Bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim sengaja tidak membagikan nasi kotak bertujuan untuk membuat para anggota tim penyelamat kelaparan.Kalau bukan karena ingin menggunakan cara paling cepat agar para tim penyelamat bisa segera menerima nasi kotak dan makan, Ardika pasti sudah menghubungi Sigit untuk menangkap mereka."Apa? Mereka sengaja nggak membagikan nasi kotak?""Dasar bajingan-bajingan ini! Mereka sengaja membalas dendam pada kita, membuat kita kelaparan!""Kenapa kalian seperti ini?! Biarpun kalian datang ke sini tanpa melakukan apa-apa, juga jangan membuat masalah!"Begitu mendengar ucapan Ardika, anggota tim penyelamat yang berada di sekitar tempat itu langsung marah besar. Mereka semua langsung mengerumuni tim Asosiasi Kemanusiaan Holim.Saking kesalnya, beberapa orang gadis bahkan sudah menangis.Melihat perselisihan sengit akan segera terjadi, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Toto yang sedang ditariknya itu dan berkata, "Cepat katakan, kalian sendiri yang me
"Aku sudah makan, mengapa aku harus makan lagi!"Toto melontarkan satu kalimat itu dengan arogan.Lagi pula, pamannya akan segera tiba. Dia juga tidak takut pada Ardika lagi."Kamu memang sudah makan, tapi para anggota tim penyelamat yang sudah lelah bekerja selama setengah hari ini masih belum makan!""Kalian sengaja membuat mereka kelaparan selama satu jam. Sekarang kalian malah meminta mereka untuk memakan makanan basi. Apa orang-orang seperti kalian nggak malu menyebut asosiasi kalian sebagai asosiasi kemanusiaan?"Ardika langsung menarik kerah baju Toto, lalu berkata dengan nada sedingin es, "Hari ini, biarpun harus dengan cara memaksa, semua anggota Asosiasi Kemanusiaan Holim harus menelan semua nasi kotak basi ini!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan pria itu ke samping, lalu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Baron."Baron, tolong atur hotel kalian yang berjarak terdekat dengan area pemukiman pada penduduk ini membuatkan nasi kotak untuk anggota tim peny
"Paman!"Toto senang bukan main. Dia segera menghampiri Welius, menyambut kedatangan pamannya. Kemudian, sambil berbisik-bisik, dari waktu ke waktu dia menunjuk ke arah Ardika.Perlahan-lahan, raut wajah Welius berubah menjadi makin muram.Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan melirik Ardika sekilas, lalu berjalan menghampiri Ardika."Pak Ardika, kali ini kamu sudah melakukan pemukulan terhadap Teodor dan merusak citra Asosiasi Kemanusiaan Holim. Kamu sudah merupakan sukarelawan yang dipecat oleh Bu Karina.""Bukankah nggak pantas kalau sekarang kamu datang lagi ke lokasi penyelamatan kami dan mengganggu berjalannya proses penyelamatan?!"Begitu menghampiri Ardika, Welius langsung melontarkan tuduhan pada Ardika.Setelah meninggalkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, Karina dan Yono segera pergi mengobati wajah mereka. Mereka sama sekali tidak sempat menghubungi bawahan mereka.Terlebih lagi, selama ini Welius bertugas di luar. Karena itulah, saat ini dia masih belum tahu Karina, bahkan Y
Begitu mendengar ucapan lantang Ardika, ekspresi Welius berubah menjadi sangat muram.Sementara itu, para anggota tim penyelamat yang berada di sekitar lokasi juga kembali marah besar.Asosiasi Kemanusiaan Holim tidak hanya membagikan nasi kotak basi kepada mereka. Sekarang kalau didengar dari ucapan Ardika, pihak asosiasi seakan-akan ingin mengancam Ardika dan membungkam mereka semua!Kalau makanan basi bisa dianggap sebagai pengaruh dari tindakan gegabah, atau keterlambatan pengantaran ke lokasi dan cuaca panas.Karena sudah muncul masalah seperti itu, pihak asosiasi bukannya memikirkan solusi, melainkan ingin membungkam mereka. Itu artinya dari awal pihak asosiasi memang melakukan tindakan itu dengan sengaja dan berniat buruk."Dasar bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim! Apakah kalian sama sekali nggak punya batasan lagi?!""Memangnya demi apa kami mengerjakan pekerjaan melelahkan dan berpartisipasi dalam menjalankan upaya penyelamatan? Kalian benar-benar nggak punya hati nu
