"Karina!"Melihat keponakannya ditampar oleh seseorang sampai terpental seperti itu, Yono yang sedang duduk di sofa dengan elegan langsung berteriak dengan terkejut.Kemudian, dia langsung memukul meja dan memelototi Ardika dengan sorot mata penuh amarah. "Bajingan dari mana ini?! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Sayang, apakah sakit?"Ardika sama sekali nggak melirik Yono, dia langsung menggandeng Luna dan mengajukan satu pertanyaan itu pada istrinya dengan prihatin."Hmm, begitulah, nggak apa-apa."Luna mengelus-elus wajahnya. Kemudian, melihat Karina yang tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan itu, tiba-tiba dia merasa wajahnya sudah tidak terlalu sakit lagi.Melihat Ardika mengabaikannya, bibir Yono sampai bergetar saking kesalnya. Dia menggertakkan giginya dan berkata dengan suara dalam, "Kamu memanggilnya apa? Sayang? Dasar bajingan! Kamu adalah Ardika, suami benalu Luna itu?""Eh, tua bangka, siapa kamu?"Ardika melemparkan sorot
"Ardika, sekarang hanya dengan kamu berlutut meminta maaf pada Karina dan Pak Yono, mungkin kamu akan dimaafkan oleh Pak Yono!"Begitu mendengar ucapan Judius, Luna langsung memelototi pria itu dengan marah.Jelas-jelas dia juga dipukul, atas dasar apa Ardika harus berlutut dan meminta maaf?Ardika tidak melirik Judius sama sekali, dia bertanya dengan nada datar, "Pak Yono, apa ini maksudmu?""Tentu saja."Melihat Ardika seolah-olah ada menunjukkan tanda-tanda akan tunduk, Yono segera duduk di sofa dengan santai.Dia mengambil cangkir teh di sampingnya, menyesapnya dengan perlahan, lalu berkata dengan nada datar, "Setelah melakukan kesalahan dan ingin dimaafkan oleh orang lain, tentu saja orang yang bersangkutan harus membayar sedikit harga.""Tapi, berlutut meminta maaf pada Karina hanya merupakan harga yang harus kamu bayar karena kamu telah melayangkan satu tamparan ke wajahnya tadi.""Adapun mengenai apakah aku akan memaafkanmu atau nggak, itu tergantung pada sikap dan penampilanmu
Setelah mendengar ucapan Ardika, tidak hanya Yono yang tercengang, orang-orang lainnya di tempat itu juga tercengang.Yono.Pria yang satu ini bukanlah pria biasa. Dia tergolong dalam pebisnis generasi pertama Kota Banyuli, orang paling kaya generasi pertama, serta merupakan Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dihormati oleh banyak pebisnis di Kota Banyuli.Berani-beraninya Ardika mengatakan dia ingin main tangan terhadap Yono!"Ardika, jangan ...."Secara naluriah, Luna segera menghentikan Ardika. Dia tahu kalau Ardika benar-benar melakukan hal itu, pasti akan menimbulkan masalah yang sangat besar.Sekarang opini publik tentangnya sangatlah buruk, dia sudah menjadi target makian para netizen. Kalau dia sampai membuat masalah lain lagi sekarang, situasi pasti akan makin buruk!"Sayang, nggak perlu khawatir. Dia nggak lebih dari tua bangka yang nggak bisa apa-apa. Selain mengandalkan pengaruhnya dulu, dia sudah nggak bisa apa-apa lagi. Jadi, pukul ya pukul saja, nggak masalah."Ard
Ditampar oleh Ardika terus-menerus seperti itu, Yono benar-benar tercengang.Dia duduk melamun di sofa, membiarkan Ardika melayangkan satu tamparan demi satu tamparan ke wajahnya."Ardika, cepat hentikan! Kalau kamu lanjutkan lagi, bisa-bisa Pak Yono mati ditampar olehmu!"Teriakan panik sekaligus marah Judius terdengar dari arah belakang. Pria itu bersembunyi sejauh mungkin. Biarpun orang yang sedang dipukul adalah gurunya, dia juga tidak berani mendekat.Tadi, dia sudah merasakan satu tamparan dari Ardika. Dia sudah tahu betapa sakitnya tamparan dari Ardika.Yono sudah berusia lima puluh enam tahun, dia bisa menahan berapa banyak tamparan dari Ardika?Tentu saja Ardika bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik. Walaupun wajah Yono pasti terasa panas dan sakit akibat tamparannya, tetapi tamparannya tidak sampai bisa membunuh si tua bangka itu.Namun, melihat Yono sudah tercengang akibat tamparannya, kekesalannya juga sudah mulai mereda, dia pun menghentikan aksinya."Brak!"Begitu Ar
