"Julius sudah termasuk orang lama, dia sudah bekerja di stasiun TV selama bertahun-tahun. Pengaruhnya di kota ini juga lumayan besar. Bagaimana menurut Tuan?"Hamdi meminta arahan dari Ardika dengan penuh hormat."Kepala Stasiun TV Kota Banyuli?"Tanpa mengangkat kepalanya, Ardika berkata dengan santai, "Kalau begitu, biarkan dia masuk."Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya botak berjalan mengikuti Hamdi dari belakang, memasuki ruang kerja wali kota dengan hati-hati."Tuan Wali Kota, ini adalah Pak Julius dari Stasiun TV Kota Banyuli."Hamdi memperkenalkan Julius kepada Ardika.Julius melirik Ardika sekilas, dalam hati dia berkata, 'Ternyata wali kota baru ini seperti yang dirumorkan di luar sana.''Dia benar-benar sangat muda!'"Hormat kepada Tuan Wali Kota. Tuan panggil aku Julius saja."Julius berjalan mendekat, membungkukkan badannya dan menyapa Ardika dengan penuh hormat.Ardika hanya menanggapinya dengan "hmm" singkat, lalu bertanya dengan santai, "Hamdi bilang kamu datang
"Ar ... Ardika?"Julia mencurigai apakah matanya sudah bermasalah.Apa mungkin belakangan ini dia sudah terlalu "liar" dan kelelahan, sampai-sampai berhalusinasi?Dia sama sekali tidak percaya Ardika bisa muncul di sini.Tempat ini adalah ruang kerja Tuan Wali Kota, pusat kekuatan Kota Banyuli. Boleh dibilang tempat ini adalah tempat paling terhormat di seluruh Kota Banyuli.'Mengapa Ardika si pecundang itu bisa muncul di sini?'Julia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tanpa dia sadari, dia melangkah maju dua langkah untuk mengamati dengan cermat. Namun, detik berikutnya, ekspresi terkejut langsung terpampang jelas di wajahnya.Pria yang berdiri di balik meja kerja berukuran besar itu benar-benar adalah Ardika!Julia benar-benar tercengang.Selama dua hari ini, dengan rumor tidak benar yang disebarkannya dengan menggerakkan relasinya, Ardika sudah menjadi target makian semua orang di Kota Banyuli.Menurutnya, seharusnya sekarang Ardika bersembunyi di rumah dan tidak berani keluar, atau se
Setelah mendengar kata-kata tajam dari Ardika, Julius benar-benar ketakutan setengah mati.'Dasar Julia si bodoh ini, dia nggak hanya mencelakai dirinya sendiri, juga mencelakaiku juga.''Kalau didengar dari ucapan Tuan Wali Kota, sangat jelas dia nggak puas dengan seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli.'Julius menyeka bulir-bulir keringat dingin yang bercucuran di dahinya dengan sembarang, lalu berkata dengan suara serak, "Tu ... Tuan Wali Kota .... Aku benar-benar nggak tahu penyakit apa yang tiba-tiba diidap oleh Julia ini.""Seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli sangat menghormati Tuan! Kami nggak pernah berpikiran untuk menyinggung Tuan!"Selesai berbicara, dia melirik Ardika yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tiba-tiba saja, dia mengangkat kakinya dan menendang Julia sampai wanita itu terjatuh ke lantai.Julia langsung terjatuh terduduk di lantai. Dengan rambutnya yang berantakan, dia benar-benar tampak menyedihkan.Tidak berhenti sampai di sana, Julius kembali menendan
Saat ini, akhirnya Julius sudah mengerti. Orang yang difitnah oleh Julia dengan menggerakkan semua relasi selama dua hari ini, ternyata adalah Ardika.Namun, tidak peduli seberapa keras upaya Julius untuk memohon pengampunan, hati Ardika tetap tidak tergerak.Ardika berkata dengan dingin, "Oh? Tapi, aku nggak melihatmu memecatnya, yang kulihat adalah kamu berencana untuk 'merekomendasikan' wanita yang telah kamu mainkan sampai bosan itu, bahkan sudah dimainkan oleh banyak orang pria itu padaku.""Pak Julius, sepertinya kamu sangat meremehkanku, ya?""Brak ...."Julius langsung terduduk di lantai, cahaya di matanya langsung meredup.Dia tahu tamat sudah riwayatnya.Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya Ardika tidak berencana untuk melepaskannya.Hal yang lebih penting lagi adalah, dia sama sekali tidak bisa menyangkal.Karena memang seperti itulah pemikiran awalnya.Ardika tidak melirik Julius lagi, melainkan berkata pada Hamdi dengan tenang, "Sudah saatnya jajaran Stas
