Setelah mendengar ucapan panjang lebar Ardika, semua orang di tempat itu tercengang.Eh ... ini ....Ardika tidak hanya memprovokasi Tiano lagi dan lagi.Saat ini, dia malah berani menegur Tiano dengan nada bicara layaknya seorang guru!Pemuda yang bahkan belum menginjak usia kepala tiga, hanya merupakan seorang bocah ingusan di hadapan Tiano yang merupakan wali kota terdahulu itu.Bagaimana dia bisa berani melakukan hal seperti itu?Dari mana sumber keberaniannya?Semua orang benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka hanya merasa Ardika benar-benar tidak tahu diri.Sementara itu, Tiano sendiri sampai tertawa saking kesalnya. "Anak muda, aku sudah memakan asam garam kehidupan jauh lebih banyak dibandingkan kamu! Apa kamu pikir kamu berhak untuk menegurku?!""Aku sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, memperoleh banyak cinta dan dukungan dari penduduk kota.""Sedangkan kamu, aku dengar-dengar kamu adalah menantu benalu yang menjadi target makian banyak o
Selain Ardika dan Draco, semua orang di dalam vila langsung pasang kuping, mendengar dengan saksama.Mereka semua ingin mendengar jawaban Ridwan dengan jelas. Mereka ingin tahu pria itu akan memberi jawaban seperti apa.Mungkin karena nada bicara Tiano sedikit tegas, membuat orang di ujung telepon tertekan. Ridwan tidak membiarkan semua orang menunggu terlalu lama.Hampir begitu Tiano selesai berbicara, dia langsung berkata dengan tidak sabar, "Guru, mengapa Guru bisa bertanya seperti itu?""Bukan, bagaimana mungkin aku adalah pendukungnya?!"Nada bicara Ridwan terdengar cemas, seolah-olah terburu-buru ingin memutuskan hubungan dengan Ardika.Begitu mendengar ucapan Ridwan, semua orang langsung melemparkan sorot mata mengejek ke arah Ardika."Eh, Ardika, seperti ini maksudmu pengaruh memudar?""Kamu sudah lihat sendiri pengaruh Tuan Tiano, 'kan? Hanya dengan beberapa patah kata darinya, pendukungmu langsung mencampakkanmu tanpa ragu!""Kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu bersi
"Apa katanya? Dia nggak bisa melakukannya?!"Ucapan Ridwan terdengar jelas di telinga semua orang. Dalam sekejap, suasana menjadi heboh."Mengapa demikian? Ardika hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita. Bisa-bisanya Pak Ridwan melawan guru sendiri demi dia? Aku nggak salah dengar, 'kan?!""Si Ardika sialan itu sudah meminjam pengaruhnya untuk menyinggung Tuan Muda Yudin dan menganggap remeh Tuan Tiano, mengapa Ridwan malah nggak menjatuhi hukuman padanya? Apa yang dipikirkan oleh Ridwan?"Semua orang tidak mengerti mengapa Ridwan bertindak demikian.Bukankah Ardika hanya seorang menantu benalu pecundang?Dengan masa depan cerah yang dimiliki Ridwan saat ini, seharusnya hanya dengan satu kalimat darinya saja, dia ada orang yang tak terhitung jumlahnya yang akan menghabisi Ardika, 'kan?Tiano sendiri juga tidak mengerti.Bahkan dia tidak menyangka Ridwan akan memberikan jawaban seperti itu. Dia tercengang sejenak.Setelah tersadar kembali, dia langsung marah besar. "Ridwan, apa maksud
"Eh, tua bangka, kamu masih belum memetik pelajaran dari panggilan telepon yang diputus secara sepihak oleh Ridwan?"Melihat Tiano yang jelas-jelas sudah lanjut usia, tetapi masih begitu mementingkan harga diri dan tidak tahu membaca situasi itu, Ardika tidak bisa menahan diri dan menggelengkan kepalanya."Huh! Memangnya Ridwan siapa? Apa kamu pikir aku memedulikannya?"Tiano berkata dengan dingin, "Dia baru menjabat sebagai Wali Kota Banyuli sekitar dua atau tiga tahun saja, bokongnya bahkan masih belum panas menduduki posisi itu.""Selama aku buka suara saja, kamu lihat sendiri orang-orang di instansi pemerintahan Kota Banyuli akan mendengarkannya atau mendengarkanku!"Saat ini, Tiano masih dengan keras kepalanya beranggapan bahwa Ridwan adalah pendukung Ardika.Ridwan mengatakan tidak berani ikut campur dalam urusan Ardika pasti hanya alasan saja. Dia sengaja berbicara demikian di hadapan orang banyak.Intinya, latar belakang Ardika tidak mungkin sehebat yang dikatakan oleh Ridwan.
