Begitu tiba di Hotel Framu, Ardika dan Luna langsung disambut dengan hangat oleh para staf hotel.Sebelumnya, Ardika membuat Harrison selaku konsul Negara Enggrim berlutut meminta maaf di sini. Kejadian itu memberikan kesan yang mendalam dalam hati orang-orang tersebut."Halo, tolong bantu kami beri tahu perwakilan Asosiasi Dagang Polam, Luna, presdir Grup Perfe ingin bertemu ...."Luna berbicara dengan sopan kepada manajer yang datang menyambut kedatangan mereka secara pribadi.Kali ini, satu tim perwakilan Asosiasi Dagang Polam menginap di Hotel Framu. Mereka langsung menyewa lantai tertentu, benar-benar terlihat jelas betapa berlimpahnya aset mereka."Kalau begitu, Bu Luna diharapkan untuk menunggu sebentar."Manajer itu menganggukkan kepalanya pada Ardika dan Luna, lalu pergi melaporkan kedatangan mereka secara pribadi.Saat ini, di sebuah ruang pertemuan di lantai sembilan.Sekelompok orang Asosiasi Dagang Polam sedang berkumpul bersama, suasana sangat hening, bahkan terkesan aneh
Amir adalah orang pertama yang bisa dipikirkan oleh Yobin.Bagaimanapun juga, orang yang mengeluarkan perintah penangkapan adalah ketua kantor polisi pusat Kota Banyuli, tidak peduli seberapa Yobin meremehkan Sigit, harus dia akui bahwa sekarang bukan saatnya untuk mencari sembarang orang untuk bernegosiasi dengan pria itu.Dia memang ingin menemui Wali Kota Banyuli secara langsung.Namun, sekarang, Wali Kota Banyuli baru ganti orang, dia bahkan belum tahu siapa nama wali kota baru tersebut. Biarpun Yobin ingin pergi mencari wali kota baru itu, dia juga tidak tahu bagaimana caranya.Tak lama kemudian, Yobin menghubungi Amir."Yobin, aku kenal orang bernama Sigit ini. Dia dikenal sebagai si Penegak Keadilan di Kota Banyuli. Dia dikenal sebagai orang yang sangat keras.""Kali ini, Tuan Muda Yudin jatuh ke tangannya, masalah ini agak sulit untuk diselesaikan ...."Di ujung telepon, nada bicara kesulitan terdengar jelas dalam ucapan Amir.Sambil menyeka bulir-bulir keringat dinginnya, Yobi
Melihat Luna yang tiba-tiba menghalangi jalannya, sorot mata Yobin langsung berbinar.Kilatan mesum melintas di matanya. Dia buru-buru menekan gairah yang bergejolak dalam hatinya, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Bu Luna, ya? Bukankah aku memintamu untuk menunggu?"Luna sudah menunggu di lantai bawah cukup lama. Saat ini, melihat ekspresi tidak sabar Yobin, dia merasa sedikit tidak puas.Walaupun dia adalah pihak yang dievaluasi, tetapi semua orang memiliki derajat yang sama.Mengapa di mata Yobin, dia malah seperti sedang memohon pada pria itu?Namun, Luna tetap berkata dengan penuh tata krama, "Pak Yobin, sebelumnya kita janjian waktu makan siang, sekarang juga sudah hampir waktunya makan, bagaimana kalau ...."Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Yobin sudah menyelanya dengan tidak sabar."Sekarang aku sibuk, kamu tunggu saja!"Sekarang dia ingin segera membebaskan Yudin, bagaimana mungkin dia bisa makan siang bersama Luna dengan tenang.Selesai berbicara, dia
"Tuan Muda Yudin baik-baik saja, 'kan?"Yobin memapah Yudin keluar dari kantor polisi cabang kota selatan."Apa aku terlihat seperti orang yang baik-baik saja?"Yudin menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya. Kemudian, dia menoleh, melihat papan nama kantor polisi cabang selatan kota. Dengan sorot mata yang sangat tajam, dia berkata, "Selidiki data diri beberapa orang pengawas di dalam sana.""Aku adalah Yudin, bukan sembarang orang bisa menginjak-injak aku.""Kali ini, aku akan menunjukkan kepada orang-orang kampungan Kota Banyuli itu konsekuensi menyinggungku!"Yudin berasal dari Keluarga Sudibya. Selama ini, selalu dia yang menginjak-injak orang lain.Bahkan saat di ibu kota provinsi, hanya segelintir orang yang berani menyinggungnya.Namun, siapa sangka, di tempat kecil seperti Kota Banyuli ini, dia tidak hanya kalah di tangan menantu benalu itu, tetapi dia juga dihajar oleh beberapa orang pengawas kantor polisi cabang selatan kota.Kalau sampai hal ini tersebar ke ibu kota provin
