Yobin tidak lain dan tidak bukan adalah orang yang dikirim ke Kota Banyuli untuk melakukan penilaian terhadap Luna.Saat ini, dia melirik Yobin yang berada di hadapannya dengan acuh tak acuh, lalu mengucapkan "hmm" singkat dan berkata, "Hari ini, aku mewakili Asosiasi Dagang Polam datang ke Kota Banyuli untuk mendiskusikan tentang pembentukan ulang Asosiasi Dagang Kota Banyuli, sebagai cabang Asosiasi Dagang Polam."Saat berbicara, dia melirik Desta dan yang lainnya, lalu bertanya dengan santai, "Ah, ada begitu banyak orang di sini, ya. Apa mereka semua adalah anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli? Kalau begitu, kebetulan sekali, nggak perlu memberi pengumuman satu per satu lagi."Nada bicara Yobin dipenuhi dengan kepercayaan diri.Seolah-olah Asosiasi Dagang Kota Banyuli sudah pasti akan menjadi cabang Asosiasi Dagang Polam, sama sekali tidak perlu meminta pendapat orang lain lagi.Yono memutuskan memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi pelajaran pada Desta dan yang lainnya.Karena i
Detik sebelumnya, Yobin masih tampak begitu arogan, bahkan dia sampai menjelek-jelekkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax.Saat ini, karena satu kalimat dari Ardika, dia langsung berlutut di lantai.Hal seperti ini benar-benar tidak terbayangkan oleh siapa pun.Bahkan Luna juga sampai membuka mulutnya lebar-lebar, tidak memercayai pemandangan di hadapannya itu.Sebenarnya apa yang telah terjadi saat Ardika mengunjungi Vila Hundo sebelumnya? Mengapa Yobin bisa begitu takut padanya?Yono tercengang.Desta, Zaki dan Baron tercengang.Anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli lainnya juga tercengang.Yobin bukan sembarang orang, dia adalah perwakilan Asosiasi Dagang Polam.Dengan adanya dukungan dari Asosiasi Dagang Polam, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di seluruh Provinsi Denpapan. Lalu, mengapa dia malah berlutut di hadapan Ardika?"Tuan Ardika, Yono yang meminta Tuan untuk berlutut, sama sekali nggak ada hubungannya denganku!"Saat ini, Yono sama sekali tidak memeduli
Bahkan Yobin saja sudah berlutut. Dalam lubuk hati Yono, dia sudah tidak kepikiran untuk melawan Ardika lebih jauh lagi.Namun, Ardika sama sekali tidak meliriknya, melainkan terus melangkah maju.Setelah berdiri dengan tegak, dia melirik Desta, Zaki, Baron dan sekitar seratus anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang sudah mengundurkan diri itu dengan sorot mata hangat dan tenang."Hormat kepada Tuan Ardika!"Sekitar seratusan orang itu mengucapkan satu kalimat itu dengan lantang bersama-sama.Menyaksikan pemandangan itu, mata Luna sudah sedikit memerah.Beberapa waktu yang lalu, di Kota Banyuli, Ardika masih merupakan menantu benalu pecundang yang dipandang rendah oleh orang-orang.Namun, sekarang pebisnis-pebisnis paling unggul di Kota Banyuli itu malah bersikap begitu hormat pada Ardika."Sayang, hari ini kamu benar-benar luar biasa!"Luna bergumam dengan suara rendah.Ardika tidak mendengar ucapan istrinya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini, aku benar-benar berterima kasih pada
"Ah?"Saat itu juga, dia langsung menjadi lemas di tempat, sorot matanya juga tampak redup.Dia tidak menyangka Ardika begitu mengintimidasi, dia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli langsung diusir begitu saja!Namun, apa yang bisa dia lakukan?Semua anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli tunduk pada Ardika.Selain itu, Yobin yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam juga masih berlutut dengan patuh di dekat sofa, bahkan sambil terus menampar diri sendiri.Yono benar-benar sudah putus asa.Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Ardika, sudah menjadi nasib hidupnya.Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melakukan perlawanan!"Bawa keponakanmu dan muridmu pergi dari sini."Ardika hanya melontarkan satu kalimat itu tanpa melirik Yono sama sekali. Kemudian, dia langsung berbalik dan berjalan ke arah Yobin.Saat ini, Yobin sedang berlutut membelakangi semua orang. Wajahnya sudah hampir rusak, sudut bibirnya sudah berdarah.Namun, Ardika tidak m
