Setelah mendengar kata-kata tajam dari Ardika, Julius benar-benar ketakutan setengah mati.'Dasar Julia si bodoh ini, dia nggak hanya mencelakai dirinya sendiri, juga mencelakaiku juga.''Kalau didengar dari ucapan Tuan Wali Kota, sangat jelas dia nggak puas dengan seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli.'Julius menyeka bulir-bulir keringat dingin yang bercucuran di dahinya dengan sembarang, lalu berkata dengan suara serak, "Tu ... Tuan Wali Kota .... Aku benar-benar nggak tahu penyakit apa yang tiba-tiba diidap oleh Julia ini.""Seluruh jajaran Stasiun TV Kota Banyuli sangat menghormati Tuan! Kami nggak pernah berpikiran untuk menyinggung Tuan!"Selesai berbicara, dia melirik Ardika yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tiba-tiba saja, dia mengangkat kakinya dan menendang Julia sampai wanita itu terjatuh ke lantai.Julia langsung terjatuh terduduk di lantai. Dengan rambutnya yang berantakan, dia benar-benar tampak menyedihkan.Tidak berhenti sampai di sana, Julius kembali menendan
Saat ini, akhirnya Julius sudah mengerti. Orang yang difitnah oleh Julia dengan menggerakkan semua relasi selama dua hari ini, ternyata adalah Ardika.Namun, tidak peduli seberapa keras upaya Julius untuk memohon pengampunan, hati Ardika tetap tidak tergerak.Ardika berkata dengan dingin, "Oh? Tapi, aku nggak melihatmu memecatnya, yang kulihat adalah kamu berencana untuk 'merekomendasikan' wanita yang telah kamu mainkan sampai bosan itu, bahkan sudah dimainkan oleh banyak orang pria itu padaku.""Pak Julius, sepertinya kamu sangat meremehkanku, ya?""Brak ...."Julius langsung terduduk di lantai, cahaya di matanya langsung meredup.Dia tahu tamat sudah riwayatnya.Karena Ardika sudah berbicara seperti itu, itu artinya Ardika tidak berencana untuk melepaskannya.Hal yang lebih penting lagi adalah, dia sama sekali tidak bisa menyangkal.Karena memang seperti itulah pemikiran awalnya.Ardika tidak melirik Julius lagi, melainkan berkata pada Hamdi dengan tenang, "Sudah saatnya jajaran Stas
Kata-kata yang keluar dari mulut sekelompok wartawan itu bagaikan jatuhan vonis hukuman mati saat sampai di telinga Jiko dan Julia.Dalam kurun waktu kurang dari setengah jam, kejadian mengenai Jiko menghajar Julia hingga babak belur sudah tersebar luas di dunia maya.Saat itu juga, kebenaran sudah terungkap.Ternyata Julia yang menjalin hubungan tidak jelas dengan Jiko, keduanya mencoba untuk menjebak Grup Bintang Darma dan memutarbalikkan fakta dengan memfitnah Ardika dan Elsy berselingkuh.Kedua orang itu benar-benar tidak tahu malu!Begitu kebenaran terungkap, makian-makian langsung ditujukan pada kedua orang itu.Reputasi Julia dan Jiko sudah sepenuhnya hancur, mereka sudah menjadi target makian semua orang.Keesokan harinya, Stasiun TV Kota Banyuli menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada Ardika dan Luna sekeluarga. Selain itu, mereka juga mengumumkan secara resmi bahwa Julius dan Julia sudah dipecat.Sejak saat itulah, tidak terdengar kabar lagi dari ayah dan putri ang
Luna berkata, "Asosiasi Dagang Polam berencana untuk menerimaku menjadi anggota VIP mereka, jadi mereka ingin melakukan evaluasi terhadapku ...."Kota Banyuli boleh terbilang kecil. Ke depannya, baik Grup Perfe maupun Grup Hatari pasti harus memasuki pasar ibu kota provinsi, bahkan pasar seluruh negeri.Kalau sebuah perusahaan ingin memasuki pasar ibu kota provinsi, tentu saja harus mendapatkan persetujuan dari tokoh besar, yaitu Asosiasi Dagang Polam terlebih dahulu.Kebetulan, kali ini Asosiasi Dagang Polam menghubungi Luna dan berencana untuk menerimanya menjadi anggota VIP.Luna juga tidak ingin melewatkan kesempatan ini, karena itulah kedua belah pihak sepakat untuk bertemu.Seakan-akan bisa merasakan Ardika tidak terlalu bersedia untuk pergi, Luna berkata, "Ardika, kamu harus ikut denganku. Aku sudah janjian dengan perwakilan dari Asosiasi Dagang Polam.""Memperluas relasi bagus untuk perkembangan kariermu kelak ...."Selain karena kemampuan minum Ardika bagus, Luna ingin membawa
