Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1070 Jangan Menganggap Remeh Nyawa Manusia

Share

Bab 1070 Jangan Menganggap Remeh Nyawa Manusia

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-22 18:00:00
Luna sedikit terkejut.

Dia pernah mendengar tentang Keluarga Sudibya ibu kota provinsi. Keluarga itu adalah keluarga kaya terkemuka yang satu tingkatan dengan Keluarga Mahasura.

Ternyata ayah Yudin adalah petinggi Asosiasi Dagang Polam.

Kebetulan sekali, dia akan diterima menjadi anggota Asosiasi Dagang Polam.

Kejadian seperti ini benar-benar sama saja seperti berselisih dengan orang sendiri.

Namun, orang yang sudah mengenal dekat Luna tahu bahwa Luna adalah orang yang sangat menjaga batasan. Dia tidak akan mengabaikan kejadian tadi begitu saja hanya karena ada keterikatan seperti itu dengan Yudin.

"Halo, Tuan Yudin. Tadi kamu sengaja menyalip mobilku, sehingga mobilku menabrak bagian belakang mobilmu, 'kan?"

Tentu saja Luna menyadari apa yang ada dalam benak Yudin. Jadi, dia tidak mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria itu, melainkan mengajukan satu pertanyaan dengan mempertahankan sikap sopannya.

Yudin mendecakkan lidahnya, menarik kembali tangannya, lalu tersenyum dan berk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1071 Memberi Kompensasi Uang Atau Menjadi Teman Tidur

    "Adapun mengenai mobil 'rongsokan' ini, setelah kamu memberiku kompensasi uang, kamu sudah boleh membawanya pulang."Yudin mengucapkan beberapa patah kata itu dengan santai.'Sepertinya kata-kata yang kuucapkan tadi sia-sia saja? Sama sekali nggak ada yang masuk ke otaknya?''Jelas-jelas Yudin sendiri sudah mengakui dia sengaja menyebabkan tabrakan terjadi, tapi dia masih begitu nggak tahu malu dengan meminta kompensasi dariku?' pikir Luna.Saking kesalnya, Luna tertawa. Dia sudah kehilangan kesabaran untuk beromong kosong dengan pria itu lagi.Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Kalau begitu, nggak ada yang bisa kita bicarakan lagi. Siapa yang seharusnya memberikan kompensasi, kita serahkan saja kepada pihak yang berwenang untuk memutuskan!"Tepat pada saat ini, Leno, anak buah Yudin yang berdiri di samping Yudin tiba-tiba melangkah maju satu langkah dan merampas ponsel Luna.Sementara itu, para pemuda yang turun dari dua mobil mewah lainnya juga mengerumuni Luna lebih d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1072 Keluarga Sudibya

    Kalau sampai dirinya jatuh ke tangan orang-orang gila seperti mereka, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya.Luna tidak akan sanggup menahan penindasan dan penghinaan seperti itu!"Sayang, kenapa terjadi kecelakaan padamu? Apa kamu baik-baik saja?"Tepat pada saat ini, suara seseorang yang bagaikan melodi surgawi di telinga Luna itu tiba-tiba terdengar.Begitu Luna mengangkat kepalanya dan melihat orang itu, kegembiraan langsung menyelimuti hatinya. Bulir-bulir air mata bahkan mulai menetes membasahi wajah cantiknya.Ardika berjalan melewati kerumunan, lalu meraih lengannya dan berkata, "Sayang, kenapa kamu menangis? Apa kamu terluka?"Tadi, setelah menerima panggilan telepon dari Luna, dia segera mengendarai mobil menuju ke Hotel Framu.Saat dia baru sampai di sekitar lokasi, dia melihat jalanan sudah macet total.Karena itulah, dia segera turun dari mobil untuk melihat apakah dia bisa membantu untuk mengatur ketertiban lalu lintas atau tidak. Namun, siapa sangka,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1073 Kalau Begitu Kamu Lihat Saja

