"Ahhh ...."Setelah terpental sejauh sekitar lima atau enam meter, tiba-tiba saja Yudin berteriak dengan keras.Bukan teriakan menyedihkan, melainkan teriakan penuh amarah.Dia memiliki identitas yang sangat terhormat, bahkan di ibu kota provinsi juga tidak ada orang yang berani memprovokasinya.Namun, sekarang, di tempat kecil seperti Kota Banyuli, dia malah sudah jatuh di tangan orang lain sebanyak dua kali dalam satu hari.Tidak hanya dikurung di dalam penjara selama satu jam, sekarang dia bahkan menerima tamparan beruntun dari orang lain.Dengan sikap arogan yang telah mendarah daging dalam dirinya, bagaimana mungkin dia bisa tahan dipermalukan seperti ini?"Ardika sialan, berani-beraninya kamu menyerangku secara tiba-tiba! Berani-beraninya kamu menamparku! Kamu benar-benar cari mati!"Yudin langsung merangkak bangkit dari lantai.Ya, tidak salah lagi, dia memang pernah berlatih seni bela diri, kondisi fisiknya bagus.Setelah menerima tamparan beruntun dari Ardika, bahkan berakhir
"Coba kamu lihat sudah disebarkan atau belum!"Yudin melambaikan tangannya pada Yobin. Setelah mendapat instruksi dari Yudin, Yobin bergegas berlari keluar."Tuan Muda Yudin, foto-foto sudah mulai disebarkan dari helikopter. Jumlahnya sangat banyak!"Tak lama kemudian, terdengar suara senang sekaligus bersemangat Yobin dari arah luar.Yudin memelototi Ardika dengan bangga, lalu berteriak ke arah luar, "Cepat bawakan beberapa lembar kemari, biarkan Pak Ardika menikmatinya!"Saat ini, Yudin benar-benar sangat bangga.Karena dia bisa membayangkan, saat Ardika melihat foto erotis istrinya tersebar di seluruh pelosok kota, lawannya itu pasti akan marah besar."Tuan Muda Yudin, aku akan segera membawakannya!"Beberapa saat kemudian, Yobin membawa beberapa lembar foto masuk ke dalam vila dengan penuh semangat.Sebelumnya, saat dia mengulurkan tangannya untuk meraih foto-foto yang beterbangan dari atas langit itu, dia masih belum sempat melihat dengan saksama. Saat ini, secara naluriah dia mem
Vila tempat tinggal Yudin ini berlokasi di lereng bukit di samping Danau Hundo.Lokasi yang cukup tinggi dan menghadap ke arah Timur Kota Banyuli.Saat Yudin menerjang ke luar vila dan melihat foto-foto yang beterbangan di area kota tak jauh dari sana, dia sudah hampir menggila.Dia ingin membuat semua penduduk Kota Banyuli melihat foto erotis Luna, agar harga diri wanita itu langsung hancur.Dia ingin membuat wanita yang dianggap sebagai kebanggaan Kota Banyuli itu, berubah menjadi bentuk penghinaan bagi Kota Banyuli. Dia ingin menghilangkan kepercayaan diri wanita itu!Namun, sekarang, bukan foto-foto erotis Luna yang tersebar luas, melainkan malah foto adegan ranjangnya dengan Vera dan yang lainnya terekspos di seluruh kota.Kini, orang yang harga dirinya hancur berubah menjadi dirinya sendiri.Yudin benar-benar kesal setengah mati, sampai-sampai hampir muntah darah!"Plak ...."Setelah tersadar kembali, dia melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Yobin yang mengikutinya keluar s
Yudin benar-benar tidak terlalu peduli foto-foto ranjangnya terekspos.Alasan amarahnya meledak-ledak tadi adalah karena mendapati dirinya seperti orang bodoh yang telah dipermainkan oleh Ardika.Namun, hanya sekadar itu saja.Saat ini, ekspresi amarah di wajah Yudin sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia menatap Ardika dengan tatapan dingin sekaligus tajam.Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika sialan, sekarang aku beri kamu dua pilihan.""Lumpuhkan dirimu sendiri, atau serahkan istrimu padaku.""Kalau nggak, kamu akan berakhir seperti kursi ini!"Selesai berbicara, Yudin langsung menarik kursi kayu tersebut dan menendangnya dengan keras."Krak ...."Dengan iringan bunyi retakan, kursi itu langsung hancur berkeping-keping di lantai.Harus diakui bahwa, Yudin bukan hanya sekadar mempelajari seni bela diri, dia juga sudah menguasainya.Walaupun kursi tersebut tidak terlalu keras, tetapi juga bukan bisa hancur hanya karena satu tendangan dari orang biasa.Yudin memang
"Bam!"Tamparan Ardika bertabrakan dengan tinju Yudin terlebih dahulu. Dalam sekejap, bagaikan tersambar petir, tubuh Yudin pun terguncang.Dia merasakan rasa sakit yang luar biasa menjalar dari lengannya menuju ke otaknya."Ahhh ...."Yudin belum sempat bereaksi sepenuhnya. Dia baru membuka mulutnya untuk mengeluarkan suara teriakan menyedihkan.Saat itu juga, tamparan Ardika sudah mendarat di wajahnya."Bam ...."Yudin langsung terduduk di lantai. Dia menatap Ardika dengan tatapan tercengang, wajahnya sudah mati rasa."Eh ...."Orang-orang Asosiasi Dagang Polam yang tadinya masih berteriak dengan arogan, langsung tercengang menyaksikan pemandangan tersebut.Yudin jelas-jelas sangat kuat, merupakan murid dari Haron, ahli bela diri ibu kota provinsi, yang bisa menghancurkan sebuah kursi kayu dengan satu tendangan saja.Sementara itu, Ardika jelas-jelas hanya seperti seorang petarung yang biasa-biasa saja.Namun, mengapa Yudin malah langsung terduduk di lantai dengan tidak berdaya setel
"Tuan Muda Yudin, kamu adalah murid dari ahli bela diri siapa namanya itu. Kamu adalah ahli bela diri yang nggak tertandingi di antara generasi muda ibu kota provinsi ....""Mengapa kamu malah nggak bisa mengalahkanku yang merupakan seorang petarung biasa-biasa ini?""Tuan Muda Yudin, harus kuakui, betapa lemahnya dirimu, benar-benar membuatku sangat kecewa.""Seni bela diri yang kamu latih dari kecil hingga dewasa hanya segini?"Ardika mengangkat kakinya untuk menginjak dada Yudin, seakan-akan memaku pria itu di lantai, merasakan sensasi penghinaan yang tiada taranya, menginjak-injak harga diri pria itu.Tindakan Ardika saat ini, sama seperti tindakan Yudin saat mempermalukan beberapa orang pengawas itu tadi.Satu demi satu kalimat sindiran, bagaikan sebilah demi sebilah pisau yang menancap.Jiwa Yudin seperti teriris-iris, sampai-sampai membuatnya menggila."Kenapa?!""Siapa gurumu? Siapa yang mengajarimu seni bela diri?!"Yudin mengatupkan giginya dengan rapat, dia mengajukan pertan
Yobin tidak bisa diam saja.Kalau dia menyaksikan beberapa organ vital Yudin dirusak oleh Ardika begitu saja, nanti Keluarga Sudibya pasti akan menyiksanya!Jadi, dia langsung menunjuk Ardika dan melontarkan kata-kata ancaman. "Ardika, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik apa yang sedang kamu lakukan.""Aku akui kamu memang memiliki identitas dan relasi di Kota Banyuli, wajar saja kali ini Tuan Muda Yudin bisa jatuh ke tanganmu.""Tapi, kamu juga jangan lupa identitas Tuan Muda Yudin.""Selain itu, aku beri tahu kamu, sebelumnya aku sudah menghubungi ayah Tuan Muda Yudin, kamu sudah menyulut amarahnya!""Jangan mengira hanya karena kamu dan istrimu memang beberapa perusahaan dan bisa memerintah seorang pejabat publik seperti Sigit, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu.""Begitu Keluarga Sudibya turun tangan, pasti nggak akan main-main. Terlepas dari apa pun identitas dan latar belakangmu, kamu pasti akan hancur!""Api amarah keluarga terpandang seperti Keluarga Sudibya, nggak akan sang
"Ahhh ...."Yudin mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan.Satu pijakan dari Ardika itu langsung membuat satu lengannya patah!"Ardika, apa yang kamu lakukan? Hentikan!"Mendengar suara teriakan menyedihkan itu, Yobin hampir jatuh terduduk di lantai saking terkejutnya. Dia langsung berteriak dengan marah, "Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?""Sudah kubilang ketua kantor polisi pusat baru Kota Banyuli akan segera tiba. Berani-beraninya kamu melakukan tindakan cari mati seperti itu!"Ardika melirik pria itu sejenak, lalu tertawa dan berkata, "Oh? Aku malah ingin tanyakan padamu, apakah kamu menaruh dendam dengan Tuan Muda Yudin ini?""Jelas-jelas nyawanya sudah jatuh ke tanganku, tapi kamu malah berani memprovokasiku lagi dan lagi.""Kalau aku adalah kamu, seharusnya sekarang kamu berlutut memohon padaku, bukan memanas-manasiku."Selesai berbicara, Ardika kembali mengangkat kakinya dan menginjak Yudin.Lokasi pijakannya sama seperti sebelumnya, sehingga lengan Yudin yang su