"Tuan Muda Yudin, kamu adalah murid dari ahli bela diri siapa namanya itu. Kamu adalah ahli bela diri yang nggak tertandingi di antara generasi muda ibu kota provinsi ....""Mengapa kamu malah nggak bisa mengalahkanku yang merupakan seorang petarung biasa-biasa ini?""Tuan Muda Yudin, harus kuakui, betapa lemahnya dirimu, benar-benar membuatku sangat kecewa.""Seni bela diri yang kamu latih dari kecil hingga dewasa hanya segini?"Ardika mengangkat kakinya untuk menginjak dada Yudin, seakan-akan memaku pria itu di lantai, merasakan sensasi penghinaan yang tiada taranya, menginjak-injak harga diri pria itu.Tindakan Ardika saat ini, sama seperti tindakan Yudin saat mempermalukan beberapa orang pengawas itu tadi.Satu demi satu kalimat sindiran, bagaikan sebilah demi sebilah pisau yang menancap.Jiwa Yudin seperti teriris-iris, sampai-sampai membuatnya menggila."Kenapa?!""Siapa gurumu? Siapa yang mengajarimu seni bela diri?!"Yudin mengatupkan giginya dengan rapat, dia mengajukan pertan
Yobin tidak bisa diam saja.Kalau dia menyaksikan beberapa organ vital Yudin dirusak oleh Ardika begitu saja, nanti Keluarga Sudibya pasti akan menyiksanya!Jadi, dia langsung menunjuk Ardika dan melontarkan kata-kata ancaman. "Ardika, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik apa yang sedang kamu lakukan.""Aku akui kamu memang memiliki identitas dan relasi di Kota Banyuli, wajar saja kali ini Tuan Muda Yudin bisa jatuh ke tanganmu.""Tapi, kamu juga jangan lupa identitas Tuan Muda Yudin.""Selain itu, aku beri tahu kamu, sebelumnya aku sudah menghubungi ayah Tuan Muda Yudin, kamu sudah menyulut amarahnya!""Jangan mengira hanya karena kamu dan istrimu memang beberapa perusahaan dan bisa memerintah seorang pejabat publik seperti Sigit, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu.""Begitu Keluarga Sudibya turun tangan, pasti nggak akan main-main. Terlepas dari apa pun identitas dan latar belakangmu, kamu pasti akan hancur!""Api amarah keluarga terpandang seperti Keluarga Sudibya, nggak akan sang
"Ahhh ...."Yudin mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan.Satu pijakan dari Ardika itu langsung membuat satu lengannya patah!"Ardika, apa yang kamu lakukan? Hentikan!"Mendengar suara teriakan menyedihkan itu, Yobin hampir jatuh terduduk di lantai saking terkejutnya. Dia langsung berteriak dengan marah, "Apa kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?""Sudah kubilang ketua kantor polisi pusat baru Kota Banyuli akan segera tiba. Berani-beraninya kamu melakukan tindakan cari mati seperti itu!"Ardika melirik pria itu sejenak, lalu tertawa dan berkata, "Oh? Aku malah ingin tanyakan padamu, apakah kamu menaruh dendam dengan Tuan Muda Yudin ini?""Jelas-jelas nyawanya sudah jatuh ke tanganku, tapi kamu malah berani memprovokasiku lagi dan lagi.""Kalau aku adalah kamu, seharusnya sekarang kamu berlutut memohon padaku, bukan memanas-manasiku."Selesai berbicara, Ardika kembali mengangkat kakinya dan menginjak Yudin.Lokasi pijakannya sama seperti sebelumnya, sehingga lengan Yudin yang su
Dengan iringan suara penuh amarah orang itu, beberapa orang yang mengenakan seragam polisi melangkah masuk dengan cepat.Ketua kelompok polisi itu adalah seorang pria patuh baya berwajah ganas.Pria itu tidak lain adalah Pendo Yanuar, penanggung jawab kedua kantor polisi pusat Kota Banyuli sekaligus wakil ketua pertama.Setelah Pendo dan anggotanya masuk, ada sekelompok orang lagi yang memasuki vila.Sekelompok orang itu tampak bertubuh kekar, sangat jelas mereka adalah petarung!Orang-orang itu dipimpin oleh seorang pria paruh baya yang raut wajahnya tampak bugar.Dengan kedua tangannya diletakkan di punggung, ekspresinya tampak sangat dingin, aura yang sangat menakutkan terpancar dari tubuhnya.Begitu memasuki ruang tamu vila dan melihat orang-orang berlutut di sana, dia pun mengerutkan keningnya.Namun, saat dia melihat Yudin yang berada di bawah pijakan kaki Ardika, sorot matanya berubah menjadi dingin."Kak, akhirnya kamu sudah datang! Cepat selamatkan aku! Aku benar-benar sangat
Suara teriakan menyedihkan Yudin, tidak bisa meredam kata-kata santai yang keluar dari mulut Ardika.Humni merasa seperti wajahnya sendiri yang diinjak-injak.Menginjak tuan muda keluarga terpandang seperti Yudin di bawah kaki, lalu menyiksanya tanpa henti. Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, pasti sangat menggemparkan.Namun, saat ini, tepat di hadapan Humni, yang merupakan Empat King Kong, murid dari ahli bela diri ibu kota provinsi sekaligus perwakilan keluarga yang dikirim oleh Keluarga Sudibya.Ardika berani menginjak-injak Yudin seperti itu seolah-olah tidak ada siapa-siapa di sekelilingnya.Tindakan Ardika sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata arogan lagi, jelas-jelas dia seperti sedang mempermalukan seluruh Keluarga Sudibya secara terang-terangan!Dari awal, pria itu sama sekali tidak menganggap serius Keluarga Sudibya!Bahkan Humni sendiri, sudut bibirnya sampai berkedut.Awalnya dia mengira dengan dia datang secara pribadi, mengandalkan identitas dan kekuatannya
Secara tidak langsung, kata-kata Humni mengandung ancaman.Dia berharap untuk sementara waktu ini, Ardika bisa tunduk dan melepaskan Yudin.Saat itu tiba, dia sudah bisa menemukan celah untuk menghabisi Ardika!Melihat samar-samar ada niat membunuh yang tersembunyi dalam mata Humni, Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Kamu sangat benar. Aku nggak ingin bertarung mati-matian dengan Keluarga Sudibya hanya karena masalah sepele seperti itu.""Tapi, Tuan Muda Yudin yang bersikeras memperbesar masalah.""Dia meminta anjingnya untuk mengelabui istriku menjalani pemotretan erotis, lalu ingin menyebarkan foto-foto itu ke seluruh pelosok Kota Banyuli. Selain itu, dia juga mengirim orang untuk menghancurkan mobil kesayangan istriku.""Dia bukan hanya nggak menyesali perbuatannya, tapi malah memintaku untuk menyerahkan istriku padanya ....""Karena dia nggak ingin masalah terselesaikan, aku juga nggak keberatan untuk memperbesar masalah."Mendengar Ardika berbicara demikian, Humni masih mengira
"Eh, Ardika sialan, kenapa kamu masih melamun saja? Cepat lepaskan aku, lalu berlutut dengan patuh! Nggak mungkin kamu benar-benar ingin ditembak, 'kan?!"Yudin melontarkan kata-kata itu dengan arogan sambil tersenyum ganas.Dia sudah merencanakan untuk menyiksa Ardika sepuluh kali lipat, bahkan seratus kali lipat lebih parah dibandingkan yang dia alami sekarang."Bam!"Ardika menanggapinya dengan sebuah tendangan tak berbelas kasihan.Tendangan ini langsung mengenai dagu Yudin. Untung saja, lidahnya tidak sampai putus tergigit. Walaupun demikian, Yudin juga sudah kesakitan setengah mati."Apa aku sudah memintamu untuk berbicara?"Ardika menegur Yudin tanpa melirik pria itu, dia melemparkan sorot mata dingin ke arah Pendo."Pak Pendo, beberapa orang yang tergeletak dalam kondisi sekarat di lantai adalah rekan-rekanmu. Kamu sudah tiba di sini cukup lama, tapi kamu sama sekali nggak memedulikan mereka.""Sebaliknya, hanya dengan satu kalimat dari anggota Keluarga Sudibya, kamu malah lang
Seorang wali kota yang belum menginjak usia kepala tiga, hanya dalam kurun waktu dua puluh tahun ke depan saja, sudah bisa menjadi seorang Duta Perbatasan.'Apa mungkin wali kota baru itu adalah pemuda di hadapanku ini?'Pendo tidak berani menebak dengan sembarangan.Namun, saat itu juga, dia tidak berani mempersulit Ardika lagi.Ibarat para dewa melakukan pertarungan sengit, rakyat jelata yang akan menderita.Kalau sampai pada akhirnya dia benar-benar menyinggung wali kota baru itu, maka tamatlah riwayatnya!Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Pendo. Diam-diam, dia mengintip Ardika yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan segera menyimpan senjata apinya seolah-olah tidak ada yang terjadi.Kemudian, dia berbalik dan berkata, "Tuan Humni, aku tiba-tiba ada urusan mendadak, aku harus kembali terlebih dahulu, kalian sendiri saja yang tangani masalah ini."Sekarang Pendo hanya ingin menarik dirinya keluar dari permasalahan ini, dia tidak berani menyinggung salah satu pihak
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening