"Maaf, Pak Yono, aku sama sekali nggak ragu. Aku hanya mempertahankan apa yang benar dan apa yang salah.""Walau di dunia ini nggak hanya ada benar dan salah, dalam hal-hal tertentu, benar tetaplah benar, salah tetaplah salah!"Luna tetap mempertahankan sikap hormatnya terhadap Yono, tetapi nada bicaranya sangat tegas.Yono mendengus, hendak meluapkan amarahnya.Tepat pada saat ini, seorang wanita berkacamata menerobos masuk."Paman, Paman harus membantuku membalas dendam!""Paman nggak tahu seberapa arogannya Ardika si menantu benalu pecundang itu. Saat aku memecatnya, dia malah berani mengancamku. Dia bilang hari ini adalah hari terakhir aku menjadi penanggung jawab Asosiasi Kemanusiaan Holim.""Dia benar-benar nggak menganggap serius Paman! Aku benar-benar kesal setengah mati!"Tanpa melirik Luna sama sekali, wanita itu langsung menghampiri Yono dan melampiaskan kekesalannya.Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah Karina, orang yang sebelumnya memecat Ardika secara pribadi di
"Karina!"Melihat keponakannya ditampar oleh seseorang sampai terpental seperti itu, Yono yang sedang duduk di sofa dengan elegan langsung berteriak dengan terkejut.Kemudian, dia langsung memukul meja dan memelototi Ardika dengan sorot mata penuh amarah. "Bajingan dari mana ini?! Berani-beraninya kamu bersikap lancang di Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Sayang, apakah sakit?"Ardika sama sekali nggak melirik Yono, dia langsung menggandeng Luna dan mengajukan satu pertanyaan itu pada istrinya dengan prihatin."Hmm, begitulah, nggak apa-apa."Luna mengelus-elus wajahnya. Kemudian, melihat Karina yang tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan itu, tiba-tiba dia merasa wajahnya sudah tidak terlalu sakit lagi.Melihat Ardika mengabaikannya, bibir Yono sampai bergetar saking kesalnya. Dia menggertakkan giginya dan berkata dengan suara dalam, "Kamu memanggilnya apa? Sayang? Dasar bajingan! Kamu adalah Ardika, suami benalu Luna itu?""Eh, tua bangka, siapa kamu?"Ardika melemparkan sorot
"Ardika, sekarang hanya dengan kamu berlutut meminta maaf pada Karina dan Pak Yono, mungkin kamu akan dimaafkan oleh Pak Yono!"Begitu mendengar ucapan Judius, Luna langsung memelototi pria itu dengan marah.Jelas-jelas dia juga dipukul, atas dasar apa Ardika harus berlutut dan meminta maaf?Ardika tidak melirik Judius sama sekali, dia bertanya dengan nada datar, "Pak Yono, apa ini maksudmu?""Tentu saja."Melihat Ardika seolah-olah ada menunjukkan tanda-tanda akan tunduk, Yono segera duduk di sofa dengan santai.Dia mengambil cangkir teh di sampingnya, menyesapnya dengan perlahan, lalu berkata dengan nada datar, "Setelah melakukan kesalahan dan ingin dimaafkan oleh orang lain, tentu saja orang yang bersangkutan harus membayar sedikit harga.""Tapi, berlutut meminta maaf pada Karina hanya merupakan harga yang harus kamu bayar karena kamu telah melayangkan satu tamparan ke wajahnya tadi.""Adapun mengenai apakah aku akan memaafkanmu atau nggak, itu tergantung pada sikap dan penampilanmu
Setelah mendengar ucapan Ardika, tidak hanya Yono yang tercengang, orang-orang lainnya di tempat itu juga tercengang.Yono.Pria yang satu ini bukanlah pria biasa. Dia tergolong dalam pebisnis generasi pertama Kota Banyuli, orang paling kaya generasi pertama, serta merupakan Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang dihormati oleh banyak pebisnis di Kota Banyuli.Berani-beraninya Ardika mengatakan dia ingin main tangan terhadap Yono!"Ardika, jangan ...."Secara naluriah, Luna segera menghentikan Ardika. Dia tahu kalau Ardika benar-benar melakukan hal itu, pasti akan menimbulkan masalah yang sangat besar.Sekarang opini publik tentangnya sangatlah buruk, dia sudah menjadi target makian para netizen. Kalau dia sampai membuat masalah lain lagi sekarang, situasi pasti akan makin buruk!"Sayang, nggak perlu khawatir. Dia nggak lebih dari tua bangka yang nggak bisa apa-apa. Selain mengandalkan pengaruhnya dulu, dia sudah nggak bisa apa-apa lagi. Jadi, pukul ya pukul saja, nggak masalah."Ard
