Detik sebelumnya, Yobin masih tampak begitu arogan, bahkan dia sampai menjelek-jelekkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax.Saat ini, karena satu kalimat dari Ardika, dia langsung berlutut di lantai.Hal seperti ini benar-benar tidak terbayangkan oleh siapa pun.Bahkan Luna juga sampai membuka mulutnya lebar-lebar, tidak memercayai pemandangan di hadapannya itu.Sebenarnya apa yang telah terjadi saat Ardika mengunjungi Vila Hundo sebelumnya? Mengapa Yobin bisa begitu takut padanya?Yono tercengang.Desta, Zaki dan Baron tercengang.Anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli lainnya juga tercengang.Yobin bukan sembarang orang, dia adalah perwakilan Asosiasi Dagang Polam.Dengan adanya dukungan dari Asosiasi Dagang Polam, dia bahkan bisa bertindak semena-mena di seluruh Provinsi Denpapan. Lalu, mengapa dia malah berlutut di hadapan Ardika?"Tuan Ardika, Yono yang meminta Tuan untuk berlutut, sama sekali nggak ada hubungannya denganku!"Saat ini, Yono sama sekali tidak memeduli
Bahkan Yobin saja sudah berlutut. Dalam lubuk hati Yono, dia sudah tidak kepikiran untuk melawan Ardika lebih jauh lagi.Namun, Ardika sama sekali tidak meliriknya, melainkan terus melangkah maju.Setelah berdiri dengan tegak, dia melirik Desta, Zaki, Baron dan sekitar seratus anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli yang sudah mengundurkan diri itu dengan sorot mata hangat dan tenang."Hormat kepada Tuan Ardika!"Sekitar seratusan orang itu mengucapkan satu kalimat itu dengan lantang bersama-sama.Menyaksikan pemandangan itu, mata Luna sudah sedikit memerah.Beberapa waktu yang lalu, di Kota Banyuli, Ardika masih merupakan menantu benalu pecundang yang dipandang rendah oleh orang-orang.Namun, sekarang pebisnis-pebisnis paling unggul di Kota Banyuli itu malah bersikap begitu hormat pada Ardika."Sayang, hari ini kamu benar-benar luar biasa!"Luna bergumam dengan suara rendah.Ardika tidak mendengar ucapan istrinya. Dia tersenyum dan berkata, "Hari ini, aku benar-benar berterima kasih pada
"Ah?"Saat itu juga, dia langsung menjadi lemas di tempat, sorot matanya juga tampak redup.Dia tidak menyangka Ardika begitu mengintimidasi, dia yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Asosiasi Dagang Kota Banyuli langsung diusir begitu saja!Namun, apa yang bisa dia lakukan?Semua anggota Asosiasi Dagang Kota Banyuli tunduk pada Ardika.Selain itu, Yobin yang merupakan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam juga masih berlutut dengan patuh di dekat sofa, bahkan sambil terus menampar diri sendiri.Yono benar-benar sudah putus asa.Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Ardika, sudah menjadi nasib hidupnya.Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk melakukan perlawanan!"Bawa keponakanmu dan muridmu pergi dari sini."Ardika hanya melontarkan satu kalimat itu tanpa melirik Yono sama sekali. Kemudian, dia langsung berbalik dan berjalan ke arah Yobin.Saat ini, Yobin sedang berlutut membelakangi semua orang. Wajahnya sudah hampir rusak, sudut bibirnya sudah berdarah.Namun, Ardika tidak m
Dengan adanya Luna sebagai contoh, satu per satu dari orang-orang lainnya juga ikut berdonasi.Kebanyakan dari mereka adalah penduduk Kota Banyuli yang memiliki bisnis dan aset di kota ini.Kalau Kota Banyuli bisa segera "pulih" kembali, tentu saja merupakan sebuah hal yang baik bagi semua orang. Jadi, tujuan mereka semua sangat sederhana, antusiasme mereka juga sangat besar.Hal yang tidak dibayangkan oleh Luna adalah, Hadiman Rewind, presdir Hongkem menyumbangkan dana sebesar 100 miliar!Luna buru-buru membujuknya, "Pak Hadiman, sesuai kemampuan saja. Kami semua juga tahu belakangan ini kondisi Hongkem kurang baik, Bapak boleh menyumbang dalam jumlah yang lebih kecil. Dalam menjalankan hal seperti ini, yang terpenting adalah ketulusan dan keikhlasan."Kalau dibandingkan dengan Yono, selama ini Hadiman adalah generasi tua dunia bisnis yang tidak menonjolkan diri dan selalu bekerja keras memberikan kontribusi terhadap dunia bisnis Kota Banyuli. Karena itulah, Luna benar-benar tulus men
