Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1120 Utang Satu Tamparan Dulu

Share

Bab 1120 Utang Satu Tamparan Dulu

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-03 18:00:01
Di Negara Nusantara, tim tempur adalah sebuah keberadaan yang sangat luar biasa.

Tidak peduli seberapa arogan dan semena-mena keluarga kaya terkemuka, saat berhadapan dengan anggota tim tempur, mereka juga harus menjaga sikap mereka.

Karena itulah, begitu mendengar Draco mengakui bahwa dia adalah anggota tim tempur.

Bukan hanya Tiano yang terkejut setengah mati, bahkan Humni juga sedikit mengerutkan keningnya dan mengamati Draco dalam diam.

"Sobat, kamu berasal dari tim tempur mana?"

Tiano mengajukan pertanyaan sekali lagi. Tanpa dia sadari, dia bahkan sudah mengubah panggilannya terhadap Draco.

Namun, Draco tetap bersikap buruk seperti sebelumnya. Dia berkata, "Aku berasal dari tim tempur Kota Banyuli. Eh, tua bangka, kalau ada yang mau kamu katakan, cepat katakan! Kalau nggak ada, cepat enyah dari sini!"

Tim tempur Kota Banyuli!

Ternyata pria itu berasal dari tim tempur Kota Banyuli!

Begitu mendengar ucapan Draco, jantung Tiano dan Humni kembali berdegap dengan kencang.

Tim tempur Ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fahmi Rahadiansyah
asem lama astaghfirullah ini uploud nya 🥹
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1121 Ingin Berdamai

    Humni ingin mencari tahu latar belakang Draco, agar bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.Namun, Draco sama sekali tidak memedulikannya."Memangnya kamu pikir kamu siapa? Orang sepertimu juga pantas berbicara denganku?"Selesai melontarkan beberapa patah kata itu, dia langsung melenggang kembali ke posisinya dan berdiri di belakang Ardika.Melihat pemandangan itu, kelopak mata Humni dan yang lainnya melompat dengan sangat cepat.Pemuda arogan yang berasal dari tim tempur Kota Banyuli itu tunduk pada Ardika!Sebenarnya apa latar belakang menantu benalu Keluarga Basagita itu?Humni adalah orang cerdas yang pandai membaca situasi. Dia tahu di saat dia masih belum mengetahui dengan jelas latar belakang Draco seperti sekarang ini, sebaiknya dia mencoba untuk berdamai dengan lawannya terlebih dahulu.Adapun mengenai apa yang akan terjadi kelak, bisa dibicarakan lagi nanti.Dia menarik napas dalam-dalam, berjalan menghampiri Ardika dan menangkupkan tangannya di hadapan Ardi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1122 Membuat Masalah Lagi

    "Plak!""Bukankah kamu sangat arogan karena mengandalkan Keluarga Sudibya ....""Plak!""..."Ardika melayangkan satu demi satu tamparan ke wajah Humni. Dalam sekejap, wajah pria itu langsung memerah dan membengkak.Api amarah terpancar di kedua mata Humni, dia sudah hampir mengambil tindakan.Namun, dia tetap memilih untuk tidak melakukan serangan balik."Oh, ternyata ahli bela diri yang dipekerjakan secara khusus oleh Keluarga Sudibya adalah seorang pengecut yang hanya bisa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat?""Kamu bahkan nggak berani melakukan serangan balik. Yah, aku nggak bisa mendapatkan alasan untuk membunuh orang. Benar-benar nggak menarik."Hingga tangannya terasa pegal, Ardika berhenti menampar Humni. Dia berbalik, lalu menendang Yudin yang sudah dalam kondisi sekarat dan berkata, "Tuan Muda Yudin, sekarang mari kita lanjutkan pembicaraan mengenai mobil istriku yang dirusak oleh orang yang kamu kirim.""Coba kamu katakan, kamu berencana menyelesaikan masalah ini de

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1123 Bertindak Hingga Tuntas

    Begitu Ardika menyapu kakinya, beberapa orang murid lainnya juga terpental sambil muntah darah.Ada yang menabrak dinding, ada pula yang menabrak perabotan rumah.Setelah terjatuh membentur tanah, mereka sudah tidak bisa bangkit lagi. Mereka semua meringkuk di lantai seperti ulat yang tak bertulang sambil berteriak kesakitan dengan lemah.Lumpuh.Mereka semua sudah dilumpuhkan!Humni menelan air liurnya dengan susah payah, dia benar-benar gugup setengah mati.Dia bertanya pada dirinya sendiri, 'Dengan kekuatanku, aku juga memang bisa melumpuhkan beberapa orang itu.''Tapi, apakah aku bisa mengalahkan mereka semudah Ardika mengalahkan mereka?'Suasana berubah menjadi hening seketika. Ardika mengambil tisu dan mengelap tangannya, lalu berkata dengan santai, "Dasar sekelompok sampah yang lemah!""Dengan kekuatan seperti itu, ingin meniru orang lain menyerang secara mendadak?"Saat berbicara, dia melirik semua orang dengan santai, tetapi tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengann

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1124 Sangat Lemah

    "Guru, bunuh dia!""Guru, bunuh bajingan kejam itu, balaskan dendam kami ...."Di lantai tak jauh dari sana, beberapa orang murid Humni berteriak dengan penuh amarah.Mereka semua menghidupi diri mereka dengan kekuatan, tetapi barusan mereka semua sudah dilumpuhkan oleh Ardika.Masa depan mereka sudah dihancurkan oleh Ardika.Jadi, mereka sangat membenci Ardika.Sementara itu, saat ini Yobin dan orang-orang Asosiasi Dagang Polam lainnya masih berlutut di lantai tanpa bergerak sama sekali. Namun, dalam lubuk hati mereka, mereka juga berdoa agar Humni menghabisi Ardika.Hanya dengan kematian Ardika, kebencian yang bergejolak dalam hati mereka bisa menghilang!"Oke, kalau begitu, sebagai seorang guru, aku akan mengabulkan permintaan kalian!"Sambil tersenyum ganas, Humni mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan berkata, "Bocah, kamu sudah siap belum? Jangan bilang aku menyerangmu secara mendadak!"Selesai berbicara, dengan iringan suara teriakan amarah, dia langsung melompat, tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1125 Koenigsegg