Ditampar oleh Ardika terus-menerus seperti itu, Yono benar-benar tercengang.Dia duduk melamun di sofa, membiarkan Ardika melayangkan satu tamparan demi satu tamparan ke wajahnya."Ardika, cepat hentikan! Kalau kamu lanjutkan lagi, bisa-bisa Pak Yono mati ditampar olehmu!"Teriakan panik sekaligus marah Judius terdengar dari arah belakang. Pria itu bersembunyi sejauh mungkin. Biarpun orang yang sedang dipukul adalah gurunya, dia juga tidak berani mendekat.Tadi, dia sudah merasakan satu tamparan dari Ardika. Dia sudah tahu betapa sakitnya tamparan dari Ardika.Yono sudah berusia lima puluh enam tahun, dia bisa menahan berapa banyak tamparan dari Ardika?Tentu saja Ardika bisa mengendalikan kekuatannya dengan baik. Walaupun wajah Yono pasti terasa panas dan sakit akibat tamparannya, tetapi tamparannya tidak sampai bisa membunuh si tua bangka itu.Namun, melihat Yono sudah tercengang akibat tamparannya, kekesalannya juga sudah mulai mereda, dia pun menghentikan aksinya."Brak!"Begitu Ar
"Oh? Tua bangka, kamu benar-benar nggak memedulikan harga dirimu lagi, ya?"Ardika tetap tenang seperti biasanya, bahkan dia tertawa dan berkata, "Untung saja, aku sudah mempersiapkan mentalku. Aku tahu setelah aku menamparmu, masalah ini pasti nggak akan selesai begitu saja.""Bajingan, ternyata kamu masih tahu situasimu saat ini sudah buruk, ya?!"Yono mengangkat lengannya untuk menyeka bekas darah di sudut bibirnya. Kemudian, dia menggertakkan giginya dan memelototi Ardika. "Aku akan menunjukkan padamu, beberapa tamparanmu tadi akan membawa musibah sebesar apa untukmu!"Saat ini, Yono sudah menganggap Ardika sebagai orang yang paling dibencinya seumur hidupnya.Kalau bukan karena sudah mengetahui kehebatan Ardika, dia benar-benar ingin mencabik-cabik Ardika dengan tangannya sendiri, memakan daging dan meminum darah pria itu!"Musibah, ya? Apa bisa dibandingkan dengan hujan badai yang jarang terjadi, tapi sedang terjadi saat ini?"Tiba-tiba, Ardika melangkah maju. Dia langsung menari
Untung saja, cairan teh di dalam cangkir itu sudah tidak tersisa banyak. Kalau tidak, wajah Karina pasti sudah rusak."Paman, si sialan itu masih berani menyerangku! Paman harus membantuku menghabisinya! Dia harus mati!"Karina tidak berani berteriak dengan arogan di hadapan Ardika lagi. Kali ini, dia menghindar sejauh mungkin, lalu menarik lengan Yono dan berteriak dengan keras.Yono menatap Ardika dengan sorot mata dingin, lalu berkata dengan penuh kebencian, "Karina, jangan khawatir. Begitu anggota asosiasi tiba, ajal bajingan itu akan tiba!""Pebisnis-pebisnis paling hebat di Kota Banyuli juga merupakan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Dia sama sekali nggak tahu seberapa menakutkannya kekuatan itu!"Dia sedang menenangkan Karina, sekaligus menggertak Ardika.Namun, Ardika sama sekali tidak terpengaruh. Dia hanya duduk dengan tenang di sana sambil menyeduh teh untuk Luna dengan sabar."Pak Yono, aku sudah selesai menghubungi semua anggota asosiasi!"Tak lama kemudian, Judius be
Sekitar seratus anggota asosiasi ini adalah tokoh-tokoh hebat dari berbagai industri di Kota Banyuli.Di bawah kepemimpinan Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax, mereka berjalan memasuki kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli bersama-sama.Bahkan saat Asosiasi Dagang Kota Banyuli didirikan, suasananya juga tidak semeriah ini.Menyaksikan pemandangan itu, Yono tampak sangat senang dan bersemangat.Karina dan Judius juga terlihat arogan, mereka belum pernah merasa sebangga hari ini.Setelah melihat isyarat mata dari Yono, Judius melangkah maju satu langkah."Semuanya, hari ini kalian dipanggil kemari karena Pak Yono dipukul oleh orang di wilayah kekuasaan Asosiasi Dagang Kota Banyuli sendiri!""Semuanya, kalian bisa lihat sendiri wajah Pak Yono sudah membengkak karena dipukul oleh bocah itu. Pak Yono sudah lanjut usia, bisa-bisanya dia memperlakukan seorang lansia seperti itu!""Semuanya, di antara kalian, juga ada banyak yang berusia seumuran dengan guruku. Coba kalian katakan, ka