    Di bawah tatapan banyak orang, tepat di hadapan Ardika, berani-beraninya Yudin meminta Ardika untuk menyerahkan Luna untuk dimainkannya.Bahkan para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi pun merasa tingkat keterlaluannya sudah mencapai tingkat puncak!"Dengan mengandalkan punya uang saja, kamu pikir kamu sudah sangat hebat? Bu Luna juga punya uang, dia juga nggak arogan sepertimu!""Dasar bocah luar kota siala! Kembali saja ke tempat asalmu sana! Kota Banyuli bukanlah tempat untukmu bertindak semena-mena!""Dengar saja kata-katanya itu, apa bedanya dengan orang kaya baru? Dia benar-benar sudah bertindak semena-mena ...."Sekelompok orang yang berkerumun di sekitar lokasi tersulut api amarah, satu per satu dari mereka menegur Yudin.Namun, Yudin sama sekali tidak memedulikan teguran-teguran dari rakyat jelata seperti mereka.Dia tertawa, lalu berkata dengan santai, "Sebaiknya kalian hemat tenaga kalian. Nggak peduli apa pun yang kalian katakan, memangnya apa yang bisa kalian lakuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1074 Si Penegak Keadilan

    Yudin mengangkat kepalanya, lalu tertawa dingin dan berkata dengan ekspresi provokatif, "Oke, kalau begitu, aku tunggu!"Masih sama seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Walaupun pria itu adalah presdir Grup Bintang Darma, bukan rakyat jelata yang tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, tetapi kalau dibandingkan dengan Keluarga Sudibya, tentu saja masih jauh.Dia yakin biarpun Wali Kota Banyuli yang datang secara pribadi, selama dia menyebut identitasnya sebagai anggota Keluarga Sudibya, Wali Kota Banyuli juga pasti akan segan padanya."Ardika, sekarang aku memberimu kesempatan, kamu bisa menghubungi siapa pun, mau kamu meminta Wali Kota Banyuli datang ke sini juga nggak masalah.""Tapi, kalau nanti kamu nggak bisa menemukan orang yang berani menyentuhku, jangan salahkan aku berbicara seperti ini. Kamu nggak hanya harus memberiku kompensasi uang, kamu juga harus menyerahkan istrimu untuk menjadi teman tidurku!""Jangan salahkan aku nggak memberimu kesempata

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1075 Kamu yang Harus Bertanggung Jawab Penuh

    Para anggota kepolisian yang melakukan penyelidikan di lokasi bergerak sangat cepat. Tak lama kemudian, hasilnya sudah keluar.Melihat Sigit menginstruksikan bawahannya untuk membuat surat kecelakaan lokasi kejadian, Yudin pun tertawa.Sepertinya, Sigit bahkan sudah tidak berencana untuk bersikap adil dari luar lagi, melainkan langsung memihak padanya saja."Ardika, sudah kubilang, 'kan? Di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, nggak akan ada orang yang berani menyentuhku.""Sekarang, kamu harus menyerahkan istrimu untuk kumainkan dengan patuh!"Yudin tertawa dengan sangat senang. Sorot mata mesumnya tertuju pada tubuh Luna. Dia bahkan sudah membayangkan dia ingin dilayani oleh wanita itu dengan cara seperti apa.Dia sama sekali tidak takut Ardika menyesal atau berubah pikiran.Ardika berkata dengan nada sedingin es, "Seharusnya kamu berterima kasih karena ada begitu banyak orang di sekitar tempat ini. Kalau nggak, kamu benar-benar akan berakhir dengan sangat menyedihkan."Bagaimanapu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1076 Gigi Diganti Gigi

    "Kamu ... sebagai pejabat publik, berani-beraninya kamu memukulku! Ini namanya kamu sedang menegakkan hukum dengan kekerasan. Apa kamu mengerti? Apa kamu mau mati?!"Sambil menutupi wajahnya, Leno melangkah mundur. Dia menatap Sigit dengan tatapan tidak percaya."Satu tamparan untukmu sudah termasuk hukuman yang ringan."Sigit berkata dengan dingin dan tanpa ekspresi pada bawahannya, "Orang ini terlibat dalam pemberontakan proses penegakkan hukum, mengancam pejabat publik, serta membuat masalah secara disengaja. Tangkap dia."Para penduduk yang berkerumun di sekitar lokasi kembali bersorak dengan gembira.Tidak ada seorang pun yang menyalahkan tamparan yang dilayangkan oleh Sigit itu.Leno benar-benar sudah membuat mereka kesal setengah mati, Sigit hanya menggantikan mereka untuk melayangkan tamparan ke wajah pria sialan itu.Seekor anjing sepertinya juga berani mengancam ketua kantor polisi Kota Banyuli. Kalau tidak diberi sedikit pelajaran, di mana wibawa pihak kepolisian Kota Banyul