"Cepat turun dari mobil! Cepat turun!"Melihat Luna yang berada di dalam mobil masih belum bereaksi, anak buah itu menendang pintu mobilnya lebih kuat lagi.Tak lama kemudian, sudah ada beberapa jejak kaki di pintu mobil Maserati Luna. Sementara itu, di saat anak buahnya membuat keributan, pria berkacamata hitam tersebut hanya berdiri di sana dan menyaksikan semuanya dengan dingin.Hati Luna terasa sangat sakit karena ini adalah mobil pertama yang dihadiahkan oleh Ardika untuknya.Dia melihat ke sekeliling, sudah mulai ada banyak penduduk kota yang berkerumun di sekitar lokasi.Walaupun sekelompok orang itu tampak ganas, tetapi seharusnya mereka tidak berani bertindak keterlaluan padanya di depan banyak orang seperti ini.Karena itulah, dia menurunkan kaca mobilnya dan berkata, "Kamu jangan tendang lagi! Aku akan turun dari mobil sekarang!"Anak buah yang bernama Leno Lotoka itu mendengus, lalu melangkah mundur dua langkah sambil tertawa dingin.Saat itulah, Luna baru membuka pintu mob
Luna sedikit terkejut.Dia pernah mendengar tentang Keluarga Sudibya ibu kota provinsi. Keluarga itu adalah keluarga kaya terkemuka yang satu tingkatan dengan Keluarga Mahasura.Ternyata ayah Yudin adalah petinggi Asosiasi Dagang Polam.Kebetulan sekali, dia akan diterima menjadi anggota Asosiasi Dagang Polam.Kejadian seperti ini benar-benar sama saja seperti berselisih dengan orang sendiri.Namun, orang yang sudah mengenal dekat Luna tahu bahwa Luna adalah orang yang sangat menjaga batasan. Dia tidak akan mengabaikan kejadian tadi begitu saja hanya karena ada keterikatan seperti itu dengan Yudin."Halo, Tuan Yudin. Tadi kamu sengaja menyalip mobilku, sehingga mobilku menabrak bagian belakang mobilmu, 'kan?"Tentu saja Luna menyadari apa yang ada dalam benak Yudin. Jadi, dia tidak mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu, melainkan mengajukan satu pertanyaan dengan mempertahankan sikap sopannya.Yudin mendecakkan lidahnya, menarik kembali tangannya, lalu tersenyum dan berk
"Adapun mengenai mobil 'rongsokan' ini, setelah kamu memberiku kompensasi uang, kamu sudah boleh membawanya pulang."Yudin mengucapkan beberapa patah kata itu dengan santai.'Sepertinya kata-kata yang kuucapkan tadi sia-sia saja? Sama sekali nggak ada yang masuk ke otaknya?''Jelas-jelas Yudin sendiri sudah mengakui dia sengaja menyebabkan tabrakan terjadi, tapi dia masih begitu nggak tahu malu dengan meminta kompensasi dariku?' pikir Luna.Saking kesalnya, Luna tertawa. Dia sudah kehilangan kesabaran untuk beromong kosong dengan pria itu lagi.Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kalau begitu, nggak ada yang bisa kita bicarakan lagi. Siapa yang seharusnya memberikan kompensasi, kita serahkan saja kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan!"Tepat pada saat ini, Leno, anak buah Yudin yang berdiri di samping Yudin tiba-tiba melangkah maju satu langkah dan merampas ponsel Luna.Sementara itu, para pemuda yang turun dari dua mobil mewah lainnya juga mengerumuni Luna lebih d
Kalau sampai dirinya jatuh ke tangan orang-orang gila seperti mereka, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya.Luna tidak akan sanggup menahan penindasan dan penghinaan seperti itu!"Sayang, kenapa terjadi kecelakaan padamu? Apa kamu baik-baik saja?"Tepat pada saat ini, suara seseorang yang bagaikan melodi surgawi di telinga Luna itu tiba-tiba terdengar.Begitu Luna mengangkat kepalanya dan melihat orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hatinya. Bulir-bulir air mata bahkan mulai menetes membasahi wajah cantiknya.Ardika berjalan melewati kerumunan, lalu meraih lengannya dan berkata, "Sayang, kenapa kamu menangis? Apa kamu terluka?"Tadi, setelah menerima panggilan telepon dari Luna, dia segera mengendarai mobil menuju ke Hotel Framu.Saat dia baru sampai di sekitar lokasi, dia melihat jalanan sudah macet total.Karena itulah, dia segera turun dari mobil untuk melihat apakah dia bisa membantu untuk mengatur ketertiban lalu lintas atau tidak. Namun, siapa sangka,
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter
"Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr
"Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P
"Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s
Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap
Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan
Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing
"Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke
Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan