Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 118 Sifat Manusia

Share

Bab 118 Sifat Manusia

Author: Sarjana
Herman menatapnya dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Ardika, sebaiknya kamu berkaca dulu. Kamu nggak lebih dari seorang menantu yang menumpang di sebuah keluarga kelas dua. Keberanian dari mana yang kamu peroleh untuk berbicara seperti itu kepada Arini?!"

Jimmy berkata, "Arini adalah lulusan universitas ternama luar negeri dan merupakan seorang CEO perusahaan besar. Kalian berasal dari dunia berbeda, atas dasar apa kamu berbicara seperti itu dengannya?"

Dalam lubuk hati mereka, Arini sudah seperti sosok dewi. Wajar saja mereka berlomba-lomba untuk menarik perhatiannya.

Kebetulan sekali Ardika yang tidak tahu diri menyinggung Arini, sehingga memberi mereka kesempatan untuk menyenangkan hati sosok dewi ini.

"Arini, kamu nggak berani mengakui apa yang pernah kamu lakukan sendiri? Apa yang kamu takutkan?!"

Ardika sama sekali tidak memedulikan ucapan beberapa orang pria yang sudah jelas ingin menjilat Arini itu. Dia hanya menatap wanita di hadapannya dengan tatapan dingin.

Dia hanya in
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 119 Konsekuensimu Sangat Berat

    Selesai berbicara , Arini menatap Ardika dengan tatapan meremehkan dan berkata, "Sementara kamu, kini kamu hanya seorang pecundang yang sudah diusir. Kamu sama sekali nggak layak dibandingkan dengan Tuan Muda Rocky!""Ardika, Delvin adalah sahabatmu. Waktu itu, dia selalu berdiri di sisimu dan membelamu. Sekarang, kamu sudah tahu mengetahui kebenarannya, apa kamu nggak berencana menegakkan keadilan untuknya? Jangan lupakan kebaikan sahabatmu," kata James sambil terkekeh.Herman mencibir dan berkata, "Menegakkan keadilan? Huh, memang dia bisa? Baik Arini maupun Keluarga Mahasura nggak akan bisa dia provokasi.""Aku lihat kalau kehidupan selanjutnya nasibnya sedikit lebih baik, mungkin dia bisa melakukannya."Kalimat yang keluar dari mulut Jimmy ini membuat yang lainnya tertawa.Arini menggelengkan kepalanya. 'Ardika, oh Ardika. Kamu hanya mempermalukan dirimu sendiri saja. Jelas-jelas aku nggak cari masalah denganmu, kamu malah menginterogasiku tentang alasan melaporkan Delvin. Sekarang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 120 Berlutut Sambil Memanggil Ayah

    Semua orang tercengang dan menatap Ardika.Tentu saja, mereka bukan terkejut karena ucapan Ardika.Jangankan menganggap Ardika mampu menjatuhkan Keluarga Susanto, pria itu sama sekali bukan apa-apa di mata mereka.Namun, mereka tidak menyangka di saat seperti ini Ardika masih berani mengucapkan kata-kata seperti itu.Hari ini adalah penyelenggaraan acara penting pendirian kembali Asosiasi Bahan Bangunan, juga merupakan hari di mana Keluarga Susanto akan bangkit kembali dan menduduki posisi puncak.Di saat seperti ini, Ardika malah berani mengucapkan kalimat seperti ini untuk memprovokasi Asosiasi Bahan Bangunan dan Keluarga Susanto.Apa dia benar-benar sudah bosan hidup?Jenny dan Arini tertawa.James, Herman dan yang lainnya juga tertawa.Mereka menertawai Ardika karena tidak tahu diri.Mereka menertawai Ardika karena bermimpi di siang bolong.Jenny bahkan sampai meneteskan air mata. "Haha, Ardika oh Ardika, sepertinya penyakitmu sudah makin berat. Cepat minta Luna membawamu ke dokter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 121 Arogan

