Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1111 Di Mana Tanggung Jawabmu Sebagai Seorang Polisi

Share

Bab 1111 Di Mana Tanggung Jawabmu Sebagai Seorang Polisi

Penulis: Sarjana
Seorang wali kota yang belum menginjak usia kepala tiga, hanya dalam kurun waktu dua puluh tahun ke depan saja, sudah bisa menjadi seorang Duta Perbatasan.

'Apa mungkin wali kota baru itu adalah pemuda di hadapanku ini?'

Pendo tidak berani menebak dengan sembarangan.

Namun, saat itu juga, dia tidak berani mempersulit Ardika lagi.

Ibarat para dewa melakukan pertarungan sengit, rakyat jelata yang akan menderita.

Kalau sampai pada akhirnya dia benar-benar menyinggung wali kota baru itu, maka tamatlah riwayatnya!

Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Pendo. Diam-diam, dia mengintip Ardika yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan segera menyimpan senjata apinya seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Kemudian, dia berbalik dan berkata, "Tuan Humni, aku tiba-tiba ada urusan mendadak, aku harus kembali terlebih dahulu, kalian sendiri saja yang tangani masalah ini."

Sekarang Pendo hanya ingin menarik dirinya keluar dari permasalahan ini, dia tidak berani menyinggung salah satu pihak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1112 Ada Tokoh Besar yang Datang Lagi

    Melihat Pendo yang berlutut di bawah kaki Ardika dengan patuh itu, semua orang yang berada di tempat itu tidak bisa berkata-kata lagi.Pria itu adalah seorang wakil ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli. Walaupun kekuasaan dan pengaruhnya tidak bisa dibandingkan dengan keluarga kaya terkemuka, tetapi dia juga bukanlah orang yang bisa ditundukkan oleh sembarang orang.Namun, pemandangan di luar nalar itu benar-benar terpampang nyata di hadapan mereka.Kalau tidak memiliki latar belakang yang luar biasa, Ardika benar-benar adalah seseorang yang bertindak semena-mena!"Bam!"Ardika langsung menendang Pendo hingga terpental keluar, lalu berkata tanpa melirik pria itu sama sekali, "Pergi sana.""Ayo pergi!"Pendo menyeka bekas darah di sudut bibirnya, lalu segera merangkak bangkit. Dengan dipapah oleh beberapa orang anak buahnya, dia segera pergi meninggalkan tempat itu seperti orang yang sedang melarikan diri.Saat ini, bahkan Humni juga menatap Ardika dengan sorot mata yang serius.Dia a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1113 Wali Kota Banyuli Terdahulu

    "Oh? Tokoh besar? Siapa?"Ardika mengangkat alisnya, menatap Humni dengan tatapan penuh minat.Dia merasa sangat menarik.Keluarga Sudibya memang layak disebut sebagai keluarga terpandang, mereka memiliki banyak relasi, ibarat patah satu, tumbuh seribu.Sebelumnya, mereka memanggil Pendo yang merupakan wakil ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli kemari. Sekarang, tokoh besar seperti apa lagi yang mereka panggil kemari?Namun, tentu saja Ardika tidak menganggap serius tokoh besar itu.Tidak peduli sebanyak apa pun orang yang datang hari ini, dia akan menyingkirkan mereka semua.Hari ini, dia sudah bertekad untuk menyiksa Yudin di bawah kakinya, menghancurkan harga diri pria itu sepenuhnya!Humni tahu Ardika tidak menganggap serius ucapannya. Dia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, jangan bangga dulu.""Bagi Keluarga Sudibya, orang yang akan datang kemari ini tentu saja bukan apa-apa.""Tapi, di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, dia sudah dapat dipastikan sebagai tokoh besar y

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1114 Memangnya Kamu Bisa Mewakili Penduduk Kota Banyuli

    "Tuan siapa, ya?"Tidak tahu apakah karena ucapan Humni enak didengar, atau karena pria itu adalah orang Keluarga Sudibya, Tiano bersikap lebih sopan padanya.Humni menangkupkan tangannya dan berkata, "Namaku Humni, aku adalah ahli bela diri yang dipekerjakan oleh Keluarga Sudibya.""Ternyata Tuan Humni, ya."Tiano menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku dengar-dengar Tuan Muda Keluarga Sudibya mengalami sedikit masalah. Sebagai tetangga, wajar saja kalau aku datang membantu.""Perkenalkan, ini adalah cucuku, Ponipa Boganta. Ponipa, cepat kemari beri salam kepada tetua."Sambil berbicara, dia memanggil pemuda di belakangnya untuk memberi hormat kepada Humni.Tiano berinisiatif datang membantu, sebenarnya untuk membukakan jalan untuk cucunya.Sekarang dia sudah lanjut usia, dia berinisiatif keluar menunjukkan diri dan membantu orang lain, hanya karena mempertimbangkan masa depan anak cucunya.Humni tahu jelas pemikiran Tiano. Dia bersabar, memuji cucu pria tua itu, "Ponipa adalah anak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1115 Mengandalkan Usia dan Pengaruh Lama

