Luna bisa merasakan niat Julia untuk menundukkannya, dia merasa sedikit kesal.Namun, dia tetap menahan gejolak emosinya dan berkata, "Nona Julia, aku meminta maaf pada Nona karena sebelumnya aku dan Ardika telah menyinggung Nona.""Selain itu, Grup Perfe juga bersedia mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk mensponsori acara Nona.""Melalui kasus kali ini, Ardika juga sudah mendapatkan hukuman yang seharusnya diterimanya. Dia juga sudah menyadari kesalahannya.""Aku hanya berharap Nona Julia bisa berbesar hati dan nggak menargetkan kami sekeluarga lagi ...."Luna berbicara dengan nada memohon, dia juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap merendah."Oh? Dia sudah menyadari kesalahannya sendiri?"Julia tertawa dingin dan berkata, "Bu Luna, sebelumnya saat suamimu menyuruhku berlutut dan menjilat sepatunya di hadapan begitu banyak orang, apa dia menyadari kesalahannya?""Ckckck, kesalahan-kesalahannya itu harus dia tanggung sendiri.""Selain itu, Bu Luna, bagaimanapun jug
"Beberapa waktu yang lalu, Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Susanto Raya, seharusnya Tina mengenal presdir itu.""Sepertinya aku hanya bisa meminta bantuannya."Setelah berpikir sejenak, Luna pun menghubungi Tina.Tina tidak bisa berkata-kata lagi setelah menerima panggilan telepon dari teman baiknya itu.Dia tidak enak hati memberi tahu sahabatnya bahwa dia sendiri juga belum pernah bertemu presdir itu.Dia sudah beberapa kali mengajukan untuk bertemu dengan pria itu, tetapi pria itu selalu mengabaikannya.Namun, masalah yang menimpa Ardika kali ini bukan hanya urusan Luna, Perusahaan Investasi Gilra di bawah naungannya juga terkena dampak.Jadi, Tina berkata, "Oke. Lagi pula, sebentar lagi aku juga berencana untuk menemui Pak Presdir untuk menyampaikan laporan kerja padanya. Aku bisa sekalian membawa Julia.""Kamu minta dia temui aku saja ...."Setelah mendengar jawaban dari sahabatnya, Luna langsung merasa lega. Dia segera menghubungi Julia."Bu Luna, pergerakanmu ben
"Pak Presdir menyuruhnya untuk pergi dari sini!"Nada bicara Jesika sangat tegas dan dipenuhi rasa jijik.Dia sedang meniru nada bicara Ardika di telepon tadi.Julia tertegun, raut wajahnya berubah menjadi masam.'Apa? Pak Presdir itu menyuruhku untuk pergi?''Nggak mungkin!'Dia adalah tokoh penting sekaligus pembawa acara cantik di Stasiun TV Kota Banyuli.Penampilannya di depan layar sangat bagus, dia adalah wanita idaman banyak pria di Kota Banyuli.Bagaimana mungkin presdir perusahaan ini menyuruhnya pergi begitu saja?Setelah tersadar kembali, Julia tertawa dingin dan berkata, "Bu Jesika, jangan bilang kamu memalsukan perintah dari Pak Presdir. Kamu pasti iri padaku, 'kan? Kamu takut aku bertemu dengan Pak Presdir, 'kan?!"Ya, pasti benar begitu. Jesika pasti iri padanya.Sebelumnya, saat dia ingin bertemu dengan sang presdir, Jesika bersikap acuh tak acuh padanya seolah tidak ingin dia bertemu dengan sang presdir.Sekarang pasti juga demikian."Bu Jesika, kamu benar-benar kasiha
Julia berdiri tercengang di tempat.Ekspresi tidak percaya terpampang jelas di wajahnya.Dia adalah seorang wanita cantik sekaligus tokoh penting di stasiun TV, wanita impian banyak pria. Namun, dia malah bukan apa-apa di mata presdir Grup Susanto Raya.Tidak hanya menganggapnya bukan apa-apa, sang presdir bahkan merupakan "sampah" yang malas ditemuinya.Julia tidak tahu semua orang harus menanggung konsekuensi atas pilihan sendiri.Saat dia memanfaatkan tubuhnya sebagai senjata, menaikkan posisinya dengan memanfaatkan satu demi satu orang pria, dia sudah menutup jalan bagi dirinya sendiri untuk naik ke kalangan masyarakat kelas atas.Tidak ada seorang pun yang bodoh.Mereka tahu wanita sepertinya hanya boleh "dimainkan", tidak boleh sampai dinikahi.Pada akhirnya, kemungkinan terbaiknya hanyalah menyerahkan dirinya kepada orang kaya baru.Setelah terdiam sejenak dengan ekspresi masam sekaligus pucat, Julia baru tersadar kembali. Dia berkata dengan sangat kesal, "Memangnya apa hebatnya
