"Oh? Tua bangka, kamu benar-benar nggak memedulikan harga dirimu lagi, ya?"Ardika tetap tenang seperti biasanya, bahkan dia tertawa dan berkata, "Untung saja, aku sudah mempersiapkan mentalku. Aku tahu setelah aku menamparmu, masalah ini pasti nggak akan selesai begitu saja.""Bajingan, ternyata kamu masih tahu situasimu saat ini sudah buruk, ya?!"Yono mengangkat lengannya untuk menyeka bekas darah di sudut bibirnya. Kemudian, dia menggertakkan giginya dan memelototi Ardika. "Aku akan menunjukkan padamu, beberapa tamparanmu tadi akan membawa musibah sebesar apa untukmu!"Saat ini, Yono sudah menganggap Ardika sebagai orang yang paling dibencinya seumur hidupnya.Kalau bukan karena sudah mengetahui kehebatan Ardika, dia benar-benar ingin mencabik-cabik Ardika dengan tangannya sendiri, memakan daging dan meminum darah pria itu!"Musibah, ya? Apa bisa dibandingkan dengan hujan badai yang jarang terjadi, tapi sedang terjadi saat ini?"Tiba-tiba, Ardika melangkah maju. Dia langsung menari
Untung saja, cairan teh di dalam cangkir itu sudah tidak tersisa banyak. Kalau tidak, wajah Karina pasti sudah rusak."Paman, si sialan itu masih berani menyerangku! Paman harus membantuku menghabisinya! Dia harus mati!"Karina tidak berani berteriak dengan arogan di hadapan Ardika lagi. Kali ini, dia menghindar sejauh mungkin, lalu menarik lengan Yono dan berteriak dengan keras.Yono menatap Ardika dengan sorot mata dingin, lalu berkata dengan penuh kebencian, "Karina, jangan khawatir. Begitu anggota asosiasi tiba, ajal bajingan itu akan tiba!""Pebisnis-pebisnis paling hebat di Kota Banyuli juga merupakan anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Dia sama sekali nggak tahu seberapa menakutkannya kekuatan itu!"Dia sedang menenangkan Karina, sekaligus menggertak Ardika.Namun, Ardika sama sekali tidak terpengaruh. Dia hanya duduk dengan tenang di sana sambil menyeduh teh untuk Luna dengan sabar."Pak Yono, aku sudah selesai menghubungi semua anggota asosiasi!"Tak lama kemudian, Judius be
Sekitar seratus anggota asosiasi ini adalah tokoh-tokoh hebat dari berbagai industri di Kota Banyuli.Di bawah kepemimpinan Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax, mereka berjalan memasuki kantor pusat Asosiasi Dagang Kota Banyuli bersama-sama.Bahkan saat Asosiasi Dagang Kota Banyuli didirikan, suasananya juga tidak semeriah ini.Menyaksikan pemandangan itu, Yono tampak sangat senang dan bersemangat.Karina dan Judius juga terlihat arogan, mereka belum pernah merasa sebangga hari ini.Setelah melihat isyarat mata dari Yono, Judius melangkah maju satu langkah."Semuanya, hari ini kalian dipanggil kemari karena Pak Yono dipukul oleh orang di wilayah kekuasaan Asosiasi Dagang Kota Banyuli sendiri!""Semuanya, kalian bisa lihat sendiri wajah Pak Yono sudah membengkak karena dipukul oleh bocah itu. Pak Yono sudah lanjut usia, bisa-bisanya dia memperlakukan seorang lansia seperti itu!""Semuanya, di antara kalian, juga ada banyak yang berusia seumuran dengan guruku. Coba kalian katakan, ka
Setelah menerima empat tamparan beruntun, tidak hanya Yono seorang yang sepenuhnya tercengang.Anggota lainnya yang mendekati jumlah seratus orang itu juga tercengang.Mereka saling melempar pandangan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kepala tiga keluarga besar itu dan Lionel.Kemudian, hampir secara bersamaan, mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah sofa.Area itu sangat tenang, hanya ada kepulan asap dan aroma teh yang memanjakan indra penciuman, seolah-olah merupakan dunia yang berbeda."Plak!"Seorang anggota asosiasi melangkah maju tanpa ragu, lalu melayangkan tamparan ke wajah Yono."Aku juga mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Aku juga mengundurkan diri!""Aku juga ...."Setiap kata mengundurkan diri diiringi dengan satu tamparan.Hanya dalam sekejap mata saja, Yono sudah menerima belasan tamparan lagi. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan tubuhnya yang rentan. Dia langsung terduduk di lantai dan melamun.Wajahnya sudah rusak akibat tamparan.Melihat