Kata-kata yang keluar dari mulut sekelompok wartawan itu bagaikan jatuhan vonis hukuman mati saat sampai di telinga Jiko dan Julia.Dalam kurun waktu kurang dari setengah jam, kejadian mengenai Jiko menghajar Julia hingga babak belur sudah tersebar luas di dunia maya.Saat itu juga, kebenaran sudah terungkap.Ternyata Julia yang menjalin hubungan tidak jelas dengan Jiko, keduanya mencoba untuk menjebak Grup Bintang Darma dan memutarbalikkan fakta dengan memfitnah Ardika dan Elsy berselingkuh.Kedua orang itu benar-benar tidak tahu malu!Begitu kebenaran terungkap, makian-makian langsung ditujukan pada kedua orang itu.Reputasi Julia dan Jiko sudah sepenuhnya hancur, mereka sudah menjadi target makian semua orang.Keesokan harinya, Stasiun TV Kota Banyuli menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Ardika dan Luna sekeluarga. Selain itu, mereka juga mengumumkan secara resmi bahwa Julius dan Julia sudah dipecat.Sejak saat itulah, tidak terdengar kabar lagi dari ayah dan putri ang
Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam berencana untuk menerimaku menjadi anggota VIP mereka, jadi mereka ingin melakukan evaluasi terhadapku ...."Kota Banyuli boleh terbilang kecil. Ke depannya, baik Grup Perfe maupun Grup Hatari pasti harus memasuki pasar ibu kota provinsi, bahkan pasar seluruh negeri.Kalau sebuah perusahaan ingin memasuki pasar ibu kota provinsi, tentu saja harus mendapatkan persetujuan dari tokoh besar, yaitu Asosiasi Dagang Polam terlebih dahulu.Kebetulan, kali ini Asosiasi Dagang Polam menghubungi Luna dan berencana untuk menerimanya menjadi anggota VIP.Luna juga tidak ingin melewatkan kesempatan ini, karena itulah kedua belah pihak sepakat untuk bertemu.Seakan-akan bisa merasakan Ardika tidak terlalu bersedia untuk pergi, Luna berkata, "Ardika, kamu harus ikut denganku. Aku sudah janjian dengan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam.""Memperluas relasi bagus untuk perkembangan kariermu kelak ...."Selain karena kemampuan minum Ardika bagus, Luna ingin membawa
"Cepat turun dari mobil! Cepat turun!"Melihat Luna yang berada di dalam mobil masih belum bereaksi, anak buah itu menendang pintu mobilnya lebih kuat lagi.Tak lama kemudian, sudah ada beberapa jejak kaki di pintu mobil Maserati Luna. Sementara itu, di saat anak buahnya membuat keributan, pria berkacamata hitam tersebut hanya berdiri di sana dan menyaksikan semuanya dengan dingin.Hati Luna terasa sangat sakit karena ini adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya.Dia melihat ke sekeliling, sudah mulai ada banyak penduduk kota yang berkerumun di sekitar lokasi.Walaupun sekelompok orang itu tampak ganas, tetapi seharusnya mereka tidak berani bertindak keterlaluan padanya di depan banyak orang seperti ini.Karena itulah, dia menurunkan kaca mobilnya dan berkata, "Kamu jangan tendang lagi! Aku akan turun dari mobil sekarang!"Anak buah yang bernama Leno Lotoka itu mendengus, lalu melangkah mundur dua langkah sambil tertawa dingin.Saat itulah, Luna baru membuka pintu mob
Luna sedikit terkejut.Dia pernah mendengar tentang Keluarga Sudibya ibu kota provinsi. Keluarga itu adalah keluarga kaya terkemuka yang satu tingkatan dengan Keluarga Mahasura.Ternyata ayah Yudin adalah petinggi Asosiasi Dagang Polam.Kebetulan sekali, dia akan diterima menjadi anggota Asosiasi Dagang Polam.Kejadian seperti ini benar-benar sama saja seperti berselisih dengan orang sendiri.Namun, orang yang sudah mengenal dekat Luna tahu bahwa Luna adalah orang yang sangat menjaga batasan. Dia tidak akan mengabaikan kejadian tadi begitu saja hanya karena ada keterikatan seperti itu dengan Yudin."Halo, Tuan Yudin. Tadi kamu sengaja menyalip mobilku, sehingga mobilku menabrak bagian belakang mobilmu, 'kan?"Tentu saja Luna menyadari apa yang ada dalam benak Yudin. Jadi, dia tidak mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu, melainkan mengajukan satu pertanyaan dengan mempertahankan sikap sopannya.Yudin mendecakkan lidahnya, menarik kembali tangannya, lalu tersenyum dan berk