The Moment Of Us

The Moment Of Us

last updateHuling Na-update : 2023-05-09
By:  VeedryaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Mga Ratings. 4 Rebyu
16Mga Kabanata
1.7Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Kayra adalah mahasiswa magister di salah satu universitas ternama di Paris, Prancis. Masa pendidikannya hampir berakhir dan dia sudah berencana untuk pulang ke Indonesia saat tiba - tiba saja Ayahnya mengabarinya bahwa dia telah dinikahkan, dan suaminya akan segera menyusulnya ke sana, sehingga dia bisa terus berada di Prancis tanpa membuat keluarganya khawatir. “You're getting married, Rara.” “Papa?” Ini terlalu tiba - tiba untuknya, karena terlalu terkejut, dan karena waktu yang tak banyak, dia sampai lupa untuk menolak. Saat dia menyadari bahwa Papanya serius, semua sudah terlambat. Pernikahannya sudah terlaksana, dan suaminya sedang terbang ke Prancis untuk menyusulnya. Bagaimanakah kemudian kisah Kayra selanjutnya bersama suami yang belum pernah ditemuinya ini?

view more

Kabanata 1

One - Overlook

Aku terbangun kala mendengar nyanyian burung di luar jendela kamarku. Musim semi sudah menampakkan ujungnya. Rona musim panas kini sudah mulai terlihat. Silau dan panas.

Setelah menunaikan ibadah pagi tadi, aku kembali tertidur, karena aku tak punya kelas hingga nanti pukul sepuluh pagi. Aku menggunakan waktu luangku untuk mengisi kembali energiku, yang mana pada hal ini berarti adalah, tidur. Aku agak kelelahan setelah marathon mengerjakan proyek thesisku hingga tadi jam tiga subuh. Aku memang bekerja amat keras mengerjakannya agar aku bisa kembali ke negaraku tercinta, Indonesia. Tiga tahun adalah waktu yang amat cukup bagiku untuk menjelajah Paris, yang kata orang adalah kota yang paling romantis di dunia

Hanya saja, ironisnya, aku menjelajahinya sendirian. Tapi sebenarnya, memangnya apa sih, salahnya menjadi single?

Aku membereskan tempat tidurku dan kemudian mengambil handuk untuk mandi. Harus cepat. Teman Prancisku bilang padaku untuk mandi hanya sekali di musim dingin dan musim gugur, bahkan kadang musim semi sekalipun. Tapi... Tidak! Indonesian's proud. Kami di sana biasa mandi dua kali sehari. Minimal. I could deal with hunger, thirst, and poverty but i gotta say no to odor! Harap dicatat.

Sudah pukul sembilan lebih tiga puluh lima menit saat aku menyelesaikan mandiku. Aku menyambar apa saja yang bisa kupakai hari ini dan kemudian bergegas untuk berangkat ke kampus.

Sarapan? Sarapan itu apa? Kebanyakan pelajar, mahasiswa dan pekerja muda di Indonesia tidak mengenal apa itu sarapan. Mereka yang sudah tinggal di luar negeri pun kebanyakan masih begitu.

"Bonjour Madame Fatima!" Aku menyapa pemilik kamar yang kutempati saat ini. Seorang janda dari timur tengah yang tinggal di sini karena suaka politik. Wanita baik hati yang membiarkanku tinggal di rumahnya untuk menemaninya saat hampir semua asrama di sini menolakku karena alasan entah yang keberapa adalah, aku seorang muslim, dan alasan utamanya adalah, aku juga telat datang ke Prancis karena pesawat yang delay, sehingga aku juga terlambat untuk mengambil kunci kamarku. Kenangan yang tidak terlalu menyenangkan untuk diingat sekarang - sekarang ini. Aku amat beruntung bisa bertemu dengannya. "Maaf, aku ketiduran, jadi tidak bisa membantu anda menyiram tanaman hari ini!"

"C'est pas problem Cherie. Tak masalah, Sayang." Dia melambaikan tangannya, berkata bahwa itu bukanlah suatu masalah. "Hati - hati berangkat ke kampus." Lanjutnya masih dengan bahasa prancis dengan logat selatan yang di seret dan agak kurang jelas bagi telinga non native, apalagi yang masih belajar.

Aku melambai padanya selagi mengayuh sepedaku menjauh.

Aduh, aku harus amat bergegas jika tidak ingin terlambat. Professor yang mengajar kelas pertama hari ini agak sedikit... Galak? Dia tidak membiarkan siapapun yang terlambat di kelasnya memasuki ruangan kelas, walaupun hanya terlambat satu menit saja. terlambat baginya adalah terlambat.

