Setelah menerima empat tamparan beruntun, tidak hanya Yono seorang yang sepenuhnya tercengang.Anggota lainnya yang mendekati jumlah seratus orang itu juga tercengang.Mereka saling melempar pandangan, lalu mengalihkan pandangannya ke arah kepala tiga keluarga besar itu dan Lionel.Kemudian, hampir secara bersamaan, mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah sofa.Area itu sangat tenang, hanya ada kepulan asap dan aroma teh yang memanjakan indra penciuman, seolah-olah merupakan dunia yang berbeda."Plak!"Seorang anggota asosiasi melangkah maju tanpa ragu, lalu melayangkan tamparan ke wajah Yono."Aku juga mengundurkan diri dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli!""Aku juga mengundurkan diri!""Aku juga ...."Setiap kata mengundurkan diri diiringi dengan satu tamparan.Hanya dalam sekejap mata saja, Yono sudah menerima belasan tamparan lagi. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan tubuhnya yang rentan. Dia langsung terduduk di lantai dan melamun.Wajahnya sudah rusak akibat tamparan.Melihat
Setelah mendengar kata-kata mereka, kalau Yono masih belum mengerti, benar-benar sia-sia saja dia hidup selama lebih dari setengah abad ini.Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax bahkan tunduk pada Ardika dan menuruti ucapannya!Saat ini, Yono sudah memahami kebenaran yang ada. Namun, mati pun dia juga tidak mengerti mengapa bisa begini."Aku nggak terima! Aku nggak terima! Atas dasar apa ada begitu banyak orang yang tunduk pada bocah ingusan sepertimu!"Dengan memasang ekspresi marah, Yono merangkak bangkit, lalu memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Bajingan, apa kamu pikir dengan menundukkan tiga kepala keluarga ini saja, kamu sudah hebat? Apa kamu pikir dengan begitu kamu sudah bisa bertindak semena-mena terhadapku?""Bermimpi saja kamu!""Lalu, Desta, Zaki dan beberapa orang sialan lainnya, apa kalian pikir aku sudah nggak bisa apa-apa karena aku sudah tua? Apa kalian pikir kalian sudah bisa menamparku sesuka hati kalian?""Aku beri tahu kalian, kalian sudah terlalu merem
Yobin tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang dikirim ke Kota Banyuli untuk melakukan penilaian terhadap Luna.Saat ini, dia melirik Yobin yang berada di hadapannya dengan acuh tak acuh, lalu mengucapkan "hmm" singkat dan berkata, "Hari ini, aku mewakili Asosiasi Dagang Polam datang ke Kota Banyuli untuk mendiskusikan tentang pembentukan ulang Asosiasi Dagang Kota Banyuli, sebagai cabang Asosiasi Dagang Polam."Saat berbicara, dia melirik Desta dan yang lainnya, lalu bertanya dengan santai, "Ah, ada begitu banyak orang di sini, ya. Apa mereka semua adalah anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli? Kalau begitu, kebetulan sekali, nggak perlu memberi pengumuman satu per satu lagi."Nada bicara Yobin dipenuhi dengan kepercayaan diri.Seolah-olah Asosiasi Dagang Kota Banyuli sudah pasti akan menjadi cabang Asosiasi Dagang Polam, sama sekali tidak perlu meminta pendapat orang lain lagi.Yono memutuskan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi pelajaran pada Desta dan yang lainnya.Karena i
