Tak lama kemudian, sebagian besar media Provinsi Denpapan mulai mengeluarkan serangkaian artikel panjang tentang kasus Ardika.Setelah mendapat peringatan dari Henry, kali ini Julia tidak berani menargetkan Perusahaan Investasi Gilra di bawah naungan Grup Susanto Raya lagi.Karena itulah, artikel-artikel ini mulai menyamarkan hubungan Ardika dengan Perusahaan Investasi Gilra, melainkan memusatkan fokus dalam melaporkan "hubungan terlarang" antara Ardika dengan Elsy, serta masalah mengenai dia merebut Grup Bintang Darma.Agar berdampak makin besar, kali ini Julia kembali mengeluarkan informasi baru.Kasus mengenai kecelakaan kerja Desi kala itu, sampai-sampai seorang pasien yang masih kecil merenggang nyawa kembali dibongkar.Kali ini, Desi bahkan sampai tidak berani keluar dari rumah, karena selama dia keluar dari rumah, sekelompok orang pasti sudah menunggunya di depan pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara, memakinya, serta menuntutnya untuk memberikan pertanggungjawaban kepada keluar
Setelah mendengar ucapan Ardika, baik Willis maupun staf itu langsung tercengang.'Tuan Wali Kota secara khusus menyebut nama Julia, sepertinya kesannya pada wanita itu sangat dalam.''Apa mungkin Tuan Wali Kota tertarik pada wanita itu?'Willis yang sudah ahli dalam membaca situasi dan mulai bersemangat, segera memberikan isyarat mata kepada staf tersebut.Staf itu bertanya dengan hati-hati, "Ya, dia juga datang. Apa Tuan Wali Kota ingin bertemu dengannya secara pribadi? Apa perlu kami melakukan pengaturan?""Kalau begitu, bawa para perwakilan itu ke ruangan tamu, nanti aku akan pergi menemui mereka."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Adapun mengenai Julia dari Stasiun TV Kota Banyuli itu, biarkan dia menunggu terlebih dahulu. Nanti baru kita bicarakan lagi."..."Maksud Tuan Wali Kota nanti dia akan temui aku secara pribadi?"Setelah Willis menyampaikan hal tersebut secara pribadi kepada Julia, samar-samar ekspresi menggoda mulai kelihatan di wajah wanita itu.Sangat jelas d
Dalam lubuk hatinya, Julia sangat bangga. Tentu saja dia tahu itu adalah fakta.Dia berkata, "Tapi, aku nggak ingin membiarkan Tuan Wali Kota mendapatkanku secepat itu.""Makin mudah didapatkan, orang makin nggak akan menghargainya.""Aku ingin menjadi sekretarisnya terlebih dahulu, menjalin hubungan dengannya perlahan-lahan.""Jadi, Ayah harus membantuku, ikut pergi denganku untuk menyampaikan laporan kerja sekaligus merekomendasikanku menjadi sekretarisnya."Dalam hati Julia, dia tetap memiliki impian untuk menikah dengan orang kaya raya.Walaupun dia bisa memanfaatkan tubuhnya untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek, tetapi semuanya juga bersifat sementara.Tentu saja dia akan memperjuangkan kesempatan untuk menjadi pendamping sah wali kota baru tersebut, bukan wanita simpanan pria itu di belakang layar."Ayah, kali ini Ayah harus membantuku. Kelak aku akan memberikan balasan yang setimpal untuk Ayah."Julia mengucapkan beberapa patah kata itu dengan lembut dan manja.