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1077 Pak Yobin

    Begitu tiba di Hotel Framu, Ardika dan Luna langsung disambut dengan hangat oleh para staf hotel.Sebelumnya, Ardika membuat Harrison selaku konsul Negara Enggrim berlutut meminta maaf di sini. Kejadian itu memberikan kesan yang mendalam dalam hati orang-orang tersebut."Halo, tolong bantu kami beri tahu perwakilan Asosiasi Dagang Polam, Luna, presdir Grup Perfe ingin bertemu ...."Luna berbicara dengan sopan kepada manajer yang datang menyambut kedatangan mereka secara pribadi.Kali ini, satu tim perwakilan Asosiasi Dagang Polam menginap di Hotel Framu. Mereka langsung menyewa lantai tertentu, benar-benar terlihat jelas betapa berlimpahnya aset mereka."Kalau begitu, Bu Luna diharapkan untuk menunggu sebentar."Manajer itu menganggukkan kepalanya pada Ardika dan Luna, lalu pergi melaporkan kedatangan mereka secara pribadi.Saat ini, di sebuah ruang pertemuan di lantai sembilan.Sekelompok orang Asosiasi Dagang Polam sedang berkumpul bersama, suasana sangat hening, bahkan terkesan aneh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1078 Mempertimbangkan Amir

    Amir adalah orang pertama yang bisa dipikirkan oleh Yobin.Bagaimanapun juga, orang yang mengeluarkan perintah penangkapan adalah ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli, tidak peduli seberapa Yobin meremehkan Sigit, harus dia akui bahwa sekarang bukan saatnya untuk mencari sembarang orang untuk bernegosiasi dengan pria itu.Dia memang ingin menemui Wali Kota Banyuli secara langsung.Namun, sekarang, Wali Kota Banyuli baru ganti orang, dia bahkan belum tahu siapa nama wali kota baru tersebut. Biarpun Yobin ingin pergi mencari wali kota baru itu, dia juga tidak tahu bagaimana caranya.Tak lama kemudian, Yobin menghubungi Amir."Yobin, aku kenal orang bernama Sigit ini. Dia dikenal sebagai si Penegak Keadilan di Kota Banyuli. Dia dikenal sebagai orang yang sangat keras.""Kali ini, Tuan Muda Yudin jatuh ke tangannya, masalah ini agak sulit untuk diselesaikan ...."Di ujung telepon, nada bicara kesulitan terdengar jelas dalam ucapan Amir.Sambil menyeka bulir-bulir keringat dinginnya, Yobi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1831 Sudah Merencanakan Segalanya

    Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1830 Chiko

    "Kak Ardika, sepertinya si tua bangka itu sedang menelepon memanggil bala bantuan?"Levin menangkap pergerakan Tridon yang diam-diam melakukan panggilan telepon, dia segera melaporkan hal itu pada Ardika.Ardika melambaikan tangannya, menyunggingkan seulas senyum mempermainkan dan berkata, "Nggak apa-apa, biarkan saja.""Sebelumnya hanyalah 'hidangan pembuka', pertunjukan menarik baru dimulai."Tujuan awal Ardika adalah memusnahkan anggota Tentara Bayaran Lane yang telah menyelinap masuk dan bersembunyi di Negara Nusantara.Kalau hanya untuk menghadapi sekelompok preman yang terbiasa menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, dia juga tidak perlu mengerahkan Pasukan Drakon dan Pasukan Pengawal Draco.Seolah-olah tidak mendapati Tridon sedang menelepon memanggil bala bantuan, Ardika meminta anggota Pasukan Pengawal Draco untuk melanjutkan "pembersihan" lokasi."Berlutut!""Lempar senjata kalian ke tanah dan angkat kedua lengan kalian ke atas!"Di bawah teguran tajam dan tegas para pr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1829 Masih Ada Kesempatan

