Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1089 Kembalikan Kelopak Mata Gandaku

Share

Bab 1089 Kembalikan Kelopak Mata Gandaku

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-27 18:00:01
"Sayang, nggak apa-apa, ya. Ada aku di sini ...."

Ardika baru pertama kali melihat sisi Luna yang begitu rapuh. Dia memeluk istrinya dengan erat dan menepuk-nepuk punggung Luna untuk menenangkannya.

Begitu dia melihat bekas lima jari di wajah Luna, amarah dalam hatinya makin bergejolak.

"Siapa yang memukul istriku?!"

Ardika mengangkat kepalanya, menatap beberapa orang wanita itu dengan tatapan yang sangat tajam.

Namun, setelah beberapa orang wanita itu mengetahui identitas Ardika, mereka sama sekali tidak merasa takut.

"Oh, ternyata kamu adalah suami pecundang Luna itu, ya? Memangnya kenapa kalau istrimu dipukul? Siapa suruh dia menyebalkan?"

"Istrimu dipukul, ya dipukul. Memangnya kamu mau apa? Apa kami harus berlutut dan bersujud meminta maaf padanya?"

"Apa dia layak?"

Beberapa orang wanita itu, termasuk penata rias menatap Ardika dengan tatapan tidak ada tanda-tanda ketakutan sama sekali.

Tidak ada artinya amarah orang yang lemah.

Mereka sama sekali tidak menganggap serius seorang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1090 Mengajarimu Cara Berbicara

    Vera melirik beberapa orang wanita yang sudah terduduk tak berdaya di lantai itu sekilas. Dia sudah hampir memahami apa yang telah terjadi.Dia menatap Ardika dengan sorot mata tajam sekaligus dingin, lalu berkata dengan dingin, "Ardika, aku nggak disangka ternyata kamu berani datang kemari.""Kamu sudah mengacaukan rencana Tuan Muda Yudin, jangan harap hari ini kamu dan istrimu bisa pergi dari sini!"Setelah mendengar ucapan Vera, Jinari dan yang lainnya kembali bersemangat dan makin menjadi-jadi."Bu Vera, kamu harus membalaskan dendam kami! Wajah kami sudah rusak dipukul oleh si sialan itu! Bagaimana kami bisa menjalani pemotretan lagi?!""Bisa-bisanya si sialan itu memukul wanita, dia benar-benar bukan manusia ...."Satu per satu dari beberapa orang wanita itu merangkak bangkit dari lantai, lalu menatap Ardika dengan tatapan tajam.Setelah mendengar ucapan mereka, staf-staf yang ikut masuk ke dalam studio juga ikut mengatai Ardika."Diam kalian semua!"Vera memelototi semua orang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1091 Kalian Serang Saja Secara Bersamaan

    "Ahhh ...."Vera mengeluarkan suara teriakan yang menyedihkan. Saat itu juga, tubuhnya terpental dan menabrak meja rias di belakangnya dengan keras."Brak ... bruk ... prang ...."Botol-botol dan yang lainnya yang ada di atas meja langsung terjatuh ke lantai. Dalam sekejap, sekujur tubuh Vera langsung dipenuhi dengan berbagai kosmetik.Saat aroma berbagai kosmetik itu berpadu menjadi satu, sangat menusuk indra penciuman. Saat itu juga, aroma tersebut menyelimuti seluruh studio.Sementara itu, semua orang di dalam studio langsung tercengang.Tidak ada seorang pun yang menyangka, di bawah tatapan menakutkan belasan pria kekar, Ardika berani main tangan terhadap Vera.Ekspresi beberapa orang wanita lainnya langsung berubah menjadi pucat saking ketakutannya.Tadi, Ardika hanya menampar mereka. Sekarang, serangan Ardika lebih ganas lagi. Hanya dengan satu tendangan, tubuh Vera sampai terpental.Benar-benar orang yang kejam!Tidak hanya beberapa orang wanita itu, bahkan para kru juga berguma

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1092 Aku Hanya Memandang Rendah Kalian

    "Bocah, sepertinya kamu terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Satu kalimat dari Ardika sudah menyulut amarah sekelompok pria kekar itu.Masing-masing dari mereka adalah orang yang dihormati dan ditakuti oleh orang biasa. Satu lawan beberapa bukanlah masalah bagi mereka.Namun, bisa-bisanya Ardika meminta mereka untuk menyerang secara bersamaan.Hal seperti ini belum pernah mereka alami.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Nggak, aku hanya memandang rendah kalian saja."Ucapan Ardika kembali menyulut api amarah dalam hati sekelompok pria kekar itu.Vera berteriak dengan arogan, "Untuk apa kalian beromong kosong dengannya lagi? Cepat serang!""Cepat lumpuhkan si sialan itu, pemotretan erotis istrinya harus segera dilanjutkan.""Ardika, setelah helikopter menyebarkan foto-foto erotis istrimu ke seluruh pelosok Kota Banyuli, istrimu yang tadinya adalah kebanggaan Kota Banyuli, kelak hanya akan mempermalukan Kota Banyuli!"Setelah mendengar ucapan tajam wanita itu, Ardika mengerutkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1093 Membuat Mata Kotor Saja