"Ardika, apa kamu nggak merasa kamu sudah terlalu meninggikan dirimu sendiri?"Welius tertawa dingin sekaligus mengejek. "Dari awal sudah kubilang, pendukung Asosiasi Kemanusiaan Holim adalah Asosiasi Dagang Kota Banyuli. Kami merupakan bagian dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang memiliki anggota sebanyak lebih dari seratus pebisnis.""Selain itu, kami juga merupakan bagian dari Kediaman Wali Kota Banyuli!""Apa kamu mengira hanya dengan sedikit kemampuanmu dan istrimu, kamu sudah bisa melawan seluruh dunia politik dan dunia bisnis Kota Banyuli?"Ardika tertawa dan berkata, "Oh? Memangnya Asosiasi Kemanusiaan Holim bisa mewakili dunia politik dan dunia bisnis Kota Banyuli? Welius, bukankah kamu sudah terlalu meninggikan dirimu sendiri?"Kalau memang harus menunjuk seseorang yang bisa mewakili dunia politik dan dunia bisnis Kota Banyuli, Ardika merasa dirinya bisa.Di dalam instansi pemerintahan, jabatannya saat ini adalah wali kota.Sementara itu, di dunia bisnis, dia baru saja memba
"Siapa yang membuat keributan?"Dengan memasang ekspresi muram, Umar mengajukan pertanyaan itu. Tanpa berbasa-basi dengan Welius lagi, dia langsung berjalan ke arah kerumunan.Welius terkekeh, lalu menunjuk Ardika dan berkata, "Bocah itu orangnya!""Bocah, kudengar kamu mau menghancurkan Asosiasi Kemanusiaan Holim dan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, hmm?"Umar menoleh menghadap Ardika.Begitu melihat wajah Ardika dengan jelas, bagaikan tersambar petir, ekspresinya langsung berubah drastis.Dia langsung berdiri tercengang di tempat!Sebelumnya, saat Luna menjadi kepala asosiasi, para petinggi asosiasi dipanggil masuk ke dalam ruangan.Dia sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri semua anggota asosiasi, termasuk Kepala Keluarga Unima, Yendia dan Remax tunduk pada Ardika.Dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri Yono, kepala asosiasi terdahulu berlutut di bawah kaki Ardika dan memohon pengampunan.Wajah pemuda itu benar-benar memberikan kesan yang terlalu mendalam untuknya!"Tu
"Memangnya kamu tahu apa?! Tutup mulutmu!"Dengan memasang ekspresi ganas, Umar melontarkan beberapa patah kata itu. Dia benar-benar ingin melompat bangkit dan mencabik-cabik Welius sekarang juga.Dia hanyalah bos dari sebuah perusahaan kecil.Kalau dinilai dari sikap para pebisnis besar maupun kecil Kota Banyuli terhadap Ardika, begitu dia dipecat oleh Ardika dari Asosiasi Dagang Kota Banyuli dan hal ini tersebar luas.Dia pasti tidak akan bisa bertahan di Kota Banyuli lagi!"Tuan Ardika, aku mohon beri aku satu kesempatan lagi. Aku benar-benar nggak melakukan kesalahan ...."Saat ini, hati Umar diliputi oleh keputusasaan. Namun, dia masih berharap dengan permohonannya ini, Ardika bisa berubah pikiran."Oh? Nggak melakukan kesalahan, ya?"Ardika mengambil nasi kotaknya, lalu menyodorkannya kepada pria itu dan berkata, "Kalau begitu, kamu makan nasi kotak ini!""Oke, oke, aku makan!"Tanpa banyak bicara lagi, Umar langsung menerima nasi kotak itu dan membuka tutupnya. Bahkan, dia tidak
Melihat Ardika tidak menunjukkan ekspresi apa pun, Welius mengira Ardika sudah tidak berdaya menghadapi mereka.Dia mengangkat kepalanya, tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, setelah pengurus-pengurus seperti kami pergi, Asosiasi Kemanusiaan Holim hanya sisa kerangka saja.""Saat ini adalah momen-momen krisis menanggulangi bencana, tanpa ada kami, situasi akan menjadi makin kacau.""Kamu yang menyebabkan semua ini terjadi. Kulihat setelah kejadian seperti ini terjadi, istrimu masih bisa menjabat sebagai kepala asosiasi berapa lama lagi.""Kami menunggu Pak Yono kembali menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli! Kami menunggu Bu Karina kembali menjabat sebagai Kepala Asosiasi Kemanusiaan Holim!""Adapun mengenai nasi basi yang kami beli itu, kalian makan saja sendiri!""Hahaha ...."Welius dan sekelompok pengurus itu tertawa liar.Karena mereka sudah mengambil keputusan untuk pergi, tidak ada seorang pun yang berdaya menghadapi mereka lagi."Dasar sekelompok orang bodoh!"