Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1090 Mengajarimu Cara Berbicara

Share

Bab 1090 Mengajarimu Cara Berbicara

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Vera melirik beberapa orang wanita yang sudah terduduk tak berdaya di lantai itu sekilas. Dia sudah hampir memahami apa yang telah terjadi.

Dia menatap Ardika dengan sorot mata tajam sekaligus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Ardika, aku nggak disangka ternyata kamu berani datang kemari."

"Kamu sudah mengacaukan rencana Tuan Muda Yudin, jangan harap hari ini kamu dan istrimu bisa pergi dari sini!"

Setelah mendengar ucapan Vera, Jinari dan yang lainnya kembali bersemangat dan makin menjadi-jadi.

"Bu Vera, kamu harus membalaskan dendam kami! Wajah kami sudah rusak dipukul oleh si sialan itu! Bagaimana kami bisa menjalani pemotretan lagi?!"

"Bisa-bisanya si sialan itu memukul wanita, dia benar-benar bukan manusia ...."

Satu per satu dari beberapa orang wanita itu merangkak bangkit dari lantai, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam.

Setelah mendengar ucapan mereka, staf-staf yang ikut masuk ke dalam studio juga ikut mengatai Ardika.

"Diam kalian semua!"

Vera memelototi semua orang d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1091 Kalian Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ahhh ...."Vera mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Saat itu juga, tubuhnya terpental dan menabrak meja rias di belakangnya dengan keras."Brak ... bruk ... prang ...."Botol-botol dan yang lainnya yang ada di atas meja langsung terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, sekujur tubuh Vera langsung dipenuhi dengan berbagai kosmetik.Saat aroma berbagai kosmetik itu berpadu menjadi satu, sangat menusuk indra penciuman. Saat itu juga, aroma tersebut menyelimuti seluruh studio.Sementara itu, semua orang di dalam studio langsung tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, di bawah tatapan menakutkan belasan pria kekar, Ardika berani main tangan terhadap Vera.Ekspresi beberapa orang wanita lainnya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya.Tadi, Ardika hanya menampar mereka. Sekarang, serangan Ardika lebih ganas lagi. Hanya dengan satu tendangan, tubuh Vera sampai terpental.Benar-benar orang yang kejam!Tidak hanya beberapa orang wanita itu, bahkan para kru juga berguma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1092 Aku Hanya Memandang Rendah Kalian

    "Bocah, sepertinya kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Satu kalimat dari Ardika sudah menyulut amarah sekelompok pria kekar itu.Masing-masing dari mereka adalah orang yang dihormati dan ditakuti oleh orang biasa. Satu lawan beberapa bukanlah masalah bagi mereka.Namun, bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang secara bersamaan.Hal seperti ini belum pernah mereka alami.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Nggak, aku hanya memandang rendah kalian saja."Ucapan Ardika kembali menyulut api amarah dalam hati sekelompok pria kekar itu.Vera berteriak dengan arogan, "Untuk apa kalian beromong kosong dengannya lagi? Cepat serang!""Cepat lumpuhkan si sialan itu, pemotretan erotis istrinya harus segera dilanjutkan.""Ardika, setelah helikopter menyebarkan foto-foto erotis istrimu ke seluruh pelosok Kota Banyuli, istrimu yang tadinya adalah kebanggaan Kota Banyuli, kelak hanya akan mempermalukan Kota Banyuli!"Setelah mendengar ucapan tajam wanita itu, Ardika mengerutkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1093 Membuat Mata Kotor Saja

    "Nggak, nggak. Apa hubungannya denganku. Bagaimana mungkin aku berani ...."Saking ketakutannya, kata-kata yang keluar dari mulut Vera sudah tak beraturan lagi.Ardika menekan dagu wanita itu dengan keras, mengarahkan wajah wanita itu ke arahnya, lalu tertawa mempermainkan dan berkata, "Tentu saja sekarang kamu nggak berani, juga nggak punya kesempatan itu lagi.""Tapi, kalian sudah mengajukan penerbangan helikopter, kalau nggak ada sesuatu yang disebarkan, bukankah sia-sia saja?""Tadi kamu bilang kamu pernah bermain dengan Yudin, 'kan? Dengan gayamu dalam bertindak, seharusnya kamu juga punya foto-foto yang menarik, bukan?"Vera tertegun sejenak. Tiba-tiba, dia sudah mengerti maksud Ardika. Sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak, aku nggak punya!"Namun, ada satu pergerakannya yang telah mengkhianatinya.Melihat dia mencengkeram ponselnya dengan erat, sambil memikirkan sesuatu, Ardika langsung merampas ponsel itu darinya.Begitu la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1094 Mobil Dihancurkan