"Selain itu, Zilwar dari Keluarga Mahasura juga mengalami hal yang sama. Dia yang memerintahkan orang untuk mematahkan kedua kaki Zilwar.""Ardika benar-benar adalah idiot. Di matanya, baik kamu adalah tuan muda dari keluarga terpandang atau nggak, nggak ada bedanya ...."Nada bicara Amir terdengar sangat serius.Tidak apakah dia benar-benar tulus memperingati Yudin, atau hanya sengaja memanas-manasi pria itu.Intinya, setelah mendengar ucapan Amir, dorongan untuk meraih kemenangan dalam hati Yudin mulai tergelitik."Memangnya Zilwar si pecundang itu layak dibandingkan denganku?"Yudin mendengus, lalu berkata dengan nada bicara tajam sekaligus dingin, "Kalau begitu, kali ini aku akan memperlihatkan kepada Ardika si sialan itu seperti apa kekuatan tuan muda keluarga terpandang yang sesungguhnya.""Menghabisinya hanya semudah menghabisi seekor semut bagiku!"Dengan mengandalkan Keluarga Sudibya, Yudin memiliki keyakinan itu.Amir masih terus mencoba untuk "membujuknya", "Tuan Muda Yudin
Setelah mendengar ucapan Shiro, Yobin benar-benar ingin melayangkan beberapa tamparan ke wajahnya sendiri.Dia benar-benar bodoh, mengapa dia tidak kepikiran bagi keluarga kaya terkemuka seperti Keluarga Sudibya, reputasi keluarga adalah yang terpenting.Terlebih lagi, Ardika juga bukan orang yang tidak memiliki latar belakang apa pun. Dia adalah anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.Keluarga Sudibya dan Keluarga Mahasura sering bersaing dalam bisnis.Terlepas dari permintaan Yudin segila apa pun, Keluarga Sudibya pasti akan membantunya.Setelah memahami hal tersebut, Yobin sudah tahu apa yang harus dilakukannya.Dia bertanya pada anak buahnya dengan santai, "Apa Luna dan suaminya masih berada di Hotel Framu?""Menurut laporan dari orang yang berada di hotel, pasangan itu masih menunggu di sana," kata anak buah Yobin.Setelah mendengar ucapan anak buahnya itu ....Yobin menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ayo kita kembali ke Hotel Framu!"Di Hotel Fram
"Kali ini, alasan asosiasi kami nggak menetapkan standar tertentu kepada Bu Luna adalah kami ingin meminta bantuan Bu Luna untuk mempromosikan asosiasi kami. Apa Bu Luna bahkan nggak bersedia untuk memberikan bantuan kecil ini pada kami ...."Nada bicara mendorong terdengar jelas dalam ucapan Yobin. Dalam hati, dia tertawa dingin.Sekarang, secara tidak langsung dia seolah sudah menganggap Luna sebagai anggota Asosiasi Dagang Polam.Namun, sesungguhnya dia hanya sedang mengelabui wanita itu.Begitu Luna jatuh dalam perangkapnya, maka foto-foto tak senonoh wanita itu akan beredar ke seluruh pelosok Kota Banyuli.Saat itu, secara otomatis dia bisa menolak Luna bergabung dengan Asosiasi Dagang Polam dengan alasan bisa merusak citra asosiasi mereka.Cara ini benar-benar cara yang licik.Dia sengaja membuat Luna jatuh ke perangkapnya dengan sukarela, lalu pada akhirnya wanita itu yang dirugikan, tetapi juga tidak bisa berkata apa-apa.Luna tidak tahu pikiran jahat yang ada dalam benak Yobin
Begitu mendengar ucapan Luna, ekspresi amarah di wajah Yobin langsung mereda, bahkan menghilang tanpa meninggalkan jejak."Oke, karena Bu Luna sudah setuju, kalau begitu kita sepakat. Mungkin hari ini pengambilan foto dan video akan dilakukan.""Kalian kembali dan beristirahatlah terlebih dahulu, nanti aku akan menghubungimu."Yobin berbicara pada Luna sambil tersenyum, dia sama sekali tidak melirik Ardika."Oke."Luna mengiakan sambil tersenyum, lalu menarik lengan Ardika seolah mengisyaratkannya untuk pergi.Seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, Ardika melirik wajah bulat Yobin sejenak. Kemudian, dia beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan hotel tersebut bersama Luna.Melihat punggung keduanya sudah menghilang di balik pintu, Yobin berkata pada wanita yang memarahi Ardika tadi dengan acuh tak acuh, "Vera, suruh orang atur lokasi pemotretan, hubungi kru pemotretan.""Oh ya, saat kamu menghubungi Luna, jangan biarkan suaminya ikut. Saat pemotretan berlangsung, kamu juga bawa sed
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d