Bahkan Yobin saja sudah berlutut. Dalam lubuk hati Yono, dia sudah tidak kepikiran untuk melawan Ardika lebih jauh lagi.Namun, Ardika sama sekali tidak meliriknya, melainkan terus melangkah maju.Setelah berdiri dengan tegak, dia melirik Desta, Zaki, Baron dan sekitar seratus anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang sudah mengundurkan diri itu dengan sorot mata hangat dan tenang."Hormat kepada Tuan Ardika!"Sekitar seratusan orang itu mengucapkan satu kalimat itu dengan lantang bersama-sama.Menyaksikan pemandangan itu, mata Luna sudah sedikit memerah.Beberapa waktu yang lalu, di Kota Banyuli, Ardika masih merupakan menantu benalu pecundang yang dipandang rendah oleh orang-orang.Namun, sekarang pebisnis-pebisnis paling unggul di Kota Banyuli itu malah bersikap begitu hormat pada Ardika."Sayang, hari ini kamu benar-benar luar biasa!"Luna bergumam dengan suara rendah.Ardika tidak mendengar ucapan istrinya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini, aku benar-benar berterima kasih pada
"Ah?"Saat itu juga, dia langsung menjadi lemas di tempat, sorot matanya juga tampak redup.Dia tidak menyangka Ardika begitu mengintimidasi, dia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli langsung diusir begitu saja!Namun, apa yang bisa dia lakukan?Semua anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli tunduk pada Ardika.Selain itu, Yobin yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam juga masih berlutut dengan patuh di dekat sofa, bahkan sambil terus menampar diri sendiri.Yono benar-benar sudah putus asa.Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Ardika, sudah menjadi nasib hidupnya.Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melakukan perlawanan!"Bawa keponakanmu dan muridmu pergi dari sini."Ardika hanya melontarkan satu kalimat itu tanpa melirik Yono sama sekali. Kemudian, dia langsung berbalik dan berjalan ke arah Yobin.Saat ini, Yobin sedang berlutut membelakangi semua orang. Wajahnya sudah hampir rusak, sudut bibirnya sudah berdarah.Namun, Ardika tidak m
Dengan adanya Luna sebagai contoh, satu per satu dari orang-orang lainnya juga ikut berdonasi.Kebanyakan dari mereka adalah penduduk Kota Banyuli yang memiliki bisnis dan aset di kota ini.Kalau Kota Banyuli bisa segera "pulih" kembali, tentu saja merupakan sebuah hal yang baik bagi semua orang. Jadi, tujuan mereka semua sangat sederhana, antusiasme mereka juga sangat besar.Hal yang tidak dibayangkan oleh Luna adalah, Hadiman Rewind, presdir Hongkem menyumbangkan dana sebesar 100 miliar!Luna buru-buru membujuknya, "Pak Hadiman, sesuai kemampuan saja. Kami semua juga tahu belakangan ini kondisi Hongkem kurang baik, Bapak boleh menyumbang dalam jumlah yang lebih kecil. Dalam menjalankan hal seperti ini, yang terpenting adalah ketulusan dan keikhlasan."Kalau dibandingkan dengan Yono, selama ini Hadiman adalah generasi tua dunia bisnis yang tidak menonjolkan diri dan selalu bekerja keras memberikan kontribusi terhadap dunia bisnis Kota Banyuli. Karena itulah, Luna benar-benar tulus men
Semua anggota tim penyelamat yang ada di lokasi, baik pria maupun wanita sudah tersulut emosi.Namun, pengurus itu sama sekali tidak peduli. Dia bahkan memutar matanya dan berkata, "Kalau nggak mau kerja lagi, ya sudah. Lagi pula, kalian bukan bekerja untukku."Memang benar, para anggota tim penyelamat bukan bekerja untuknya.Kalau bukan demi membantu penanggulangan bencana kota tempat tinggal mereka sendiri, para anggota tim penyelamat benar-benar tidak bisa menahan kekesalan lagi dan ingin pergi begitu saja.Saat ini, Ardika yang mengamati kejadian itu tidak jauh dari sana, juga tidak tahan lagi.Dia langsung melangkah maju dan berkata pada pengurus itu dengan dingin, "Aku beri kamu waktu tiga menit, cepat suruh stafmu untuk membagikan satu nasi kotak kepada setiap anggota tim penyelamat. Kalau kurang satu, akan kutampar kamu sekali!""Eh? Kak Ardika, kenapa kamu kembali lagi?""Apa kamu kembali lagi untuk bekerja bersama kami?""Wah, baguslah! Aku sudah tahu Kak Ardika pasti akan ba
Bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim sengaja tidak membagikan nasi kotak bertujuan untuk membuat para anggota tim penyelamat kelaparan.Kalau bukan karena ingin menggunakan cara paling cepat agar para tim penyelamat bisa segera menerima nasi kotak dan makan, Ardika pasti sudah menghubungi Sigit untuk menangkap mereka."Apa? Mereka sengaja nggak membagikan nasi kotak?""Dasar bajingan-bajingan ini! Mereka sengaja membalas dendam pada kita, membuat kita kelaparan!""Kenapa kalian seperti ini?! Biarpun kalian datang ke sini tanpa melakukan apa-apa, juga jangan membuat masalah!"Begitu mendengar ucapan Ardika, anggota tim penyelamat yang berada di sekitar tempat itu langsung marah besar. Mereka semua langsung mengerumuni tim Asosiasi Kemanusiaan Holim.Saking kesalnya, beberapa orang gadis bahkan sudah menangis.Melihat perselisihan sengit akan segera terjadi, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Toto yang sedang ditariknya itu dan berkata, "Cepat katakan, kalian sendiri yang me
"Aku sudah makan, mengapa aku harus makan lagi!"Toto melontarkan satu kalimat itu dengan arogan.Lagi pula, pamannya akan segera tiba. Dia juga tidak takut pada Ardika lagi."Kamu memang sudah makan, tapi para anggota tim penyelamat yang sudah lelah bekerja selama setengah hari ini masih belum makan!""Kalian sengaja membuat mereka kelaparan selama satu jam. Sekarang kalian malah meminta mereka untuk memakan makanan basi. Apa orang-orang seperti kalian nggak malu menyebut asosiasi kalian sebagai asosiasi kemanusiaan?"Ardika langsung menarik kerah baju Toto, lalu berkata dengan nada sedingin es, "Hari ini, biarpun harus dengan cara memaksa, semua anggota Asosiasi Kemanusiaan Holim harus menelan semua nasi kotak basi ini!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan pria itu ke samping, lalu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Baron."Baron, tolong atur hotel kalian yang berjarak terdekat dengan area pemukiman pada penduduk ini membuatkan nasi kotak untuk anggota tim peny
"Paman!"Toto senang bukan main. Dia segera menghampiri Welius, menyambut kedatangan pamannya. Kemudian, sambil berbisik-bisik, dari waktu ke waktu dia menunjuk ke arah Ardika.Perlahan-lahan, raut wajah Welius berubah menjadi makin muram.Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan melirik Ardika sekilas, lalu berjalan menghampiri Ardika."Pak Ardika, kali ini kamu sudah melakukan pemukulan terhadap Teodor dan merusak citra Asosiasi Kemanusiaan Holim. Kamu sudah merupakan sukarelawan yang dipecat oleh Bu Karina.""Bukankah nggak pantas kalau sekarang kamu datang lagi ke lokasi penyelamatan kami dan mengganggu berjalannya proses penyelamatan?!"Begitu menghampiri Ardika, Welius langsung melontarkan tuduhan pada Ardika.Setelah meninggalkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, Karina dan Yono segera pergi mengobati wajah mereka. Mereka sama sekali tidak sempat menghubungi bawahan mereka.Terlebih lagi, selama ini Welius bertugas di luar. Karena itulah, saat ini dia masih belum tahu Karina, bahkan Y
Begitu mendengar ucapan lantang Ardika, ekspresi Welius berubah menjadi sangat muram.Sementara itu, para anggota tim penyelamat yang berada di sekitar lokasi juga kembali marah besar.Asosiasi Kemanusiaan Holim tidak hanya membagikan nasi kotak basi kepada mereka. Sekarang kalau didengar dari ucapan Ardika, pihak asosiasi seakan-akan ingin mengancam Ardika dan membungkam mereka semua!Kalau makanan basi bisa dianggap sebagai pengaruh dari tindakan gegabah, atau keterlambatan pengantaran ke lokasi dan cuaca panas.Karena sudah muncul masalah seperti itu, pihak asosiasi bukannya memikirkan solusi, melainkan ingin membungkam mereka. Itu artinya dari awal pihak asosiasi memang melakukan tindakan itu dengan sengaja dan berniat buruk."Dasar bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim! Apakah kalian sama sekali nggak punya batasan lagi?!""Memangnya demi apa kami mengerjakan pekerjaan melelahkan dan berpartisipasi dalam menjalankan upaya penyelamatan? Kalian benar-benar nggak punya hati nu