    Romi juga merasa sangat kesal.Budi bukan siapa-siapa.Dengan status dan latar belakang terhormat Tuan Ardika, dia bisa menghancurkan Keluarga Susanto hanya dengan satu kalimat saja.Namun, Nona Luna malah sangat mengkhawatirkan keselamatan Tuan Ardika.Jinto juga menyunggingkan seulas senyum getir dan berkata, "Tuan Ardika, aku juga sama dengan Romi. Aku datang atas perintah Nona Luna untuk melindungimu. Nona Luna bahkan menghubungiku secara pribadi berulang-ulang kali dan memberiku uang sebesar 2 miliar. Aku nggak bersedia menerimanya, tapi dia bersikeras memberiku uang itu."Selesai berbicara, dia mengeluarkan sebuah kartu bank dan menyerahkannya kepada Ardika."Nah, ini adalah kartu bank yang Nona Luna berikan padaku melalui Romi. Tuan Ardika, sepulang nanti tolong bantu aku kembalikan kartu bank ini kepada Nona Luna. Aku takut dia marah."Ardika menerima kartu bank itu dengan perpaduan perasaan tidak berdaya dan terharu.Sebelumnya, uang tabungan Luna sudah digunakan untuk penyele

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 122 Hari Ini Adalah Hari Kehancuran Keluarga Susanto

    Pandangan semua orang tertuju pada Ardika.Mereka beranggapan bahwa menantu kawin masuk Keluarga Basagita itu pasti akan menyerahkan istrinya dengan patuh.Walaupun demikian, pria itu tetap akan kehilangan nyawanya.Mereka tidak mengerti mengapa dendam Budi terhadap Ardika bisa sedalam itu.Biarpun Luna menikah dengan Ardika bukan dengan putranya, dia juga tidak perlu memendam dendam sedalam itu pada Ardika.Sesaat kemudian, Ardika langsung memberi mereka jawabannya.Ardika mencibir dan bertanya, "Budi, di mana putramu? Hari ini adalah hari baik Keluarga Susanto. Kenapa dia tidak datang?"Pembuluh darah di kening Budi langsung menonjol.Dia berteriak dengan penuh amarah, "Dasar bajingan! Diam kamu!"Tentu saja Ardika tidak akan menuruti perintah pria paruh baya itu.Dia mengamati sekeliling, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ah, apa mungkin dia masih tergeletak di rumah sakit? Aku dengar beberapa hari yang lalu alat vitalnya sudah rusak. Budi, dia adalah satu-satunya putramu, 'kan? K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 123 Tamu VVIP

    "Astaga, kedua wanita itu sudah tidak muda lagi, tapi tetap saja menyukai pria muda."Melihat pemandangan itu, Ardika menggelengkan kepalanya.Romi terkekeh sambil berkata, "Tuan Ardika nggak perlu heran. Zaman sekarang wanita yang sudah nggak muda, bahkan yang sudah berumah tangga juga menyukai pria muda seperti kedua artis itu. Selain itu, mereka juga memberi idola mereka panggilan khusus, contohnya saja si Tampan. Mereka sangat menikmati hal-hal seperti itu. Hal seperti itu nggak hanya populer di kalangan pria."Ada berbagai bisnis hiburan yang dijalankannya, jadi dia sudah memahami hal seperti itu."Para tamu yang terhormat, sebentar lagi acara akan dimulai. Silakan duduk di tempat duduk kalian masing-masing."Saat ini, suara pembawa acara yang lantang terdengar.Hampir semua tamu undangan sudah tiba di lokasi, mereka segera duduk di tempat duduk yang sudah tersedia.Tempat duduk Keluarga Basagita diatur di barisan belakang.Orang-orang yang duduk di barisan ini adalah perwakilan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 124 Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    Tidak ada seorang pun yang menyangka, bahkan tim tempur Kota Banyuli yang jarang terlibat dalam urusan seperti ini pun mengutus utusan mereka untuk menghadiri acara ini.Semua orang mengenal Abdul, dia adalah tokoh penting yang dikenal oleh seluruh penduduk Kota Banyuli.Dua hari yang lalu, saat Korps Taring Harimau sedang berlatih dan bertugas, mereka bahkan menangkap Romi dan mengirimnya untuk bekerja di lokasi konstruksi. Tindakan mereka ini menuai pujian dari banyak orang.Namun, tidak banyak orang yang mengenal Soni.Hanya saja para tamu undangan juga tahu dia adalah tokoh yang hebat.Bagaimanapun juga, dia adalah seorang ketua pasukan khusus dengan tingkat kemiliteran yang setara dengan Abdul, yaitu merupakan seorang brigadir jenderal. Hanya satu langkah lagi dia akan menjadi seorang jenderal.Dua tokoh hebat itu menghadiri acara Asosiasi Bahan Bangunan bersama-sama, tentu saja ini merupakan sebuah kehormatan bagi pihak penyelenggara acara.Bahkan Budi sendiri juga sedikit tercen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 125 Benar-Benar Kacau