    "Nggak, nggak. Apa hubungannya denganku. Bagaimana mungkin aku berani ...."Saking ketakutannya, kata-kata yang keluar dari mulut Vera sudah tak beraturan lagi.Ardika menekan dagu wanita itu dengan keras, mengarahkan wajah wanita itu ke arahnya, lalu tertawa mempermainkan dan berkata, "Tentu saja sekarang kamu nggak berani, juga nggak punya kesempatan itu lagi.""Tapi, kalian sudah mengajukan penerbangan helikopter, kalau nggak ada sesuatu yang disebarkan, bukankah sia-sia saja?""Tadi kamu bilang kamu pernah bermain dengan Yudin, 'kan? Dengan gayamu dalam bertindak, seharusnya kamu juga punya foto-foto yang menarik, bukan?"Vera tertegun sejenak. Tiba-tiba, dia sudah mengerti maksud Ardika. Sekujur tubuhnya langsung gemetaran. Dia segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak, aku nggak punya!"Namun, ada satu pergerakannya yang telah mengkhianatinya.Melihat dia mencengkeram ponselnya dengan erat, sambil memikirkan sesuatu, Ardika langsung merampas ponsel itu darinya.Begitu la

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1094 Mobil Dihancurkan

    "Biaya perbaikan sudah cukup untuk membeli dua buah mobil baru."Luna menundukkan kepalanya, menyeka air matanya.Dia bukan menyayangkan uang yang tidak seberapa itu, tetapi mobil Maserati Quattroporte itu memiliki makna spesial baginya.Karena itu adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya. Biasanya, saat dia mengendarai mobil itu, dia sangat berhati-hati, takut mobil itu lecet."Pasti Yudin yang menginstruksikan orang untuk melakukannya!"Ardika berkomentar dengan dingin.Dia belum sempat pergi mencari perhitungan dengan Yudin, tetapi pria itu sudah merajalela. Bisa-bisanya pria sialan itu menghancurkan mobil kesayangan Luna.Ardika memutuskan untuk menemui Yudin secara pribadi untuk meminta pertanggungjawaban pria itu."Sayang, jangan menangis. Kalau mobil rusak, masih bisa beli yang baru, yang terpenting adalah kamu baik-baik saja. Kamu pulang dulu, ya. Aku masih ada sedikit urusan."Setelah menenangkan Luna, dia meminta Draco untuk mengirim orang mengantar dan meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1095 Menyerang Duluan

    Sambil melontarkan kata-kata makian, Yudin mengelilingi beberapa orang pengawas itu dan terus menendang mereka.Tak lama kemudian, beberapa orang itu sudah disiksa hingga dalam kondisi sekarat.Yobin dan anggota Asosiasi Dagang Polam lainnya berdiri tak jauh dari sana dan mengamati pemandangan itu dalam diam.Terkadang, mereka melirik Yudin dengan sorot mata ketakutan.Yobin meminta bantuan orang untuk mengelabui beberapa orang pengawas itu keluar, agar Yudin bisa melampiaskan kekesalan dan amarahnya.Namun, siapa sangka, Yudin begitu kejam. Saat ini, beberapa orang pengawas itu sudah dalam kondisi sekarat.Orang-orang itu adalah pejabat publik, penyelesaian masalah pasti lebih merepotkan.Untung saja, di antara orang-orang itu, yang paling tinggi hanya level menengah, yaitu penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota.Dengan pengaruh Asosiasi Dagang Polam dan Keluarga Sudibya, pasti bisa menekan masalah, perbedaannya hanya di harga yang perlu mereka bayar.Hari ini, Yudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1096 Seekor Anjing Saja Tidak Berhak Berbicara

    Selesai berbicara, Yudin menarik sebuah kursi, lalu duduk dengan santai.Beberapa saat kemudian, tanpa memedulikan pengawal berpakaian hitam yang mengepung di kedua sisi mereka, Ardika dan Draco melenggang masuk."Ardika, siapa yang memberimu nyali? Berani-beraninya kamu membuat keributan di wilayah kekuasaanku!"Yudin mengangkat satu kakinya, memijak tubuh penanggung jawab ketiga kantor polisi cabang selatan kota itu, lalu melirik Ardika.Adapun mengendarai Draco yang memakai kacamata hitam itu, langsung dia abaikan.Sorot mata Ardika tertuju pada beberapa orang yang berlumuran darah itu, sorot matanya berubah menjadi makin intens.Beberapa orang itu memakai setelan polisi, bagaimana mungkin dia tidak mengenali mereka?Adapun mengenai penanggung jawab ketiga itu, sebelumnya saat Handoko terlibat dalam perkelahian dan ditangkap, lalu dia pergi untuk membebaskan adik iparnya, dia pernah bertemu dengan pria itu. Dia ingat nama pria itu adalah Logawe Yendia.Di instansi pemerintahan Kota

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1097 Sayang Kalau Tidak Menjadi Penulis Skenario