***

"Kai! Kamu dari mana saja?!"

Yang barusan itu adalah Aliya. Teman baikku yang berasal dari Turki. Dulu saat pertama kali datang ke Prancis, dia adalah seorang hijabi, tapi karena teror islam phobia di Prancis semakin marak beberapa tahun belakang, untuk beberapa alasan, termasuk keamanan, dia akhirnya memutuskan untuk melepas hijabnya. Oh tidak, aku tidak akan menghakiminya, berhijab atau tidak, itu tetaplah haknya. Dan berhijab atau tidak, dia tetap Aliya, teman baikku.

Teman baik yang saling peduli satu sama lain.

"Aku tadi nyaris terlambat. Dan kelasnya sudah amat penuh, jadi aku duduk di depan." Jawabku.

Oh, mari kita berkenalan! Namaku adalah Kayra. teman - temanku di sini memanggilku Kay, tapi sebenarnya nama panggilanku adalah Rara. Nevermind! Dua - duanya tetap namaku, jadi bukan masalah besar. umurku dua puluh lima tahun. Dan aku adalah mahasiswa magister hukum di universitas Srobonnes Paris. Sekarang aku sedang mengerjakan Thesisku. Aku harus lulus tahun ini, atau aku harus membayar sendiri pendidikanku jika lebih dari batas waktu yang telah di tentukan oleh pemberi beasiswa, yaitu tiga tahun. Benar, aku kuliah di sini karena mendapatkan beasiswa.

"Aku kira kamu tidak masuk! Padahal aku sudah siapkan satu tempat buatmu di sebelahku tadi. Tapi sampai kelas mulai, kamu tidak telihat di manapun!" Dia berseru padaku.

"Calm down ma belle amie," Aku menenangkan. Dia memang begini, agak terlalu hobi panik. "Itu nggak akan terjadi. Absensiku selalu sempurna dan aku tidak ingin memulai debutnya absen bolong sekarang. Aku harus lulus tahun ini, Kau tau, kan."

"Aamiin." Dia mendoakan.

Kelas kami sudah berakhir. Kami akan kosong hingga nanti jam tiga sore untuk kuliah selanjutnya. Kami berdua masih terkikik saat berjalan ke luar kelas. Ai masih terus bercerita padaku tentang apapun. Ai, begitu aku memanggil temanku ini. Ajaibnya, aku dan Ai selalu saja memiliki jadwal dan kelas yang bersamaan, sejak semester satu dulu! Bikin merinding, deh. sebenarnya ada satu orang lain, namanya Ali, tapi sekarang kami tak tahu dia ada di mana.

Selain itu, aku juga tidak punya banyak teman di sini. Culture mereka yang individualist membuat aku yang pemalu ini selalu saja tambah malu untuk memulai berteman terlebih dulu.

Karena kami masih punya cukup waktu luang, aku dan Ai memutuskan untuk pergi ke restoran arab yang berada tak jauh dari kampus yang memang merupakan langganan kami selama berkuliah di sini. Alasannya, tentu saja karena pilihan makan kami amat terbatas. Memang ada kantin kampus, dan akan lebih nyaman sebenarnya jika kami makan siang di kampus, tapi masalahnya, terkadang mereka menyajikan babi, yang mana kami tidak bisa makan, jadi kami menilih untuk ke restaurant tersebut saja.

"Itu Ali!" Ai berseru saat melihat sosok teman dekat kami yang lain sedang duduk di beranda restoran kecil yang sedang kami tuju. "Kupikir dia tidur entah di mana. Ali! Ali!"

Laki - laki itu terlonjak di kursinya saat kamu mengagetkannya sambil tertawa - tawa. Hari ini dia terlihat amat serius menatap laptopnya. Dan Ali yang serius itu... hampir tidak pernah terjadi. Jadi, ada apakah ini?

"Kamu kenapa?" Tanyaku sembari duduk di kursi yang ada di depannya.

Bukannya menjawab, dia hanya berdehem. Aku melirik Ai, tapi gadis itu pun hanya mengedikkan bahunya tak tahu.

Dia kenapa, sih?

"Kalian menggangguku saja. Aku sedang mengerjakan essay, nih." Jawabnya tetap dengan mode serius.

Aku dan Ai mengerutkan kening kami. Essay? Tugas apa? Kenapa aku tidak ingat ada tugas apapun yang berhubungan dengan essay hari ini?

"Essay untuk tugas apa?" Ai bertanya sambil menyomot keripik kentang yang dibeli oleh Ali sebelumnya.

"Non, bukan tugas kita." Jawabnya pelan, seperti bergumam.

