Yudin benar-benar tidak terlalu peduli foto-foto ranjangnya terekspos.Alasan amarahnya meledak-ledak tadi adalah karena mendapati dirinya seperti orang bodoh yang telah dipermainkan oleh Ardika.Namun, hanya sekadar itu saja.Saat ini, ekspresi amarah di wajah Yudin sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dia menatap Ardika dengan tatapan dingin sekaligus tajam.Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika sialan, sekarang aku beri kamu dua pilihan.""Lumpuhkan dirimu sendiri, atau serahkan istrimu padaku.""Kalau nggak, kamu akan berakhir seperti kursi ini!"Selesai berbicara, Yudin langsung menarik kursi kayu tersebut dan menendangnya dengan keras."Krak ...."Dengan iringan bunyi retakan, kursi itu langsung hancur berkeping-keping di lantai.Harus diakui bahwa, Yudin bukan hanya sekadar mempelajari seni bela diri, dia juga sudah menguasainya.Walaupun kursi tersebut tidak terlalu keras, tetapi juga bukan bisa hancur hanya karena satu tendangan dari orang biasa.Yudin memang
"Bam!"Tamparan Ardika bertabrakan dengan tinju Yudin terlebih dahulu. Dalam sekejap, bagaikan tersambar petir, tubuh Yudin pun terguncang.Dia merasakan rasa sakit yang luar biasa menjalar dari lengannya menuju ke otaknya."Ahhh ...."Yudin belum sempat bereaksi sepenuhnya. Dia baru membuka mulutnya untuk mengeluarkan suara teriakan menyedihkan.Saat itu juga, tamparan Ardika sudah mendarat di wajahnya."Bam ...."Yudin langsung terduduk di lantai. Dia menatap Ardika dengan tatapan tercengang, wajahnya sudah mati rasa."Eh ...."Orang-orang Asosiasi Dagang Polam yang tadinya masih berteriak dengan arogan, langsung tercengang menyaksikan pemandangan tersebut.Yudin jelas-jelas sangat kuat, merupakan murid dari Haron, ahli bela diri ibu kota provinsi, yang bisa menghancurkan sebuah kursi kayu dengan satu tendangan saja.Sementara itu, Ardika jelas-jelas hanya seperti seorang petarung yang biasa-biasa saja.Namun, mengapa Yudin malah langsung terduduk di lantai dengan tidak berdaya setel
"Tuan Muda Yudin, kamu adalah murid dari ahli bela diri siapa namanya itu. Kamu adalah ahli bela diri yang nggak tertandingi di antara generasi muda ibu kota provinsi ....""Mengapa kamu malah nggak bisa mengalahkanku yang merupakan seorang petarung biasa-biasa ini?""Tuan Muda Yudin, harus kuakui, betapa lemahnya dirimu, benar-benar membuatku sangat kecewa.""Seni bela diri yang kamu latih dari kecil hingga dewasa hanya segini?"Ardika mengangkat kakinya untuk menginjak dada Yudin, seakan-akan memaku pria itu di lantai, merasakan sensasi penghinaan yang tiada taranya, menginjak-injak harga diri pria itu.Tindakan Ardika saat ini, sama seperti tindakan Yudin saat mempermalukan beberapa orang pengawas itu tadi.Satu demi satu kalimat sindiran, bagaikan sebilah demi sebilah pisau yang menancap.Jiwa Yudin seperti teriris-iris, sampai-sampai membuatnya menggila."Kenapa?!""Siapa gurumu? Siapa yang mengajarimu seni bela diri?!"Yudin mengatupkan giginya dengan rapat, dia mengajukan pertan
Yobin tidak bisa diam saja.Kalau dia menyaksikan beberapa organ vital Yudin dirusak oleh Ardika begitu saja, nanti Keluarga Sudibya pasti akan menyiksanya!Jadi, dia langsung menunjuk Ardika dan melontarkan kata-kata ancaman. "Ardika, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik apa yang sedang kamu lakukan.""Aku akui kamu memang memiliki identitas dan relasi di Kota Banyuli, wajar saja kali ini Tuan Muda Yudin bisa jatuh ke tanganmu.""Tapi, kamu juga jangan lupa identitas Tuan Muda Yudin.""Selain itu, aku beri tahu kamu, sebelumnya aku sudah menghubungi ayah Tuan Muda Yudin, kamu sudah menyulut amarahnya!""Jangan mengira hanya karena kamu dan istrimu memang beberapa perusahaan dan bisa memerintah seorang pejabat publik seperti Sigit, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu.""Begitu Keluarga Sudibya turun tangan, pasti nggak akan main-main. Terlepas dari apa pun identitas dan latar belakangmu, kamu pasti akan hancur!""Api amarah keluarga terpandang seperti Keluarga Sudibya, nggak akan sang