    Kalau dibandingkan sosok Soni yang menakutkan, sosok Ardika jauh lebih menakutkan bagi dua artis terkenal ini.Adrian berkata dengan terbata-bata, "Derick, Pak Soni pasti tidak berani duduk di depan tokoh hebat itu. Karena itulah, dia memilih duduk di barisan belakang. Kalau kita tetap duduk di barisan depan ini dan keberadaan kita ketahuan oleh mereka, kita pasti akan berakhir mengenaskan.""Ya, benar," kata Derick sambil menganggukkan kepalanya.Karena itulah, mereka berdua juga segera bangkit dari tempat duduk mereka."Pak Budi, apa kami boleh ganti tempat duduk dan duduk di sana?"Sontak saja ucapan kedua artis terkenal itu langsung menarik perhatian semua para tamu undangan.Saat mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah yang ditunjuk oleh kedua artis terkenal itu, mereka mendapati bahwa tempat duduk yang dimaksud oleh kedua artis terkenal itu adalah barisan di belakang barisan yang ditempati oleh Soni dan yang lainnya."Oh, oke, aku akan segera meminta seseorang untuk mengatur

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 126 Tidak Ingin Menonjolkan Diri

    Begitu perpindahan massal ini terjadi, pemandangan yang aneh pun muncul.Dalam sekejap, mulai dari barisan depan Ardika hingga ke barisan paling depan langsung kosong.Hanya dia, Jinto, Romi dan beberapa orang lainnya yang tetap menempati tempat duduk mereka tanpa berpindah.Kini, barisan depannya sudah benar-benar kosong.Sementara itu, di barisan belakangnya dipenuhi dengan para tamu undangan.Dalam sekejap, Ardika menjadi pusat perhatian.Arini sedang mengikuti para tamu undangan lainnya untuk berpindah tempat duduk ke barisan belakang. Melihat Ardika masih duduk di tempat duduknya, wanita itu tidak bisa menahan tawanya."Ardika, semua tokoh hebat sudah berpindah tempat duduk ke barisan belakang. Berani sekali kamu duduk di barisan paling depan, apa kamu sedang cari mati?!"Dia melontarkan sindiran kepada Ardika dengan volume suara tinggi.Setelah mendengar ucapan Arini, Jenny, James dan beberapa orang lainnya yang sedang sibuk mengatur ulang tempat duduk juga ikut tertawa."Memang

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2035 Dewi Racun

    Ardika tidak sedang membual.Kala itu, demi membunuhnya, organisasi intelijen Aliansi Panca pernah mengeluarkan dana fantastis, mengundang pembunuh hebat dari berbagai negara untuk membunuhnya secara diam-diam.Di antara orang-orang tersebut, termasuk orang-orang yang menempati peringkat di Situs Gelap Heidim.Menghadapi bocah-bocah yang berinisiatif cari mati sendiri seperti ini, tentu saja datang satu, Ardika bunuh satu.Namun, beberapa di antaranya, karena berbagai alasan-alasan khusus, mereka tidak mati, melainkan dibiarkan pergi oleh Ardika.Jadi, Ardika mengatakan orang-orang ini berutang nyawa padanya, memang tidak berlebihan.Hanya dengan satu panggilan dari Ardika, orang-orang ini akan datang."Memangnya kamu bisa?"Namun, Rivani tetap tidak memercayai ucapan Ardika. Dia mengira Ardika hanya sedang membual."Ardika, kuakui di antara anak-anak muda, boleh dibilang kamu memang unggul. Bagaimanapun juga, kamu membangun semuanya dari nol. Bisa meraih pencapaian seperti hari ini, b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2034 Situs Gelap Heidim