Detik sebelumnya, Yobin masih tampak begitu arogan, bahkan dia sampai menjelek-jelekkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax.Saat ini, karena satu kalimat dari Ardika, dia langsung berlutut di lantai.Hal seperti ini benar-benar tidak terbayangkan oleh siapa pun.Bahkan Luna juga sampai membuka mulutnya lebar-lebar, tidak memercayai pemandangan di hadapannya itu.Sebenarnya apa yang telah terjadi saat Ardika mengunjungi Vila Hundo sebelumnya? Mengapa Yobin bisa begitu takut padanya?Yono tercengang.Desta, Zaki dan Baron tercengang.Anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli lainnya juga tercengang.Yobin bukan sembarang orang, dia adalah perwakilan Asosiasi Dagang Polam.Dengan adanya dukungan dari Asosiasi Dagang Polam, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di seluruh Provinsi Denpapan. Lalu, mengapa dia malah berlutut di hadapan Ardika?"Tuan Ardika, Yono yang meminta Tuan untuk berlutut, sama sekali nggak ada hubungannya denganku!"Saat ini, Yono sama sekali tidak memeduli
Bahkan Yobin saja sudah berlutut. Dalam lubuk hati Yono, dia sudah tidak kepikiran untuk melawan Ardika lebih jauh lagi.Namun, Ardika sama sekali tidak meliriknya, melainkan terus melangkah maju.Setelah berdiri dengan tegak, dia melirik Desta, Zaki, Baron dan sekitar seratus anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang sudah mengundurkan diri itu dengan sorot mata hangat dan tenang."Hormat kepada Tuan Ardika!"Sekitar seratusan orang itu mengucapkan satu kalimat itu dengan lantang bersama-sama.Menyaksikan pemandangan itu, mata Luna sudah sedikit memerah.Beberapa waktu yang lalu, di Kota Banyuli, Ardika masih merupakan menantu benalu pecundang yang dipandang rendah oleh orang-orang.Namun, sekarang pebisnis-pebisnis paling unggul di Kota Banyuli itu malah bersikap begitu hormat pada Ardika."Sayang, hari ini kamu benar-benar luar biasa!"Luna bergumam dengan suara rendah.Ardika tidak mendengar ucapan istrinya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini, aku benar-benar berterima kasih pada
"Ah?"Saat itu juga, dia langsung menjadi lemas di tempat, sorot matanya juga tampak redup.Dia tidak menyangka Ardika begitu mengintimidasi, dia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli langsung diusir begitu saja!Namun, apa yang bisa dia lakukan?Semua anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli tunduk pada Ardika.Selain itu, Yobin yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam juga masih berlutut dengan patuh di dekat sofa, bahkan sambil terus menampar diri sendiri.Yono benar-benar sudah putus asa.Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Ardika, sudah menjadi nasib hidupnya.Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melakukan perlawanan!"Bawa keponakanmu dan muridmu pergi dari sini."Ardika hanya melontarkan satu kalimat itu tanpa melirik Yono sama sekali. Kemudian, dia langsung berbalik dan berjalan ke arah Yobin.Saat ini, Yobin sedang berlutut membelakangi semua orang. Wajahnya sudah hampir rusak, sudut bibirnya sudah berdarah.Namun, Ardika tidak m
Dengan adanya Luna sebagai contoh, satu per satu dari orang-orang lainnya juga ikut berdonasi.Kebanyakan dari mereka adalah penduduk Kota Banyuli yang memiliki bisnis dan aset di kota ini.Kalau Kota Banyuli bisa segera "pulih" kembali, tentu saja merupakan sebuah hal yang baik bagi semua orang. Jadi, tujuan mereka semua sangat sederhana, antusiasme mereka juga sangat besar.Hal yang tidak dibayangkan oleh Luna adalah, Hadiman Rewind, presdir Hongkem menyumbangkan dana sebesar 100 miliar!Luna buru-buru membujuknya, "Pak Hadiman, sesuai kemampuan saja. Kami semua juga tahu belakangan ini kondisi Hongkem kurang baik, Bapak boleh menyumbang dalam jumlah yang lebih kecil. Dalam menjalankan hal seperti ini, yang terpenting adalah ketulusan dan keikhlasan."Kalau dibandingkan dengan Yono, selama ini Hadiman adalah generasi tua dunia bisnis yang tidak menonjolkan diri dan selalu bekerja keras memberikan kontribusi terhadap dunia bisnis Kota Banyuli. Karena itulah, Luna benar-benar tulus men