Setelah mendengar kata-kata mereka, kalau Yono masih belum mengerti, benar-benar sia-sia saja dia hidup selama lebih dari setengah abad ini.Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax bahkan tunduk pada Ardika dan menuruti ucapannya!Saat ini, Yono sudah memahami kebenaran yang ada. Namun, mati pun dia juga tidak mengerti mengapa bisa begini."Aku nggak terima! Aku nggak terima! Atas dasar apa ada begitu banyak orang yang tunduk pada bocah ingusan sepertimu!"Dengan memasang ekspresi marah, Yono merangkak bangkit, lalu memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Bajingan, apa kamu pikir dengan menundukkan tiga kepala keluarga ini saja, kamu sudah hebat? Apa kamu pikir dengan begitu kamu sudah bisa bertindak semena-mena terhadapku?""Bermimpi saja kamu!""Lalu, Desta, Zaki dan beberapa orang sialan lainnya, apa kalian pikir aku sudah nggak bisa apa-apa karena aku sudah tua? Apa kalian pikir kalian sudah bisa menamparku sesuka hati kalian?""Aku beri tahu kalian, kalian sudah terlalu merem
Yobin tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang dikirim ke Kota Banyuli untuk melakukan penilaian terhadap Luna.Saat ini, dia melirik Yobin yang berada di hadapannya dengan acuh tak acuh, lalu mengucapkan "hmm" singkat dan berkata, "Hari ini, aku mewakili Asosiasi Dagang Polam datang ke Kota Banyuli untuk mendiskusikan tentang pembentukan ulang Asosiasi Dagang Kota Banyuli, sebagai cabang Asosiasi Dagang Polam."Saat berbicara, dia melirik Desta dan yang lainnya, lalu bertanya dengan santai, "Ah, ada begitu banyak orang di sini, ya. Apa mereka semua adalah anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli? Kalau begitu, kebetulan sekali, nggak perlu memberi pengumuman satu per satu lagi."Nada bicara Yobin dipenuhi dengan kepercayaan diri.Seolah-olah Asosiasi Dagang Kota Banyuli sudah pasti akan menjadi cabang Asosiasi Dagang Polam, sama sekali tidak perlu meminta pendapat orang lain lagi.Yono memutuskan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi pelajaran pada Desta dan yang lainnya.Karena i
Detik sebelumnya, Yobin masih tampak begitu arogan, bahkan dia sampai menjelek-jelekkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax.Saat ini, karena satu kalimat dari Ardika, dia langsung berlutut di lantai.Hal seperti ini benar-benar tidak terbayangkan oleh siapa pun.Bahkan Luna juga sampai membuka mulutnya lebar-lebar, tidak memercayai pemandangan di hadapannya itu.Sebenarnya apa yang telah terjadi saat Ardika mengunjungi Vila Hundo sebelumnya? Mengapa Yobin bisa begitu takut padanya?Yono tercengang.Desta, Zaki dan Baron tercengang.Anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli lainnya juga tercengang.Yobin bukan sembarang orang, dia adalah perwakilan Asosiasi Dagang Polam.Dengan adanya dukungan dari Asosiasi Dagang Polam, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di seluruh Provinsi Denpapan. Lalu, mengapa dia malah berlutut di hadapan Ardika?"Tuan Ardika, Yono yang meminta Tuan untuk berlutut, sama sekali nggak ada hubungannya denganku!"Saat ini, Yono sama sekali tidak memeduli
Bahkan Yobin saja sudah berlutut. Dalam lubuk hati Yono, dia sudah tidak kepikiran untuk melawan Ardika lebih jauh lagi.Namun, Ardika sama sekali tidak meliriknya, melainkan terus melangkah maju.Setelah berdiri dengan tegak, dia melirik Desta, Zaki, Baron dan sekitar seratus anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang sudah mengundurkan diri itu dengan sorot mata hangat dan tenang."Hormat kepada Tuan Ardika!"Sekitar seratusan orang itu mengucapkan satu kalimat itu dengan lantang bersama-sama.Menyaksikan pemandangan itu, mata Luna sudah sedikit memerah.Beberapa waktu yang lalu, di Kota Banyuli, Ardika masih merupakan menantu benalu pecundang yang dipandang rendah oleh orang-orang.Namun, sekarang pebisnis-pebisnis paling unggul di Kota Banyuli itu malah bersikap begitu hormat pada Ardika."Sayang, hari ini kamu benar-benar luar biasa!"Luna bergumam dengan suara rendah.Ardika tidak mendengar ucapan istrinya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini, aku benar-benar berterima kasih pada