    "Gawat, gawat!"Menyaksikan para pembunuh dunia preman Keluarga Dougli itu sudah mulai ketakutan dan mundur, sekitar seratus orang perwakilan cabang Keluarga Dougli, mulai merasakan tangan dan kaki mereka sedingin es.Orang sebodoh apa pun, saat ini pasti sudah mengerti.Ini adalah sebuah perangkap yang dipasang untuk mereka semua, dengan tujuan untuk melenyapkan kekuatan Keluarga Dougli secara menyeluruh.Namun, mereka malah berinisiatif masuk ke dalam perangkap ini."Aku benci!"Saat ini, ekspresi Tridon tampak ganas, seperti sudah di ambang kegilaan.Tiga raja tentara besar sudah mati.Anak buah lainnya yang dibawanya dari Galea, juga dijadikan sebagai target khusus dan sudah tewas.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang, juga sudah ketakutan setengah mati dan kehilangan daya tempur.Kalah telak, tidak berlebihan untuk menggambarkan situasinya saat ini.Musnah.Semuanya sudah musnah.Sekarang, dia sudah berubah menjadi sosok pemimpin yang tidak memiliki anak buah.P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1828 Hancur dengan Satu Tinju

    "Bam!"Dengan darah terciprat dari tubuhnya, tubuh Musa menghantam tanah dengan keras.Di lokasi benturan tubuhnya, permukaan tanah langsung membentuk sebuah lubang, pecahan-pecahan batu beterbangan dengan ganas ke seluruh arah."Ahhh!"Di bawah tatapan terkejut bukan main orang-orang di sekelilingnya, termasuk Tridon, Musa mengeluarkan suara teriakan kesakitan.Lengannya sudah hancur dan berserakan di tanah.Sementara itu, seperti sebuah batu yang dipecahkan, muncul banyak bekas retakan di tubuhnya.Retakan-retakan itu bahkan sudah menjalar ke area wajahnya, setetes demi setetes darah sudah mengalir. Tak lama kemudian, dia sudah seperti "manusia darah"."Musa!"Tridon berteriak dengan marah.Musa adalah anak buah yang paling diandalkan dan paling penting baginya, tetapi malah dipukul oleh seseorang menjadi seperti ini hanya dengan satu tinju saja.Sekujur tubuhnya terbelah.Membayangkan hukuman kejam membelah tubuh dengan lima ekor kuda zaman dahulu, penderitaan seperti itu bukanlah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1827 Coba Terima Satu Tinjuku

    Musa berkata dengan datar, "Kamu sedang mengisyaratkanku untuk nggak membunuhmu?""Baiklah, aku percaya untuk sementara waktu."Selesai berbicara, dia melangkah maju satu langkah.Tidak terlihat dia mengerahkan kekuatannya, tetapi di saat telapak kakinya menyentuh permukaan tanah, tubuhnya langsung condong ke depan, melesat ke arah Draco berdiri.Seperti anak panah yang lepas, kecepatan Musa luar biasa cepat!Dalam sekejap mata saja, dia sudah muncul di hadapan Draco dan mengayunkan lengannya.Pergerakan lengannya ini bahkan lebih cepat dibandingkan tubuhnya, bahkan terdengar seperti melesat menebus udara.Dengan menggunakan tinju tersebut sebagai mata angin, topan tak kasat mata seperti terbentuk di sekitarnya, seakan-akan sedang mengoyak udara dengan ganas!Kalau tinju ini mengenai sasaran, pasti tubuh orang tersebut akan meledak di tempat!"Eh?"Dengan sorot mata sedikit terkejut, sudut bibir Draco terangkat ke atas.Walaupun dia merasa bocah yang satu ini pandai berpura-pura, tetap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1826 Kamu Sangat Pandai Berpura-Pura

    Namun, dari awal hingga akhir, para pembunuh dunia preman itu tidak menemukan tanda-tanda apa pun.Hanya dari cara mereka menyamar dan bersembunyi ini saja, sudah bisa menunjukkan betapa terampilnya Pasukan Pengawal Draco!Saat ini, bahkan Tridon pun sedikit tercengang.Betapa terkejutnya dia ketika dia menyadari sepertinya dia telah masuk dalam perangkap yang telah disiapkan untuknya.Namun, dalam situasi saat ini, banyak bicara pun sudah tidak ada gunanya lagi.Peperangan sudah dimulai, dia sama sekali tidak sempat untuk menghentikan dan menghalangi hal ini terjadi!Anggota Pasukan Drakon tersebar di sekeliling Ardika. Pada saat melindunginya, mereka juga sudah mulai menyerang para pembunuh dunia preman itu.Sementara itu, lapisan luar pembunuh dunia preman juga menyerang tiga ratus orang anggota Pasukan Pengawal Draco pada saat bersamaan.Pembunuh dunia preman yang mendekati sepuluh ribu orang itu, berbalik dikepung, diserang dari lapisan luar dan dalam.Pembantaian yang dibayangkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1825 Jatuh dari Langit