Di Negara Nusantara, tim tempur adalah sebuah keberadaan yang sangat luar biasa.Tidak peduli seberapa arogan dan semena-mena keluarga kaya terkemuka, saat berhadapan dengan anggota tim tempur, mereka juga harus menjaga sikap mereka.Karena itulah, begitu mendengar Draco mengakui bahwa dia adalah anggota tim tempur.Bukan hanya Tiano yang terkejut setengah mati, bahkan Humni juga sedikit mengerutkan keningnya dan mengamati Draco dalam diam."Sobat, kamu berasal dari tim tempur mana?"Tiano mengajukan pertanyaan sekali lagi. Tanpa dia sadari, dia bahkan sudah mengubah panggilannya terhadap Draco.Namun, Draco tetap bersikap buruk seperti sebelumnya. Dia berkata, "Aku berasal dari tim tempur Kota Banyuli. Eh, tua bangka, kalau ada yang mau kamu katakan, cepat katakan! Kalau nggak ada, cepat enyah dari sini!"Tim tempur Kota Banyuli!Ternyata pria itu berasal dari tim tempur Kota Banyuli!Begitu mendengar ucapan Draco, jantung Tiano dan Humni kembali berdegap dengan kencang.Tim tempur Ko
Humni ingin mencari tahu latar belakang Draco, agar bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.Namun, Draco sama sekali tidak memedulikannya."Memangnya kamu pikir kamu siapa? Orang sepertimu juga pantas berbicara denganku?"Selesai melontarkan beberapa patah kata itu, dia langsung melenggang kembali ke posisinya dan berdiri di belakang Ardika.Melihat pemandangan itu, kelopak mata Humni dan yang lainnya melompat dengan sangat cepat.Pemuda arogan yang berasal dari tim tempur Kota Banyuli itu tunduk pada Ardika!Sebenarnya apa latar belakang menantu benalu Keluarga Basagita itu?Humni adalah orang cerdas yang pandai membaca situasi. Dia tahu di saat dia masih belum mengetahui dengan jelas latar belakang Draco seperti sekarang ini, sebaiknya dia mencoba untuk berdamai dengan lawannya terlebih dahulu.Adapun mengenai apa yang akan terjadi kelak, bisa dibicarakan lagi nanti.Dia menarik napas dalam-dalam, berjalan menghampiri Ardika dan menangkupkan tangannya di hadapan Ardi
"Plak!""Bukankah kamu sangat arogan karena mengandalkan Keluarga Sudibya ....""Plak!""..."Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Humni. Dalam sekejap, wajah pria itu langsung memerah dan membengkak.Api amarah terpancar di kedua mata Humni, dia sudah hampir mengambil tindakan.Namun, dia tetap memilih untuk tidak melakukan serangan balik."Oh, ternyata ahli bela diri yang dipekerjakan secara khusus oleh Keluarga Sudibya adalah seorang pengecut yang hanya bisa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat?""Kamu bahkan nggak berani melakukan serangan balik. Yah, aku nggak bisa mendapatkan alasan untuk membunuh orang. Benar-benar nggak menarik."Hingga tangannya terasa pegal, Ardika berhenti menampar Humni. Dia berbalik, lalu menendang Yudin yang sudah dalam kondisi sekarat dan berkata, "Tuan Muda Yudin, sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai mobil istriku yang dirusak oleh orang yang kamu kirim.""Coba kamu katakan, kamu berencana menyelesaikan masalah ini de
Begitu Ardika menyapu kakinya, beberapa orang murid lainnya juga terpental sambil muntah darah.Ada yang menabrak dinding, ada pula yang menabrak perabotan rumah.Setelah terjatuh membentur tanah, mereka sudah tidak bisa bangkit lagi. Mereka semua meringkuk di lantai seperti ulat yang tak bertulang sambil berteriak kesakitan dengan lemah.Lumpuh.Mereka semua sudah dilumpuhkan!Humni menelan air liurnya dengan susah payah, dia benar-benar gugup setengah mati.Dia bertanya pada dirinya sendiri, 'Dengan kekuatanku, aku juga memang bisa melumpuhkan beberapa orang itu.''Tapi, apakah aku bisa mengalahkan mereka semudah Ardika mengalahkan mereka?'Suasana berubah menjadi hening seketika. Ardika mengambil tisu dan mengelap tangannya, lalu berkata dengan santai, "Dasar sekelompok sampah yang lemah!""Dengan kekuatan seperti itu, ingin meniru orang lain menyerang secara mendadak?"Saat berbicara, dia melirik semua orang dengan santai, tetapi tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengann
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan
Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut
Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag
Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd
"Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening