"Biaya perbaikan sudah cukup untuk membeli dua buah mobil baru."Luna menundukkan kepalanya, menyeka air matanya.Dia bukan menyayangkan uang yang tidak seberapa itu, tetapi mobil Maserati Quattroporte itu memiliki makna spesial baginya.Karena itu adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya. Biasanya, saat dia mengendarai mobil itu, dia sangat berhati-hati, takut mobil itu lecet."Pasti Yudin yang menginstruksikan orang untuk melakukannya!"Ardika berkomentar dengan dingin.Dia belum sempat pergi mencari perhitungan dengan Yudin, tetapi pria itu sudah merajalela. Bisa-bisanya pria sialan itu menghancurkan mobil kesayangan Luna.Ardika memutuskan untuk menemui Yudin secara pribadi untuk meminta pertanggungjawaban pria itu."Sayang, jangan menangis. Kalau mobil rusak, masih bisa beli yang baru, yang terpenting adalah kamu baik-baik saja. Kamu pulang dulu, ya. Aku masih ada sedikit urusan."Setelah menenangkan Luna, dia meminta Draco untuk mengirim orang mengantar dan meli
Sambil melontarkan kata-kata makian, Yudin mengelilingi beberapa orang pengawas itu dan terus menendang mereka.Tak lama kemudian, beberapa orang itu sudah disiksa hingga dalam kondisi sekarat.Yobin dan anggota Asosiasi Dagang Polam lainnya berdiri tak jauh dari sana dan mengamati pemandangan itu dalam diam.Terkadang, mereka melirik Yudin dengan sorot mata ketakutan.Yobin meminta bantuan orang untuk mengelabui beberapa orang pengawas itu keluar, agar Yudin bisa melampiaskan kekesalan dan amarahnya.Namun, siapa sangka, Yudin begitu kejam. Saat ini, beberapa orang pengawas itu sudah dalam kondisi sekarat.Orang-orang itu adalah pejabat publik, penyelesaian masalah pasti lebih merepotkan.Untung saja, di antara orang-orang itu, yang paling tinggi hanya level menengah, yaitu penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota.Dengan pengaruh Asosiasi Dagang Polam dan Keluarga Sudibya, pasti bisa menekan masalah, perbedaannya hanya di harga yang perlu mereka bayar.Hari ini, Yudi
Selesai berbicara, Yudin menarik sebuah kursi, lalu duduk dengan santai.Beberapa saat kemudian, tanpa memedulikan pengawal berpakaian hitam yang mengepung di kedua sisi mereka, Ardika dan Draco melenggang masuk."Ardika, siapa yang memberimu nyali? Berani-beraninya kamu membuat keributan di wilayah kekuasaanku!"Yudin mengangkat satu kakinya, memijak tubuh penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota itu, lalu melirik Ardika.Adapun mengendarai Draco yang memakai kacamata hitam itu, langsung dia abaikan.Sorot mata Ardika tertuju pada beberapa orang yang berlumuran darah itu, sorot matanya berubah menjadi makin intens.Beberapa orang itu memakai setelan polisi, bagaimana mungkin dia tidak mengenali mereka?Adapun mengenai penanggung jawab ketiga itu, sebelumnya saat Handoko terlibat dalam perkelahian dan ditangkap, lalu dia pergi untuk membebaskan adik iparnya, dia pernah bertemu dengan pria itu. Dia ingat nama pria itu adalah Logawe Yendia.Di instansi pemerintahan Kota
Kata-kata yang keluar dari mulut Yudin itu benar-benar sangat tajam.Bahkan orang-orang Asosiasi Dagang Polam juga merinding mendengarnya.Mereka merasa kalau istri mereka mengalami hal seperti itu, mereka ingin mati saja."Yudin, kamu sedang mencoba untuk menyulut amarahku?"Namun, Ardika hanya tertawa.Bagi Draco yang sudah mengenal jelas sosok Ardika, saat Ardika yang selama ini sangat memedulikan Luna bersikap seperti ini, itu artinya Yudin tidak lebih dari sekadar orang mati di matanya.Namun, tentu saja Yudin tidak menyadari hal tersebut."Aku menyulut amarahmu? Apa kamu layak?"Yudin berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ardika, kamu nggak lebih dari sekadar presdir Grup Bintang Darma dan manajer umum Perusahaan Investasi Gilra. Oh ya, jabatan manajermu bahkan sudah dicopot.""Hari ini kamu bisa memerintah Sigit hanya karena mengandalkan dukungan dari Ridwan, mantan Wali Kota Banyuli.""Seharusnya kamu sudah memberinya banyak uang, 'kan? Atau mungkin kamu sudah menyer
Yudin tertawa terbahak-bahak dengan liar.Tentu saja, identitas dan latar belakang Ardika adalah yang terkuat di Kota Banyuli.Namun, bagi keluarga terpandang Yudin berasal, pria itu sama sekali bukan apa-apa.Seperti ucapan anggota Asosiasi Dagang Polam sebelumnya, hanya dengan satu kalimat darinya, maka nyawa Ardika akan melayang!Melihat Ardika yang tidak mengucapkan sepatah kata pun, Yudin menjadi makin bangga. Dia berkata, "Ardika, kenapa kamu diam saja? Apa kamu takut? Baguslah kalau kamu takut.""Sekarang aku beri kamu satu kesempatan.""Selama kamu berlutut dan memohon padaku, mungkin saja kalau suasana hatiku baik, aku bisa mempertimbangkan untuk melepaskanmu."Tentu saja dia tidak akan melepaskan Ardika dengan mudah.Dia hanya ingin mempermainkan dan menyiksa lawannya sesuka hatinya. Dia sangat suka melihat pertahanan mental lawannya hancur di hadapannya."Kenapa kamu masih melamun saja di sana? Tuan Muda Yudin sudah memberimu perintah. Cepat berlutut di hadapan Tuan Muda Yud
"Ahhh ...."Setelah terpental sejauh sekitar lima atau enam meter, tiba-tiba saja Yudin berteriak dengan keras.Bukan teriakan menyedihkan, melainkan teriakan penuh amarah.Dia memiliki identitas yang sangat terhormat, bahkan di ibu kota provinsi juga tidak ada orang yang berani memprovokasinya.Namun, sekarang, di tempat kecil seperti Kota Banyuli, dia malah sudah jatuh di tangan orang lain sebanyak dua kali dalam satu hari.Tidak hanya dikurung di dalam penjara selama satu jam, sekarang dia bahkan menerima tamparan beruntun dari orang lain.Dengan sikap arogan yang telah mendarah daging dalam dirinya, bagaimana mungkin dia bisa tahan dipermalukan seperti ini?"Ardika sialan, berani-beraninya kamu menyerangku secara tiba-tiba! Berani-beraninya kamu menamparku! Kamu benar-benar cari mati!"Yudin langsung merangkak bangkit dari lantai.Ya, tidak salah lagi, dia memang pernah berlatih seni bela diri, kondisi fisiknya bagus.Setelah menerima tamparan beruntun dari Ardika, bahkan berakhir
"Coba kamu lihat sudah disebarkan atau belum!"Yudin melambaikan tangannya pada Yobin. Setelah mendapat instruksi dari Yudin, Yobin bergegas berlari keluar."Tuan Muda Yudin, foto-foto sudah mulai disebarkan dari helikopter. Jumlahnya sangat banyak!"Tak lama kemudian, terdengar suara senang sekaligus bersemangat Yobin dari arah luar.Yudin memelototi Ardika dengan bangga, lalu berteriak ke arah luar, "Cepat bawakan beberapa lembar kemari, biarkan Pak Ardika menikmatinya!"Saat ini, Yudin benar-benar sangat bangga.Karena dia bisa membayangkan, saat Ardika melihat foto erotis istrinya tersebar di seluruh pelosok kota, lawannya itu pasti akan marah besar."Tuan Muda Yudin, aku akan segera membawakannya!"Beberapa saat kemudian, Yobin membawa beberapa lembar foto masuk ke dalam vila dengan penuh semangat.Sebelumnya, saat dia mengulurkan tangannya untuk meraih foto-foto yang beterbangan dari atas langit itu, dia masih belum sempat melihat dengan saksama. Saat ini, secara naluriah dia mem
Vila tempat tinggal Yudin ini berlokasi di lereng bukit di samping Danau Hundo.Lokasi yang cukup tinggi dan menghadap ke arah Timur Kota Banyuli.Saat Yudin menerjang ke luar vila dan melihat foto-foto yang beterbangan di area kota tak jauh dari sana, dia sudah hampir menggila.Dia ingin membuat semua penduduk Kota Banyuli melihat foto erotis Luna, agar harga diri wanita itu langsung hancur.Dia ingin membuat wanita yang dianggap sebagai kebanggaan Kota Banyuli itu, berubah menjadi bentuk penghinaan bagi Kota Banyuli. Dia ingin menghilangkan kepercayaan diri wanita itu!Namun, sekarang, bukan foto-foto erotis Luna yang tersebar luas, melainkan malah foto adegan ranjangnya dengan Vera dan yang lainnya terekspos di seluruh kota.Kini, orang yang harga dirinya hancur berubah menjadi dirinya sendiri.Yudin benar-benar kesal setengah mati, sampai-sampai hampir muntah darah!"Plak ...."Setelah tersadar kembali, dia melayangkan sebuah tamparan keras ke wajah Yobin yang mengikutinya keluar s