Melihat ekspresi enggan Oscar seperti sedang menahan amarah, Ardika tertawa."Jadi, kalau kamu bersedia meminta maaf, aku harus berbesar hati berpura-pura menganggap nggak ada yang terjadi sebelumnya dan memaafkanmu, begitu?""Oscar, ini adalah arogansimu?"Saat berbicara, tiba-tiba saja Ardika mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah Oscar, sampai-sampai tubuh pria itu terpental."Bam!"Oscar terjatuh membentur tanah dengan keras, wajahnya juga langsung membengkak.Tidak menyangka Ardika akan memukuli Oscar begitu saja, semua orang termasuk Zendaya ketakutan setengah mati, sampai-sampai tubuh mereka gemetaran. Mereka menatap Ardika dengan sorot mata ketakutan.Namun, Hamdi bahkan sama sekali tidak mengedipkan matanya dan berkata dengan dingin, "Eh, Oscar, kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu berlagak hebat di hadapan Tuan Wali Kota!""Ar ... dika!"Setelah telungkup di tanah selama beberapa saat, Oscar baru berteriak dengan gigi terkatup, lalu menutupi wajahnya
Begitu mendengar ucapan Zendaya, Oscar juga segera menoleh ke arah pandang Zendaya.Dia melihat sekelompok anak muda yang berpakaian seperti preman, mengendarai sepeda motor bergaya preman kemari.Sekelompok preman itu telah memberikan kesan yang mendalam, bahkan tak terlupakan bagi Oscar dan Zendaya. Begitu melihat sekelompok orang itu, mereka langsung merinding, bahwan jiwa mereka seperti terguncang.Pemimpin sekelompok orang itu adalah Levin. Dia membonceng seorang wanita."Haha! Ardika, kamu sudah pasti akan mati!"Oscar mentertawakan Ardika. Kemudian, dia segera melangkah maju, lalu membantu Levin turun dari motor."Tuan Muda Levin, hati-hati, jangan sampai terjatuh ....""Anjing, apa maksudmu?"Tindakan Oscar membuat Levin tercengang.Ekspresi ganas di wajahnya juga mereda."Tuan Muda Levin, kemarin aku sudah menyinggung Tuan Muda dan belum sempat meminta maaf pada Tuan Muda, hal seperti ini sudah seharusnya kulakukan."Oscar menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat, lalu berk
Dalam situasi krisis seperti itu, Oscar terpaksa menyebut Organisasi Redim sekali lagi.Menurutnya, mungkin Levin datang mencari perhitungan padanya hanya untuk melampiaskan kekesalan tadi. Namun, Tuan Muda Keluarga Septio itu pasti akan mempertimbangkan pengaruh Organisasi Redim dan tidak akan bertindak keterlaluan.Namun, detik berikutnya, Oscar menyadari dirinya sudah salah.Dia sudah salah besar!"Bam ...."Levin mengangkat kakinya dan menendang dagu Oscar dengan keras."Organisasi Redim?""Memangnya Organisasi Redim itu apaan?! Siapa yang memberitahumu semalam Organisasi Redim telah menyelamatkanmu?!""Semalam, kalau bukan karena Kak Ardika menyelamatkan kalian, orang-orang yang hanya bisa berlagak hebat saja, kalian semua nggak akan bisa meninggalkan Showroom Mobil Neptus!""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di hadapan Kak Ardika! Aku akan menghabisimu!"Selesai berbicara, dia kembali menghujani Oscar dengan tinju dan tendangan."Ahhh ...."Sambil berguling-gul
"Krak!"Dengan iringan suara teriakan Oscar yang sangat menyedihkan, satu lengan Oscar telah dipatahkan.Sementara itu, baik Zendaya maupun anggota Organisasi Redim yang menyaksikan pemandangan itu gugup setengah mati.Sungguh mengenaskan!Seorang pengurus Organisasi Redim cabang Provinsi Denpapan, satu lengannya dipatahkan begitu saja tanpa berdaya untuk melakukan perlawanan.Saat ini, akhirnya Zendaya dan yang lainnya sudah menyadari betapa menakutkannya Ardika!Terutama Zendaya. Dia sudah menyesal.Dia sudah menyesal karena telah memperlakukan Ardika seperti itu sebelumnya."Ahhhh ...."Oscar kesakitan setengah mati, dia merasakan separuh jiwanya seolah sudah melayang.Namun, melihat Levin mulai mengayunkan tongkat bisbol lagi, dia tetap merasa gugup setengah mati. Dia berteriak dengan suara terisak, "Kak Ardika, aku mohon ampuni aku!"Selama kamu bersedia untuk melepaskanku, aku akan segera menginstruksikan anggotaku untuk mengunggah klarifikasi di internet, meminta maaf pada Nona