    "Nggak, nggak ...."Melihat senyuman "polos" Ardika, Yobin sudah hampir menangis saking ketakutannya.Saat ini, Ardika adalah iblis di matanya!Senyuman di wajah Ardika memudar. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jangan khawatir, membunuh kalian hanya akan mengotori tanganku saja.""Aku memanggilmu kemari karena dua hal.""Pertama, nanti alihkan mobil itu atas nama istriku. Kapan kamu menyelesaikan hal itu, tergantung padamu sendiri, tapi jangan sampai aku datang mencarimu."Yobin segera menganggukkan kepalanya, takut kalau dia tidak segera menyetujui permintaan Ardika, maka Ardika akan membunuhnya.Ardika tidak memedulikan reaksi pria itu. Dia mengulurkan dua jarinya dan berkata, "Kedua, beri tahu Keluarga Sudibya, aku tahu hari ini aku sudah melumpuhkan Yudin, maka mereka nggak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kalau mereka ingin balas dendam, silakan cari aku saja.""Tapi, sebelum berhasil menghabisiku, sebaiknya mereka jangan mencari masalah dengan istriku dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1126 Mentraktirmu Minum Secangkir Kopi

    "Nggak perlu, terima kasih, masalah sudah terselesaikan."Luna menggelengkan kepalanya tanpa ragu.Dia tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengan Tarim, jadi tentu saja dia tidak ingin berutang budi pada pria itu.Namun, memikirkan masalah itu, sedikit banyak dia juga merasa khawatir.Sebelumnya Ardika mengatakan dia akan pergi menemui Yudin untuk bernegosiasi tentang masalah mobil yang dirusak. Namun, setelah waktu berlalu begitu lama, Ardika masih belum pulang juga.'Apa mungkin terjadi sesuatu padanya?'"Hmm? Masalah sudah terselesaikan?"Tarim tersenyum dan berkata, "Seharusnya nggak juga, 'kan? Aku dengar-dengar, kalian lapor polisi, meminta kantor polisi pusat Kota Banyuli untuk menangkap Yudin.""Walau dia berhasil dibebaskan dengan cepat, masalah nggak mungkin dibiarkan berlalu begitu saja.""Dengarkan aku, Yudin sudah terkenal arogan dan semena-mena di ibu kota provinsi. Dia pasti akan membalas dendam padamu!"Tarim sengaja berbicara dengan penuh penekanan, dia ingin menakut

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1127 Cinta atau Nafsu pada Pandangan Pertama

    "Tarim, katakan saja apa persyaratanmu."Tanpa berbasa-basi lagi, Luna yang duduk berhadapan dengan Tarim langsung melontarkan satu kalimat itu sambil menggenggam cangkir kopinya dengan kedua tangannya."Nggak perlu terburu-buru, mari kita bicarakan tentang Ardika terlebih dahulu."Sambil tersenyum, Tarim mengangkat cangkir kopi di hadapannya dan berkata, "Luna, aku dengar-dengar dia adalah anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi. Selain itu, dia juga memiliki riwayat mengalami gangguan mental.""Dia nggak punya kemampuan apa-apa. Hanya dengan mengandalkan trik-trik mengelabui orang, dia menjadi presdir Grup Bintang Darma.""Dia bahkan karena beberapa kali melakukan trik-trik mengelabui orang seperti ini, sampai-sampai menyebabkan kalian sekeluarga dalam bahaya ...."Tarim mengalihkan pandangannya ke arah Luna dan langsung berkata secara blak-blakan, "Sebenarnya apa yang kamu lihat dan harapkan dari pecundang yang nggak bisa apa-apa sepertinya?"Bisa-bisany

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1128 Hanya Ada Transaksi

    "Luna, aku juga nggak takut kamu marah. Jadi, aku akan mengucapkan beberapa patah kata yang nggak enak didengar.""Yah, intinya, dengan identitas dan kedudukan Ardika, apa dia berhak berlagak hebat di hadapan Tuan Muda Yudin?""Tindakan yang nggak dewasa dan nggak logis seperti itu sama saja dengan cari mati. Dia sama sekali nggak membayangkan seberapa besar pengaruh dan seberapa besar tekanan yang akan dihadapi oleh kamu dan keluargamu karena masalah ini ...."Untuk sementara waktu, Tarim mengurungkan niatnya untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan Luna. Dia hanya menjatuhkan Ardika tanpa ragu.Luna hanya mendengar ucapan pria itu dengan saksama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sebenarnya ucapan Tarim masuk akal juga.Kala itu, dia dipaksa hingga menemui jalan buntu oleh Yudin. Ardika memang maju demi membelanya.Namun, harus diakui tindakan keras Ardika itu memang membuat permasalahan menjadi makin besar."Luna, sekarang api amarah Tuan Muda Yudin memang menargetkan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1826 Kamu Sangat Pandai Berpura-Pura

    Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1825 Jatuh dari Langit

    Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1824 Sebelum Pertarungan Besar-Besaran Mulai

    "Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1822 Agar Mereka Tutup Mulut

    Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1821 Kodam yang Bukan Apa-Apa

    Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1820 Kedatangan Ardika

    Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1819 Menikah dengan Orang Mati

    "Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening

DMCA.com Protection Status