    "Oh? Kalau Wali Kota Banyuli sekarang bertemu dengan tua bangka itu juga harus hormat padanya?"Ardika tersenyum tipis sambil menatap Tiano. "Apa benar begitu? Memangnya dia siapa? Mengapa aku nggak tahu?"Sebagai Wali Kota Banyuli dan berada di sini saat ini, Ardika merasa ucapan Ponipa benar-benar konyol."Anak muda, kamu begitu arogan, sebenarnya apa latar belakangmu?"Ekspresi Tiano sudah sangat muram.Pendo menghubungi Tiano dengan dua tujuan, yaitu menyampaikan permintaan maaf kepada Keluarga Sudibya secara tidak langsung dan memberikan kompensasi atas kesalahannya yang langsung main "kabur" begitu saja karena digertak oleh Ardika.Tujuan yang lainnya adalah meminta bantuan Tiano untuk menguji identitas Ardika.Karena itulah, saat menelepon Tiano tadi, dia tidak memberi tahu pria tua itu ada kemungkinan Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli, bahkan dia juga tidak memberitahunya identitas lain Ardika.Saat ini, Tiano sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai Ardika.Humni berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1116 Menegur

    Setelah mendengar ucapan panjang lebar Ardika, semua orang di tempat itu tercengang.Eh ... ini ....Ardika tidak hanya memprovokasi Tiano lagi dan lagi.Saat ini, dia malah berani menegur Tiano dengan nada bicara layaknya seorang guru!Pemuda yang bahkan belum menginjak usia kepala tiga, hanya merupakan seorang bocah ingusan di hadapan Tiano yang merupakan wali kota terdahulu itu.Bagaimana dia bisa berani melakukan hal seperti itu?Dari mana sumber keberaniannya?Semua orang benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka hanya merasa Ardika benar-benar tidak tahu diri.Sementara itu, Tiano sendiri sampai tertawa saking kesalnya. "Anak muda, aku sudah memakan asam garam kehidupan jauh lebih banyak dibandingkan kamu! Apa kamu pikir kamu berhak untuk menegurku?!""Aku sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, memperoleh banyak cinta dan dukungan dari penduduk kota.""Sedangkan kamu, aku dengar-dengar kamu adalah menantu benalu yang menjadi target makian banyak o

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1117 Pengaruh Sudah Memudar

    Selain Ardika dan Draco, semua orang di dalam vila langsung pasang kuping, mendengar dengan saksama.Mereka semua ingin mendengar jawaban Ridwan dengan jelas. Mereka ingin tahu pria itu akan memberi jawaban seperti apa.Mungkin karena nada bicara Tiano sedikit tegas, membuat orang di ujung telepon tertekan. Ridwan tidak membiarkan semua orang menunggu terlalu lama.Hampir begitu Tiano selesai berbicara, dia langsung berkata dengan tidak sabar, "Guru, mengapa Guru bisa bertanya seperti itu?""Bukan, bagaimana mungkin aku adalah pendukungnya?!"Nada bicara Ridwan terdengar cemas, seolah-olah terburu-buru ingin memutuskan hubungan dengan Ardika.Begitu mendengar ucapan Ridwan, semua orang langsung melemparkan sorot mata mengejek ke arah Ardika."Eh, Ardika, seperti ini maksudmu pengaruh memudar?""Kamu sudah lihat sendiri pengaruh Tuan Tiano, 'kan? Hanya dengan beberapa patah kata darinya, pendukungmu langsung mencampakkanmu tanpa ragu!""Kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu bersi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1118 Pertunjukan yang Menarik

    "Apa katanya? Dia nggak bisa melakukannya?!"Ucapan Ridwan terdengar jelas di telinga semua orang. Dalam sekejap, suasana menjadi heboh."Mengapa demikian? Ardika hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita. Bisa-bisanya Pak Ridwan melawan guru sendiri demi dia? Aku nggak salah dengar, 'kan?!""Si Ardika sialan itu sudah meminjam pengaruhnya untuk menyinggung Tuan Muda Yudin dan menganggap remeh Tuan Tiano, mengapa Ridwan malah nggak menjatuhi hukuman padanya? Apa yang dipikirkan oleh Ridwan?"Semua orang tidak mengerti mengapa Ridwan bertindak demikian.Bukankah Ardika hanya seorang menantu benalu pecundang?Dengan masa depan cerah yang dimiliki Ridwan saat ini, seharusnya hanya dengan satu kalimat darinya saja, dia ada orang yang tak terhitung jumlahnya yang akan menghabisi Ardika, 'kan?Tiano sendiri juga tidak mengerti.Bahkan dia tidak menyangka Ridwan akan memberikan jawaban seperti itu. Dia tercengang sejenak.Setelah tersadar kembali, dia langsung marah besar. "Ridwan, apa maksud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1119 Kamu Adalah Anggota Pasukan Khusus

    "Eh, tua bangka, kamu masih belum memetik pelajaran dari panggilan telepon yang diputus secara sepihak oleh Ridwan?"Melihat Tiano yang jelas-jelas sudah lanjut usia, tetapi masih begitu mementingkan harga diri dan tidak tahu membaca situasi itu, Ardika tidak bisa menahan diri dan menggelengkan kepalanya."Huh! Memangnya Ridwan siapa? Apa kamu pikir aku memedulikannya?"Tiano berkata dengan dingin, "Dia baru menjabat sebagai Wali Kota Banyuli sekitar dua atau tiga tahun saja, bokongnya bahkan masih belum panas menduduki posisi itu.""Selama aku buka suara saja, kamu lihat sendiri orang-orang di instansi pemerintahan Kota Banyuli akan mendengarkannya atau mendengarkanku!"Saat ini, Tiano masih dengan keras kepalanya beranggapan bahwa Ridwan adalah pendukung Ardika.Ridwan mengatakan tidak berani ikut campur dalam urusan Ardika pasti hanya alasan saja. Dia sengaja berbicara demikian di hadapan orang banyak.Intinya, latar belakang Ardika tidak mungkin sehebat yang dikatakan oleh Ridwan.

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status