"Ahhh ...."Yudin mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan.Satu pijakan dari Ardika itu langsung membuat satu lengannya patah!"Ardika, apa yang kamu lakukan? Hentikan!"Mendengar suara teriakan menyedihkan itu, Yobin hampir jatuh terduduk di lantai saking terkejutnya. Dia langsung berteriak dengan marah, "Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?""Sudah kubilang ketua kantor polisi pusat baru Kota Banyuli akan segera tiba. Berani-beraninya kamu melakukan tindakan cari mati seperti itu!"Ardika melirik pria itu sejenak, lalu tertawa dan berkata, "Oh? Aku malah ingin tanyakan padamu, apakah kamu menaruh dendam dengan Tuan Muda Yudin ini?""Jelas-jelas nyawanya sudah jatuh ke tanganku, tapi kamu malah berani memprovokasiku lagi dan lagi.""Kalau aku adalah kamu, seharusnya sekarang kamu berlutut memohon padaku, bukan memanas-manasiku."Selesai berbicara, Ardika kembali mengangkat kakinya dan menginjak Yudin.Lokasi pijakannya sama seperti sebelumnya, sehingga lengan Yudin yang su
Dengan iringan suara penuh amarah orang itu, beberapa orang yang mengenakan seragam polisi melangkah masuk dengan cepat.Ketua kelompok polisi itu adalah seorang pria patuh baya berwajah ganas.Pria itu tidak lain adalah Pendo Yanuar, penanggung jawab kedua kantor polisi pusat Kota Banyuli sekaligus wakil ketua pertama.Setelah Pendo dan anggotanya masuk, ada sekelompok orang lagi yang memasuki vila.Sekelompok orang itu tampak bertubuh kekar, sangat jelas mereka adalah petarung!Orang-orang itu dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang raut wajahnya tampak bugar.Dengan kedua tangannya diletakkan di punggung, ekspresinya tampak sangat dingin, aura yang sangat menakutkan terpancar dari tubuhnya.Begitu memasuki ruang tamu vila dan melihat orang-orang berlutut di sana, dia pun mengerutkan keningnya.Namun, saat dia melihat Yudin yang berada di bawah pijakan kaki Ardika, sorot matanya berubah menjadi dingin."Kak, akhirnya kamu sudah datang! Cepat selamatkan aku! Aku benar-benar sangat
Suara teriakan menyedihkan Yudin, tidak bisa meredam kata-kata santai yang keluar dari mulut Ardika.Humni merasa seperti wajahnya sendiri yang diinjak-injak.Menginjak tuan muda keluarga terpandang seperti Yudin di bawah kaki, lalu menyiksanya tanpa henti. Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, pasti sangat menggemparkan.Namun, saat ini, tepat di hadapan Humni, yang merupakan Empat King Kong, murid dari ahli bela diri ibu kota provinsi sekaligus perwakilan keluarga yang dikirim oleh Keluarga Sudibya.Ardika berani menginjak-injak Yudin seperti itu seolah-olah tidak ada siapa-siapa di sekelilingnya.Tindakan Ardika sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata arogan lagi, jelas-jelas dia seperti sedang mempermalukan seluruh Keluarga Sudibya secara terang-terangan!Dari awal, pria itu sama sekali tidak menganggap serius Keluarga Sudibya!Bahkan Humni sendiri, sudut bibirnya sampai berkedut.Awalnya dia mengira dengan dia datang secara pribadi, mengandalkan identitas dan kekuatannya
Secara tidak langsung, kata-kata Humni mengandung ancaman.Dia berharap untuk sementara waktu ini, Ardika bisa tunduk dan melepaskan Yudin.Saat itu tiba, dia sudah bisa menemukan celah untuk menghabisi Ardika!Melihat samar-samar ada niat membunuh yang tersembunyi dalam mata Humni, Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Kamu sangat benar. Aku nggak ingin bertarung mati-matian dengan Keluarga Sudibya hanya karena masalah sepele seperti itu.""Tapi, Tuan Muda Yudin yang bersikeras memperbesar masalah.""Dia meminta anjingnya untuk mengelabui istriku menjalani pemotretan erotis, lalu ingin menyebarkan foto-foto itu ke seluruh pelosok Kota Banyuli. Selain itu, dia juga mengirim orang untuk menghancurkan mobil kesayangan istriku.""Dia bukan hanya nggak menyesali perbuatannya, tapi malah memintaku untuk menyerahkan istriku padanya ....""Karena dia nggak ingin masalah terselesaikan, aku juga nggak keberatan untuk memperbesar masalah."Mendengar Ardika berbicara demikian, Humni masih mengira