    Saat ini, keluhan yang sebelumnya memenuhi hati Jesika terhadap ibunya, langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Jesika segera menyeka air matanya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata dengan nada bicara memohon, "Pak Ardika, aku belum pernah memohon padamu untuk melakukan apa pun untukku. Tapi kali ini, aku ingin memohon bantuanmu untuk melenyapkan Istana Neraka.""Aku nggak menginginkan bonus itu lagi!""Selama kali ini kamu bisa menyelamatkan nasib Keluarga Siantar, aku bersedia bekerja untukmu seumur hidup!"Bekerja seumur hidup.Dengan kemampuan Jesika dalam berbisnis, boleh dibilang pengorbanan ini cukup besar.Namun, saat kata-kata ini masuk ke telinga Rivani, dia merasa sangat konyol dan tidak masuk akal."Jesika, apa otakmu sudah rusak?! Kamu memohon bantuannya untuk melenyapkan Istana Neraka?"Rivani menatap Jesika dengan tatapan tidak percaya.Dia merasa demam yang dialami putrinya beberapa waktu yang lalu telah membuat otak putrinya bermasalah, put

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2033 Raja Neraka

    "Sebenarnya, Keluarga Siantar juga bukannya nggak melakukan apa-apa.""Melalui jalur Bank Sentral, kakekmu sudah menawarkan hadiah besar. Ada tiga organisasi pembunuh terkenal baik dari dalam maupun luar yang telah menerima tawaran hadiah ini dan pergi memburu Raja Neraka.""Tapi, nggak lama kemudian, tiga organisasi pembunuh ini sudah lenyap. Dari pemimpin hingga anggota inti organisasi-organisasi tersebut, telah dibunuh. Kepala mereka kembali diantarkan ke Kediaman Keluarga Siantar.""Sekarang kalian sudah tahu betapa menakutkannya Istana Neraka, 'kan?""Jesika, apa kamu kira sebagai seorang ibu, jelas-jelas aku tahu itu adalah sebuah jurang, aku akan mendorongmu masuk ke dalam?"Rivani menatap Jesika, berbicara dengan suara dalam, nada bicaranya sudah kehilangan ketenangan tadi.Sangat jelas, Istana Neraka dan Raja Neraka telah memberikan tekanan mental yang besar untuknya.Ini juga merupakan alasan mengapa dia terburu-buru datang ke Kota Banyuli untuk menjemput Jesika pulang.Ekspr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2032 Istana Neraka

    Kata-kata "menjual anak" benar-benar terlalu tidak enak didengar.Namun, dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk membantah.Karena pernikahan antara Keluarga Jesika dan Keluarga Darma kali ini, memang ada persentase transaksi yang sangat besar.Rivani memutuskan untuk tidak memperdebatkan topik ini dengan Ardika."Kamu mau membantu menyelesaikannya?"Rivani mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, lalu berkata dengan ekspresi meremehkan, "Kamu ingin tahu masalah apa yang sedang dihadapi oleh Keluarga Siantar? Oke, aku akan memberitahumu!""Karena Keluarga Siantar telah ditargetkan oleh sebuah organisasi pembunuh bernama Istana Neraka. Kalau kami nggak menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Darma untuk menangani masalah ini, seluruh Keluarga Siantar akan tertimpa musibah.""Raja Neraka, pemimpin Istana Neraka sudah mengeluarkan pernyataan, akan membunuh seluruh Keluarga Siantar.""Apa kamu mengerti maksud membunuh seluruh Keluarga Siantar? Itu artinya seluruh angg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2031 Judian Darma

    "Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2030 Jesika yang Lemah dan Lembut

    Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2029 Aku Bisa Mengambil Keputusan di Kota Banyuli

    Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2028 Membagi Bonus

    Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2027 Rivani

    Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status