"Tapi kamu bilang tadi itu tugasmu! Dan kita punya jadwal dan kelas yang sama." Ai memprotes tidak terima.

"Punyanya dia, kok." Katanya pelan menunjuk seseorang dengan dagunya. Petunjuknya sampai pada kerumunan gadis - gadis yang mungkin dalam pendidikan strata satunya di meja yang lain. Wajahnya sedikit memerah, membuatku menyadari sesuatu.

Tapi aku tidak sempat bilang apapun karena teleponku berdering, menandakan panggilan masuk.

Papa?

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Evie Yuzuma
Cerita yang bikin nagih buat dibaca, semangat Thor ...
2022-06-16 15:11:51
1
user avatar
Ursa Mayor
Aku kira bahasa Inggris ternyata bahasa Indonesia. Bagus nih wajib baca
2022-02-20 22:31:02
1
user avatar
Ayu S Andiny
Ceritanya keren, bikin penasaran. lanjut, Kaak
2022-02-19 12:31:19
1
user avatar
ANATA MEGA
Keren. Baca blurbnya konflik bikin greget. Langsung masukin rak dong
2022-02-19 10:47:55
1
16 Kabanata
One - Overlook
Aku terbangun kala mendengar nyanyian burung di luar jendela kamarku. Musim semi sudah menampakkan ujungnya. Rona musim panas kini sudah mulai terlihat. Silau dan panas.Setelah menunaikan ibadah pagi tadi, aku kembali tertidur, karena aku tak punya kelas hingga nanti pukul sepuluh pagi. Aku menggunakan waktu luangku untuk mengisi kembali energiku, yang mana pada hal ini berarti adalah, tidur. Aku agak kelelahan setelah marathon mengerjakan proyek thesisku hingga tadi jam tiga subuh. Aku memang bekerja amat keras mengerjakannya agar aku bisa kembali ke negaraku tercinta, Indonesia. Tiga tahun adalah waktu yang amat cukup bagiku untuk menjelajah Paris, yang kata orang adalah kota yang paling romantis di duniaHanya saja, ironisnya, aku menjelajahinya sendirian. Tapi sebenarnya, memangnya apa sih, salahnya menjadi single?Aku membereskan tempat tidurku dan kemudian mengambil handuk untuk mandi. Harus cepat. Teman Prancisku bilang padaku untuk mandi hanya sekali di
last updateHuling Na-update : 2021-10-11
Magbasa pa
Two - Shocking News
Papa? Tidak biasanya Papa menelpon. Biasanya, Papa hanya akan menyuruh Mama yang menghubungiku, dan menagih kabarku setelahnya.Ada apa? Kenapa sekarang Papa menelpon?Aku bertanya - tanya saat berjalan menjauh untuk menjawab panggilan Papa."Halo, Pa?""Halo Rara? Kamu sehat di sana?" Suara Papa yang teduh dan dalam menyapa indera pendengaranku."Baik, Pa. Papa, Mama dan keluarga di rumah juga sehat kan?" Jawabku yang langsung disambung dengan pertanyaan lainnya."Baik - baik, kami semua di sini baik - baik saja."Ada keheningan menulikan yang menjadi jeda sebelum akhirnya Papa melanjutkan."Ada yang ingin Papa bicarakan sama Rara, sebenarnya." Okay, ini dia inti dari panggilan telpon Papa. "Sebentar lagi umur Rara dua puluh enam tahun."Hah? Lalu? Jadi Papa melakukan panggilan internasional untuk ini? Karena dua bulan lagi aku akan meninggalkan angka seperempat abad dan berumur dua puluh enam? Seriously? Lalu aku harus menjawab
last updateHuling Na-update : 2021-10-11
Magbasa pa
Three - My Life Change Upside Down
Aku pulang kembali ke rumah Madame Fatima sekitar pukul delapan malam ini. Seperti biasanya. Aku biasa mengakhiri hariku kira - kira di antara jam segitu. Yang berbeda hanyalah, hari ini badanku terasa sejuta kali terasa lebih lemas, lebih berat dan lebih capek dari biasanya. Yes! Ini semua gara - gara berita pernikahanku. Aku tidak membicarakan tentang hal ini sedikit pun kepada Ai maupun Ali tadi di kampus. Jujur saja, aku bingung, aku harus memulai dari mana untuk memberi tahu mereka. Ini terlalu... berita ini terlalu besar! Dan terlalu tiba - tiba. "Madame?" Bisikku saat memasuki dapur, yang harus kulalui sebelum menemukan tangga untuk naik ke kamarku. Aku tidak menemukan Madame Fatima di bawah, tidak juga mendengar sahutannya atas panggilan pelanku, jai mungkin beliau sudah beristirahat di kamarnya. Sepertinya itu fenomena yang wajar untuk mereka yang sudah mulai senior, mereka cinderung beristirahat lebih cepat dan bangun lebih pagi dari kami yang lebih muda. Selain aku, ada