    "Biaya perbaikan sudah cukup untuk membeli dua buah mobil baru."Luna menundukkan kepalanya, menyeka air matanya.Dia bukan menyayangkan uang yang tidak seberapa itu, tetapi mobil Maserati Quattroporte itu memiliki makna spesial baginya.Karena itu adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya. Biasanya, saat dia mengendarai mobil itu, dia sangat berhati-hati, takut mobil itu lecet."Pasti Yudin yang menginstruksikan orang untuk melakukannya!"Ardika berkomentar dengan dingin.Dia belum sempat pergi mencari perhitungan dengan Yudin, tetapi pria itu sudah merajalela. Bisa-bisanya pria sialan itu menghancurkan mobil kesayangan Luna.Ardika memutuskan untuk menemui Yudin secara pribadi untuk meminta pertanggungjawaban pria itu."Sayang, jangan menangis. Kalau mobil rusak, masih bisa beli yang baru, yang terpenting adalah kamu baik-baik saja. Kamu pulang dulu, ya. Aku masih ada sedikit urusan."Setelah menenangkan Luna, dia meminta Draco untuk mengirim orang mengantar dan meli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1095 Menyerang Duluan

    Sambil melontarkan kata-kata makian, Yudin mengelilingi beberapa orang pengawas itu dan terus menendang mereka.Tak lama kemudian, beberapa orang itu sudah disiksa hingga dalam kondisi sekarat.Yobin dan anggota Asosiasi Dagang Polam lainnya berdiri tak jauh dari sana dan mengamati pemandangan itu dalam diam.Terkadang, mereka melirik Yudin dengan sorot mata ketakutan.Yobin meminta bantuan orang untuk mengelabui beberapa orang pengawas itu keluar, agar Yudin bisa melampiaskan kekesalan dan amarahnya.Namun, siapa sangka, Yudin begitu kejam. Saat ini, beberapa orang pengawas itu sudah dalam kondisi sekarat.Orang-orang itu adalah pejabat publik, penyelesaian masalah pasti lebih merepotkan.Untung saja, di antara orang-orang itu, yang paling tinggi hanya level menengah, yaitu penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota.Dengan pengaruh Asosiasi Dagang Polam dan Keluarga Sudibya, pasti bisa menekan masalah, perbedaannya hanya di harga yang perlu mereka bayar.Hari ini, Yudi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1096 Seekor Anjing Saja Tidak Berhak Berbicara

    Selesai berbicara, Yudin menarik sebuah kursi, lalu duduk dengan santai.Beberapa saat kemudian, tanpa memedulikan pengawal berpakaian hitam yang mengepung di kedua sisi mereka, Ardika dan Draco melenggang masuk."Ardika, siapa yang memberimu nyali? Berani-beraninya kamu membuat keributan di wilayah kekuasaanku!"Yudin mengangkat satu kakinya, memijak tubuh penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota itu, lalu melirik Ardika.Adapun mengendarai Draco yang memakai kacamata hitam itu, langsung dia abaikan.Sorot mata Ardika tertuju pada beberapa orang yang berlumuran darah itu, sorot matanya berubah menjadi makin intens.Beberapa orang itu memakai setelan polisi, bagaimana mungkin dia tidak mengenali mereka?Adapun mengenai penanggung jawab ketiga itu, sebelumnya saat Handoko terlibat dalam perkelahian dan ditangkap, lalu dia pergi untuk membebaskan adik iparnya, dia pernah bertemu dengan pria itu. Dia ingat nama pria itu adalah Logawe Yendia.Di instansi pemerintahan Kota

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1097 Sayang Kalau Tidak Menjadi Penulis Skenario

    Kata-kata yang keluar dari mulut Yudin itu benar-benar sangat tajam.Bahkan orang-orang Asosiasi Dagang Polam juga merinding mendengarnya.Mereka merasa kalau istri mereka mengalami hal seperti itu, mereka ingin mati saja."Yudin, kamu sedang mencoba untuk menyulut amarahku?"Namun, Ardika hanya tertawa.Bagi Draco yang sudah mengenal jelas sosok Ardika, saat Ardika yang selama ini sangat memedulikan Luna bersikap seperti ini, itu artinya Yudin tidak lebih dari sekadar orang mati di matanya.Namun, tentu saja Yudin tidak menyadari hal tersebut."Aku menyulut amarahmu? Apa kamu layak?"Yudin berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ardika, kamu nggak lebih dari sekadar presdir Grup Bintang Darma dan manajer umum Perusahaan Investasi Gilra. Oh ya, jabatan manajermu bahkan sudah dicopot.""Hari ini kamu bisa memerintah Sigit hanya karena mengandalkan dukungan dari Ridwan, mantan Wali Kota Banyuli.""Seharusnya kamu sudah memberinya banyak uang, 'kan? Atau mungkin kamu sudah menyer

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1098 Siapa yang Lebih Gila

    Yudin tertawa terbahak-bahak dengan liar.Tentu saja, identitas dan latar belakang Ardika adalah yang terkuat di Kota Banyuli.Namun, bagi keluarga terpandang Yudin berasal, pria itu sama sekali bukan apa-apa.Seperti ucapan anggota Asosiasi Dagang Polam sebelumnya, hanya dengan satu kalimat darinya, maka nyawa Ardika akan melayang!Melihat Ardika yang tidak mengucapkan sepatah kata pun, Yudin menjadi makin bangga. Dia berkata, "Ardika, kenapa kamu diam saja? Apa kamu takut? Baguslah kalau kamu takut.""Sekarang aku beri kamu satu kesempatan.""Selama kamu berlutut dan memohon padaku, mungkin saja kalau suasana hatiku baik, aku bisa mempertimbangkan untuk melepaskanmu."Tentu saja dia tidak akan melepaskan Ardika dengan mudah.Dia hanya ingin mempermainkan dan menyiksa lawannya sesuka hatinya. Dia sangat suka melihat pertahanan mental lawannya hancur di hadapannya."Kenapa kamu masih melamun saja di sana? Tuan Muda Yudin sudah memberimu perintah. Cepat berlutut di hadapan Tuan Muda Yud

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1604 Harus Berlutut

    "Haha, Hanko, aku tiba-tiba mendapati diriku telah jatuh hati pada Negara Nusantara!"Sambil tertawa terbahak-bahak, Charles menepuk-nepuk pundak Hanko.Setelah berhenti tertawa, Charles berkata, "Dengar-dengar, kali ini karena kasus Haron dibunuh, kamu datang untuk menangkap Ardika. Kalau begitu, kusarankan kamu tangani saja kasus pembunuhan karyawanku sekalian dengan kasus Haron.""Nggak masalah, kedua kasus ini memang dalam cakupan wewenang Organisasi Snakei!"Hanko langsung mengiakan tanpa ragu.Lagi pula, Ardika memang akan mati.Sebelum Ardika mati, dia masih bisa memanfaatkan kematian Ardika itu memuaskan orang-orang asing itu, tentu saja adalah hal yang bagus, tidak ada ruginya."Oke!"Charles mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata sambil tersenyum kejam, "Ardika, sebelumnya kamu memerintahkan seluruh anggota Perusahaan Lane untuk meninggalkan Negara Nusantara dalam tiga hari.""Menggunakan istilah negara kami, kamu adalah tipe orang dengan jiwa nasionalisme yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1603 Hak Istimewa

    Ardika berkata dengan dingin, "Charles, kalian adalah tentara bayaran yang memasuki wilayah Negara Nusantara dengan ilegal. Kalian telah menculik istriku, aku sudah mengampuni nyawa kalian. Aku bahkan sudah memberi kalian waktu tiga hari untuk meninggalkan Negara Nusantara. Boleh dibilang aku sudah cukup berbesar hati pada kalian.""Tapi, kalian malah nggak tahu diri. Berani-beraninya kamu menyebut dirimu sebagai perwakilan Perusahaan Dagang Lane, memutarbalikkan fakta untuk memfitnahku.""Kamu ... benar-benar cari mati!"Ardika menatap Charles, sorot matanya yang awalnya tenang tanpa gejolak apa pun, kini sudah dipenuhi oleh niat membunuh yang kuat.Begitu mendengar ucapan Ardika, selain segelintir orang, orang-orang di tempat tersebut terkejut bukan main.Berani-beraninya Ardika mengancam akan membunuh Charles secara terang-terangan di depan begitu banyak orang.Perlu diketahui, biarpun dia tidak memiliki dukungan dari Tisya, juga bukan merupakan perwakilan dari Perusahaan Dagang Lan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1602 Perusahaan Dagang Lane

    Pandangan Tisya tertuju pada Hanko, dia mengamati pemuda itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan sorot mata sedikit terkejut.Seorang anak haram yang keberadaannya bagaikan udara yang tak terlihat selama ini, ternyata memiliki keberanian sebesar itu.Bisa-bisanya dia menembak dan melumpuhkan Huris, calon kepala keluarga masa depan, di depan banyak orang!Anggota Keluarga Basuki Kota Gamiga sangat banyak, selir Kepala Keluarga Basuki saja ada lima orang.Tisya adalah selir kelima.Dalam sebuah keluarga, makin banyak orang, maka hubungan yang terjalin antara satu orang dengan yang lainnya menjadi rumit.Ada banyak masalah internal, perebutan kekayaan dan lain sebagainya di Keluarga Basuki, bahkan hal-hal ini sering masuk dalam berita gosip Kota Gamiga.Tisya bisa bertahan di Keluarga Basuki Kota Gamiga, tentu saja karena sudah menguasai trik-trik bersaing seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti tujuan Hanko.Dalam sekejap, Tisya memutuskan untuk membantu Hanko,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1601 Kedatangan Nyonya Tisya

    Ardika tidak memedulikan moncong-moncong hitam di hadapannya, dia menatap Hanko dengan ekspresi sedikit dingin dan berkata, "Sudah kubilang, kalau ada perintah penangkapan, aku akan ikut dengan kalian.""Sayangnya, kamu nggak ada. Aku tahu tujuan kalian, membunuhku tanpa meninggalkan bukti, 'kan?""Awalnya Organisasi Snakei adalah alat negara, sekarang malah kalian jadikan untuk berlagak hebat, bahkan digunakan sebagai alat untuk meraih keuntungan pribadi oleh orang yang serakah.""Termasuk kamu, Hanko. Orang-orang Organisasi Snakei sudah datang mencariku sebanyak tiga kali. Sebanyak tiga kali ini, kalian selalu menggunakan tuduhan nggak berdasar untuk kalian jadikan sebagai alasan bertindak semena-mena?""Sepertinya, aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pembersihan besar-besaran, agar Organisasi Snakei kembali seperti sedia kala!"Mendengar ucapannya, sebelum Hanko berbicara, beberapa orang pria dan wanita di sampingnya sudah tertawa."Melakukan pembersihan besar-besa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1600 Orang Kejam

    "Dor!"Kali ini, peluru langsung menembus lutut Huris.Huris mengeluarkan teriakan kesakitan, lalu langsung terjatuh ke tanah. Sambil memeluk lututnya, dia tampak sangat kesakitan.Semua orang kembali tersentak.Tidak hanya menembak Levin, sekarang Hanko malah menembak Huris.Huris adalah kakak sepupunya sekaligus calon Kepala Keluarga Sudibya.Namun, Hanko malah memperlakukannya lebih kejam daripada memperlakukan Levin.Dia langsung menembak lutut Huris. Dengan jarak sedekat ini dan kekuatan senjata api, peluru langsung menembus lutut Huris hingga membuat tulangnya hancur.Biarpun berhasil diselamatkan, Huris hanya bisa menjalani sisa hidupnya di kursi roda.Apa dia ingin bermusuhan dengan Keluarga Sudibya secara terang-terangan?Sorot mata semua orang terhadap Hanko berubah menjadi sorot mata ketakutan dari sorot mata terkejut.Hanya ada dua kemungkinan, orang ini idiot.Atau berhati sangat dingin!Hanko kembali meniup moncong pistolnya. Kemudian, dia melirik Huris yang masih berteri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1599 Mulai Menembak