"Pak Amir, pujian Bapak sudah berlebihan. Bapak mengendalikan Perusahaan Investasi Mahasura, serta didukung oleh Keluarga Mahasura. Bahkan industri media juga harus tunduk pada Bapak.""Kalau dibandingkan dengan Bapak, Bapak adalah mutiara yang berharga, sedangkan aku adalah butiran debu, yang nggak layak diperbincangkan."Tentu saja Julia tidak sepolos itu, dia bertanya dengan lembut, "Pak Amir, ada instruksi apa, ya?""Ah, nggak ada instruksi apa-apa. Aku dengar-dengar kamu sedang menargetkan Ardika dan istrinya. Aku sangat tertarik."Amir mengucapkan beberapa patah kata itu sambil tersenyum.Begitu mendengar ucapan Amir, Julia langsung menghela napas lega.Dia tahu Amir mewakili Keluarga Mahasura, baik Keluarga Mahasura maupun pria itu memendam kebencian yang mendalam terhadap Ardika.Selain itu, sebelumnya juga ada hubungan yang tidak jelas antara Dixon dan Amir. Namun, Dixon malah disingkirkan oleh Ardika dan berakhir dengan dideportasi.Amir pasti bukan mencarinya untuk membantu
"Julius sudah termasuk orang lama, dia sudah bekerja di stasiun TV selama bertahun-tahun. Pengaruhnya di kota ini juga lumayan besar. Bagaimana menurut Tuan?"Hamdi meminta arahan dari Ardika dengan penuh hormat."Kepala Stasiun TV Kota Banyuli?"Tanpa mengangkat kepalanya, Ardika berkata dengan santai, "Kalau begitu, biarkan dia masuk."Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya botak berjalan mengikuti Hamdi dari belakang, memasuki ruang kerja wali kota dengan hati-hati."Tuan Wali Kota, ini adalah Pak Julius dari Stasiun TV Kota Banyuli."Hamdi memperkenalkan Julius kepada Ardika.Julius melirik Ardika sekilas, dalam hati dia berkata, 'Ternyata wali kota baru ini seperti yang dirumorkan di luar sana.''Dia benar-benar sangat muda!'"Hormat kepada Tuan Wali Kota. Tuan panggil aku Julius saja."Julius berjalan mendekat, membungkukkan badannya dan menyapa Ardika dengan penuh hormat.Ardika hanya menanggapinya dengan "hmm" singkat, lalu bertanya dengan santai, "Hamdi bilang kamu datang
"Ar ... Ardika?"Julia mencurigai apakah matanya sudah bermasalah.Apa mungkin belakangan ini dia sudah terlalu "liar" dan kelelahan, sampai-sampai berhalusinasi?Dia sama sekali tidak percaya Ardika bisa muncul di sini.Tempat ini adalah ruang kerja Tuan Wali Kota, pusat kekuatan Kota Banyuli. Boleh dibilang tempat ini adalah tempat paling terhormat di seluruh Kota Banyuli.'Mengapa Ardika si pecundang itu bisa muncul di sini?'Julia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tanpa dia sadari, dia melangkah maju dua langkah untuk mengamati dengan cermat. Namun, detik berikutnya, ekspresi terkejut langsung terpampang jelas di wajahnya.Pria yang berdiri di balik meja kerja berukuran besar itu benar-benar adalah Ardika!Julia benar-benar tercengang.Selama dua hari ini, dengan rumor tidak benar yang disebarkannya dengan menggerakkan relasinya, Ardika sudah menjadi target makian semua orang di Kota Banyuli.Menurutnya, seharusnya sekarang Ardika bersembunyi di rumah dan tidak berani keluar, atau se
Setelah mendengar kata-kata tajam dari Ardika, Julius benar-benar ketakutan setengah mati.'Dasar Julia si bodoh ini, dia nggak hanya mencelakai dirinya sendiri, juga mencelakaiku juga.''Kalau didengar dari ucapan Tuan Wali Kota, sangat jelas dia nggak puas dengan seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli.'Julius menyeka bulir-bulir keringat dingin yang bercucuran di dahinya dengan sembarang, lalu berkata dengan suara serak, "Tu ... Tuan Wali Kota .... Aku benar-benar nggak tahu penyakit apa yang tiba-tiba diidap oleh Julia ini.""Seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli sangat menghormati Tuan! Kami nggak pernah berpikiran untuk menyinggung Tuan!"Selesai berbicara, dia melirik Ardika yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tiba-tiba saja, dia mengangkat kakinya dan menendang Julia sampai wanita itu terjatuh ke lantai.Julia langsung terjatuh terduduk di lantai. Dengan rambutnya yang berantakan, dia benar-benar tampak menyedihkan.Tidak berhenti sampai di sana, Julius kembali menendan
Saat ini, akhirnya Julius sudah mengerti. Orang yang difitnah oleh Julia dengan menggerakkan semua relasi selama dua hari ini, ternyata adalah Ardika.Namun, tidak peduli seberapa keras upaya Julius untuk memohon pengampunan, hati Ardika tetap tidak tergerak.Ardika berkata dengan dingin, "Oh? Tapi, aku nggak melihatmu memecatnya, yang kulihat adalah kamu berencana untuk 'merekomendasikan' wanita yang telah kamu mainkan sampai bosan itu, bahkan sudah dimainkan oleh banyak orang pria itu padaku.""Pak Julius, sepertinya kamu sangat meremehkanku, ya?""Brak ...."Julius langsung terduduk di lantai, cahaya di matanya langsung meredup.Dia tahu tamat sudah riwayatnya.Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya Ardika tidak berencana untuk melepaskannya.Hal yang lebih penting lagi adalah, dia sama sekali tidak bisa menyangkal.Karena memang seperti itulah pemikiran awalnya.Ardika tidak melirik Julius lagi, melainkan berkata pada Hamdi dengan tenang, "Sudah saatnya jajaran Stas