Sekujur tubuh Zendaya gemetaran, dia sama sekali tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Dengan ekspresi pucat pasi, dia mengikuti Ardika masuk ke dalam kantor organisasi."Ckckck, sebuah kantor organisasi kemanusiaan tingkat kota saja, interior kantornya semewah ini."Ardika mengucapkan satu kalimat itu dengan nada mempermainkan, lalu berbalik dan duduk di sofa.Kemudian, dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"Zendaya sedang melepaskan pakaiannya, bahkan pakaian luarnya sudah dilepaskannya, hanya menyisakan bra berwarna putih, kulit putih mulus indahnya terekspos begitu saja.Harus akui bahwa wanita itu memang cukup menggoda.Pantas saja dia bisa menjadi penanggung jawab tertinggi Organisasi Redim di Kota Banyuli.Begitu mendengar ucapan Ardika, sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia mengangkat kepalanya, lalu menatap Ardika dengan tatapan sedih dan berkata, "Kak Ardika, kamu memanggilku masuk, bukankah karena menginginkanku?""Kak Ardika nggak per
Nada bicara Ardika terdengar sangat dingin, bahkan memberikan sensasi seperti tusukan hawa dingin ke dalam tulang.Bisa-bisanya Organisasi Redim menyelewengkan dana amal sebesar 600 miliar yang dikumpulkan oleh ratusan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk dijadikan sebagai dana amal atas nama Teodor.Dengan kata lain, Teodor sama sekali tidak menyumbangkan uang sepeser pun. Namun, berkat bantuan dari Organisasi Redim, dia malah menjadi seorang donatur dana amal sebesar dua triliun.Hal seperti ini sama saja dengan penipuan dana amal!Sementara itu, Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang jelas-jelas telah menyumbangkan dana sebesar 600 miliar, malah menjadi amukan masyarakat dan diboikot oleh masyarakat seluruh negeri!Bahkan sempat terlintas dalam benak Ardika untuk menampar Zendaya yang berada di hadapannya itu sampai mati!Namun, Ardika tidak bisa menyalahkan Zendaya sepenuhnya atas hal ini.Wanita itu hanyalah seorang penanggung jawab di kantor Organisasi Redim Kota Banyuli. Dia ti
Saat Ardika sedang dalam perjalanan menuju ke Starindum, Luna sudah terlebih dahulu tiba di lokasi.Tak lama kemudian, dia menemukan Desi yang tampak bersedih di dalam sebuah toko kecil di luar Starindum."Luna, akhirnya kamu datang juga!""Huu ... huu .... Aku sudah dipukul oleh bajingan-bajingan itu, kamu harus menuntut keadilan untukku!"Begitu melihat putrinya, Desi yang sudah menangis sampai-sampai kedua matanya memerah dan membengkak, kembali memeluk putrinya sambil menangis."Sudah, sudah. Ibu, bukankah aku sudah berada di sini? Aku pasti akan menuntut keadilan untuk Ibu. Ibu jangan menangis lagi, katakan dulu padaku apa yang telah terjadi ...."Sambil memeluk Desi, Luna terus-menerus menghibur ibunya.Namun, Desi hanya menyeka air matanya. Mungkin karena hal itu memalukan baginya, dia tidak mengatakannya pada putrinya.Luna terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah Amanda, bibinya, yang menemani Desi berbelanja.Amanda berkata, "Begini, Luna. Aku dan ibumu datang berjalan-jalan
Melihat ekspresi arogan staf toko itu, Luna benar-benar kesal setengah mati.Dia langsung melangkah maju dan berkata, "Kalau ibuku dan bibiku benar-benar sudah mencuri barang di toko kalian, seharusnya kalian lapor polisi, bukannya meminta petugas keamanan untuk mengusir orang, bahkan memukul pelanggan begitu saja! Apa-apaan tindakan kalian itu?!""Kalian harus memberi kami pertanggungjawaban atas kejadian tadi!"Nada bicara Luna sedingin es.Sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli dan presdir dari dua perusahaan, aura kuat yang terpancar dari tubuhnya, nada bicaranya yang tegas, serta wajah cantiknya yang menunjukkan wibawa secara natural itu langsung menarik perhatian banyak pelanggan di dalam toko.Bahkan, para pelanggan di luar toko juga segera berkerumun."Eh? Orang-orang Kanadan Gosteo memukul pelanggan? Benarkah?""Sepertinya benar adanya. Bukankah sebelumnya dengar-dengar ada orang yang terlibat dalam perselisihan dengan staf-staf di sini? Aku dengar-dengar ada orang yang m
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah
Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke
"Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar
"Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses
"Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi
Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k
Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu
Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l