Semua anggota tim penyelamat yang ada di lokasi, baik pria maupun wanita sudah tersulut emosi.Namun, pengurus itu sama sekali tidak peduli. Dia bahkan memutar matanya dan berkata, "Kalau nggak mau kerja lagi, ya sudah. Lagi pula, kalian bukan bekerja untukku."Memang benar, para anggota tim penyelamat bukan bekerja untuknya.Kalau bukan demi membantu penanggulangan bencana kota tempat tinggal mereka sendiri, para anggota tim penyelamat benar-benar tidak bisa menahan kekesalan lagi dan ingin pergi begitu saja.Saat ini, Ardika yang mengamati kejadian itu tidak jauh dari sana, juga tidak tahan lagi.Dia langsung melangkah maju dan berkata pada pengurus itu dengan dingin, "Aku beri kamu waktu tiga menit, cepat suruh stafmu untuk membagikan satu nasi kotak kepada setiap anggota tim penyelamat. Kalau kurang satu, akan kutampar kamu sekali!""Eh? Kak Ardika, kenapa kamu kembali lagi?""Apa kamu kembali lagi untuk bekerja bersama kami?""Wah, baguslah! Aku sudah tahu Kak Ardika pasti akan ba
"Kak Ardika, walau si tua bangka ini sangat menyebalkan, kamu juga sudah menghajarnya sampai begitu menyedihkan. Tentu saja, menurutku dia bisa sedikit lebih menyedihkan lagi. Daripada menginjaknya sampai mati, biarkan dia hidup pasti lebih membuatnya menderita ...."Futari, Handoko dan Hariyo juga ikut membujuk kakak ipar mereka.Sejujurnya, sebagai keluarga, mereka juga sangat terkejut menyaksikan sisi kejam yang ditunjukkan oleh Ardika.Walaupun mereka tahu Ardika marah karena mereka ditindas, tetapi mereka tetap saja merasa sedikit gugup.Karena itulah, saat mereka membujuknya, mereka juga berbicara dengan lembut, takut merangsang kakak ipar mereka itu.Namun, hal yang tidak mereka ketahui adalah sejak awal Ardika tetap bersikap tenang, sama sekali tidak merasakan gejolak emosi apa pun.Kalau tidak, saat tamparan pertamanya saja, Tuan Anjing pasti sudah dipukul mati olehnya."Bawa majikan kalian dan enyahlah dari sini!"Ardika langsung menendang Tuan Anjing.Mendengar ucapan ini, t
"Ahhh, bajingan kecil ...."Sambil muntah darah, Tuan Anjing berteriak dengan suara keras. Dia sudah hampir menggila.Dia tidak pernah ditindas seperti ini seumur hidupnya."Baru dua tamparan saja, kamu sudah nggak tahan?""Ini baru permulaan."Seulas senyum dingin sekaligus kejam menghiasi wajah Ardika ketika dia mengangkat kakinya dan menginjak pergelangan tangan Tuan Anjing."Krak ...."Terdengar suara patah tulang yang menakutkan.Pergelangan tangan Tuan Anjing langsung diinjak oleh Ardika hingga hancur berkeping-keping."Ya, aku memukulmu, memangnya kenapa?""Krak ....""Kamu memelihara beberapa ekor anjing ganas untuk menakut-nakuti siapa?""Krak ....""Menekan istriku dengan aturan Keluarga Basuki Kota Gamiga? Memangnya kamu pikir kamu siapa?""Krak ....""Siapa yang memberimu keberanian untuk mematahkan kedua kakinya?""Krak ....""Futari adalah adik iparku, berani-beraninya kamu menamparnya!""Krak ....""Kamu adalah pelayan Keluarga Basuki Kota Gamiga, berani-beraninya kamu i