Tak lama kemudian, sebagian besar media Provinsi Denpapan mulai mengeluarkan serangkaian artikel panjang tentang kasus Ardika.Setelah mendapat peringatan dari Henry, kali ini Julia tidak berani menargetkan Perusahaan Investasi Gilra di bawah naungan Grup Susanto Raya lagi.Karena itulah, artikel-artikel ini mulai menyamarkan hubungan Ardika dengan Perusahaan Investasi Gilra, melainkan memusatkan fokus dalam melaporkan "hubungan terlarang" antara Ardika dengan Elsy, serta masalah mengenai dia merebut Grup Bintang Darma.Agar berdampak makin besar, kali ini Julia kembali mengeluarkan informasi baru.Kasus mengenai kecelakaan kerja Desi kala itu, sampai-sampai seorang pasien yang masih kecil merenggang nyawa kembali dibongkar.Kali ini, Desi bahkan sampai tidak berani keluar dari rumah, karena selama dia keluar dari rumah, sekelompok orang pasti sudah menunggunya di depan pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara, memakinya, serta menuntutnya untuk memberikan pertanggungjawaban kepada keluar
Setelah mendengar ucapan Ardika, baik Willis maupun staf itu langsung tercengang.'Tuan Wali Kota secara khusus menyebut nama Julia, sepertinya kesannya pada wanita itu sangat dalam.''Apa mungkin Tuan Wali Kota tertarik pada wanita itu?'Willis yang sudah ahli dalam membaca situasi dan mulai bersemangat, segera memberikan isyarat mata kepada staf tersebut.Staf itu bertanya dengan hati-hati, "Ya, dia juga datang. Apa Tuan Wali Kota ingin bertemu dengannya secara pribadi? Apa perlu kami melakukan pengaturan?""Kalau begitu, bawa para perwakilan itu ke ruangan tamu, nanti aku akan pergi menemui mereka."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Adapun mengenai Julia dari Stasiun TV Kota Banyuli itu, biarkan dia menunggu terlebih dahulu. Nanti baru kita bicarakan lagi."..."Maksud Tuan Wali Kota nanti dia akan temui aku secara pribadi?"Setelah Willis menyampaikan hal tersebut secara pribadi kepada Julia, samar-samar ekspresi menggoda mulai kelihatan di wajah wanita itu.Sangat jelas d
Dalam lubuk hatinya, Julia sangat bangga. Tentu saja dia tahu itu adalah fakta.Dia berkata, "Tapi, aku nggak ingin membiarkan Tuan Wali Kota mendapatkanku secepat itu.""Makin mudah didapatkan, orang makin nggak akan menghargainya.""Aku ingin menjadi sekretarisnya terlebih dahulu, menjalin hubungan dengannya perlahan-lahan.""Jadi, Ayah harus membantuku, ikut pergi denganku untuk menyampaikan laporan kerja sekaligus merekomendasikanku menjadi sekretarisnya."Dalam hati Julia, dia tetap memiliki impian untuk menikah dengan orang kaya raya.Walaupun dia bisa memanfaatkan tubuhnya untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi semuanya juga bersifat sementara.Tentu saja dia akan memperjuangkan kesempatan untuk menjadi pendamping sah wali kota baru tersebut, bukan wanita simpanan pria itu di belakang layar."Ayah, kali ini Ayah harus membantuku. Kelak aku akan memberikan balasan yang setimpal untuk Ayah."Julia mengucapkan beberapa patah kata itu dengan lembut dan manja.
"Pak Amir, pujian Bapak sudah berlebihan. Bapak mengendalikan Perusahaan Investasi Mahasura, serta didukung oleh Keluarga Mahasura. Bahkan industri media juga harus tunduk pada Bapak.""Kalau dibandingkan dengan Bapak, Bapak adalah mutiara yang berharga, sedangkan aku adalah butiran debu, yang nggak layak diperbincangkan."Tentu saja Julia tidak sepolos itu, dia bertanya dengan lembut, "Pak Amir, ada instruksi apa, ya?""Ah, nggak ada instruksi apa-apa. Aku dengar-dengar kamu sedang menargetkan Ardika dan istrinya. Aku sangat tertarik."Amir mengucapkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum.Begitu mendengar ucapan Amir, Julia langsung menghela napas lega.Dia tahu Amir mewakili Keluarga Mahasura, baik Keluarga Mahasura maupun pria itu memendam kebencian yang mendalam terhadap Ardika.Selain itu, sebelumnya juga ada hubungan yang tidak jelas antara Dixon dan Amir. Namun, Dixon malah disingkirkan oleh Ardika dan berakhir dengan dideportasi.Amir pasti bukan mencarinya untuk membantu