Semua anggota tim penyelamat yang ada di lokasi, baik pria maupun wanita sudah tersulut emosi.Namun, pengurus itu sama sekali tidak peduli. Dia bahkan memutar matanya dan berkata, "Kalau nggak mau kerja lagi, ya sudah. Lagi pula, kalian bukan bekerja untukku."Memang benar, para anggota tim penyelamat bukan bekerja untuknya.Kalau bukan demi membantu penanggulangan bencana kota tempat tinggal mereka sendiri, para anggota tim penyelamat benar-benar tidak bisa menahan kekesalan lagi dan ingin pergi begitu saja.Saat ini, Ardika yang mengamati kejadian itu tidak jauh dari sana, juga tidak tahan lagi.Dia langsung melangkah maju dan berkata pada pengurus itu dengan dingin, "Aku beri kamu waktu tiga menit, cepat suruh stafmu untuk membagikan satu nasi kotak kepada setiap anggota tim penyelamat. Kalau kurang satu, akan kutampar kamu sekali!""Eh? Kak Ardika, kenapa kamu kembali lagi?""Apa kamu kembali lagi untuk bekerja bersama kami?""Wah, baguslah! Aku sudah tahu Kak Ardika pasti akan ba
Bajingan-bajingan Asosiasi Kemanusiaan Holim sengaja tidak membagikan nasi kotak bertujuan untuk membuat para anggota tim penyelamat kelaparan.Kalau bukan karena ingin menggunakan cara paling cepat agar para tim penyelamat bisa segera menerima nasi kotak dan makan, Ardika pasti sudah menghubungi Sigit untuk menangkap mereka."Apa? Mereka sengaja nggak membagikan nasi kotak?""Dasar bajingan-bajingan ini! Mereka sengaja membalas dendam pada kita, membuat kita kelaparan!""Kenapa kalian seperti ini?! Biarpun kalian datang ke sini tanpa melakukan apa-apa, juga jangan membuat masalah!"Begitu mendengar ucapan Ardika, anggota tim penyelamat yang berada di sekitar tempat itu langsung marah besar. Mereka semua langsung mengerumuni tim Asosiasi Kemanusiaan Holim.Saking kesalnya, beberapa orang gadis bahkan sudah menangis.Melihat perselisihan sengit akan segera terjadi, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Toto yang sedang ditariknya itu dan berkata, "Cepat katakan, kalian sendiri yang me
"Aku sudah makan, mengapa aku harus makan lagi!"Toto melontarkan satu kalimat itu dengan arogan.Lagi pula, pamannya akan segera tiba. Dia juga tidak takut pada Ardika lagi."Kamu memang sudah makan, tapi para anggota tim penyelamat yang sudah lelah bekerja selama setengah hari ini masih belum makan!""Kalian sengaja membuat mereka kelaparan selama satu jam. Sekarang kalian malah meminta mereka untuk memakan makanan basi. Apa orang-orang seperti kalian nggak malu menyebut asosiasi kalian sebagai asosiasi kemanusiaan?"Ardika langsung menarik kerah baju Toto, lalu berkata dengan nada sedingin es, "Hari ini, biarpun harus dengan cara memaksa, semua anggota Asosiasi Kemanusiaan Holim harus menelan semua nasi kotak basi ini!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan pria itu ke samping, lalu langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Baron."Baron, tolong atur hotel kalian yang berjarak terdekat dengan area pemukiman pada penduduk ini membuatkan nasi kotak untuk anggota tim peny
"Paman!"Toto senang bukan main. Dia segera menghampiri Welius, menyambut kedatangan pamannya. Kemudian, sambil berbisik-bisik, dari waktu ke waktu dia menunjuk ke arah Ardika.Perlahan-lahan, raut wajah Welius berubah menjadi makin muram.Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan melirik Ardika sekilas, lalu berjalan menghampiri Ardika."Pak Ardika, kali ini kamu sudah melakukan pemukulan terhadap Teodor dan merusak citra Asosiasi Kemanusiaan Holim. Kamu sudah merupakan sukarelawan yang dipecat oleh Bu Karina.""Bukankah nggak pantas kalau sekarang kamu datang lagi ke lokasi penyelamatan kami dan mengganggu berjalannya proses penyelamatan?!"Begitu menghampiri Ardika, Welius langsung melontarkan tuduhan pada Ardika.Setelah meninggalkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, Karina dan Yono segera pergi mengobati wajah mereka. Mereka sama sekali tidak sempat menghubungi bawahan mereka.Terlebih lagi, selama ini Welius bertugas di luar. Karena itulah, saat ini dia masih belum tahu Karina, bahkan Y
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening