat hantu."Ar ... Ar ....""Ardika, dasar lancang!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba Elsen berteriak dengan marah, "Siapa yang mengizinkanmu berbicara seperti itu pada Yobin?! Tahukah kamu Yobin ini adalah perwakilan Pak Shiro?!"Saat ini, dia masih tidak menyadari situasinya.Dia mengira Yobin mengenal Luna. Karena itulah, Yobin bereaksi seperti itu.Menurut Elsen, itu adalah hal yang sangat wajar.Bahkan dia yang sudah bertemu dengan berbagai wanita cantik di Kota Gamiga, saat baru pertama kali melihat wanita secantik Luna, dia juga sedikit linglung, apalagi Yobin."Ardika, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrimu. Di hadapan Kak Yobin, kamu bahkan nggak berhak untuk bernapas. Siapa yang mengizinkanmu berbicara dengan nada seperti itu padanya?""Kalau kamu
Begitu Ardika selesai berbicara, suasana di tempat itu hening seketika.Karena Yobin mewakili Shiro, jadi Ardika memukulnya dengan lebih keras lagi.Eh ... ini ....Menantu benalu itu bahkan tidak menganggap serius Shiro!Saat ini, baik Elsen maupun Ririn, menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat hantu.Mereka benar-benar tidak mengerti, dari mana keberanian seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika berasal? Berani-beraninya pria itu mengatakan menampar wajah Shiro?!Apakah dia tidak takut pembalasan dendam dari Keluarga Sudibya?Tepat pada saat ini, sorot mata dingin Ardika tertuju pada Elsen. Dia berkata dengan nada mengejek, "Pak Elsen, orang yang kamu undang kemari biasa-biasa saja."Wajah Elsen langsung berubah menjadi merah padam. Dia menoleh, menatap Yobin yang tergeletak di lantai itu dan berkata, "Yobin, cepat hubungi Pak Shiro! Berani-beraninya seorang menantu benalu mengatakan ingin menampar wajahnya! Aku nggak percaya Pak Shiro bisa terim
"Tu ... Tu ... Tuan Muda Kedua Keluarga Septio!"Yobin berseru dengan kaget.Dia bertugas sebagai anjing Yudin, yang mengikuti ke mana pun Yudin pergi. Dia sudah sering berinteraksi dengan generasi muda kalangan keluarga kaya terkemuka, tentu saja dia mengenal Levin, sosok yang sudah terkenal beda dari yang lain di kalangan keluarga kaya terkemuka.Jelas-jelas pemuda itu adalah seorang tuan muda keluarga terpandang, tetapi dia cenderung suka berinteraksi dengan para preman jalanan dan membuat keributan.Tentu saja sangat beda dari yang lain, bukan?"Tuan Muda Keluarga Septio? Keluarga Septio yang mana?"Melihat Yobin bereaksi seperti itu, jantung Elsen langsung berdegap kencang."Apa mungkin Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, Levin?"Raut wajah Ririn juga berubah drastis.Wanita yang satu ini adalah wanita matre, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana caranya menaikkan status dan kedudukannya. Jadi, dia paling suka mencari tahu informasi-informasi tentang keluarga kaya t
"Sampah yang hanya dilahirkan oleh selir sepertimu juga berani berlagak hebat di hadapan Kak Ardika! Siapa yang memberimu keberanian seperti itu?!""Cepat berlutut meminta maaf pada Kak Ardika! Lakukan apa pun yang dia perintahkan!""Kalau nggak, aku akan menghabisimu!"Setelah melayangkan beberapa tamparan beruntun pada Elsen lagi, Levin langsung menendang lekukan lutut pria itu, membuat pria itu berlutut."Kak Ardika, maafkan aku!"Elsen berlutut di bawah kaki Ardika, dia meneriakkan satu kalimat itu hampir dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Dia takut kalau dia menunda satu detik saja, Levin yang kejam itu benar-benar akan memukulnya sampai mati."Ckckck, kalau tahu akan berakhir seperti ini, untuk apa kamu melawanku tadi?"Ardika mengulurkan lengannya, menepuk-nepuk wajah Elsen yang sudah membengkak dengan perlahan. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Menurutmu, di antara kita berdua, sebenarnya siapa yang nggak tahu diri?""Aku!"Elsen mengucapkan satu kata itu dengan gigi t
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening
Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet
Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen
"Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak
Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in