    Tak lama kemudian, orang-orang yang turun dari tali helikopter ini sudah kian mendekati permukaan tanah.Saat jarak mereka dengan permukaan tanah masih ada sepuluh meter, satu per satu dari orang-orang ini segera melepaskan tali, langsung melompat turun.Ketika menyentuh permukaan tanah, mereka langsung berguling dengan santai, lalu berdiri di hamparan tanah kosong di sekeliling Ardika.Mereka berjumlah tiga puluh orang.Mereka mengenakan setelan taktis berwarna hitam tanpa logo apa pun, helm dan masker taktis kelas atas, hanya kacamata saja yang kelihatan, sehingga terkesan sangat misterius.Di saku-saku mereka, tergantung berbagai jenis senjata, termasuk senjata api, bahkan granat!"Kak Ardika, apa ini adalah Pasukan Drakon yang legendaris itu?!"Di belakang Ardika, Levin menatap orang-orang misterius itu dengan sorot mata agresif, ekspresi bersemangat tampak jelas di wajahnya.Pasukan Drakon!Pasukan Negara Nusantara yang ahli dalam hal menyerang sekaligus legendaris!Masing-masing

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1824 Sebelum Pertarungan Besar-Besaran Mulai

    "Ya, benar, kalian masih muda, seperti binatang muda yang baru keluar dari perlindungan orang tua.""Sekarang kalian masih belum tumbuh, bukan tandinganku.""Tapi, dengan mempertimbangkan rasa hormatku terhadap sejenis, aku akan membunuh kalian secara pribadi."Musa yang biasanya tidak banyak bicara, hari ini jarang-jarang mengucapkan kata-kata sebanyak ini.Ini menunjukkan kemunculan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas, akhirnya telah membangkitkan minatnya.Bahkan minat ini sangatlah kuat.Tridon sendiri juga terkejut bukan main. Kemudian, dia menatap Tujuh Bilah dan Serigala Ganas dengan lekat, lalu berkata dengan dingin, "Musa, kamu harus membunuh mereka!"Mendengar Musa mengatakan kedua orang itu adalah sejenisnya, Tridon sudah ketakutan.Karena hanya dia yang tahu betapa menakutkannya orang seperti Musa.Benar-benar seperti monster.Karena tidak bisa didapatkan, maka monster seperti ini hanya bisa dimusnahkan.Kalau hari ini dia membiarkan dua orang itu lolos, setelah mereka tumbuh ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1823 Aura Orang Sejenis

    Perlu diketahui, keponakan Olin ini sudah sangat terkenal di dunia preman Montawa, dengan mengandalkan kemampuan sendiri.Belasan orang anak buahnya itu juga merupakan anak buah elitenya.Kali ini, Keluarga Dougli mengumpulkan banyak orang dari dunia preman, tetapi bukan hanya dengan identitas sebagai preman saja, sudah memenuhi kualifikasi untuk berada di sini.Orang-orang yang bisa datang ke Kota Banyuli adalah orang-orang ganas dengan kekuatan luar biasa, berani bertarung dan membunuh.Namun, biarpun demikian, Serigala Ganas dan Tujuh Bilah tetap hanya menggunakan satu jurus saja, sudah bisa menyingkirkan belasan orang tersebut. Benar-benar layak disebut sebagai monster!"Nggak disangka di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, masih ada ahli bela diri seperti kalian. Antoine dan Gustav mati di tangan kalian, masih bisa diterima."Tridon menatap kedua orang itu dengan sorot mata agresif. "Bagaimana kalau kelak kalian ikut denganku saja?""Uang dan kekuasaan, wanita cantik, aku akan

DMCA.com Protection Status