"Hana!"Tuan Anjing berteriak dengan tidak percaya. Dia tidak menyangka anjing kesayangan yang telah dilatihnya selama bertahun-tahun itu, telah dipukul mati oleh Ardika hanya dengan satu tamparan."Dasar bajingan sialan! Aku ingin membunuhmu!""Dul, Set, gigit dia sampai mati!"Sambil memberi perintah kepada dua ekor Raja Anjing yang tersisa, Tuan Anjing menerjang ke arah Ardika sambil berteriak dengan suara melengking."Plak!""Plak!"Menghadapi Dul dan Set yang menerjang ke arahnya, Ardika tetap melayangkan dua tamparan saja. Saat itu juga, dua ekor anjing tersebut pun terpental.Kemudian, tanpa memberi waktu kepada Tuan Anjing untuk bereaksi, Ardika langsung menerjang ke depan.Detik berikutnya, dia sudah muncul di hadapan pria itu, melayangkan sebuah tamparan dengan kekuatan luar biasa ke arah lawannya itu."Plak!"Tuan Anjing mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, lalu seperti dua ekor anjing kesayangannya itu, dia juga terpental sambil muntah darah, bahkan memecahkan beberapa
Terlebih lagi, tiga ekor anjing yang dipelihara oleh Tuan Anjing juga bukan merupakan anjing ganas biasa.Masing-masing dari ketiga ekor anjing tersebut adalah Raja Anjing yang pernah memenangkan lebih dari seratus pertandingan anjing dunia preman Kota Gamiga.Merupakan makhluk ganas yang luar biasa!Pertandingan anjing dunia preman Kota Gamiga sangatlah kejam dan dipenuhi dengan pertumpahan darah."Bocah, kamu sama sekali nggak tahu, seberapa menakutkan Raja Anjing yang mampu bertahan hidup setelah menjalani seratus pertandingan anjing dunia preman!"Tiga orang pelayan anjing itu menatap Ardika seakan-akan Ardika sudah dicabik-cabik dan hancur berkeping-keping.Karena bagi mereka, Ardika akan berakhir seperti itu sebentar lagi.Sementara itu, mendengar ucapan ini, tubuh Luna dan yang lainnya gemetaran sejenak.Desi juga berteriak dengan ekspresi pucat pasi, "Ardika, jangan berlagak hebat! Menyulut amarah Tuan Anjing, apa kamu ingin mencelakai kami semua?!""Ckckck, Ardika, ibu mertuam
Siapa sangka ternyata ketiga orang pelayan anjing itu juga merupakan ahli bela diri.Dalam sekejap, mereka sudah menerjang ke hadapan Luna. Saking cepatnya pergerakan mereka, Desi dan yang lainnya tidak sempat bereaksi.Luna sendiri juga memejamkan matanya saking ketakutannya.Walaupun sikapnya sangat tegas, tetapi saat menghadapi situasi seperti ini, hanya tersisa ketakutan yang menyelimuti hatinya."Bam!"Tepat pada saat ini, sosok bayangan seseorang tiba-tiba muncul di hadapannya, lalu mengangkat satu kaki dan melayangkan tendangan ke arah pelayan anjing yang menerjang di paling depan itu. Dengan darah muncrat dari mulutnya, tubuh pelayan anjing itu terpental."Ardika!"Wulan meneriakkan nama Ardika dengan kesal, dia memelototi pria itu dengan penuh kebencian.Begitu mendengar teriakan ini, secara refleks Luna membuka matanya.Saat dia melihat sosok bayangan familier yang berdiri di depannya dan melindungi dirinya itu, matanya langsung memerah.Tidak peduli kapan pun dan seberapa be
"Futari, kemarilah, jangan ikut campur dalam pembicaraan orang dewasa!"Amanda segera menarik putri kesayangan yang berlinang air mata itu ke hadapannya. Kemudian, sambil memeluk putrinya, dia menatap Tuan Anjing dengan tatapan marah."Kalian menjauh saja."Saat ini, Ardika juga sudah berdiri. Dia menepuk-nepuk bahu Handoko dan Hariyo.Setelah melirik bekas tamparan di wajah Futari, sorot matanya berubah menjadi sedingin es."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Cepat duduk!""Apa kamu merasa masalah masih belum cukup besar? Kamulah penyebab semua masalah ini! Nanti aku akan memperhitungkannya padamu!"Melihat Ardika sudah mulai bergerak, Desi buru-buru menegurnya.Dia sudah tahu jelas temperamen Ardika. Dia takut mulut bocah ini memperburuk situasi.Setelah memelototi Ardika dengan sorot mata peringatan, Desi segera berbalik dan menghampiri Tuan Anjing."Tuan Anjing, saat berada di Kediaman Keluarga Basagita, kami sudah berjanji pada Tuan Besar. Kami akan melakukannya dengan baik.""S