    Kata-kata yang keluar dari mulut Yudin itu benar-benar sangat tajam.Bahkan orang-orang Asosiasi Dagang Polam juga merinding mendengarnya.Mereka merasa kalau istri mereka mengalami hal seperti itu, mereka ingin mati saja."Yudin, kamu sedang mencoba untuk menyulut amarahku?"Namun, Ardika hanya tertawa.Bagi Draco yang sudah mengenal jelas sosok Ardika, saat Ardika yang selama ini sangat memedulikan Luna bersikap seperti ini, itu artinya Yudin tidak lebih dari sekadar orang mati di matanya.Namun, tentu saja Yudin tidak menyadari hal tersebut."Aku menyulut amarahmu? Apa kamu layak?"Yudin berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Ardika, kamu nggak lebih dari sekadar presdir Grup Bintang Darma dan manajer umum Perusahaan Investasi Gilra. Oh ya, jabatan manajermu bahkan sudah dicopot.""Hari ini kamu bisa memerintah Sigit hanya karena mengandalkan dukungan dari Ridwan, mantan Wali Kota Banyuli.""Seharusnya kamu sudah memberinya banyak uang, 'kan? Atau mungkin kamu sudah menyer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1826 Kamu Sangat Pandai Berpura-Pura

    Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1825 Jatuh dari Langit

    Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1824 Sebelum Pertarungan Besar-Besaran Mulai

    "Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1822 Agar Mereka Tutup Mulut

    Negara Nusantara terdiri dari sembilan wilayah, sebelas provinsi. Setiap provinsi membawahi belasan, dua puluh hingga tiga puluh kota.Selain belasan kota besar yang dibawahi oleh Negara Nusantara langsung, yang memiliki kekuasaan yang besar.Seorang wali kota biasa, benar-benar bukan apa-apa.Olin menatap Ardika dengan tatapan arogan dan berkata dengan dingin, "Sudah takut? Cepat berlutut!""Walau nggak bisa membebaskanmu dari hukuman mati, paling nggak aku bisa membantu memohon pada Tuan Tridon untuk memberimu sedikit keringanan hukuman.""Yah, mengapa di dunia ini selalu saja ada orang bodoh yang terlalu meninggikan diri sendiri seperti kalian?"Semua orang membayangkan Ardika akan langsung berlutut di tanah saking ketakutannya, tetapi berbeda dengan realitanya.Ardika tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil menghela napas, lalu berkata tanpa menoleh ke belakang, "Tujuh Bilah, Serigala Ganas.""Pergilah, beri dua tamparan ke wajah dua orang kodam yang terhormat ini, agar mereka tut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1821 Kodam yang Bukan Apa-Apa

    Tepat pada saat ini, Olin melangkah maju, menatap Ardika dengan lekat tanpa ekspresi dan berkata dengan suara dalam, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Tuan Tridon!"Begitu dia membuka mulutnya, aura wibawanya langsung terpancar dan menekan Ardika.Namun, Ardika bukanlah orang biasa, tentu saja dia tidak akan takut pada wanita itu."Siapa lagi kamu ini?"Melihat Tridon hanya tersenyum tipis tanpa berbicara, Ardika melirik wanita itu dengan sorot mata santai."Dasar lancang!"Olin langsung marah besar. Dengan sorot mata berapi-api, dia berkata, "Kodam Provinsi Hisle Montawa, Olin. Berani-beraninya seorang Wali Kota Banyuli bersikap lancang di hadapanku?!""Berlutut!"Ardika tetap bergeming."Kodam Provinsi Pinam Netawa, Danu."Danu juga melangkah maju, berdiri di samping Olin. Dia berkata dengan nada bicara mengejek, "Pak Ardika, bertemu denganku, masih nggak berlutut juga?""Oh, aku lupa, hari ini acara perpisahanmu itu baru diselenggarakan, sekarang kamu sudah bukan wali kota lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1820 Kedatangan Ardika

    Mendengar kata-kata tajam Tridon itu, semua orang di lokasi tersebut merinding.Sangat jelas, kali ini Ardika benar-benar sudah menyulut amarah Tridon.Karena itulah, Tridon baru memikirkan cara kejam dan tak berhati nurani seperti ini untuk membalas Ardika.Membuat istri Ardika menikah dengan Yomde.Mati pun, Ardika tidak akan tenang."Tuan Tridon sangat bijaksana!""Kuburkan Ardika!"Saat ini, puluhan ribu pembunuh dunia preman Keluarga Dougli, berteriak dengan marah sambil mengangkat lengan mereka.Ucapan Tridon membuat mereka sangat bersemangat, mereka sudah tidak sabar ingin menghabisi Ardika."Tuan Tridon, kami pamit undur diri dulu!"Orang-orang yang datang dari berbagai daerah untuk memberi penghormatan kepada Yomde, tidak berani berlama-lama lagi di sini, satu per satu dari mereka bergegas pamit undur diri.Walaupun mereka tetap ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan, tetapi mereka lebih takut diri mereka sendiri terseret dalam bahaya.Karena orang-orang yang cerd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1819 Menikah dengan Orang Mati

    "Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening

DMCA.com Protection Status