"Oh? Tua bangka, kamu benar-benar nggak memedulikan harga dirimu lagi, ya?"Ardika tetap tenang seperti biasanya, bahkan dia tertawa dan berkata, "Untung saja, aku sudah mempersiapkan mentalku. Aku tahu setelah aku menamparmu, masalah ini pasti nggak akan selesai begitu saja.""Bajingan, ternyata kamu masih tahu situasimu saat ini sudah buruk, ya?!"Yono mengangkat lengannya untuk menyeka bekas darah di sudut bibirnya. Kemudian, dia menggertakkan giginya dan memelototi Ardika. "Aku akan menunjukkan padamu, beberapa tamparanmu tadi akan membawa musibah sebesar apa untukmu!"Saat ini, Yono sudah menganggap Ardika sebagai orang yang paling dibencinya seumur hidupnya.Kalau bukan karena sudah mengetahui kehebatan Ardika, dia benar-benar ingin mencabik-cabik Ardika dengan tangannya sendiri, memakan daging dan meminum darah pria itu!"Musibah, ya? Apa bisa dibandingkan dengan hujan badai yang jarang terjadi, tapi sedang terjadi saat ini?"Tiba-tiba, Ardika melangkah maju. Dia langsung menari
Untung saja, cairan teh di dalam cangkir itu sudah tidak tersisa banyak. Kalau tidak, wajah Karina pasti sudah rusak."Paman, si sialan itu masih berani menyerangku! Paman harus membantuku menghabisinya! Dia harus mati!"Karina tidak berani berteriak dengan arogan di hadapan Ardika lagi. Kali ini, dia menghindar sejauh mungkin, lalu menarik lengan Yono dan berteriak dengan keras.Yono menatap Ardika dengan sorot mata dingin, lalu berkata dengan penuh kebencian, "Karina, jangan khawatir. Begitu anggota asosiasi tiba, ajal bajingan itu akan tiba!""Pebisnis-pebisnis paling hebat di Kota Banyuli juga merupakan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Dia sama sekali nggak tahu seberapa menakutkannya kekuatan itu!"Dia sedang menenangkan Karina, sekaligus menggertak Ardika.Namun, Ardika sama sekali tidak terpengaruh. Dia hanya duduk dengan tenang di sana sambil menyeduh teh untuk Luna dengan sabar."Pak Yono, aku sudah selesai menghubungi semua anggota asosiasi!"Tak lama kemudian, Judius be
Sekitar seratus anggota asosiasi ini adalah tokoh-tokoh hebat dari berbagai industri di Kota Banyuli.Di bawah kepemimpinan Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax, mereka berjalan memasuki kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli bersama-sama.Bahkan saat Asosiasi Dagang Kota Banyuli didirikan, suasananya juga tidak semeriah ini.Menyaksikan pemandangan itu, Yono tampak sangat senang dan bersemangat.Karina dan Judius juga terlihat arogan, mereka belum pernah merasa sebangga hari ini.Setelah melihat isyarat mata dari Yono, Judius melangkah maju satu langkah."Semuanya, hari ini kalian dipanggil kemari karena Pak Yono dipukul oleh orang di wilayah kekuasaan Asosiasi Dagang Kota Banyuli sendiri!""Semuanya, kalian bisa lihat sendiri wajah Pak Yono sudah membengkak karena dipukul oleh bocah itu. Pak Yono sudah lanjut usia, bisa-bisanya dia memperlakukan seorang lansia seperti itu!""Semuanya, di antara kalian, juga ada banyak yang berusia seumuran dengan guruku. Coba kalian katakan, ka
Setelah menerima empat tamparan beruntun, tidak hanya Yono seorang yang sepenuhnya tercengang.Anggota lainnya yang mendekati jumlah seratus orang itu juga tercengang.Mereka saling melempar pandangan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kepala tiga keluarga besar itu dan Lionel.Kemudian, hampir secara bersamaan, mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah sofa.Area itu sangat tenang, hanya ada kepulan asap dan aroma teh yang memanjakan indra penciuman, seolah-olah merupakan dunia yang berbeda."Plak!"Seorang anggota asosiasi melangkah maju tanpa ragu, lalu melayangkan tamparan ke wajah Yono."Aku juga mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Aku juga mengundurkan diri!""Aku juga ...."Setiap kata mengundurkan diri diiringi dengan satu tamparan.Hanya dalam sekejap mata saja, Yono sudah menerima belasan tamparan lagi. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan tubuhnya yang rentan. Dia langsung terduduk di lantai dan melamun.Wajahnya sudah rusak akibat tamparan.Melihat
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d