Raut wajah Luna juga sedikit memucat. Namun, setelah melirik Ardika sekilas, dia tetap menggelengkan kepalanya dengan penuh tekad."Mengenai Mikues menjabat sebagai wali kota, ini adalah hal besar, bukanlah hal yang bisa keluarga kami campur tangan. Maaf, kami nggak bisa menuruti permintaan ini.""Adapun mengenai pelepasan Elsen, kecuali kalian bisa meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik setelah Elsen dibebaskan, dia nggak akan membalas keluarga kami! Kalau nggak, kami juga nggak bisa menuruti permintaan ini!""Ini adalah batasanku!"Luna tahu kedua hal ini tidak bisa disetujui dengan mudah.Namun, dia tetap menyisakan ruang untuk berkompromi."Meminta Nyonya Tisya untuk berjanji di depan publik?"Begitu mendengar ucapan ini, Wulan tidak bisa menahan diri dan tersenyum dingin sekaligus mengejek. "Luna, memangnya kamu pikir kamu siapa? Apa hakmu meminta ibu angkatku untuk berjanji pada kalian?""Sesungguhnya, ibu angkatku sudah bilang padaku, bukan hanya menyuruh suamimu un
"Hormat kepada Tuan Anjing!"Saat itu juga, beberapa orang dewasa di tempat itu, termasuk Luna segera bangkit dan memberi hormat kepada Tuan Anjing dengan sopan.Sementara itu, beberapa anak muda tersebut sudah ketakutan sejak awal. Mereka hanya berdiri mematung di tempat, menyaksikan pemandangan itu dengan sedikit ketakutan.Hanya Ardika yang tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia tetap duduk di sana dan makan tanpa menunjukkan ekspresi apa pun."Handoko, seduh teh berkualitas baik untuk menjamu tamu!"Setelah memberi instruksi pada putranya, Desi menyunggingkan seulas senyum kaku dan menyapa, "Tuan Anjing adalah tamu dari jauh. Tuan dipersilakan untuk duduk. Nanti Tuan akan dipersilakan untuk mencicipi teh terbaik kami.""Nggak perlu."Tuan Anjing melangkah maju, lalu berkata dengan suara serak yang tidak enak didengar, "Tujuan kedatanganku kemari hari ini ada dua hal."Seiring dengan pergerakannya ini, tiga ekor anjing ganas itu juga ikut bergerak maju sambil menjulurkan lidah.Mengh
Setelah mendengar ucapan suaminya, ekspresi Desi langsung berubah.Pada akhirnya, dia mendengus dengan enggan, tetapi dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Karena suaminya dan putrinya sudah mengatakan demikian, dia juga menyadari mungkin dirinya sudah gegabah."Benar saja, aku sudah tahu pasti ini ulah Kakek dan yang lainnya."Sementara itu, ekspresi Luna berubah menjadi agak masam.Dia masih belum sempat memberi tahu orang tuanya mengenai pembelian saham Grup Hatari yang dilakukan oleh Keluarga Basagita atas niat buruk.Siapa sangka, Keluarga Basagita malah begitu tidak tahu malu.Mereka berpura-pura seakan-akan tidak terjadi sesuatu, lalu menghasut ayah dan ibunya untuk mengelabui Ardika.Hasilnya, Keluarga Basagita yang akan mendapatkan keuntungan, lalu menindas keluarga mereka dengan makin menjadi-jadi."Ayah, Ibu, ada satu hal yang masih belum kalian ketahui ...."Saat itu juga, Luna menceritakan tentang pembelian atas niat buruk yang dilakukan oleh Keluarga Basagita,