Dengan adanya Luna sebagai contoh, satu per satu dari orang-orang lainnya juga ikut berdonasi.Kebanyakan dari mereka adalah penduduk Kota Banyuli yang memiliki bisnis dan aset di kota ini.Kalau Kota Banyuli bisa segera "pulih" kembali, tentu saja merupakan sebuah hal yang baik bagi semua orang. Jadi, tujuan mereka semua sangat sederhana, antusiasme mereka juga sangat besar.Hal yang tidak dibayangkan oleh Luna adalah, Hadiman Rewind, presdir Hongkem menyumbangkan dana sebesar 100 miliar!Luna buru-buru membujuknya, "Pak Hadiman, sesuai kemampuan saja. Kami semua juga tahu belakangan ini kondisi Hongkem kurang baik, Bapak boleh menyumbang dalam jumlah yang lebih kecil. Dalam menjalankan hal seperti ini, yang terpenting adalah ketulusan dan keikhlasan."Kalau dibandingkan dengan Yono, selama ini Hadiman adalah generasi tua dunia bisnis yang tidak menonjolkan diri dan selalu bekerja keras memberikan kontribusi terhadap dunia bisnis Kota Banyuli. Karena itulah, Luna benar-benar tulus men
Semua anggota tim penyelamat yang ada di lokasi, baik pria maupun wanita sudah tersulut emosi.Namun, pengurus itu sama sekali tidak peduli. Dia bahkan memutar matanya dan berkata, "Kalau nggak mau kerja lagi, ya sudah. Lagi pula, kalian bukan bekerja untukku."Memang benar, para anggota tim penyelamat bukan bekerja untuknya.Kalau bukan demi membantu penanggulangan bencana kota tempat tinggal mereka sendiri, para anggota tim penyelamat benar-benar tidak bisa menahan kekesalan lagi dan ingin pergi begitu saja.Saat ini, Ardika yang mengamati kejadian itu tidak jauh dari sana, juga tidak tahan lagi.Dia langsung melangkah maju dan berkata pada pengurus itu dengan dingin, "Aku beri kamu waktu tiga menit, cepat suruh stafmu untuk membagikan satu nasi kotak kepada setiap anggota tim penyelamat. Kalau kurang satu, akan kutampar kamu sekali!""Eh? Kak Ardika, kenapa kamu kembali lagi?""Apa kamu kembali lagi untuk bekerja bersama kami?""Wah, baguslah! Aku sudah tahu Kak Ardika pasti akan ba
Bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim sengaja tidak membagikan nasi kotak bertujuan untuk membuat para anggota tim penyelamat kelaparan.Kalau bukan karena ingin menggunakan cara paling cepat agar para tim penyelamat bisa segera menerima nasi kotak dan makan, Ardika pasti sudah menghubungi Sigit untuk menangkap mereka."Apa? Mereka sengaja nggak membagikan nasi kotak?""Dasar bajingan-bajingan ini! Mereka sengaja membalas dendam pada kita, membuat kita kelaparan!""Kenapa kalian seperti ini?! Biarpun kalian datang ke sini tanpa melakukan apa-apa, juga jangan membuat masalah!"Begitu mendengar ucapan Ardika, anggota tim penyelamat yang berada di sekitar tempat itu langsung marah besar. Mereka semua langsung mengerumuni tim Asosiasi Kemanusiaan Holim.Saking kesalnya, beberapa orang gadis bahkan sudah menangis.Melihat perselisihan sengit akan segera terjadi, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Toto yang sedang ditariknya itu dan berkata, "Cepat katakan, kalian sendiri yang me
"Aku sudah makan, mengapa aku harus makan lagi!"Toto melontarkan satu kalimat itu dengan arogan.Lagi pula, pamannya akan segera tiba. Dia juga tidak takut pada Ardika lagi."Kamu memang sudah makan, tapi para anggota tim penyelamat yang sudah lelah bekerja selama setengah hari ini masih belum makan!""Kalian sengaja membuat mereka kelaparan selama satu jam. Sekarang kalian malah meminta mereka untuk memakan makanan basi. Apa orang-orang seperti kalian nggak malu menyebut asosiasi kalian sebagai asosiasi kemanusiaan?"Ardika langsung menarik kerah baju Toto, lalu berkata dengan nada sedingin es, "Hari ini, biarpun harus dengan cara memaksa, semua anggota Asosiasi Kemanusiaan Holim harus menelan semua nasi kotak basi ini!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan pria itu ke samping, lalu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Baron."Baron, tolong atur hotel kalian yang berjarak terdekat dengan area pemukiman pada penduduk ini membuatkan nasi kotak untuk anggota tim peny
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d