last updateHuling Na-update : 2021-10-11
Magbasa pa
Four - What Do You Think About Marriage
Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak semalam. Kepalaku penuh dengan kemungkinan - kemungkinan. Dan aku harus bertemu dengan Madam Fatima pagi ini. Tidak boleh ditunda lagi atau aku besok malam, aku akan menjadi semakin parah. Dan mungkin lusa paginya aku akan berubah menjadi zombie.Well, tentu saja itu pemikiran ngawur. Zombi tidak terbentuk semudah itu hanya karena orang - orang mengalami gangguan tidur. Tapi penampakannnya memang mirip. Jadi hari itu aku tidak tidur lagi setelah subuh. Tepat jam enam pagi, aku turun menghampiri Madame Fatima yang sudah memulai rutinitas paginya."Bonjour.""Bonjour, Cherie. Tidurmu nyenyak?" Tanyanya.Sayangnya tidak, Madam. Tapi aku hanya mengangguk mengiyakan."Mau Teh?" Tawarnya.Aku mengangguk lagi mengiyakan. Wanita ini sungguh amat baik. Mungkin jika sosok ibu peri itu benar - benar ada, maka akan terlihat seperti Madam Fatima. Rutinitas paginya dimulai seperti ini. Membuat teh, kem
last updateHuling Na-update : 2021-10-11
Magbasa pa
Five - Spill It!
Tatapan mata Ai seperti jenderal perang yang siap menghadapi bahkan seribu pasukan pun, sendirian. Aku melirik Ali yang ada di belakangnya. Dia hanya mengedikkan bahu. Aku yakin, Kami yang dimaksud Ai tadi hanya mengacu pada dirinya. Bukan pada mereka berdua, karena Ali hanya mengangkat bahunya pasrah."Bisakah kita membicarakan hal ini besok? Aku amat lelah." Bujukku."Tidak! Kau harus...""Ai, jangan memaksa." Ali mengingatkan pelan"Tapi..." Gadis itu seperti cacing kepanasan sekarang. Dia tahu Ali benar di satu sisi, tapi di sisi Ai , rasa penasarannya butuh pelampiasan. Dan sekarang dia terbelah di antaranya."Aku yakin saat Kay siap, dia akan menceritakan padamu, oke, pada kita, sedetail mungkin. Tunggu saja, okay? Apa kau tak kasihan melihat wajahnya yang memelas itu? Give her a break. Let's call it a day. Ayo kita semua pulang" Aku memberikan tatapan penuh rasa terimakasih pada Ali. Sungguh. Hari ini, aku merasa amat beruntung karena di
last updateHuling Na-update : 2021-10-11
Magbasa pa
Six - Denial
Beberapa hari selanjutnya berlalu biasa saja bagi kami. Kadang, aku mendapati Ai yang masih saja menatapku dengan pandangan prihatin, tapi tak kuhiraukan. Aku tak mau terbelenggu pada pusaran mengasihani diri sendiri. Ini memang bukan seperti yang aku rencanakan, tapi, aku yakin, semua hal di dunia ini bisa di kompromikan, benar, kan? Lagi pula, aku masih menganggap ini semua adalah mimpi, dan setelah akhir bulan berlalu, aku akan tahu kalau Papa tidak setega itu padaku.Dan kalau ternyata benar - benar terjadi... hmm... ya sudahlah. Aku tak berbicara tentang cinta setelah menikah dan sebagainya. Orang tua jaman dulu bilang, cinta datang karena terbiasa, tapi... kalau tidak bagaimana? kalau cinta itu datang, tak masalah, tapi bagaimana kalau tidak? Jadi aku menganggap ini hanya sebagai sesuatu ujian yang sulit saja. Seperti caraku menerima Gee, yang walaupun aku tak terlalu suka, bukan berarti aku tidak mencoba menerimanaya. Yah, begitu saja lah. Dan lebih baik kufokuskan pik
last updateHuling Na-update : 2021-10-12
Magbasa pa
Seven - Why Me?