    "Ardika, tahu diri sedikit, ikut dengan kami. Pak Hanko adalah orang yang baik hati. Sebelum kamu mati, dia pasti membiarkanmu untuk melihat-lihat keramaian Kota Sewo.""Ya, benar. Ini juga bisa menjadi sebuah pengingat untukmu. Di kehidupan yang akan datang, kalau kamu masih terlahir di kota kecil seperti ini, ingat jangan berlagak hebat.""Kenapa kamu masih saja berdiri sana? Cepat masuk ke dalam mobil. Pak Hanko memang orang yang sabar, tapi kami nggak sabar!"Beberapa orang anggota Organisasi Snakei mulai menegur Ardika, mereka sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Mereka hanya ingin segera menyelesaikan tugas mereka, lalu menerima hadiah bersama Hanko, ketua mereka.Vita tidak berdaya menghadapi Ardika, bahkan menyebabkan Pedang Ular Gelap direbut orang.Cheko tidak berdaya menghadapi Ardika, meninggalkan rekan-rekannya begitu saja dan melarikan diri kembali ke Kota Sewo.Sedangkan mereka? Begitu mereka datang bersama Hanko, mereka berhasil menundukkan Ardika dan mengambil k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1598 Membalas Kebaikan dengan Kejahatan

    "Oh? Ketua departemen investigasi Organisasi Snakei, ya?"Ardika mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau aku nggak salah ingat, Vita adalah ketua departemen investigasi, 'kan?"Hanko tersenyum dan berkata, "Berkat Tuan Ardika, Pak Chamir telah mencopot Bu Vita dari jabatannya dan mempromosikanku untuk menggantikan posisinya.""Dengan kata lain, kalau nggak ada Tuan Ardika, aku harus tetap berada di bawah orang lain dalam jangka waktu yang sangat lama."Nada bicara Hanko sangat serius, dia juga menatap Ardika dengan sorot mata sedikit berterima kasih.Ardika hanya tersenyum, tidak menanggapinya, melainkan melirik anggota Organisasi Snakei lainnya."Jadi, seperti ini cara Pak Hanko memperlakukan orang yang pernah membantumu," kata Ardika dengan nada bicara mengejek."Eh? Nggak bisa berbicara seperti itu. Urusan pekerjaan adalah urusan pekerjaan, urusan pribadi adalah urusan pribadi."Hanko tersenyum dan berkata, "Berbicara secara pribadi, aku sangat berterima kasih pada Tuan Ardika.""Tap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1597 Hanko Sudibya

    Setelah berpikir sejenak, Ardika menghubungi Draco. "Bagaimana keadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas?"Draco berkata, "Berbagai pemeriksaan tubuh telah selesai. Saat ini, semuanya normal. Staf laboratorium akan memantau kondisi mereka setiap saat.""Oke, beberapa hari ini suruh mereka kembali untuk melindungi Luna, keluarkan izin membunuh orang untuk mereka.""Beri tahu mereka, siapa pun yang ingin mencelakai Luna, bunuh saja!"Ardika melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Dia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri, tetapi dia takut ada orang yang menargetkan Luna lagi.Terlebih lagi menghadapi organisasi pemerintahan seperti Organisasi Snakei, orang-orang yang dikirim oleh Levin sudah tidak cukup untuk menghadapi mereka....Keesokan harinya.Ardika keluar, hendak menuju Kediaman Wali Kota.Levin sudah menunggunya di depan pintu Kompleks Vila Bumantara.Di sampingnya, ada Huris yang wajahnya memar-memar dan keningnya dibalut dengan kain kasa. Dari waktu ke waktu, Levin melirik Huris

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1596 Muntah Darah Lagi

    "Pak Chamir, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Cheko belum pernah melihat Chamir semenakutkan ini. Dia benar-benar terkejut setengah mati."Ya ... aku baik-baik saja."Chamir mengalihkan pandangannya dengan susah payah, suaranya berubah menjadi sedikit serak. "Bajingan ini benar-benar cari mati!"Beberapa kata ini diucapkannya dengan gigi terkatup.'Sepertinya Pak Chamir sangat kesal melihat Ardika menulis tulisan yang sama persis dengannya.' pikir Cheko.Cheko buru-buru membujuknya, "Pak Chamir, jangan marah. Si Ardika itu memang nggak pernah menganggap serius siapa pun.""Hanya sebuah kaligrafi saja nggak akan bisa menggertaknya. Kalau ingin membunuhnya, sebaiknya Pak Chamir turun tangan sendiri!"Chamir mendengus. Saat berbicara, suaranya masih terdengar serak. "Aku turun tangan sendiri? Memangnya dia pantas?""Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Cheko benar-benar kebingungan.Bahkan Vita saja sudah dilumpuhkan.Di seluruh cabang Organisasi Snakei Gotawa, selain Chamir,

DMCA.com Protection Status