"Rara." Suara Mama akhirnya terdengar lagi setelah jeda yabg cukup lama. Nafasku juga sudah berangsur lega. Untungnya kereta sedang sepi. Hanya ada aku dan dua penumpang lain di gerbong ini dan mereka duduk cukup jauh dariku. "Kami melakukan hal ini bukan karena kami ingin menghukummu." Kata Mama memulai.Aku masih diam. Berdiri dan bersiap untuk keluar dari kereta saat kereta memelan dan sinar lampu stasiun yang terang benderang kini terlihat. Tangan kananku masih memegang ponsel yang tertempel di telinga kanannki, sementara tangan kiriku aman bersembunyi di saku mantelku."Rara, are you there?" Mama bertanya karena tak mendengar suaraku sama sekali."Ya, Mama." Aku menjawab lelah dan agak tersengal karena sekarang aku sedang berjalan menaiki tangga untuk keluar dari stasiun bawah tanah ini."Ada banyak alasan kenapa akhirnya kami menerima calonmu itu. Banyak sekali. Dan salah satunya adalah kami ingin ada yang menjagamu di sana."Aduh, klise seka
last updateHuling Na-update : 2021-10-12
Magbasa pa
Seven - Why Me?
"Rara." Suara Mama akhirnya terdengar lagi setelah jeda yabg cukup lama. Nafasku juga sudah berangsur lega. Untungnya kereta sedang sepi. Hanya ada aku dan dua penumpang lain di gerbong ini dan mereka duduk cukup jauh dariku. "Kami melakukan hal ini bukan karena kami ingin menghukummu." Kata Mama memulai.Aku masih diam. Berdiri dan bersiap untuk keluar dari kereta saat kereta memelan dan sinar lampu stasiun yang terang benderang kini terlihat. Tangan kananku masih memegang ponsel yang tertempel di telinga kanannki, sementara tangan kiriku aman bersembunyi di saku mantelku."Rara, are you there?" Mama bertanya karena tak mendengar suaraku sama sekali."Ya, Mama." Aku menjawab lelah dan agak tersengal karena sekarang aku sedang berjalan menaiki tangga untuk keluar dari stasiun bawah tanah ini."Ada banyak alasan kenapa akhirnya kami menerima calonmu itu. Banyak sekali. Dan salah satunya adalah kami ingin ada yang menjagamu di sana."Aduh, klise seka
last updateHuling Na-update : 2022-01-24
Magbasa pa
Eight - I Know What You Did Behind My Back
Pagi ini aku datang ke kampus selain untuk bertemu dosen untuk menyerahkan hasil revisi thesisku, aku juga punya misi yang amat penting. Menyidang Ai dan juga Ali. Aku akan menyai mereka tentang kebenaran yang dikatakan Mama padaku kemarin lusa.Aku sudah menahannya selama dua hari. Mencoba mengosongkan pikiranku dari segala hal, pernikahanku yang semakin dekat, fakta bahwa Ai dan Ali memata - mataiku dan melaporkanku pada Mama, semuanya. Aku hanya fokus pada Thesisku. Aku benar - benar ingin ini semua segera berakhir. Kuliah di sini, tentu saja menyenangkan. Aku banyak belajar hal baru dan mendapatkan banyak hal menyenangkan juga untuk dikenang. Tapi aku juga tak mau terus menerus di sini hanya untuk kuliah.Aku berderap di koridor kampus saat sekelebat kutemukan bayangan Ai dengan rambut terurai blouse hijau tosca dan jeans tak terlalu ketat sedang mengobrol dengan... sepertinya teman - teman Turkinya. Aku segera berlari kecil menghampiri."Hai, I'm sorry. Can
last updateHuling Na-update : 2022-01-24
Magbasa pa
Nine - Reconciliation
Suasana hatiku masih agak murung meskipun beberapa hari telah berlalu. Alasan terbesar aku tak bersemangat adalah karena pernikahanku.Seolah selama ini keluarga yang di rumah di Indonesia sana benar- benar menganggapku bahagia dengan rencana ini, Mama dan Rasyid terus saja memberikanku update teranyar tentang persiapan pernikahanku. Tempat akad yang sudah didekor cantik dengan warna yang dominan putih, dan bunga-bunga pastel, juga tenda serta kursi untuk para tamu undangan. Kamarku yang akan menjadi kamar pengantin semalam, meskipun tak akan ditempati, yang sudah dihias juga dengan bunga-bunga dan kain satin cantik. Juga pigura berisi foto -foto dan lilin yang ditata apik. Semua hal-hal lazim yang dilakukan menjelang pernikahan. Namun, bagiku di sini, semua kecantikan itu malah seperti taburan bunga menuju tiang gantungan. Lucunya, bahkan sampai sekarang, aku tak tahu bagaimana tampang rupa calon suamiku nanti. Sesemangatnya Mama dan Rasyid meng update pesta pernikahan yang tak akan
last updateHuling Na-update : 2023-02-03
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status